Ksatria Muda #2.

Prajurit penghubung yg di kirmkan oleh Panglima Rakai Parumping dari Pakuwan Pamintihan segera bertemu dengan Panglima Tarub dari Pakuwan Pemanggar,..ia adalah orang kepercayaan dari Sang Akuwu Pemanggar.

" Prajurit ,..ada kabar apa yg ingin kau sampaikan,..?" tanya Panglima Tarub.

Setelah ia menerima prajurit dari Pakuwan Pamintihan.

Dan langsung saja, prajurit yg di utus oleh panglima Rakai Parumping ini menjelaskan rencana yg tengah di susun oleh Junjungan nya itu, ia menyebutkan bahwa pasukan dari Pakuwan Pamintihan berada tepat di belakang pasukan dari Medang Kemulan, jadi sangat di harapkan agar , pasukan dari Pakuwan Pemanggar dapat setidak nya menahan serangan yg akan di lakukan oleh pasukan dari Medang Kemulan ini, baru nantinya Pasukan dari Pakuwan Pamintihan menyerang mereka dari arah belakang.

" Aku setuju dengan usulan dari panglima mu itu, dan katakan kepadanya , Pemanggar akan mampu menahan serangan mereka ,..dan setidaknya mampu bertahan sampai Panglima Rakai Parumping memberikan kejutan dari belakang mereka,.." ucap Panglima Tarub.

Panglima dari Pakuwan Pemanggar ini adalah seorang yg berbadan tegap dan besar dengan otot otot yg menonjol keluar.Bersenjatakan gada seperti Patih Watu Spuh Gada dari Kerajaan Medang Kemulan di bawah kekuasaan dari Prabhu Kreshna Yuda.

Wajah dari panglima tarub di penuhi bulu bulu yg lebat, dari jambang dan kumisnya,..membuat penampilan sang panglima terkesan sangat garang.

Memang panglima Tarub memiliki kemampuan yg cukup tinggi dalam urusan peperangan , ia menjadi sangat di andalakan oleh Akuwu Pemanggar.

Setelah menyampaikan pesan dari Panglima Rakai Parumping,.. prajurit penghubung dari Pakuwan Pamintihan ini kembali lagi ke induk pasukan nya yg berada di belakang pasukan dari Kerajaan Medang Kemulan.

Setiba di induk pasukan nya, ia langsung memberikan laporan kepada Panglima Rakai Parumping, dan di sambut dengan senyuman oleh sang Panglima.

Seperti yg mereka ketahui bahwa pasukan dari Medang Kemulan ini hanya mengandalkan Panglima Lokantara saja ,tidak ada yg lain, sehingga membuat nyali prajurit dari pasukan Pakuwan Pamintihan ini lebih besar lagi untuk mampu mengalahkan mereka.

Seperti yg telah di sepakati,..akhirnya terdengar lah suara genderang perang yg di tabuh oleh para prajurit dari Kerajaan Medang Kemulan ini sebagai penanda penyerangan atas Pakuwan Pemanggar telah di mulai.

Pasukan Medang Kemulan yg sangat besar ini langsung masuk menusuk Pasukan Pakuwan Pemanggar dari tiga jurusan..dan sebagai induk pasukan nya di tetapkan lah Panglima Lokantara sebagai senopati Agungnya.

Pekik teriakan dari para prajurit Medang Kemulan sembari mengacungkan senjata nya menyerang Pasukan Pakuwan Pemanggar yg telah siap menyambut mereka.

Maka perang pun terjadi di tempat yg cukup luas itu,.pasukan dari kerajaan Medang Kemulan dalam jumlah besar segera merangsek mendesak pasukan Pakuwan Pemanggar yg di pimpin oleh Panglima Tarub.

Dari jumlah saja memang pasukan dari Pakuwan Pemanggar ini kalah jauh, terlebih dengan cerdiknya Panglima Lokantara membagi pasukan nya menjadi tiga bagian dalam suatu gelar yg ssngat baik.

Dengan cepat , pasukan Pakuwan Pemanggar menjadi terdesak dan terjepit.

Panglima Tarub bekerja dengan sangat keras,..agar pasukan nya tidak segera kalah.

Dengan sangat cekatan , sambil menunggangi kudanya,..ia menggerakkan pasukan nya untuk tetap mampu bertahan.

