Ksatria Muda. #6

" Ha, ha ha, kali ini kita akan kaya, tanpa harus menyakiti penduduk Cempogo, dasar Menak Koncar , Gendeng, mengirimkan Prajurit nya cuma lima belas orang kemari, "

Terdengar tertawa dari Brojo Lungguk . Tampaknya sang Begal amat senang mendengarkan ucapan dari dua orang anggotanya tersebut.

Brojo Lungguk pun segera mengadakan persiapan.

Karena waktu masih tepat tengah hari, ia memerintahkan seluruh anggotanya untuk bergerak ke ujung hutan guna mencegat iring iringan dari para Prajurit Medang Kemulan yg membawa upeti dari Cempogo.

Mereka melakukan jalan melingkar agar tidak berpapasan dengan orang lain terutamanya prajurit dari Kerajaan Medang Kemulan ini yg berjalan sangat lamban.

Dengan sepuluh orang anak buahnya , Brojo Lungguk cepat di tempat mereka tuju guna mencegat iring iringan pembawa upeti tersebut.

DI saat sore menjelang , tibalah iring iringan itu di dekat tempat dimana Brojo Lungguk dan teman -teman nya sedang menunggu.

" Itu mereka, Kakang, "

Ucap Gantra kepada Brojo Lungguk, dan sang pemimpin begal itu menganggukkan kepalanya , sambil tersenyum ia mengelus jenggotnya, seraya berkata,.

" Apakah jebakan telah kalian siapkan, ?"

" Sudah kakang,..!" jawab Wanja.

" Bagus , sekarang kalian semua berada di dalam posisi masing masing, jangan sampai lolos seorang pun, nanti akan melapor ke Kotaraja Medang Kemulan, tentu akan membuat kita sulit," jelas Brojo Lungguk.

Semua anak buah begal sakti ini segera menempati posisi nya masing -masing.

Mereka dengan berdebar debar menanti kedatangan iring iringan prajurit Medang Kemulan ini yg tengah membawa upeti dari Cempogo.

Begitu terlihat iring iringan yg keluar dari arah tikungan serta merta,..

" Wheeeshhh,.."

" Hiyyat,.."

" Aaakkhh,.."

Sebuah jebakan dalam bentuk bambu bambu runcing yg diikat dan berbentuk memajang, di sangkut pada sebuah tali dan menggantung segera melesat setelah tali pngikatnya di lepas.

Bambu bambu runcing yg sangat tajam tersebut segera berayun menyerang para prajurit Kerajaan Medang.

Beruntung Bekel Ampaian cukup waspada ia mampu menghindari serangan tersebut dengan melompat, namun sayang dua orang prajurit yg berada di belakangnya terlambat menghindar. Keduanya menjadi korban senjata tersebut.

" Cepat , lindungi seluruh barang barang bawaan, tampaknya ada yg ingin merampok kita, "

Terdengar teriakan dari Bekel Ampaian, Bekel prajurit Medang Kemulan ini telah menarik pedang nya dari sarung nya.

Sambil tangan kirinya memegang tali kekang kudanya, perlahan sang Bekel mendekati pedati yg membawa barang barang bawaan itu.

Begitu serangan pertama dari kelompok Brojo Lungguk berhasil membawa korban, dengan segera Brojo Lungguk memerintahkan anak buahnya menyerang para prajurit Medang Kemulan itu.

" Seraaang, bunuh mereka semua , jangan sampai tersisa.!" teriak Brojo Lungguk.

Di saat menjelang malam, Anggota Brojo Lungguk itu berlarian menyerang para prajurit Medang Kemulan yg di pimpin Bekel Ampaian.

Sepuluh orang anggota begal ini dengan sangat cepat segera menyerang, mereka menggunakan berbagai macam senjata, dari pedang , golok, tombak, bahkan , bola bola berduri yg dikaitkan dengan rantai baja pun ada.

Sementara itu dari pihak prajurit Medang Kemulan , umum nya bersenjatakan pedang.

" Ciaaat,.."

" Hiyyyaaat,.."

" Heaahh,.."

" Tranggg,.."

" Tringggg,.."

" Trakkk,.."

