Tahta Yang Terampas #9.

Dasra terus saja menjalankan kudanya , dan saat malam menjelang pagi barulah mereka tiba di Cempogo.

Disana mereka langsung di sambut oleh sang Panewu Cempogo.

" Apakah kalian baik -baik saja , bagaimana keadaan di Lohsari,..?" tanya Panewu Cempogo.

" Kamj baik Panewu,..hanya saja keadaan di Lohsari memang sungguh menegangkan ,.." jawab Dasra.

" Menegangkan ,..apa maksudmu Dasra ,..aku tidak mengerti,..?" tanya Panewu Cempogo lagi.

Ia penasaran dengan ucapan bawahan nya itu. Apa maksud nya menegangkan pikirnya.

Dasra pun menceritakan apa yg telah di dengarnya dan juga yg telah di lihatnya.

Tidak ada yg tercecer dalam penuturan nya itu.

Termasuk pertemuan mereka dengan si Macan Putih itu.

Sang Panewu mendengarkan nya dengan baik, ia mencerna semua apa yg telah di tuturkan oleh Dasra.Setelah selesai barulah ia bertanya.

" Siapakah sesungguhnya anak itu,.." desis nya.

" Entahlah,..kami tidak tahu,..yg jelas kami telah bertemu dengan si Macan Putih itu,..saat melintas di hadapan kami berempat,..bukan begitu teman teman,.." ungkap Dasra kepada Panewu Cempogo.

Dan teman -teman nya pun mengiyakan , bahwa cerita si Macan Putih itu bukan cerita ngayawara ,.. tetapi memang telah menjadi kenyataan yg sesungguhnya.

Panewu Cempogo nampak bingung memikirkan kisah para pembantunya itu. Ada sesuatu yg harus di sembunyikan tampaknya dengan kisah itu.

" Untuk kalian semua ,.Aku harap jangan menceritakan hal ini kepada orang lain,..nanti kita akan susah sendiri,.." ucap Panewu Cempogo.

Ia mengatakan alasan nya, dengan bercerita kepada orang lain , akan dapat berkembang menjadi suatu cerita yg meluas , boleh jadi pihak istana Medang Kemulan akan segera tahu dan segera menanggapinya,..tentu mereka akan menjadi penunjuk jalannya, dan akan menyulitkan mereka semua.

" Kalian mengerti,..?" tanya Panewu Cempogo.

" Kami mengerti ,Panewu,..!" jawab mereka serempak.

" Segeralah beristrahat ,..nanti jika kalian di perlukan lagi, aku akan memanggil kalian lagi,.." ujar Panewu Cempogo.

Dan Dasra pun segera bergerak meninggalkan tempat itu.

Diikuti oleh pandangan mata Panewu Cempogo sampai hilang di tikungan.

Sementara itu di Istana Medang Kemulan sendiri,..Prabhu Watu Menak Koncar sedang marah marah,..ia sangat kesal atas apa yg telah di lakukan oleh para prajurit nya,.sehingga menyebabkan Ratu Ayu Tunggarani menghilang dan tidak dapat di bawah ke Istana Medang Kemulan.

Belum habis kekesalan nya , telah tersiar khabar bahwa di desa Lohsari ada seorang bocah kecil yg mampu menungangi seekor Macan Putih.

Dari berita mulut ke mulut bocah kecil itu adalah pangeran Dewangga Sena , Putra Prabhu Kreshna Yuda ,dan merupakan putra mahkota Kerajaan Medang Kemulan.

" Lokantara , bawa prajurit, datangi desa Lohsari ,.. cari tahu , siapa sesungguhnya anak kecil yg menghebohkan itu,.." ucap Prabhu Watu menak Koncar.

" Sendika Gusti Prabhu,..!". jawab Panglima Lokantara.

Ia pun segera keluar dari istana Medang Kemulan. Dan masuk ke dalam bangsal keprajuritan Kerajaan Medang Kemulan.

Empat puluh prajurit Kerajaan Medang Kemulan yg di bawah pimpinan panglima Lokantara bergerak menuju ke desa Lohsari.

Jarak yg agak jauh di tempuh oleh Panglima Lokantara untuk sampai ke desa Lohsari.

Setibanya di Lohsari ,.. Panglima Lokantara segera menemui Buyut Lohsari, ia langsung bertanya kepada nya.

" Buyut , dimana bocah kecil yg menghebohkan istana Medang Kemulan itu,..?" tanya Panglima Lokantara.