Senjata gada nya segera mencari mangsa , telah empat orang prajurit dari pasukan Medang Kemulan yg meregang nyawa terkena hantaman gada besar sang Panglima.

Sambil terus saja ia dengan sangat baik nya menjalankan kudanya..

Panglima Tarub menjadi momok yg sangat menakutkan buat prajurit Medang Kemulan.

Hal ini di lihat oleh Panglima Lokantara, panglima perang dari Medang Kemulan segera mendekati Panglima Tarub.

Ketika keduanya telah bertemu dan saling berhadapan, berserulah Panglima Lokantara,..

" Hehhh,..Tarub.,. segeralah menyerah, agar Pasukan ku tidak menggilas habis pasukan Pemanggar ini,.." seru Panglima Lokantara.

Sambil mengacungkan senjatanya ke arah Panglima Tarub.

Namun oleh Panglima Tarub di jawab dengan acungan senjata,..dan..

" Hiyayah,.Hiyyahh,..Hiyyahh,.."

Ia menggerakkan kudanya dengan sangat cepat menuju ke arah Panglima Lokantara sambil memukulkan gadanya yg besar itu.

" Whussshhhh,.."

Pukulan gada itu luput, panglima Lokantara memriringkan tubuhnya menghindari serangan itu,..namun dengan sangat cepat panglima Tarub kembali memutar kudanya dan menyerang lagi Panglima Lokantara.

Maka perang pun terjadi antara kedua nya,..Panglima Lokantara melayani serangan -serangan dari Panglima Tarub ini.

Dengan pedang yg ada di tangan nya,. Panglima Lokantara segera membalas serangan dari Panglima Tarub.

Kedua pemimpin pasukan ini bertarung dengan sangat serunya.

Dengan kemahiran menunggang kuda yg sangat mumpuni. Sehingga arena pertarungan keduanya menjadi sangat luas, akibat tidak ada prajurit yg berani mendekati keduanya.

Panglima Lokantara sambil melihat keadaan dari keseluruhan pertempuran , hatinya sangat senang karena pasukan nya telah berhasil mendesak Pasukan Pakuwan Pemanggar.

Dan ini ia tunjukkan dalam tandang nya,.. pedangnya berkesiuran di dekat tubuh panglima Tarub.

Panglima andalan dari Pakuwan Pemanggar memang harus lebih berhati -hati, setelah melihat serangan-serangan yg semakin gencar di lakukan oleh Panglima Lokantara .

" Menyerahlah Tarub,..agar dirimu tidak tewas di tangan ku..kalian hanya akan menjadi mati sia sia jika melakukan perlawanan,.." seru Panglima Lokantara .

Yg terus saja menyerang lawan nya dengan sangat cepat, bahkan terkadang ia melompat dari kuda nya dan mempergunakan ilmu peringan tubuhnya menyerang Panglima Tarub.

Pedang nya seperti punya mata saja, terus mengejar kemana larinya Panglima Tarub.

Memang Panglima Tarub menjadi terdesak,.. pemimpin pasukan Pakuwan Pemanggar ini memang masih di bawah Panglima Lokantara dalam hal ilmu silatnya,..ketika kedua senjata beradu beberapa kali,.. Panglima Tarub harus mengakui tenaga dalam lawan nya masih diatas nya.

Pada suatu ketika ia harus menerima kenyataan harus terlempar dari punggung kudanya akibat benturan tersebut.

Dan panglima Lokantara terus mencecar nya dengan kecepatan nya yg sangat tinggi.

Di saat sulit ini , tiba tiba terdengar lah teriakan dari arah belakang pasukan Medang Kemulan.

Sebuah serangan mendadak yg di lancarkan Pasukan dari Pakuwan Pamintihan membuat pasukan Medang Kemulan benar benar kelabakan.

Padahal sebelumnya mereka telah berhasil mendesak Pasukan Pakuwan Pemanggar, namun dengan datangnya pasukan dari Pakuwan Pamintihan ini membantu,.akhiranya pecahlah perhatian Pasukan Medang Kemulan.

Sehingga memecah konsentrasi dari Panglima Lokantara.