Suara pekikan dan beradu nya senjata bercampur baur menjadi satu ketika telah pecah pertempuran itu.

Awal benturan tampaknya para prajurit Medang Kemulan masih berada diatas angin terlebih mereka memenangkan jumlah, karena mereka berjumlah tiga belas orang setelah tewasnya dua orang prajurit akibat serangan yg di lakukan oleh para begal itu dengan menggunakan bambu bambu runcing.

Sedangkan Anak buah dari Brojo Lungguk ini hanya sepuluh orang saja.

Kelebihan dari tiga orang prajurit Medang Kemulan ini memang sangat berarti.

Mereka dapat mendesak para kawanan begal tersebut.

Akan tetapi ini tidak terlalu lama, karena tiba tiba saja,..

" Ha ,ha , ha ha, ha, menyerahlah kalian prajurit prajurit ,..goblok, !"

Teriakan seseorang dengan sangat keras nya sambil tertawa tawa memamerkan ilmunya yg dapat merontokkan jantung .

Dalam waktu sekejap itu para prajurit dari Medang Kemulan ini sempat terdiam, mereka serasa tidak mampu berbuat apa-apa setelah mendengar tertawa yg keras tadi.

" Cepat, bunuh mereka semua, mengapa melongo,..!"

Kembali terdengar suara yg keras dan meemrintahkan para Anggota nya untuk segera menghabisi para prajurit tersebut.

Meskipun para prajurit itu memang sudah sangat kesulitan untuk mengangkat senjatanya , akan tetapi bergitu datang serangan dari musuh mau tidak mau mereka memaksakan diri untuk melawan.

Dan akhirnya bentuk perlawanan itu berubah , saat sekarang ini para prajurit Kerajaan Medang Kemulan lah yg terdesak , bahkan sudah ada satu dua orang yg terkena senjata dsri para pencegatnya itu.

Dan melihat hasil tersebut , Hati Brojo Lungguk amat senang ia kembali tertawa terkekeh kekeh, dan membuat kesulitan tersendiri bagi prajurit itu.

Bekel Ampaian yg mengetahui kelebihan dari lawan nya ini segera bersiap , ia ingin menyerang orang yg berada di atas cabang pohon itu.

Lebih baik orang itu yg ku serang lebih dahulu, agar para prajurit ku tidak merasakan dari ilmu yg di lepaskan nya.

berkata dalam hati Bekel Ampaian.

" Hiyyyyat,.."

Setelah mengarahkan kudanya ke pohon ter sebut, maka Bekel Ampaian puj segera melesat menuju sebatang cabang yg cukup besar yg tengah di duduki oleh Brojo Lungguk.

Sambil melesat, Bekel Ampaian mengarahkan pedangnya pada dada Brojo Lungguk. Dan,..

" Trakkkk."

" Hehhh,.."

" Gila,.."

" Ha, ha ha, ha ha, "

" Hiiihh,."

" Aaakhh,.."

Pedang yg ada di tangan Bekel Ampaian itu berhasil menebas dada dari Brojo Lungguk, namun keanehan terrjadi , dada orang yg menggunakan ikat kepala warna merah ini tidak apa -apa, bahkan mata pedang Bekel Ampaian lah yg gompal hampir setengah nya , hal ini membuat Bekel Ampaian terkejut, dan ia tidak waspada, ketika sebuah serangan dengan menggunakan kaki di lepaskan oleh Brojo Lungguk menghantam perutnya.

Bekel prajurit Medang Kemulan ini langsung terlempar keras ke atas tanah tanpa ada yg mengahlangi nya.

Serasa tulsng belulang nya remuk semuanya,.Bekel Ampaian berusaha bangkit walaupun sangat sulit.

Pemimpin prajurit Kerajaan Medang Kemulan ini melihat para prajurit nya hampir tumpas semuanya, mungkin hanya tersisa lima orang saja yg masih melakukan perlawanan, itu pun nampaknya sudah tidak terlalu berarti lagi.

Yg lainnya telah bertumbangan dan sudah tidak mampu untuk bangkit lagi.

Harapan sang Bekel tampaknya sudah menipis untuk selamat , ia kemudian be gulingan mendekati kudanya.