Ki Buyut Lohsari segera menjawab perkataan dari Panglima Lokantara, bahwa ia tidak mampu mengetahui secara pasti dimana keberadaan anak itu.

Hanya dapat menunjukkan hutan yg berada di sebelah tanah persawahan desa.

" Apakah memang benar, anak itu adalah Pangeran Dewangga Sena,..?" tanya panglima Lokantara.

" Hamba tidak tahu tuan Panglima,.. Karena tidak dapat melihat dengan jelas, siapa anak itu,.." jawab Buyut Lohsari.

Karena ia tidak dapat informasi dari Buyut Lohsari maka Panglima Lokantara segera membawa pasukan nya menuju ke hutan lebat dekat tanah persawahan.

Panglima Lokantara memerintahkan para Prajurit nya untuk menyisir hutan tersebut.

Seharian mereka mencari anak yg telah menghebohkan istana itu.

Namun mereka tidak menemukan nya. Ada rasa kesal di hati Panglima Lokantara , karena tidak juga menemukan orang yg mereka cari.

Pada malam hari mereka kembali ke desa Lohsari guna menginap.

Buyut Lohsari menjadi korban perasaan dengan adanya pasukan Kerajaan Medang Kemulan di desanya .

Ia harus menyediakan tempat dan makanan serta minuman keras seperti arak dan tuak.

Setelah mabuk, mereka meminta di sediakan para wanita yg dapat menemani mereka.

Sungguh keterlaluan pasukan Medang Kemulan itu. Buyut Lohsari sangat kesulitan untuk memenuhi permintaan mereka itu, dan ia mendaptakan kemarahan dari panglima Lokantara.

Namun sang Buyut tetap sabar melayani nya.

Sampai sepekan mereka tidak juga menemukan orang yg mereka cari itu, akhirnya ia memutuskan untuk kembali ke Istana.

Hati Buyut Lohsari menjadi senang setelah kepergian para Prajurit Medang Kemulan.

Dan kepaneon Cempogo ikut senang, karena mereka memang berharap bahwa pasukan itu tidak dapat bertemu dengan bocah kecil itu.

Berbeda dengan yang terjadi di Pakuwan Pamintihan,..Akuwu Manik rangga amat senang setelah mendengar khabar bahwa ada seorang anak kecil yg berada di desa Lohsari.

Ia memerintahkan kepada panglima Raden Watu Giring, yg telah mengabdikan diri disana. Agar datang kesana ke desa Lohsari.

Maka berangkat lah panglima Raden Watu Giring ke desa Lohsari untuk mencari tahu anak kecil itu siapa sesungguhnya dia.

Apakah memang benar dia adalah Pangeran Dewangga Sena sang putra mahkota atau ia adalah orang lain.

Jarak yg cukup jauh pun di tempuh oleh Panglima Raden Watu Giring guna mencari anak kecil itu.

Ia berangkat dengan di temani oleh dua orang Prajurit Pakuwan Pamintihan.

Begitu tiba di Lohsari ia langsung di sambut dengan baik oleh Buyut Lohsari. Berbeda dengan penyambutannya terhadap Panglima Lokantara,..Ki Buyut Lohsari tampak sangat hormat kepada Panglima kerajaan Medang Kemulan ketika masih di pimpin oleh Prabhu Kreshna Yuda.

Dan memang Ki Buyut Lohsari sangat akrab dengan panglima Raden Watu Giring ini,

" Bagaimana khabarmu panglima ,..?" tanya Buyut Lohsari.

" Baik Ki Buyut,.. tetapi untuk sekarang ini jangan panggil aku panglima , cukup sebut nama saja,.. Ki Buyut,.." sahut panglima Raden Watu Giring.

" Mengapa demikian panglima,..?" tanya Buyut Lohsari lagi.

" Yah,..saat ini diriku bukan seorang Panglima kerajaan Medang Kemulan dan yg kedua ,.. Kerajaan Medang Kemulan yg di pimpin oleh Watu Menak Koncar ini tengah memburu ku, untuk mengetahui keberadaan dari Pangeran Dewangga Sena,.." jelas Raden Watu Giring.

" Baiklah kalau begitu ,.." sahut Buyut Lohsari.

Ia tidak lagi memanggil gelar panglima pada diri Raden Watu Giring,..dan hanya menyebut nama saja.

Buyut Lohsari baru tahu bahwa orang yg terakhir bersama sang Pangeran adslah dirinya.

