SASRA WURUK

SASRA WURUK

Tahta yang Terampas. #1.

Prabhu Kreshna Yuda merasa bahwa kali ini dirinya akan kalah. Karena seperti ada firasat yg mengatakan demikian.

Setengah berbisik ia berkata kepada permasurinya , Ratu Ayu Manik Wangi.

" Diajeng ,..apakah putra kita dapat segera di bangunkan,..?" tanya nya .

Sedang sang istri,.Ratu Ayu Manik Wangi yg belum pun terlelap tidurnya segera terjaga mendengar ucapan dari suaminya itu.

" Memang nya ada apa malam malam begini Kangmas Prabhu harus membangunkan anakmas Dewangga Sena,..?"

Ratu Ayu Manik Wangi ganti bertanya kepada suaminya itu yg tampak sangat gelisah.

Meskipun sebenarnya ia tahu bahwa keberadaan pasukan yg di pimpin oleh salah seorang dari pembesar Keraton Medang Kemulan yg berkhianat itu tengah berada di depan mata.

Pasukan yg cukup besar dengan di bantu oleh para makhluk halus memang sangat sulit untuk di bendung lagi.

Bahkan panglima tertinggi dari pasukan Kerajaan Medang Kemulan yaitu Raden Watu Giring hanya mampu membentuk pasukan penghadang di dalam lingkup kerajaan saja. Di balik benteng keraton.

Sedangkan usaha dari Patih Watu Spuh Gada untuk meminta bantuan dari Kerajaan Kalinggapura pun ternyata gagal.

Ratu Simhana, menolak untuk membantu Prabhu Kreshna Yuda mengatasi pemberontakan Watu Menak Koncar.

" Bagaimana diajeng ,. apakah dirimu dapat membangunkan Dewangga Sena,..?" tanya Prabhu Kreshna Yuda lagi.

Lamunan dari Ratu Ayu Manik Wangi segera buyar dan langsung menyahut,..

" Aku akan segera membangunkan nya ,..Kangmas Prabhu,.." jawab Ratu Manik Wangi.

Sang permaisruri pun bergegas keluar dari bilik tempat tidurnya itu menuju bilik dari putranya ,.Putra mahkota,.. Pangeran Dewangga Sena.

Buah cinta antara Prabhu Kreshna Yuda dengan dirinya Ratu Ayu Manik Wangi.

" Kreeikkk,.."

Pintu bilik itu di dorong oleh Ratu Ayu Manik Wangi,..karena bilik keduanya tidak terlalu berjauhan satu sama lain,..bahkan para prajurit jaga pun tidak harus di lewati ketika akan masuk ke dalam bilik putra mahkota ini.

Karena Kerajaan memang dalam keadaan gawat,..lampu di dalam bilik tersebut tidak di nyalakan.

Agar para prajurit pasukan musuh tidak mengetahui keberadaan mereka.

Dan satu hal lagi,.alasannya mengapa tidak menyalakan lampu,..segala jenis teluh,..sihir, santet atau apapun itu tidak dapat menyerang dengan leluasa ke dalam.

". Ngger,.. anakku Dewangga Sena,.." ucap Ratu Ayu Manik Wangi pelan.

Ia berusaha menggoyangkan tubuh dari putranya itu.

" Ahhh,.."

Terdengar ucapan bocah kecil itu sambil mengeliat, tubuhnya yg dalam posisi miring kemudian segera menelentang.

Karena malam itu memang cukup gelap , karena tidak adanya penerangan maka Ratu Ayu Manik Wangi kembali berbisik lagi kepada putranya.

" Ngger,..bangunlah,..ikut ibunda menghadap Ramanda mu,.."

Akhirnya pangeran Dewangga Sena bangkit dari pembaringan nya sambil mengucek matanya.

" Ada apa ramanda memanggilku,..Ibunda ,..?" tanyanya kepada sang ibu.

" Entahlah,..ibunda tidak tahu, ayo kita segera kesana ,.." ucap Ratu Ayu Manik Wangi.

Sambil membimbing tubuh putranya untuk turun dari tempat tidurnya.