Sebenarnya pun Panglima Lokantara telah berhasil mendesak panglima Tarub, sayang dengan kehadiran pasukan Pakuwan Pamintihan ini ia harus segera meminmpin pasukan nya agar tidak terpecah.

" Tunggulah,..Tarub,..nyawa mu memang masih dapat melekat pada tubuh mu,. namun setelah urusanku beres dengan pasukan yg datang ini,..kau akan segera pergi selama lama nya dari muka bumi ini,.".seru Panglima Lokantara.

Ia pun langsung menggerakkan kuda nya meninggalkan tempat itu, dimana Panglima Tarub masih berdiri tegak mematung, memang sebenarnya diri Panglima Tarub merasa kelelahan yg teramat sangat setelah bertarung dengan Panglima Lokantara. Ini di sebabkan dsri kelincahan Panglima Kerajaan Medang Kemulan itu diatas rata rata, sehingga membuat Panglima Tarub harus bekerja keras agar nyawa nya yg satu aatunya itu tidak terlepas dari raganya.

Setelah menarik nafas nya dan melihat ke arah pasukan nya..hati Panglima Tarub menjadi agak senang, karena kali ini gelar mereka yg hampir pecah itu kini dengan perlahan mampu terbentuk lagi.

Ini semua berkat tusukan dari Pasukan Pakuwan Pamintihan dari belakang pasukan Medang Kemulan,.. terpaksalah pasukan dari Medang Kemulan ini membagi perhatian nya, setelah tadi sebenarnya mereka dalam posisi diatas angin atas pasukan Pakuwan Pemanggar.

Berbeda dengan kali ini, keadaan pasukan dari Kerajaan Medang Kemulan inilah yg kini terjepit diantara dua kekuatan , baik dari Pakuwan Pemanggar maupun dari Pakuwan Pamintihan.

Panglima Lokantara memang benar benar sedang di tantang untuk mampu keluar dari kesulitan yg tengah ia rasakan .

Tatkala ia ikut dengan Akuwu Watu Menak Kober ketika menyerang Pakuwan Pamintihan ,.. Panglima Lokantara lah yg mampu mengendalikan pasukan nya , sehingga Pasukan Pakuwan Pamintihan yg kala itu di pimpin langsung oleh Akuwu Manik Rangga masih mampu ia tahan meski Akuwu Watu Menak Kober harus terluka parah pada sebelah matanya.

Namun karena kecakapan dari Panglima Lokantara inilah. , pasukan Kerajaan Medang Kemulan mampu keluar dari kebinasaan yg sia sia.

Dan tampaknya kali ini hal itu terulang kembali, dimana kini Panglima Lokantara satu satunya yg menjadi Pemimpin di dalam pasukan Kerajaan Medang Kemulan ini, sehingga membuat dirinya harus mengambil keputusan yg tepat.

Dengan cepat, melalui prajurit penghubung nya ,..Panglima Lokantara memerintahkan untuk tidak mempertahankan gelar yg telah mereka buat,..ia menyuruh kepada seluruh prajurit Medang kemulan untuk menarik pasukan lawan dalam pertermpuran menggunakan luas nya tempat, sehingga pasukan nya dapat keluar dari jepitan kedua pasukan itu, baik dari Pakuwan Pamintihan maupun dari Pakuwan Pemanggar.

Memang jumlah pasukan dari kedua Pakuwan itu jika di gabungkan belum dapat mengalahkan jumlah pasukan dari Kerajaan Medang Kemulan.

Tetapi jika gelar yg di bentuk oleh kedua Pakuwan itu dapat bersatu dan mengurung seluruh Pasukan Medang Kemulan, tentu akan lebih menjadi kesulitan tersendiri buat Panglima Lokantara, jumlah pasukan nya yg banyak tentu tidak akan memiliki arti lagi ketika mereka harus terkurung, oleh sebab itu , di perintahkan olehnya agar para prajurit Medang Kemulan menarik dan membuka pertempuran dalam jarak yg lebih luas lagi, agar mereka dapat keluar dari jepitan tersebut.

Panglima dari Pakuwan Pamintihan melihat gelagat adanya gerak yg terus menerus yg di lakukan oleh pasukan Medang Kemulan, ia pun segera menyerukan kepada pasukan Pamintihan untuk kembali merapatkan gelar, dan sebisa mungkin membentuk gelar putaran chakra.