Ketika mereka berdua tercebur ke dalam kali secara bersama sama setelah tewasnya Ratu Ayu Manik Wangi.Namun di sayangkan mereka berdua harus terpisah ,.dirinya yg di tolong oleh sepasang suami istri di dekat kali dimana mereka berdua terjatuh,..namun Pangeran Dewangga Sena tidak ada bersama nya.

" Apakah Kali ini berasal dari kali dimana kami berdua terjatuh,..?" Raden Watu Giring.

Seolah ia baru teringat akan sesuatu, jika memang kali tersebut menyambung kemari, ke desa Lohsari ini tentu bocah itu adalah Pangeran Dewangga Sena menurutnya.

Tetapi pertanyaan itu di jawab oleh Buyut Lohsari dengan mengatakan tidak.

Kali yg ada di dalam hutan dekat Kotaraja Medang Kemulan itu tidak mengalir ke arah desa Lohsari.

Karena desa Lohsari menerima asupan air dari kali yg berhulu di kerajaan Kalinggha Pura.

Wajah Raden Watu Giring nampak tidak senang mendengar nya.

" Kemungkinan nya bocah itu bukan Pangeran Dewangga Sena ,.Ki Buyut,..?" tanya Raden Watu Giring.

" Kemungkinan nya tidak,..akan tetapi Raden Watu Giring dapat memastikan nya dengan melihat secara langsung,.. karena tentu sangat kenal dengan sang Pangeran,.." jelas Buyut Lohsari.

Walaupun harapan nya sangat tipis ,.namun Raden Watu Giring memang berharap dapat bertemu dengan anak itu siapa pun dirinya.

Dengan dibantu oleh Buyut Lohsari yg memahami seluk beluk hutan belantara yg tidak pernah di jamah oleh manusia,..maka Raden Watu Giring dengan kedua teman nya,..memeriksa hutan tersebut, sehingga mencapai tempat di sebuah jurang yg dslam dan cukup terjal, di sekelilingnya terdapat bebatuan yg sangat runcing.

Dan mereka memang tidak menemukan jejak jejak kaki dari orang yg mereka cari itu.

Akhirnya Raden Watu Giring kembali pulang ke Pamintihan dengan tangan hampa. Meski hanpir satu purnama ia berada di Desa Lohsari.

Ia pun kembali ke Pakuwan Pamintihan, tanpa membuahkan hasil.

Karena setelah sekian lama,.tidak terlihat lagi seorang bocah yg mampu menunggangi seekor macan putih.

Seolah lenyap di telan bumi, cerita anak kecil itu di tlatah Kerajaan Medang Kemulan.

Yg pada saat ini , tersiar khabar bahwa Kerajaan Medang Kemulan akan menyerang Kerajaan Kalinggha Pura.

Prabhu Watu Menak Koncar tengah menyiapkan pasukan yg besar untuk menyerang Kerajaan Kalinggha Pura yg besar itu.

Pakuwan Pamintihan yg tengah bersekutu dengan kerajaan Kalinggha Pura, amat senang mendengar nya.

Karena tentunya Pakuwan yg di pimpin oleh Akuwu Manik Rangga ini akan dapat membantu Kerajaan kalinggha Pura guna menahan serangan besar besaran dari Kerajaan Medang Kemulan itu.

Ditambah lagi,.ia tentunya tidak akan sendiiran menghadapi Prabhu Watu Menak Koncar itu.

Memang sangat disayangkan keputusan yg telah diambil oleh Prabhu Watu imenak Koncar ini.Ia terllau dimabuk kemenangan setelah berhasil mengalahkan Prabhu Kreshna Yuda dan dapat bertahta di istana Medang Kemulan.

Tetapi ketika pasukan nya yg di kirim guna menaklukan Pakuwan Pamintihan itu tidak berhasil,.hendaknya ia mengaca diirnya ketika harus berhadapan dengan Kerajaan Kalinggha Pura yg sangat beaar dan kuat itu.

Namun dasarnya manusia, nafsu serakahlah yg terkadang menjerumuskan manusia ke lobang kenistaan akibat dari perbuatan nya itu.

Walaupun sangat banyak pembesar Keraton Kerajaan Medang Kemulan memberikan nasehatnya , agar mengurungkan niatnya untuk meyerang Kerajaan Kalinggha Pura, tidak satu pun di tanggapi olrh Prabhu Watu Menak Koncar itu. Ia tidak bergeming untuk mleepaskan niatannya itu.