Keduanya kemudian berjalan menuju bilik Prabhu Kreshna Yuda.

Sementara di luar istana , suasana yg tampak mencekam,.walaupun terlihat hening tanpa terdengar suara apa pun,..namun seluruh prajurit Medang Kemulan tengah berjaga jaga di balik tembok istana dengan senjata terhunus.

Adalah Panglima Watu Giring dan Patih Watu Spuh Gada yg nampak memberikan perintah kepada para prajurit kerajaan Medang Kemulan.

Sebenarnya kedua pejabat tinggi keraton Medang Kemulan itu telah membritahukan akan pengkhianatan dari Watu Menak Koncar, yg berniat untuk menjadi raja , kepada Prabhu Kreshna Yuda.

Akan tetapi sang Prabhu tidak terlalu menanggapinya sehingga Watu Menak Koncar mampu menggalang kekuatan dari dalam keraton sendiri dengan memiliki kekuatan prajurit yg lebih banyak dari keraton Medang Kemulan.

Kembali ke dalam bilik sang Prabhu.

Setelah melihat kedatangan putranya.Maka Prabhu Kreshna Yuda segera mengajak putranya itu untuk duduk di dekatnya.

" Anakmas,..Dewangga Sena,..mungkin ramanda tidak akan dapat menjaga mu lagi,.jika sesuatu yg buruk terjadi pada diri Ramanda,..Ramanda ingin berpesan kepadamu untuk menuruti semua perintah dari pamanmu Watu Giring,..jangan pernah membantahnya,.." ucap Prabhu Kreshna Yuda.

Suara dari Raja Medang Kemulan ini nyaris tidak terdengar.

Adalah Ratu Ayu Manik Wangi sangat terkejut mendengar nya, seolah olah pasukan Kerajaan Medang Kemulan pasti kalah melawan pasukan pemberontak itu.

" Kangmas Prabhu ,.mengapa berkata demikian terhadap anakmas Dewangga Sena,..?" tanya nya heran.

Permaisuri Kerajaan Medang Kemulan ini merasa ada yg lain dengan sikap suaminya itu. Tidak seperti biasanya.

" Diajeng,..saat ini kita harus berkaca pada kenyataan,..pasukan dari Menak Koncar itu sangat kuat,.bahkan ilmu teluh yg telah di kirimnya kemari tidak dapat dihalau oleh Wiku Birawa,.. beberapa orang telah tewas akibatnya,.." jelas Prabhu Kreshna Yuda.

" Akan tetapi itu belum berarti bahwa Medang Kemulan telah kalah ,.Kangmas,.." seru Ratu Ayu Manik Wangi.

Sang permaisuri masih memiliki harapan dengan kedatangan pasukan dari Pakuwan Pamintihan yg di pimpin oleh adiknya sendiri,.sang Akuwu Manik Rangga.

Tetapi memang sampai saat ini ,.pasukan itu belum pun tiba, sedangkan istana sudah terkepung selama tiga hari.

Sungguh keadaan yg sulit untuk diatasi terlebih hubungan dengan luar menjadi lebih sulit lagi.

Empat pintu gerbang, telah di jaga oleh pasukan dari Watu menak Koncar, bahkan dengan para orang orang yg mengerti seluk beluk ilmu hitam, seperti sihir,.tenung dan teluh.

Sehingga suatu keadaan yg sangat sulit bagi pihak Kerajaan Medang Kemulan untuk mendapatkan bantuan.

" Ini ,..Ramanda akan memberikan sebuah kitab pusaka milik leluhur kita,..yg telah mampu memdirikan Kerajaan Medang Kemulan ini menjadi besar,..Kamu harus dapat menjaga nya bahkan dengan taruhan nyawamu sendiri, jangan sampai jatuh ke tangan orang lain, apalagi ia adalah seorang musuh,.." terang Prabhu Kreshna Yuda.

Raja dari Kerajaan Medang Kemulan itu menyerahkan sebuah kitab yg sangat lusuh dan sudah sangat tua yg terbuat dari kulit seekor binatang.

Pangeran Dewangga Sena menerimanya , walaupun sebenar nya ia tidak atau belum mengerti dengan hal yg telah di utarakan oleh orang tua nya itu kepadanya.

