Tahta Yang Terampas. #4

Mengetahui bahwa Prabhu Kreshna Yuda akan meminta bantuan,..dengan perginya salah seorang prajurit dari tempat itu,..maka Jabonarang pun mengedipkan matanya kepada Japutara , adiknya itu.

" Ha, ha, ha,. di sàat kematian itu telah mendekat,..ternyata dirimu takut juga, Kreshna Yuda yg agung,.. memang sudah saat nya dirimu segera di kirim ke akherat,..heaah,.."

Sehabis ucapan nya itu maka Japutara pun melepaskan tali temali kecilnya yg berwarna merah itu ke arah Prabhu Kreshna Yuda.

Penguasa Kerajaan Medang Kemulan itu segera menghindari lemparan tali temali tersebut sambil memainkan tombaknya.

Tampaknya kali ini Prabhu Kreshna Yuda harus mengerahkan seluruh kemampuan nya.

Karena tiba -tiba saja,..

" Bletaaaaarrrr,.."

" Bletaaaaarrrr,.."

Dua buah tali itu berubah laksana naga yg memuntahkan api dari mulutnya,..salah seorang prajurit pengawal nya tewas sektika tanpa mengeluarkan suara apa pun juga.

Tubuhnya hangus menghitam seperti terpanggang petir yg menyambar.

Gila,..pikir Prabhu Kreshna Yuda,

" Hiyyaaat,.."

Tidak mau kejadian yg sama menimpanya,..Raja Medang Kemulan ini melesat sambil memutar tombaknya seperti baling baling , sangat cepat putarannya dan mengahsilkan cahaya kuning emas kemilauan.

Ketika Japutara ingin melemparkan lagi tali temalinya,..semua hancur sebelum mendekati tubuh Prabhu Kreshna Yuda yg sedang di balut cahaya kemilau tersebut.

Itulah puncak ilmu yg di miliki Raja Medang Kemulan yg di beri nama aji telapak Dewa.

Ketika serangan mendadak mengarah ke tubuh Japutara ,..maka saudaranya Jabonarang pun tidak tinggal diam, jika Raja Medang Kemulan ini berhasil membunuh saudaranya Japutara,..tentu akan sangat sulit untuk mengalahkañnya.

" Heaaahh,.."

Jabonarang pun mengambil keputusan dengan mengibaskan jubah hitam nya,.. bersamaan itu pula,..tempat tersebut menjadi sangat gelap,..Prabhu Kreshna Yuda tidak dapat melihat apa apa.

Prabhu Kreshna Yuda ,..mengamuk sejadi jadinya,..tombak naga mas miliknya di hantamkan ke arah kabut gelap itu.

" Bleghuaaarrrr,.."

Cahaya kemilau berwarna kuning keemasan menghantam gumpalan kabut gelap tersebut,..akan tetapi,..

" Ha, ha, ha, habis kan seluruh tenaga mu itu Prabhu Kreshna Yuda,.. kelak dirimu yg akan lelah sendiri,.."

Terdengar suara tertawa dari dalam gumpalan kabut hitam tersebut.

Memang berkali kali,..Prabhu Kreshna Yuda melepaskan pukulan telapak Dewa, tetapi tidak menghasilkan apa -apa.

Bahkan ketika ada serangan yg keluar dari dalam gumpalan kabut hitam itu ia tidak dapat menghindarinya.

" Bletaaaaarrrr,.."

" Aaakhh,.."

Tali kecil yg berwarna merah tersebut bagai petir di siang bolong menghantam tubuh Prabhu Kreshna Yuda dengan telak.

Ia jatuh terjungkal beberapa tombak.

" Hooeeekkhh,.."

Prabhu Kreshna Yuda muntah darah,..meski ia masih hidup, tetapi tombak Naga mas nya telah terlepas dari tangannya.

Perlahan kabut hitam itu menghilang, dan tampaklah tiga orang yg masih berdiri tegak , setelah kabut gelap itu menghilang,..

" Ha, ha,ha,.ternyata tidak sulit untuk mengalahkaan seorang yg bernama Kreshna Yuda itu,.bukan begitu Japutara,.." seru Jabonarang.

Sambil bertanya kepada saudara nya Japutara. Ketiganya mendekati tubuh Prabhu Kreshna Yuda yg telah terduduk lemah,..pandangan matanya sudah nanar berputar -putar,..ia merasa bahwa ajal nya memang sudah dekat.