Panglima Rakai Parumping menyatakan hal ini kepada salah satu prajurit penghubung nya.

" Lebih baik lakukan gelar Putaran chakra, agar kita dapat memenangkan peperangan ini,.." seru Panglima Rakai Parumping.

" Akan tetapi bagiamana dengan pasukan dari Pemanggar , apakah mereka tahu menggunakan gelar tersebut ,Gustii,..?" tanya prajurit penghubung itu.

Dan pertanyaan ini membuat Panglima Rakai Parumping kaget,.seolah baru sadar , bahwa pada perang kali,..tidak hanya pasukan dari Pamintihan saja yg ada di tempat itu,.. Ternyata pasukan Pemanggar pun ada di sana.

" Setelah dirimu menyampaikan hal ini kepada para Senopati perang Pamintihan, smapaikan pula kepada Panglima Tarub,.mengenai perubahan gelar yg akan kita buat ini,..cepat lakukan,..agar kita dapat memenangkan peeprangan ini,.." seru Panglima Rakai Parumping.

Tidak menunggu lama, maka prajurit penghubung itu segera saja meninggalkan Panglima Rakai Parumping yg tengah memperhatikan jalan nya keseluruhan pertempuran.

Sambil mengepalkan tangan nya,..ia bergumam.

Suatu kesempatan yg sangat baik untuk mengalahkan Lokantara,..saat inilah waktunya,..kata Panglima Rakai Parumping.

Ia mendekat ke arah Panglima Lokantara yg sedang sibuk bertarung dengan beberapa orang prajurit dari Pakuwan Pamintihan,..mereka mengeroyok Panglima Lokantara dengan senjata tombak panjang nya.

Namun kedudukan Panglima Lokantara belum tergoyahkan meski empat orang prajurit Pakuwan Pamintihan ini mengeroyoknya.

Bahkan senjatanya masih saja mampu berkelebatan dan menumbangkan salah seorang prajurit pengeroyoknya.

" Aaakkhh,.."

Terdengar teriakan dari Prajurit Pakuwan Pamintihan yg terkena sabetan pedang panglima Lokantara pada lehernya,.. prajurit langsung ambruk ke atas tanah dengan nyawa telah melayang.

Sedangkan Panglima Lokantara dengan garang nya kembali memutar kuda tunggangan nya untuk mencsri mangsa selanjutnya.

Namun belum pun. pedang Panglima Lokantara berhasil mencapai sasaran nya tiba -tiba saja dari arah sampingnya ada seseorang yg memotong gerakan nya, dialah Panglima Rakai Parumping.

Pemimpin pasukan dari Pakuwan Pamintihan ini segera menjadi lawan tanding untuk Panglima Lokantara.

" Hehh,.. Parumping,..apakah dirimu memliki nyawa rangkap sehingga berani untuk melawanku,.." teriak Panglima Lokantara.

Senopati Agung dari Kerajaan Medang Kemulan ini sudah sangat geram, di sebabkan pasukan nya sangat sulit untuk keluar dari jepitan kedua pasukan itu.

Dirinya tahu , ini adalah ulah dari orang yg ada di hadapan nya, yaitu Rakai Parumping.

Memang panglima dari Pakuwan Pamintihan lebih cerdik dari dirinya, sudah dua kali ia di permalukan oleh Panglima Rakai Parumping ini,.. ketika mereka pada kali pertama menyerang Pakuwan Pamintihan,..dan yg kedua adalah saat ini.

Tekanan tekanan yg di berikan oleh dua pasukan dari dua Pakuwan yg berbeda membuat Pasukan Medang Kemulan seolah tidak memliki kekuatan apa apa.

Mereka semakin sulit dalam kurungan yg di berikan oleh Panglima Rakai Parumping.

Sehingga amarah dari Panglima Lokantara terhadap Panglima Rakai Parumping segera meledak ledak,. ingin rasanya ia memecahkan batok kepala lawannya itu.

" Tenanglah Lokantara,..kita dapat mmebicarakan masalah ini dengan kepala dingin,." sahut Panglima Rakai Parumping sambil tersenyum.

" Hehh,..dasar mulutmu semprul,..yg ada , mulut mu itu harus segera di sumbat dengan pedangku ini, Heaahhh,.."