Bocah kecil yg berusia sekitar sepuluh tahunan itu kemudian menyimpan nya.

" Apakah Ramanda Prabhu akan segera ikut berperang dengan Paman Watu Giring,..?" tanya pangeran Dewangga Sena.

" Benar ,..anakku,..Ramanda akan mengadakan perang terbuka mengahadapi pasukan Watu Koncar itu," sahut Prabhu Kresna Yuda.

Dan hal ini membuat hati permaisuri Ratu Ayu Manik Wangi menjadi sangat terkejut mendengarnya.

Karena selama ini ia tahu, bahwa suaminya itu enggan melakukan perang terbuka , sebab akibatnya akan sangat parah ,..mungkin seluruh prajurit nya akan tumpas habis.

Tetapi begitu mendengar hal itu telah di ucapkan oleh sang suami sama artinya, Sabda pandita ratu,..yg harus segera di laksanakan dan tidak dapat di tunda lagi.

Dan diantara keputus asaan,.terlihat keteguhan hati Prabhu Kreshna Yuda mantap untuk melakukan perang terbuka dengan pasukan yg di pimpin Watu menak Koncar itu.

Walaupun terbersit ke khawatiran dihatinya namun ia tepis , dirinya tidak dapat berdiam diri saja di istana tanpa melakukan perlawanan.

Lebih baik mati dengan melawan daripada harus bertekuk lutut di hadapan musuh ,..kata Prabhu Kreshna Yuda dalam hatinya.

Dirinya merasa bahwa di dalam darahnya masih mengalir darah Bhatara Yuda,..yg merupakan nenek moyangnya yg telah mendirikan kerajaan Medang Kemulan ini.

Sambil menatap wajah putranya , Pangeran Dewangga Sena dalam dalam,..berkatalah di dalam hati sang Prabhu,..

Andai pun diriku kalah,..aku masih memiliki dirimu Dewangga Sena ,..tentu dirimu akan mampu menjadi pengganti ku , dan akan lebih baik lagi,..ucapnya.

Karena bakat dari Pangeran putra mahkota ini jelas tergambar dari kemampuannya menyerap seluruh pendidikan yg telah ia terima dari para gurunya termasuk dalam hal ilmu kadigajayaan .

Hanya satu yg masih mengganjal di hati sang Prabhu,..apakah putranya ini dapat selamat dari peperangan kali ini.

Dan tentu ia akan menjadi sasaran dari Watu menak Koncar, bahkan mungkin menjadi orang yg paling di cari di seluruh Medang Kemulan ini.

" Anakku ,..Dewangga Sena, jika dirimu kelak dapat keluar dari dalam keraton,..mintalah perlindungan terhadap pamanmu yg ada di Pamintihan,.." ucap Ratu Ayu Manik Wangi.

Dengan harapan bahwa Watu Menak Koncar tidak akan berani menyerang Pakuwan yg di pimpin oleh adiknya itu.

" Ibunda,..Sena tidak akan pergi meninggalkan istana ini,..Sena akan bersama Ramanda dan Ibunda disini mengusir para penyerang itu,.." sahut Pangeran Dewangga Sena.

Ucapan seorang bocah kecil yg sepetinya sudah mengerti dengan keadaan yg terjadi di dalam istana nya.

" Tidak anakku,..dirimu harus selamat ,.. Karena perang kali ini tampaknya pasukan kita akan kalah ,..!" sahut Prabhu Kresna Yuda.

" Tetapi Ramanda,...!" seru Pangeran Dewangga Sena ingin membantah.

" Tidak ada tapi tapian,..dirimu harus selamat dan berjuanglah , balaskan kekalahan kita kali ini,.." jawab Prabhu Kreshna Yuda.

Pangeran Dewangga Sena tidak berani membantah lagi , ia pun terdiam sambil menatap kedua nya tuanya itu bergantian.

Dan malam yg kelam itu pun berganti pagi.

Prabhu Kreshna Yuda keluar dari biliknya dan melihat dua orang prajurit jaga tengah berdiri dengan senjata tombaknya di tangan.