Akan tetapi penguasa kerajaan Medang Kemulan ini tidak mau mati sia sia,..ia ingin ada salah seorang dari ketiga orang itu tewas pula.

Walaupun tombak Naga Mas nya telah terlepas dari genggaman nya, ia tidak putus asa.

Tangan nya bergerak ke arah pinggang nya,..ia meraih keris pusaka yg menjadi sifat kandel kekuasaan nya di Medang Kemulan.

" Ha, ha ,ha , mampus kau Kreshna Yuda,.." teriak Japutara.

Dukun sakti mengirimkan sebuah tendangan kearah sang Prabhu Kreshna Yuda.

Raja dari Kerajaan Medang Kemulan itu terjungkal dan kembali memuntahkan darah.

" Hoeekkhh,..uhuk,.huk,."

Dengan berusaha meluruskan kembali posisi tubuhnya ,. tangan Sang Prabhu Kreshna Yuda telah menggenggam erat keris pusaka nya.

" Hiyaahhh,.."

" Siit,"

" Jlebbbh,.."

" Aakhh,"

Begitu Japutara akan melakukan kembali aksinya,..Prabhu Kreshna Yuda melepaskan keris pusaka nya dan berhasil menancap tepat di jantung dari Japutara .

Dukun sakti pendukung Watu Menak koncar mengeluarkan keluhan tertahan dan roboh bersimbah darah .

Watu Menak koncar dan Jabonarang tidak menyangka kejadian yg begitu cepatnya terjadi,.. mereka berdua sempat hanya terbengong baru kemudian berteeriak,.

" Japutaraaa,.."

Keduanya kemudian menghampiri tubuh itu , lelaki paruh baya yg memakai pakaian merah merah itu telah terbujur kaku,.ia telah mati.

Jabonarang yg merasa itu tidak mungkin terjadi segera menguncang tubuhnya berkali -kali seraya berteriak,..

" Kau tidak boleh mati Japutara,"

" Kau tidak boleh mati Japutara,"

Teriakan itu berkali -kali ia ucapkan sambil menggoyangakan tubuh Japutara yg telah kaku menghitam.

Warangan di dalam keris itu telah menjalar keseluruh tubuh lelaki itu.

Karena tidak ada lagi tanda -tanda kehidupan dari saudara nya itu,.. Jabonarang bangkit dan langsung mendekati tubuh dari Sang Prabhu Kreshna Yuda.

Sebenarnya ,.. Prabhu Kreshna Yuda pun sudah tewas sesaat setelah ia melepakan keris pusaka nya itu,..sehingga Watu Menak koncar yg melihat hal tersebut langsung meningggalkannya.

Namun berbeda dengan Jabonarang,..hati nya yg terluka karena kematian adiknya Japutara segera melepaskan kekesalan nya itu pada jasad Prabhu Kreshna Yuda.

" Heaahh,.."

" Dhumbhhh,.."

Tubuh sang Prabhu menjadi hancur tercerai berai di hantam pukulan sakti dari Jabonarang.

Para prajurit pendukung Watu Menak Koncar segera berteriak teriak,..

" Prabhu Kreshna Yuda telah tewas,.."

" Prabhu Kreshna Yuda telah tewas,.."

" Kreshna Yuda telah tewas,.."

Gegap gempita teriakan itu bersahut sahutan diantara banyaknya prajurit pendukung dari Watu Menak Koncar itu.

Mereka kegirangan setelah berhasil mengalahkan lawan nya tersebut.

Adalah Wiku Birawa dan Rsi Gopala yg sampai ke tempat itu dan melihat tubuh dari sang Prabhu Kreshna Yuda telah hancur. Tersisa kepalanya saja yg masih utuh.

Kedua orang kepercayaan dari Prabhu Kreshna Yuda segera menyelamatkan kepala sang Prabhu. Bahkan keris dan tombak pusakanya pun berhasil di kumpulkan oleh kedua orang itu.

Sedsngkan Watu Menak Koncar dan para prajuritnya yg sedang di mabuk kemenangan segera merayakan nya.

Sedang pasukan dari Kerajaan Medang Kemulan mulai tercerai beraj. Patih Watu Spuh Gada berusaha menyusun kembali agar dapat bergerak mundur.

Sementara di dalam istana sendiri , Ratu Ayu Manik Wangi yg mendengar teriakan teriakan dari pasukan Watu Menak Koncar bahwa suaminya telah tewas , hatinya berduka.