Teriak Panglima Lokantara yg langsung melesat menyerang Panglima Rakai Parumping, dengan menggunakan ilmu peringan tubuhnya yg sangat mumpuni, maka Panglima Lokantara langsung tancap gas memberkan tusukan pada arah jantung lawannya dengan pedangnya.

Panglima Rakai Parumping pun menyambut serangan tersebut memggunakan pedangnya.

Tak ayal lagi pertarungan kedua pemimpin pasukan ini pun terjadi. Dengan sangat cepat , Panglima Lokantara memberikan tekanan kepada Panglima Rakai Parumping.

Seolah tidak memberikan kesempatn untuk membalas, Panglima Lokantara terus saja mendesak panglima Rakai Parumping.

Memang panglima Lokantara masih berada diatas dari Panglima Rakai Parumping ,..di tambah lagi ia kini sedang murka, disebabkan kedudukan pasukan nya tidak kunjung membaik , Sehingga pelampisannya ada pada Panglima Rakai Parumping

Episodes
1 Tahta yang Terampas. #1.
2 Tahta Yang Terampas. #2
3 Tahta Yang Terampas #3.
4 Tahta Yang Terampas. #4
5 Tahta Yang Terampas #5.
6 Tahta Yang Terampas #6.
7 Tahta Yang Terampas #7.
8 Tahta Yang Terampas #8.
9 Tahta Yang Terampas #9.
10 Tahta Yang Terampas #10.
11 Ksatria Muda #1.
12 Ksatria Muda #2.
13 Ksatria Muda. #3.
14 Ksatria Muda #4.
15 Ksatria Muda. #5.
16 Ksatria Muda. #6
17 Ksatria Muda #7.
18 Ksatria Muda #8.
19 Ksatria Muda #9.
20 Ksatria Muda #10
21 Persiapan. #1
22 Persiapan. #2.
23 Persiapan #3.
24 Persiapan #4
25 Persiapan #5.
26 Persiapan #6.
27 Persiapan #7
28 Persiapan #8.
29 Persiapan #9.
30 Persiapan #10.
31 Tahta yang Goyah #1.
32 Tahta yang Goyah #2.
33 Tahta yang Goyah #3.
34 Tahta Yang Goyah. #4.
35 Tahta Yang Goyah #5.
36 Tahta Yang Goyah #6.
37 Tahta Yang Goyah #7.
38 Tahta Yang Goyah #8
39 Tahta Yang Goyah #9
40 Tahta Yang Goyah #10.
41 Pertaruhan #1.
42 Pertaruhan #2.
43 Pertaruhan #3.
44 Pertaruhan #4.
45 Pertaruhan #5.
46 Pertaruhan #6.
47 Pertaruhan #7.
48 Pertaruhan #8
49 Pertaruhan #9.
50 Pertaruhan #10.
51 Gugurnya Prabhu Watu Menak Koncar. #1.
52 Gugurnya Prabhu Watu Menak Koncar #2
53 Gugurnya Prabhu Watu Menak Koncar #3
54 Gugurnya Prabhu Watu Menak Koncar #4
55 Gugurnya Prabhu Watu Menak Koncar #5.
56 Gugurnya Prabhu Watu Menak Koncar #6.
57 Gugurnya Prabhu Watu Menak Koncar #7.
58 Gugurnya Prabhu Watu Menak Koncar #8.
59 Gugurnya Prabhu Watu Menak Koncar #9.
60 Gugurnya Prabhu Watu Menak Koncar #10.
61 Sang Prabhu #1.
62 Sang Prabhu #2.
63 Sang Prabhu #3.
64 Sang Prabhu #4.
65 Sang Prabhu #5.
66 Sang Prabhu #6
67 Sang Prabhu #7
68 Sang Prabhu #8
69 Sang Prabhu #9.
70 Sang Prabhu #10.
71 Di tahan #1
72 Di Tahan #2
73 Di Tahan #3.
74 Di Tahan #4.
75 Di Tahan #5.
76 Di Tahan #6
77 Di Tahan #7
78 Di Tahan #8.
79 Di Tahan #9
80 Di Tahan #10
81 Prahara di Chandra Bhaga.#1
82 Prahara di Chandra Bhaga #2.
83 Prahara di Chandra Bhaga #3.
84 Prahara di Chandra Bhaga #4.
85 Prahara di Chandra Bhaga #5.
86 Prahara di Chandra Bhaga #6.
87 Prahara di Chandra Bhaga #7.
88 Prahara di Chandra Bhaga #8.
89 Prahara di Chandra Bhaga #9.
90 Prahara di Chandra Bhaga #10.
91 Prahara di Chandra Bhaga #11.
92 Tumbangnya kesombongan #1.
93 Tumbangnya kesombongan #2.
Episodes