Di bawah kepemimpinan nya langsung , Prabhu Watu Menak Koncar ini bergerak menuju Kerajaan Kalinggha Pura , sebuah kerajaan yg di pimpin oleh seorang ratu.

Jarak yg sangat jauh memaksa Pasukan Medang Kemulan ini harus menyediakan perbekalan yg cukup guna memenuhi perbekalan mereka, antisipasi kesulitan pasukan itu bergerak.

Dan semua tingkah orang orang yg ada di kerajaan Medang Kemulan ini sungguh sangat memalukan.

Mereka layaknya sudah sangat sulit untuk di kalahkan termasuk oleh Kerajaan Kalinggha Pura yg terkenal dengan pasukan srigunting mendemnya.

Perjalanan selama empat hari di lakukan oleh pasukan sang Prabhu Watu Menak Koncar itu.

Di dalam iring iringan itu terlihat dengan jelas angkuhnya Prabhu Watu Menak Koncar yg duduk diatas seekor Gajah yg sangat besar.

Mereka melalui beberapa hutan yg sangat lebat nya. Rerimbunan daun yg menumpuk dapat menimbun seseorang hingga tidak terlihat.

Pasukan Kerajaan Medang Kemulan ini Kemudian berhenti di tepi sebuah kali yg menjadi perbatasan Kerajaan Medang Kemulan dengan Kerajaan Kalinggha Pura.

Di tempat itu,.. Prabhu Watu Menak Koncar memberikan penjelasan.dan menghentikan pasukan nya itu.

Pasukan yg besar inilah membuat Sang Prabhu Watu Menak Koncar ini memberanikan diri untuk melawan pasukan Kerajaan Kalinggha Pura.

Sementara itu di istananya,.. sang Ratu simhana, penguasa kerajaan Kalinggha Pura pun sudah tahu keberadaan dari pasukan Kerajaan Medang Kemulan yg tengah memasang kemah di perbatasan antara kedua Kerajaan tersebut.

" Panglima , dyah kandara , segera siapkan pasukan mu untuk.menjemput Prabhu Watu Menak Koncar itu, tangkap dirinya hidup atau mati,.." kata Ratu simhana kepada salah seorang Panglima yg akan menyambut Pasukan asing itu.

" Sendika dawuh ,..Gusti Ratu,..!" jawab panglima Kandara.

Ia pun membawa pasukan yg kuat guna melawan pasukan dari Kerajaan Medang Kemulan,. Pasukan yg berada di luar tanah perbatasan itu.

Dan dengan dimpin oleh Panglima Dyah kandara

Pasukan itu langsung bergerak menuju ke sebuah kali yg dijadikan sebagai pangkalan kekuatan pasukan dari Kerajaan Medang Kemulan.

Sesampainya disana kedua pasukan itu pun bertemu , segeralah , Pasukan Panglima Dyah kandara untuk menghabisi pasukan yg berasal dari Kerajaan Medang Kemulan itu.

Akan tetapi kelebihan dari pasukan,.. pasukan ini adalah dapt menyusup msduk ke dalam, seperti siluman, seraya menghantam pasukan musuh dari belakang, dan kali ini nampak di lakukannya hanya untuk ,.mengurangi kekuatan musuh.

Ketika di rasa cukup oleh panglima Dyah Kandara,..maka panglima dari Kerajaan Kalinggha Pura langsung membawa induk pasukannya berhadapan dengan pasukan dari kerajaan Medang Kemulan yg di pimpin oleh,..Prabhu Watu Menak Koncar tersebut.

Ketika telah bertemu dua pasukan besar maka pasukan dari Kalinggha Pura ,segera mengambil inisiatf untuk menyerang terlebih dahulu,,. mereka berusaha memberikan pukulan yg keras agar pasukan Prabhu Watu Menak Koncar paham dengan siapa mereka berhadapan.

.

Hehh sebaiknya kita menyerang terlebih dahulu, , pasukan mereka, sebelum mereka menyernng kita,..kata Panglima Kandara..dalam hati.

Pada benturan yg pertama Pasukan Kalinggha Pura belum berhasil mendesak Pasukan Kerajaan Medang Kemulan yg di pimpin langsung oleh Prabhu Watu Menak Koncar.

.

Namun perlahan dan pasti ,.. Pasukan yg di pimpin oleh Panglima Dyah Kandara mulai dapat mendesak pasukan Medang Kemulan ini.