Pangeran Dewangga Sena ia peluk dengan erat.

" Apakah memang benar,.. Ramanda Prabhu telah tewas ,..bunda ,..?" tanya nya.

"Entahlah ,..ibunda tidak tahu,.." jawab Ratu Ayu Manik Wangi.

Ia segera masuk ke dalam walau pun pangeran Dewangga Sena masih ingin melihat Ramandanya,.namun Ratu Ayu Manik wangi,.memaksanya masuk dan bersamaan itu pula,.. Panglima kerajaan Medang Kemulan Raden Watu Giring.

Dengan beberapa prajurit nya,. mereka masuk mengawal pangeran Dewangga Sena dan Ratu Ayu Manik wangi.

" Gusti Ratu dan Gusti Pangeran, segeralah keluar dari istana ini,..!" seru Raden Watu Giring.

Mereka membawa kedua orang yg masih berhak atas tahta singgasana Kerajaan Medang Kemulan itu keluar dari istana.

Dari sebuah jalan rahasia ,.. Panglima Raden Watu Giring membawakan kedua nya untuk meninggalkan istana nya.

Dengan cepat mereka berusaha keluar dari dalam istana.

Sedangkan Watu Menak Koncar yg masih asyik kemenangan nya itu segera membawa beberapa prajurit terpilihnya untuk memasuki Istana Medang Kemulan.

Para prajurit itu di pimpin oleh salah seorang panglima perang nya yg bernama Lokantara.

Sedangkan sebahagaian besar prajurit Watu Menak Koncar berkumpul di alun -alun, dan masih banyak juga diantara mereka yg bergerak untuk menumpas perlawanan para prajurit Medang Kemulan yg bantu oleh para penduduk kota Kerajaan Medang Kemulan itu.

Dan tidak terlalu lama,.. perlawanan dari para prajurit Medang Kemulan itu pun padam, sebahagian besar menyerah dan yg lainnya melarikan diri.

Watu Menak Koncar sendiri setelah berhasil memasuki istana ,.segera memeriksa nya.

Istana itu terlihat kosong, hanya beberapa pelayan dalam saja yg ada di situ.

Mereka berkumpul di suatu tempat. Watu Menak Koncar segera menanyai mereka.

" Dimana Ratu mu berada ,..?" tanya Watu Menak Koncar dengan keras.

Seluruh pelayan dalam terdiam , tidak ada yg mengeluarkan suara.

" Apakah kalian harus di paksa agar mau bicara,.." seru Watu Menak Koncar lagi.

Pelayan dalam istana itu masih diam saja. Kemudian Watu Menak Koncar memrintahkan Panglimanya Lokantara untuk memaksa salah satu pelayan dalam itu agar mau bicara.

Lokantara menarik salah seorang pelayan dalam itu untuk bangkit berdiri, ia segera bertanya..

" Dimana Ratu mu berada ,..?" tanya Lokantara keras .

Sambil ketakutan , pelayan dalam istana kerajàan Medang Kemulan itu menjawab,..

" Ha.. ha...Ham ba tidak tahu , Raden,.." jawabnya.

Amarah dari Lokantara pun memuncak ia segera menampar orang itu,..

" Plaakkk,.."

Pelayan dalam istana kerajàan Medang Kemulan itu jatuh terpelanting akibat hantaman tangan Lokantara.

Ia sampai pingsan.

Kembali panglima dari Watu Menak Koncar ini menarik seorang lagi untuk di mintai keterangan nya,..dan kali ini ia adalah seorang perempuan.

" Hehhh, dimana Gusti Ratu dan Gusti Pangeran mu Itu berada,..,?" tanya Lokantara.

" Hamba tidak tahu ,..raden,..sungguh ,..!" jawab pelayan dalam istana yg perempuan itu.

Lokantara membelalakkan matanya,..ia ingin menggertak perempuan agar mau memberi tahukan dimana tuannya,

Tetapii,..ia akhirnya maklum bahwa mereka tidak mengetahui keadaan dimana sebenarnya tuan nya itu berada.

" Lokantara ,..cari sampai dapat , Ratu Manik Wangi dan Pangeran Dewangga Sena,..hidup atau mati,.." seru Watu Menak Koncar.

Perintah dari pemimpin pasukan itu segera di laksanakan oleh Lokantara.