Begitu di lihatnya nya prajurit terakahirnya pun harus meregang nyawa setelah kepala nya pecah di hantam bandul berduri milik salah seorang kawanan begal itu, Bekel Ampaian memutuskan untuk melarikan diri.

" Hufhhhh,.."

" Hhiiikkh,.."

Ia berhasil melompat ke atas punggung kudanya dan langsung memacunya dengan sangat cepat.

Brojo Lungguk yg melihat hal itu segera berteriak,.

" Jangan lari, dasar prajurit pengecut, terima ini ,heaahhh,."

" Shiiing,.."

" Jlebhh,."

" Aakkhhhz ,"

Pemimpin begal yg bernama Brojo Lungguk itu melepaskan sebuah senjata rahasia , dan melesat kencang menyasar pundak dari Bekel Ampaian.

Pisau kecil tersebut menancap di pundaknya, namun ia tetap memacu kudanya sambil berpelukan erat di leher kudanya itu.

Brojo Lungguk agak kesal melihat kejadian tersebut, karena ia tidak melihat Pemimpin prajurit tersebut terjatuh dari punggung kudanya, ia masih saja berlalu meninggalkan tempat itu.

Hehhh, paling paling ia akan kehabisan dsrah , dan akan mampus sebelum mencapai Medang Kemulan., berkata dalam hati Brojo Lungguk.

" Ayo , cepat kumpulkan semua barang barang bawaan itu, bawa semuanya ke tempat kita, " seru Brojo Lungguk.

Salah seorang anak buahnya segera bertanya,.

" Bagaimana dengan mayat mayat para prajurit ini, Kakang,.?"

" Kumpulkan dan buang saja ke dalam semak belukar itu, "

Jawaban yg keluar dari pemimpin begal yg terkenal garang dan kejam, namun kali ini ia masih menyisakan seorang yg selamat , ini membuat hstinya tidak tenang.

" Cepat kita tinggalkan tempat ini, keburu ada yg datang, cepat,.". teriak Brojo Lungguk.

Seluruh anggotanya segera bergerak dari tempat tersebut , dimana mereka tadi telah melakukan pencegatan atas para prajurit Medang Kemulan.

Semuanya mereka bawa tidak ada yg di sisakan, bahkan pakaian prajurit Medang Kemulan itu mereka lucuti kemudian mereka bawa pula.

Seekor lembu penarik Pedati itu beberapa kali di cambuk oleh Wanja agar mau berjalan dengan cepat.

Karena memang mereka semua nya membutuhkan untuk cepat sampai di sarrang nya.

Ketika hari menjelang pagi barulah , para kawanan begal yg di pimpin oleh Brojo lungguk itu tiba di kediaman nya.

" Kakang ,..bagaimana dengan lembu penarik Pedati ini,?" tanya Gantra.

" Potong saja dan jadikan santapan siang kita kali ini, " sahut Brojo Lungguk.

Ia pun segera masuk ke dalam goa nya tampaknya ia ingin beristrahat.

" Jangan ada yg coba coba mengganggu ku,..aku ingin istrahat," seru nya.

Kalau Brojo Lungguk berkata demikian maka tidak ada lagi yg berani mengganggu nya.

Mereka pun segera meninggalkan tempat itu dan kembali pada Lembu penarik Pedati tersebut.

Salah seorang segera memotong lembu penarik Pedati tersebut , dan yg lain pun segera mengulitinya.

Mereka tampaknya akan berpesta pada hari itu. Karena selain bahan pangan yg cukup bsnyak mereka dapstkan, mungkin dalam waktu berpurnama _purnama mereka tidak akan kesulitan untuk mengatasi masalah pangan di tambah lagi dengan harta, dan perhiasan yg mereka terima pun cukup banyak, sehingga hasil rampokan kali ini memang cukup memuaskan.

Sementara itu kuda yg membawa tubuh , dari Bekel Ampaian terus melaju, jauh meninggalkan tempat kejadian, kuda itu seolah tidak ada lelahnya berlari , hingga mencapai daerah padang perdu, dan ada ara -ara nya.

Barulah kuda yg membawa tubuh Bekel Ampaian itu berhenti.

Kuda itu segera merumput disana.