Semuanya ini dilakukan guna mmebungkam kesombongan dari prajurit Kerajaan Medang Termasuk Prabhu Watu Menak Koncar sendiri

Entah Bagaimana , ketika Mentari telah mulai redup dan meninggalkan cahaya merah jingga ,..maka pasukan Kalinggha Pura berhasil mendesak hebat pasukan Kerajaan Medang Kemulan yg di pimpin oleh Prabhu Watu Menak Koncar.

Memang tidak semua kekuatan pasukan dari Kerajaan Kalinggha Pura berada di tempat itu, mereka hanya mengirmkan sebahagian saja pasukan nya untuk membungkam kesombongan dari Prabhu Watu Menak Koncar itu.Dan dengan kekuatan yg seperti itu , pasukan Kerajaan Medang Kemulan sudah menjafi keteteran dibuatnya.Itu pertanda bahwa perhitungan Prabhu Watu Menak Koncar salah. Ia mengira pasukan Kalinggha Pura sangat kecil sehingga membuatnya merasa mampu untuk mengalahkan nya, ternyata berbanding terbalik.

Kali ini pasukan dari Medang Kemulan lah yg terdesak hebat , di terpaksa mundur dari garis benturan pertama kalinya kedua pasukan itu bertemu.

Episodes
1 Tahta yang Terampas. #1.
2 Tahta Yang Terampas. #2
3 Tahta Yang Terampas #3.
4 Tahta Yang Terampas. #4
5 Tahta Yang Terampas #5.
6 Tahta Yang Terampas #6.
7 Tahta Yang Terampas #7.
8 Tahta Yang Terampas #8.
9 Tahta Yang Terampas #9.
10 Tahta Yang Terampas #10.
11 Ksatria Muda #1.
12 Ksatria Muda #2.
13 Ksatria Muda. #3.
14 Ksatria Muda #4.
15 Ksatria Muda. #5.
16 Ksatria Muda. #6
17 Ksatria Muda #7.
18 Ksatria Muda #8.
19 Ksatria Muda #9.
20 Ksatria Muda #10
21 Persiapan. #1
22 Persiapan. #2.
23 Persiapan #3.
24 Persiapan #4
25 Persiapan #5.
26 Persiapan #6.
27 Persiapan #7
28 Persiapan #8.
29 Persiapan #9.
30 Persiapan #10.
31 Tahta yang Goyah #1.
32 Tahta yang Goyah #2.
33 Tahta yang Goyah #3.
34 Tahta Yang Goyah. #4.
35 Tahta Yang Goyah #5.
36 Tahta Yang Goyah #6.
37 Tahta Yang Goyah #7.
38 Tahta Yang Goyah #8
39 Tahta Yang Goyah #9
40 Tahta Yang Goyah #10.
41 Pertaruhan #1.
42 Pertaruhan #2.
43 Pertaruhan #3.
44 Pertaruhan #4.
45 Pertaruhan #5.
46 Pertaruhan #6.
47 Pertaruhan #7.
48 Pertaruhan #8
49 Pertaruhan #9.
50 Pertaruhan #10.
51 Gugurnya Prabhu Watu Menak Koncar. #1.
52 Gugurnya Prabhu Watu Menak Koncar #2
53 Gugurnya Prabhu Watu Menak Koncar #3
54 Gugurnya Prabhu Watu Menak Koncar #4
55 Gugurnya Prabhu Watu Menak Koncar #5.
56 Gugurnya Prabhu Watu Menak Koncar #6.
57 Gugurnya Prabhu Watu Menak Koncar #7.
58 Gugurnya Prabhu Watu Menak Koncar #8.
59 Gugurnya Prabhu Watu Menak Koncar #9.
60 Gugurnya Prabhu Watu Menak Koncar #10.
61 Sang Prabhu #1.
62 Sang Prabhu #2.
63 Sang Prabhu #3.
64 Sang Prabhu #4.
65 Sang Prabhu #5.
66 Sang Prabhu #6
67 Sang Prabhu #7
68 Sang Prabhu #8
69 Sang Prabhu #9.
70 Sang Prabhu #10.
71 Di tahan #1
72 Di Tahan #2
73 Di Tahan #3.
74 Di Tahan #4.
75 Di Tahan #5.
76 Di Tahan #6
77 Di Tahan #7
78 Di Tahan #8.
79 Di Tahan #9
80 Di Tahan #10
81 Prahara di Chandra Bhaga.#1
82 Prahara di Chandra Bhaga #2.
83 Prahara di Chandra Bhaga #3.
84 Prahara di Chandra Bhaga #4.
85 Prahara di Chandra Bhaga #5.
86 Prahara di Chandra Bhaga #6.
87 Prahara di Chandra Bhaga #7.
88 Prahara di Chandra Bhaga #8.
89 Prahara di Chandra Bhaga #9.
90 Prahara di Chandra Bhaga #10.
91 Prahara di Chandra Bhaga #11.
92 Tumbangnya kesombongan #1.
93 Tumbangnya kesombongan #2.
Episodes