Dengan membawa banyak prajurit , Lokantara bergerak untuk mencari dimana keberadaan Ratu Ayu Manik Wangi dan Pangeran Dewangga Sena.

Dalam pada itu ,..Pangeran Dewangga Sena dan ibundanya Ratu Ayu Manik Wangi telah berhasil keluar dari Istana Medang Kemulan.

Dengan di kawal oleh panglima Raden Watu Giring.

Pelarian mereka telah sampai di sebuah hutan yg cukup lebat. Setelah melewati sebuah ara -ara yg cukup luas di luar gerbang istana kerajàan Medang Kemulan itu.

" Kakang panglima,..apakah kita akan menginap disini,..?" tanya salah seorang prajurit kepada Panglima Raden Watu Giring.

Untuk sementara sang panglima harus memutar otaknya, agar dapat menyelamatkan dua orang penting istana Medang Kemulan itu.

Panglima Raden Watu Giring mengatakan kepada para prajurit nya untuk lebih baik melewati hutan itu, secesptnya mereka sampai di Pakuwan Pamintihan , agar keduanya dapat di selamatkan.

" Sebaiknya kita melewati hutan ini,.. karena Pamintihan masih sangat jauh dari sini,.." seru Raden Watu Giring.

Maka para prajurit segera bergerak untuk meninggalkan tempat itu. Saat malam tiba ,..mereka telah berada jauh di dalam hutan itu.

Sedangkan tidak jauh di belakang mereka , Lokantara mengejar di belakang mereka.

" Apakah kalian menemukan jejak jejak mereka,..?" tanya Lokantara.

Beberapa prajurit segera menyebar guna mencari bekas bekas yg di tinggalkan oleh keluarga istana Medang Kemulan tersebut.

Setelah cukup lama barulah salah seorang prajurit memberikan isyarat kepada Lokantara bahwa ia telah menemukan bekas jejak jejak kaki .

Lokantara segera mendekati tempat itu, dan benar saja , Lokantara melihat arah jejak jejak kaki tersebut menuju ke dalam hutan.

Hahhh,..tampaknya mereka akan ke Pamintihan, berkata dslam hati Panglima dari pasukan prajurit Watu Menak Koncar itu.

" Cepat ,..susul mereka,.jangan sampai mereka lolos,..tampaknya tujuan mereka ke Pakuwan Pamintihan,.." seru Lokantara.

Para prajurit kemudian berlompatan ke atas kudanya guna bergerak mengejar mereka.

Malam yg semakin gelap ternyata menyulitkan pelarian pangeran Dewangga Sena dan ibundanya itu.

Sehingga jarak antara keduanya semakin mendekat, ini di ketahui oleh panglima Raden Watu Giring.

" Cepat,..tampaknya ada yg telah menyusul kita,.." seru nya.

Sehingga para prajurit pengawal dan Ratu Ayu Manik Wangi dan Pangeran Dewangga Sena mempercepat langkahnya,..mereka berusaha untuk dapat keluar hutan itu.

Namun derap langkah kaki kaki kuda itu semakin terasa dekat.

" Apa tidak sebaiknya kita bersembunyi teelebih dahulu,..kakang panglima,..?" tanya prajurit nya.

Panglima Raden Watu Giring segera menyetujui nya,..ia pun memerintshkan seluruh pasukan nya yg berjumlah tidak lebih dari dua puluh orang saja.

Mereka segera bersembunyi setelah suara langkah kaki kaki kuda itu semakin mendekat.

Ketika rombongan panglima Lokantara melintasi hutan itu, tidak menemukan mereka yg telah bersembunyi tersebut.

Jauh sudah kedengaran langkah kaki kaki kuda itu meninggalkan hutan yg lebat itu. Selain malam,..keadaan tempat itu memang masih sangat sulit untuk di temukan ,.. banyaknya jurang yg curam,..bahkan anak -anak sungai pun cukup banyak.

Panglima Lokantara begitu berhasil keluar dari hutan tersebut,..segera memrintahkan para prajurit nya untuk kembali memriksa tempat tersebut.

" Cepat cari jejak jejak kaki mereka,.. karena kemungkinan nya mereka belum keluar dari hutan ini,.." seru Lokantara.

Memang panglima dari pasukan Watu Menak Koncar ini amat cerdik, sehingga kemampuan nya banyak mendukung perjuangan dari Watu Menak Koncar guna menggulingkan kekuasaan dari sang Prabhu Kreshna Yuda.