Tidak terlalu lama, datanglah seseorang yg sepertinya hendak berburu , ia membawa busur dan anak panah.

Akan tetapi begitu ada seekor kuda yg tengah merumput, ia pun segera mendekatinya.

Siapakah orang itu, mengapa dirinya sampai terluka., berkata dalam hati orang tersebut.

Ia terus saja mendekati kuda yg tengah asyik memakan rerumputan yg memang sangat segar yg di tempat tersebut, apalagi saat itu masih pagi.

Dengan bulir-buliir embun yg ada diatasnya , tentu menjadi makanan yg sedap bagi hewan tunggangan itu.

Dan orang tersebut pun berhasil mendekati kuda tersebut, ia memegangi tali kekang nya agar kuda tersebut tidak lari.

Ia sangat terkejut mendapati orang berada di punggung kuda tersebut terluka cukup parah pada pundaknya, terlebih senjata rahasia itu mengandung racun.

Orang tersebut meraba denyut nadi orang yg pingsan tersebut.

Hahh, masih hidup meski pun denyut nadi sangat lemah , nyaris tidak terasa, lebih baik orang ini kubawa saja ke tempat ku, kata orang itu sambil menarik tali kekang kuda tersebut.

Ia kemudian berjalan sambil menuntun kuda tersebut menuju tempat nya.

Sesampaianya di sebuah tempat , yg berada dalam sebuah hutan , orang tersebut segera menurunkan tubuh Bekel Ampaian ke atas sebuah pondokan kecil.

Dan alangkah terkejutnya orang tersebut setelah melihat siapa yg tengah ia tolong itu,.

" Bekel, Ampaian,.." serunya kaget.

Ia segera menotok beberapa bagian, agar dapat mengeluarkan racun yg tengah menjalar di sebahagian tubuh Bekel Ampaian tersebut.

Orang yg menolong Bekel Ampaian ini juga mencabut pisau kecil yg beracun tersebut dari pundak nya.

Beberapa kali ia mencoba untuk memgeluarkan racun dari bekas luka tersebut.

Ia menghisapnya berkali -kali agar racun tersebut dapat keluar semua.

Dan begitu warna cairan darah Bekel Ampaian telah menjadi merah segar , tidak berwarna hitam kecoklat -coklatan lagi, maka orang yg menolong itu segera menaburkan obat pada luka tersebut dan kemudian mengikatnya kembali dengan sebuah kain yg agak panjang.

Orang yg menolong Bekel Ampaian itu kemudian menjerang air yg ada di depan pondokan kecil itu.

Setelah air rebusan itu masak, ia angkat, dan kemudian ia menganti lagi air rebusan nya ,dan tampaknya kali ini adalah air rebusan obat obatan.

Cukup cekatan orang tersebut melakukan nya, hingga saat menjelang malam, barulah terdengar keluhan dari Bekel Ampaian.

" Aa aakh,..di ma na , a ku, I ni," ucapnya.

Bekel prajurit Medang Kemulan ini berusaha untuk bangkit namua di cegah oleh orang yg menolongnya itu.

" Berbaringlah, istrahat kanlah dirimu, agar lekas sembuh nya, " ucap orang itu.

" Sss, si aapa, kau ini,..?" tanya Bekel Ampaian.

Walaupun sudah dapat melihat namun pandangan nya masih kabur, shingga ia tidak dapat melihat dengan jelas siapakah orang yg telah menolong nya.

Akan tetapi orang tersebut tidak mmeperdulikan pertanyaan dari Bekel Ampaian itu, ia sibuk mengerjakan sesuatu , sepertinya ia tengah menanak nasi.

Ketika nasi tersebut mulai masak, uap nya membuat perut Bekel Ampaian menjadi keroncingan, ia merasakan lapar yg teramat sangat.

Setelah di entaskan dari tempat memasak, maka nasi tersebut di ambil oleh orang tersebut dengan mennggunakan sebuah daun pisang.

Ia meletakkan nya sebentar guna mendinginkan nya.

Begitu dirasa cukup dingin , ia mulai menyuapi Bekel Ampaian dengan perlahan lahan, hingga nasi tersbut habis.