" Dimana patih Watu Spuh gada,..tolong panggilkan untuk datang kemari..!"

Terdengarlah perintah dari Prabhu Kreshna Yuda kepada prajurit jaga itu.

" Sendika Gusti Prabhu,.." jawab prajurit itu.

Ia pun segera keluar istana dan mencari Patih Watu Spuh gada untuk diminta datang menghadap Prabhu Kreshna Yuda.

Terpopuler

Comments

AbhiAgam Al Kautsar

AbhiAgam Al Kautsar

kok aku baru tahu klo kang Zakaria Faiz bikin novel baru... salam perkenalan

2023-03-19

2

lihat semua
Episodes
1 Tahta yang Terampas. #1.
2 Tahta Yang Terampas. #2
3 Tahta Yang Terampas #3.
4 Tahta Yang Terampas. #4
5 Tahta Yang Terampas #5.
6 Tahta Yang Terampas #6.
7 Tahta Yang Terampas #7.
8 Tahta Yang Terampas #8.
9 Tahta Yang Terampas #9.
10 Tahta Yang Terampas #10.
11 Ksatria Muda #1.
12 Ksatria Muda #2.
13 Ksatria Muda. #3.
14 Ksatria Muda #4.
15 Ksatria Muda. #5.
16 Ksatria Muda. #6
17 Ksatria Muda #7.
18 Ksatria Muda #8.
19 Ksatria Muda #9.
20 Ksatria Muda #10
21 Persiapan. #1
22 Persiapan. #2.
23 Persiapan #3.
24 Persiapan #4
25 Persiapan #5.
26 Persiapan #6.
27 Persiapan #7
28 Persiapan #8.
29 Persiapan #9.
30 Persiapan #10.
31 Tahta yang Goyah #1.
32 Tahta yang Goyah #2.
33 Tahta yang Goyah #3.
34 Tahta Yang Goyah. #4.
35 Tahta Yang Goyah #5.
36 Tahta Yang Goyah #6.
37 Tahta Yang Goyah #7.
38 Tahta Yang Goyah #8
39 Tahta Yang Goyah #9
40 Tahta Yang Goyah #10.
41 Pertaruhan #1.
42 Pertaruhan #2.
43 Pertaruhan #3.
44 Pertaruhan #4.
45 Pertaruhan #5.
46 Pertaruhan #6.
47 Pertaruhan #7.
48 Pertaruhan #8
49 Pertaruhan #9.
50 Pertaruhan #10.
51 Gugurnya Prabhu Watu Menak Koncar. #1.
52 Gugurnya Prabhu Watu Menak Koncar #2
53 Gugurnya Prabhu Watu Menak Koncar #3
54 Gugurnya Prabhu Watu Menak Koncar #4
55 Gugurnya Prabhu Watu Menak Koncar #5.
56 Gugurnya Prabhu Watu Menak Koncar #6.
57 Gugurnya Prabhu Watu Menak Koncar #7.
58 Gugurnya Prabhu Watu Menak Koncar #8.
59 Gugurnya Prabhu Watu Menak Koncar #9.
60 Gugurnya Prabhu Watu Menak Koncar #10.
61 Sang Prabhu #1.
62 Sang Prabhu #2.
63 Sang Prabhu #3.
64 Sang Prabhu #4.
65 Sang Prabhu #5.
66 Sang Prabhu #6
67 Sang Prabhu #7
68 Sang Prabhu #8
69 Sang Prabhu #9.
70 Sang Prabhu #10.
71 Di tahan #1
72 Di Tahan #2
73 Di Tahan #3.
74 Di Tahan #4.
75 Di Tahan #5.
76 Di Tahan #6
77 Di Tahan #7
78 Di Tahan #8.
79 Di Tahan #9
80 Di Tahan #10
81 Prahara di Chandra Bhaga.#1
82 Prahara di Chandra Bhaga #2.
83 Prahara di Chandra Bhaga #3.
84 Prahara di Chandra Bhaga #4.
85 Prahara di Chandra Bhaga #5.
86 Prahara di Chandra Bhaga #6.
87 Prahara di Chandra Bhaga #7.
88 Prahara di Chandra Bhaga #8.
89 Prahara di Chandra Bhaga #9.
90 Prahara di Chandra Bhaga #10.
91 Prahara di Chandra Bhaga #11.
92 Tumbangnya kesombongan #1.
93 Tumbangnya kesombongan #2.
Episodes