Berkat perhitungan nyalah,.. akhirnya pasukan Watu Menak Koncar ini berhasil mengalahkan para prajurit Kerajaan Medang Kemulan.

Setelah ia menyebar para prajurit nya, kemudian dapat di simpulkan bahwa pelarian dari Kerajaan Medang Kemulan itu belum berhasil keluar dari hutan itu.

" Cepat kita kembali,.periksa seluruh hutan ini jangan sampai mereka lolos,.." teriak Lokantara.

Kembali pasukan Watu Menak Koncar ini kembali memasuki hutan lebat , sambil mereka meneliti dengan lebih cermat lagi,..dimana jejak terakhir dari pelarian dari Kerajaan Medang Kemulan tersebut.

Hingga sampailah pasukan Watu Menak Koncar ini di titik terakhir dimana Panglima Raden Watu Giring berada.

Terpopuler

Comments

Sudiwan Iwan

Sudiwan Iwan

thor harusnya tahun dan tanggalnya di tulis thos

2023-10-14

0

Ahmad Thian

Ahmad Thian

lanjutkan..............

2023-03-11

3

lihat semua
Episodes
1 Tahta yang Terampas. #1.
2 Tahta Yang Terampas. #2
3 Tahta Yang Terampas #3.
4 Tahta Yang Terampas. #4
5 Tahta Yang Terampas #5.
6 Tahta Yang Terampas #6.
7 Tahta Yang Terampas #7.
8 Tahta Yang Terampas #8.
9 Tahta Yang Terampas #9.
10 Tahta Yang Terampas #10.
11 Ksatria Muda #1.
12 Ksatria Muda #2.
13 Ksatria Muda. #3.
14 Ksatria Muda #4.
15 Ksatria Muda. #5.
16 Ksatria Muda. #6
17 Ksatria Muda #7.
18 Ksatria Muda #8.
19 Ksatria Muda #9.
20 Ksatria Muda #10
21 Persiapan. #1
22 Persiapan. #2.
23 Persiapan #3.
24 Persiapan #4
25 Persiapan #5.
26 Persiapan #6.
27 Persiapan #7
28 Persiapan #8.
29 Persiapan #9.
30 Persiapan #10.
31 Tahta yang Goyah #1.
32 Tahta yang Goyah #2.
33 Tahta yang Goyah #3.
34 Tahta Yang Goyah. #4.
35 Tahta Yang Goyah #5.
36 Tahta Yang Goyah #6.
37 Tahta Yang Goyah #7.
38 Tahta Yang Goyah #8
39 Tahta Yang Goyah #9
40 Tahta Yang Goyah #10.
41 Pertaruhan #1.
42 Pertaruhan #2.
43 Pertaruhan #3.
44 Pertaruhan #4.
45 Pertaruhan #5.
46 Pertaruhan #6.
47 Pertaruhan #7.
48 Pertaruhan #8
49 Pertaruhan #9.
50 Pertaruhan #10.
51 Gugurnya Prabhu Watu Menak Koncar. #1.
52 Gugurnya Prabhu Watu Menak Koncar #2
53 Gugurnya Prabhu Watu Menak Koncar #3
54 Gugurnya Prabhu Watu Menak Koncar #4
55 Gugurnya Prabhu Watu Menak Koncar #5.
56 Gugurnya Prabhu Watu Menak Koncar #6.
57 Gugurnya Prabhu Watu Menak Koncar #7.
58 Gugurnya Prabhu Watu Menak Koncar #8.
59 Gugurnya Prabhu Watu Menak Koncar #9.
60 Gugurnya Prabhu Watu Menak Koncar #10.
61 Sang Prabhu #1.
62 Sang Prabhu #2.
63 Sang Prabhu #3.
64 Sang Prabhu #4.
65 Sang Prabhu #5.
66 Sang Prabhu #6
67 Sang Prabhu #7
68 Sang Prabhu #8
69 Sang Prabhu #9.
70 Sang Prabhu #10.
71 Di tahan #1
72 Di Tahan #2
73 Di Tahan #3.
74 Di Tahan #4.
75 Di Tahan #5.
76 Di Tahan #6
77 Di Tahan #7
78 Di Tahan #8.
79 Di Tahan #9
80 Di Tahan #10
81 Prahara di Chandra Bhaga.#1
82 Prahara di Chandra Bhaga #2.
83 Prahara di Chandra Bhaga #3.
84 Prahara di Chandra Bhaga #4.
85 Prahara di Chandra Bhaga #5.
86 Prahara di Chandra Bhaga #6.
87 Prahara di Chandra Bhaga #7.
88 Prahara di Chandra Bhaga #8.
89 Prahara di Chandra Bhaga #9.
90 Prahara di Chandra Bhaga #10.
91 Prahara di Chandra Bhaga #11.
92 Tumbangnya kesombongan #1.
93 Tumbangnya kesombongan #2.
Episodes