Dan setelah nasi tersebut habis di makan oleh Bekel Ampaian , ia pun segera tertidur , karena rasa lelah dan katnuknya yg beradu,.

Dengan cepat Bekel prajurit Medang Kemulan itu tertidur dan mengorok.

Sementara orang yg menolonganya itu makan, ia segera menyuapi mulutnya sendiri dengan nasi yg baru selesai ia masak itu.

Hehhz , secara kebetulan kita bertemu di sini , Bekel Ampaian,..mungkin saat nya aku akan dapat mengetahui keadaan keraton Medang Kemulan dari mu, berkata dalam hati orang yg telah menolong Bekel Ampaian tersebut.

Ia masih saja asyik menyuapi mulutnya dengan makanan tersebut, hingga habis tidak bersisa.

Episodes
1 Tahta yang Terampas. #1.
2 Tahta Yang Terampas. #2
3 Tahta Yang Terampas #3.
4 Tahta Yang Terampas. #4
5 Tahta Yang Terampas #5.
6 Tahta Yang Terampas #6.
7 Tahta Yang Terampas #7.
8 Tahta Yang Terampas #8.
9 Tahta Yang Terampas #9.
10 Tahta Yang Terampas #10.
11 Ksatria Muda #1.
12 Ksatria Muda #2.
13 Ksatria Muda. #3.
14 Ksatria Muda #4.
15 Ksatria Muda. #5.
16 Ksatria Muda. #6
17 Ksatria Muda #7.
18 Ksatria Muda #8.
19 Ksatria Muda #9.
20 Ksatria Muda #10
21 Persiapan. #1
22 Persiapan. #2.
23 Persiapan #3.
24 Persiapan #4
25 Persiapan #5.
26 Persiapan #6.
27 Persiapan #7
28 Persiapan #8.
29 Persiapan #9.
30 Persiapan #10.
31 Tahta yang Goyah #1.
32 Tahta yang Goyah #2.
33 Tahta yang Goyah #3.
34 Tahta Yang Goyah. #4.
35 Tahta Yang Goyah #5.
36 Tahta Yang Goyah #6.
37 Tahta Yang Goyah #7.
38 Tahta Yang Goyah #8
39 Tahta Yang Goyah #9
40 Tahta Yang Goyah #10.
41 Pertaruhan #1.
42 Pertaruhan #2.
43 Pertaruhan #3.
44 Pertaruhan #4.
45 Pertaruhan #5.
46 Pertaruhan #6.
47 Pertaruhan #7.
48 Pertaruhan #8
49 Pertaruhan #9.
50 Pertaruhan #10.
51 Gugurnya Prabhu Watu Menak Koncar. #1.
52 Gugurnya Prabhu Watu Menak Koncar #2
53 Gugurnya Prabhu Watu Menak Koncar #3
54 Gugurnya Prabhu Watu Menak Koncar #4
55 Gugurnya Prabhu Watu Menak Koncar #5.
56 Gugurnya Prabhu Watu Menak Koncar #6.
57 Gugurnya Prabhu Watu Menak Koncar #7.
58 Gugurnya Prabhu Watu Menak Koncar #8.
59 Gugurnya Prabhu Watu Menak Koncar #9.
60 Gugurnya Prabhu Watu Menak Koncar #10.
61 Sang Prabhu #1.
62 Sang Prabhu #2.
63 Sang Prabhu #3.
64 Sang Prabhu #4.
65 Sang Prabhu #5.
66 Sang Prabhu #6
67 Sang Prabhu #7
68 Sang Prabhu #8
69 Sang Prabhu #9.
70 Sang Prabhu #10.
71 Di tahan #1
72 Di Tahan #2
73 Di Tahan #3.
74 Di Tahan #4.
75 Di Tahan #5.
76 Di Tahan #6
77 Di Tahan #7
78 Di Tahan #8.
79 Di Tahan #9
80 Di Tahan #10
81 Prahara di Chandra Bhaga.#1
82 Prahara di Chandra Bhaga #2.
83 Prahara di Chandra Bhaga #3.
84 Prahara di Chandra Bhaga #4.
85 Prahara di Chandra Bhaga #5.
86 Prahara di Chandra Bhaga #6.
87 Prahara di Chandra Bhaga #7.
88 Prahara di Chandra Bhaga #8.
89 Prahara di Chandra Bhaga #9.
90 Prahara di Chandra Bhaga #10.
91 Prahara di Chandra Bhaga #11.
92 Tumbangnya kesombongan #1.
93 Tumbangnya kesombongan #2.
Episodes