Updated 93 Episodes

1
Tahta yang Terampas. #1.
2
Tahta Yang Terampas. #2
3
Tahta Yang Terampas #3.
4
Tahta Yang Terampas. #4
5
Tahta Yang Terampas #5.
6
Tahta Yang Terampas #6.
7
Tahta Yang Terampas #7.
8
Tahta Yang Terampas #8.
9
Tahta Yang Terampas #9.
10
Tahta Yang Terampas #10.
11
Ksatria Muda #1.
12
Ksatria Muda #2.
13
Ksatria Muda. #3.
14
Ksatria Muda #4.
15
Ksatria Muda. #5.
16
Ksatria Muda. #6
17
Ksatria Muda #7.
18
Ksatria Muda #8.
19
Ksatria Muda #9.
20
Ksatria Muda #10
21
Persiapan. #1
22
Persiapan. #2.
23
Persiapan #3.
24
Persiapan #4
25
Persiapan #5.
26
Persiapan #6.
27
Persiapan #7
28
Persiapan #8.
29
Persiapan #9.
30
Persiapan #10.
31
Tahta yang Goyah #1.
32
Tahta yang Goyah #2.
33
Tahta yang Goyah #3.
34
Tahta Yang Goyah. #4.
35
Tahta Yang Goyah #5.
36
Tahta Yang Goyah #6.
37
Tahta Yang Goyah #7.
38
Tahta Yang Goyah #8
39
Tahta Yang Goyah #9
40
Tahta Yang Goyah #10.
41
Pertaruhan #1.
42
Pertaruhan #2.
43
Pertaruhan #3.
44
Pertaruhan #4.
45
Pertaruhan #5.
46
Pertaruhan #6.
47
Pertaruhan #7.
48
Pertaruhan #8
49
Pertaruhan #9.
50
Pertaruhan #10.
51
Gugurnya Prabhu Watu Menak Koncar. #1.
52
Gugurnya Prabhu Watu Menak Koncar #2
53
Gugurnya Prabhu Watu Menak Koncar #3
54
Gugurnya Prabhu Watu Menak Koncar #4
55
Gugurnya Prabhu Watu Menak Koncar #5.
56
Gugurnya Prabhu Watu Menak Koncar #6.
57
Gugurnya Prabhu Watu Menak Koncar #7.
58
Gugurnya Prabhu Watu Menak Koncar #8.
59
Gugurnya Prabhu Watu Menak Koncar #9.
60
Gugurnya Prabhu Watu Menak Koncar #10.
61
Sang Prabhu #1.
62
Sang Prabhu #2.
63
Sang Prabhu #3.
64
Sang Prabhu #4.
65
Sang Prabhu #5.
66
Sang Prabhu #6
67
Sang Prabhu #7
68
Sang Prabhu #8
69
Sang Prabhu #9.
70
Sang Prabhu #10.
71
Di tahan #1
72
Di Tahan #2
73
Di Tahan #3.
74
Di Tahan #4.
75
Di Tahan #5.
76
Di Tahan #6
77
Di Tahan #7
78
Di Tahan #8.
79
Di Tahan #9
80
Di Tahan #10
81
Prahara di Chandra Bhaga.#1
82
Prahara di Chandra Bhaga #2.
83
Prahara di Chandra Bhaga #3.
84
Prahara di Chandra Bhaga #4.
85
Prahara di Chandra Bhaga #5.
86
Prahara di Chandra Bhaga #6.
87
Prahara di Chandra Bhaga #7.
88
Prahara di Chandra Bhaga #8.
89
Prahara di Chandra Bhaga #9.
90
Prahara di Chandra Bhaga #10.
91
Prahara di Chandra Bhaga #11.
92
Tumbangnya kesombongan #1.
93
Tumbangnya kesombongan #2.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!