Updated 93 Episodes

1
Tahta yang Terampas. #1.
2
Tahta Yang Terampas. #2
3
Tahta Yang Terampas #3.
4
Tahta Yang Terampas. #4
5
Tahta Yang Terampas #5.
6
Tahta Yang Terampas #6.
7
Tahta Yang Terampas #7.
8
Tahta Yang Terampas #8.
9
Tahta Yang Terampas #9.
10
Tahta Yang Terampas #10.
11
Ksatria Muda #1.
12
Ksatria Muda #2.
13
Ksatria Muda. #3.
14
Ksatria Muda #4.
15
Ksatria Muda. #5.
16
Ksatria Muda. #6
17
Ksatria Muda #7.
18
Ksatria Muda #8.
19
Ksatria Muda #9.
20
Ksatria Muda #10
21
Persiapan. #1
22
Persiapan. #2.
23
Persiapan #3.
24
Persiapan #4
25
Persiapan #5.
26
Persiapan #6.
27
Persiapan #7
28
Persiapan #8.
29
Persiapan #9.
30
Persiapan #10.
31
Tahta yang Goyah #1.
32
Tahta yang Goyah #2.
33
Tahta yang Goyah #3.
34
Tahta Yang Goyah. #4.
35
Tahta Yang Goyah #5.
36
Tahta Yang Goyah #6.
37
Tahta Yang Goyah #7.
38
Tahta Yang Goyah #8
39
Tahta Yang Goyah #9
40
Tahta Yang Goyah #10.
41
Pertaruhan #1.
42
Pertaruhan #2.
43
Pertaruhan #3.
44
Pertaruhan #4.
45
Pertaruhan #5.
46
Pertaruhan #6.
47
Pertaruhan #7.
48
Pertaruhan #8
49
Pertaruhan #9.
50
Pertaruhan #10.
51
Gugurnya Prabhu Watu Menak Koncar. #1.
52
Gugurnya Prabhu Watu Menak Koncar #2
53
Gugurnya Prabhu Watu Menak Koncar #3
54
Gugurnya Prabhu Watu Menak Koncar #4
55
Gugurnya Prabhu Watu Menak Koncar #5.
56
Gugurnya Prabhu Watu Menak Koncar #6.
57
Gugurnya Prabhu Watu Menak Koncar #7.
58
Gugurnya Prabhu Watu Menak Koncar #8.
59
Gugurnya Prabhu Watu Menak Koncar #9.
60
Gugurnya Prabhu Watu Menak Koncar #10.
61
Sang Prabhu #1.
62
Sang Prabhu #2.
63
Sang Prabhu #3.
64
Sang Prabhu #4.
65
Sang Prabhu #5.
66
Sang Prabhu #6
67
Sang Prabhu #7
68
Sang Prabhu #8
69
Sang Prabhu #9.
70
Sang Prabhu #10.
71
Di tahan #1
72
Di Tahan #2
73
Di Tahan #3.
74
Di Tahan #4.
75
Di Tahan #5.
76
Di Tahan #6
77
Di Tahan #7
78
Di Tahan #8.
79
Di Tahan #9
80
Di Tahan #10
81
Prahara di Chandra Bhaga.#1
82
Prahara di Chandra Bhaga #2.
83
Prahara di Chandra Bhaga #3.
84
Prahara di Chandra Bhaga #4.
85
Prahara di Chandra Bhaga #5.
86
Prahara di Chandra Bhaga #6.
87
Prahara di Chandra Bhaga #7.
88
Prahara di Chandra Bhaga #8.
89
Prahara di Chandra Bhaga #9.
90
Prahara di Chandra Bhaga #10.
91
Prahara di Chandra Bhaga #11.
92
Tumbangnya kesombongan #1.
93
Tumbangnya kesombongan #2.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!