Updated 93 Episodes

1
Tahta yang Terampas. #1.
2
Tahta Yang Terampas. #2
3
Tahta Yang Terampas #3.
4
Tahta Yang Terampas. #4
5
Tahta Yang Terampas #5.
6
Tahta Yang Terampas #6.
7
Tahta Yang Terampas #7.
8
Tahta Yang Terampas #8.
9
Tahta Yang Terampas #9.
10
Tahta Yang Terampas #10.
11
Ksatria Muda #1.
12
Ksatria Muda #2.
13
Ksatria Muda. #3.
14
Ksatria Muda #4.
15
Ksatria Muda. #5.
16
Ksatria Muda. #6
17
Ksatria Muda #7.
18
Ksatria Muda #8.
19
Ksatria Muda #9.
20
Ksatria Muda #10
21
Persiapan. #1
22
Persiapan. #2.
23
Persiapan #3.
24
Persiapan #4
25
Persiapan #5.
26
Persiapan #6.
27
Persiapan #7
28
Persiapan #8.
29
Persiapan #9.
30
Persiapan #10.
31
Tahta yang Goyah #1.
32
Tahta yang Goyah #2.
33
Tahta yang Goyah #3.
34
Tahta Yang Goyah. #4.
35
Tahta Yang Goyah #5.
36
Tahta Yang Goyah #6.
37
Tahta Yang Goyah #7.
38
Tahta Yang Goyah #8
39
Tahta Yang Goyah #9
40
Tahta Yang Goyah #10.
41
Pertaruhan #1.
42
Pertaruhan #2.
43
Pertaruhan #3.
44
Pertaruhan #4.
45
Pertaruhan #5.
46
Pertaruhan #6.
47
Pertaruhan #7.
48
Pertaruhan #8
49
Pertaruhan #9.
50
Pertaruhan #10.
51
Gugurnya Prabhu Watu Menak Koncar. #1.
52
Gugurnya Prabhu Watu Menak Koncar #2
53
Gugurnya Prabhu Watu Menak Koncar #3
54
Gugurnya Prabhu Watu Menak Koncar #4
55
Gugurnya Prabhu Watu Menak Koncar #5.
56
Gugurnya Prabhu Watu Menak Koncar #6.
57
Gugurnya Prabhu Watu Menak Koncar #7.
58
Gugurnya Prabhu Watu Menak Koncar #8.
59
Gugurnya Prabhu Watu Menak Koncar #9.
60
Gugurnya Prabhu Watu Menak Koncar #10.
61
Sang Prabhu #1.
62
Sang Prabhu #2.
63
Sang Prabhu #3.
64
Sang Prabhu #4.
65
Sang Prabhu #5.
66
Sang Prabhu #6
67
Sang Prabhu #7
68
Sang Prabhu #8
69
Sang Prabhu #9.
70
Sang Prabhu #10.
71
Di tahan #1
72
Di Tahan #2
73
Di Tahan #3.
74
Di Tahan #4.
75
Di Tahan #5.
76
Di Tahan #6
77
Di Tahan #7
78
Di Tahan #8.
79
Di Tahan #9
80
Di Tahan #10
81
Prahara di Chandra Bhaga.#1
82
Prahara di Chandra Bhaga #2.
83
Prahara di Chandra Bhaga #3.
84
Prahara di Chandra Bhaga #4.
85
Prahara di Chandra Bhaga #5.
86
Prahara di Chandra Bhaga #6.
87
Prahara di Chandra Bhaga #7.
88
Prahara di Chandra Bhaga #8.
89
Prahara di Chandra Bhaga #9.
90
Prahara di Chandra Bhaga #10.
91
Prahara di Chandra Bhaga #11.
92
Tumbangnya kesombongan #1.
93
Tumbangnya kesombongan #2.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!