Updated 93 Episodes

1
Tahta yang Terampas. #1.
2
Tahta Yang Terampas. #2
3
Tahta Yang Terampas #3.
4
Tahta Yang Terampas. #4
5
Tahta Yang Terampas #5.
6
Tahta Yang Terampas #6.
7
Tahta Yang Terampas #7.
8
Tahta Yang Terampas #8.
9
Tahta Yang Terampas #9.
10
Tahta Yang Terampas #10.
11
Ksatria Muda #1.
12
Ksatria Muda #2.
13
Ksatria Muda. #3.
14
Ksatria Muda #4.
15
Ksatria Muda. #5.
16
Ksatria Muda. #6
17
Ksatria Muda #7.
18
Ksatria Muda #8.
19
Ksatria Muda #9.
20
Ksatria Muda #10
21
Persiapan. #1
22
Persiapan. #2.
23
Persiapan #3.
24
Persiapan #4
25
Persiapan #5.
26
Persiapan #6.
27
Persiapan #7
28
Persiapan #8.
29
Persiapan #9.
30
Persiapan #10.
31
Tahta yang Goyah #1.
32
Tahta yang Goyah #2.
33
Tahta yang Goyah #3.
34
Tahta Yang Goyah. #4.
35
Tahta Yang Goyah #5.
36
Tahta Yang Goyah #6.
37
Tahta Yang Goyah #7.
38
Tahta Yang Goyah #8
39
Tahta Yang Goyah #9
40
Tahta Yang Goyah #10.
41
Pertaruhan #1.
42
Pertaruhan #2.
43
Pertaruhan #3.
44
Pertaruhan #4.
45
Pertaruhan #5.
46
Pertaruhan #6.
47
Pertaruhan #7.
48
Pertaruhan #8
49
Pertaruhan #9.
50
Pertaruhan #10.
51
Gugurnya Prabhu Watu Menak Koncar. #1.
52
Gugurnya Prabhu Watu Menak Koncar #2
53
Gugurnya Prabhu Watu Menak Koncar #3
54
Gugurnya Prabhu Watu Menak Koncar #4
55
Gugurnya Prabhu Watu Menak Koncar #5.
56
Gugurnya Prabhu Watu Menak Koncar #6.
57
Gugurnya Prabhu Watu Menak Koncar #7.
58
Gugurnya Prabhu Watu Menak Koncar #8.
59
Gugurnya Prabhu Watu Menak Koncar #9.
60
Gugurnya Prabhu Watu Menak Koncar #10.
61
Sang Prabhu #1.
62
Sang Prabhu #2.
63
Sang Prabhu #3.
64
Sang Prabhu #4.
65
Sang Prabhu #5.
66
Sang Prabhu #6
67
Sang Prabhu #7
68
Sang Prabhu #8
69
Sang Prabhu #9.
70
Sang Prabhu #10.
71
Di tahan #1
72
Di Tahan #2
73
Di Tahan #3.
74
Di Tahan #4.
75
Di Tahan #5.
76
Di Tahan #6
77
Di Tahan #7
78
Di Tahan #8.
79
Di Tahan #9
80
Di Tahan #10
81
Prahara di Chandra Bhaga.#1
82
Prahara di Chandra Bhaga #2.
83
Prahara di Chandra Bhaga #3.
84
Prahara di Chandra Bhaga #4.
85
Prahara di Chandra Bhaga #5.
86
Prahara di Chandra Bhaga #6.
87
Prahara di Chandra Bhaga #7.
88
Prahara di Chandra Bhaga #8.
89
Prahara di Chandra Bhaga #9.
90
Prahara di Chandra Bhaga #10.
91
Prahara di Chandra Bhaga #11.
92
Tumbangnya kesombongan #1.
93
Tumbangnya kesombongan #2.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!