Updated 93 Episodes

1
Tahta yang Terampas. #1.
2
Tahta Yang Terampas. #2
3
Tahta Yang Terampas #3.
4
Tahta Yang Terampas. #4
5
Tahta Yang Terampas #5.
6
Tahta Yang Terampas #6.
7
Tahta Yang Terampas #7.
8
Tahta Yang Terampas #8.
9
Tahta Yang Terampas #9.
10
Tahta Yang Terampas #10.
11
Ksatria Muda #1.
12
Ksatria Muda #2.
13
Ksatria Muda. #3.
14
Ksatria Muda #4.
15
Ksatria Muda. #5.
16
Ksatria Muda. #6
17
Ksatria Muda #7.
18
Ksatria Muda #8.
19
Ksatria Muda #9.
20
Ksatria Muda #10
21
Persiapan. #1
22
Persiapan. #2.
23
Persiapan #3.
24
Persiapan #4
25
Persiapan #5.
26
Persiapan #6.
27
Persiapan #7
28
Persiapan #8.
29
Persiapan #9.
30
Persiapan #10.
31
Tahta yang Goyah #1.
32
Tahta yang Goyah #2.
33
Tahta yang Goyah #3.
34
Tahta Yang Goyah. #4.
35
Tahta Yang Goyah #5.
36
Tahta Yang Goyah #6.
37
Tahta Yang Goyah #7.
38
Tahta Yang Goyah #8
39
Tahta Yang Goyah #9
40
Tahta Yang Goyah #10.
41
Pertaruhan #1.
42
Pertaruhan #2.
43
Pertaruhan #3.
44
Pertaruhan #4.
45
Pertaruhan #5.
46
Pertaruhan #6.
47
Pertaruhan #7.
48
Pertaruhan #8
49
Pertaruhan #9.
50
Pertaruhan #10.
51
Gugurnya Prabhu Watu Menak Koncar. #1.
52
Gugurnya Prabhu Watu Menak Koncar #2
53
Gugurnya Prabhu Watu Menak Koncar #3
54
Gugurnya Prabhu Watu Menak Koncar #4
55
Gugurnya Prabhu Watu Menak Koncar #5.
56
Gugurnya Prabhu Watu Menak Koncar #6.
57
Gugurnya Prabhu Watu Menak Koncar #7.
58
Gugurnya Prabhu Watu Menak Koncar #8.
59
Gugurnya Prabhu Watu Menak Koncar #9.
60
Gugurnya Prabhu Watu Menak Koncar #10.
61
Sang Prabhu #1.
62
Sang Prabhu #2.
63
Sang Prabhu #3.
64
Sang Prabhu #4.
65
Sang Prabhu #5.
66
Sang Prabhu #6
67
Sang Prabhu #7
68
Sang Prabhu #8
69
Sang Prabhu #9.
70
Sang Prabhu #10.
71
Di tahan #1
72
Di Tahan #2
73
Di Tahan #3.
74
Di Tahan #4.
75
Di Tahan #5.
76
Di Tahan #6
77
Di Tahan #7
78
Di Tahan #8.
79
Di Tahan #9
80
Di Tahan #10
81
Prahara di Chandra Bhaga.#1
82
Prahara di Chandra Bhaga #2.
83
Prahara di Chandra Bhaga #3.
84
Prahara di Chandra Bhaga #4.
85
Prahara di Chandra Bhaga #5.
86
Prahara di Chandra Bhaga #6.
87
Prahara di Chandra Bhaga #7.
88
Prahara di Chandra Bhaga #8.
89
Prahara di Chandra Bhaga #9.
90
Prahara di Chandra Bhaga #10.
91
Prahara di Chandra Bhaga #11.
92
Tumbangnya kesombongan #1.
93
Tumbangnya kesombongan #2.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!