Hari yang cerah sepertinya mentari pagi sudah menyapa dunia. Cahaya masih saja berkutat dengan perabotan dapur. Padahal pagi itu ada jadwal ke kampus.
Malam itu, ayah Brian sudah pulang dari luar Kota. Tapi anehnya— sifatnya berubah seratus delapan puluh derajat kepada Cahaya. Ayah menjadi sosok yang sangat hangat. Malam itu Brian pulang langsung menemui anaknya dan meminta maaf, karena selalu marah pada Cahaya. Mungkin saja Tuhan memberikan hidayah kepada Brian waktu diluar Kota.
Akhirnya Cahaya sudah selesai dengan pekerjaan rumahnya. Cahaya langsung bersiap pergi ke kampus. Tapi sepertinya,
—hari itu dia harus mencari transportasi umum. Karena jam sudah mepet, enggak memungkinkan jika harus jalan kaki karena sepedanya kempes.
Cahaya lebih memilih naik angkot. Sampai juga Cahaya di kampusnya. Cahaya langsung berlari menuju kelas, karena yang mengajar siang itu dosen killer.
"Permisi!" ucap Cahaya, sambil membuka pintu masuk. Semua mahasiswa menatap kearahnya.
Dan benar saja ...dosen killer itu juga sudah mulai mengajar.
"Kenapa, Cabul terlambat gua kira dia akan bolos?" tanya Williams pelan, kepada Rai yang menepati bangku milik Cahaya.
"Entahlah, tapi mukanya pucat sekali, apa dia puasa?" Rai bertanya.
"Entahlah, tapi ini hari senin bukan," celetuk Fafa dari belakang.
"Maaf, Pak!" ucapnya menunduk.
Dosen itu membuang napas, karena mahasiswanya itu.
"Baiklah. Karena kamu terlambat. Jadi ...kamu terkena sangsi dan sangsinya adalah ..." Cahaya takut jika dosen itu menyuruhnya keluar kelas.
"Kamu masih bisa ikut kelas, tapi ...kamu tidak boleh duduk di bangku, tetap berdiri di situ," ucap dosen itu kepada mahasiswanya.
Cahaya sangat amat bersyukur, karena dosen killer itu tidak menyuruhnya keluar. Pelajaran telah berakhir, semua mahasiswa sudah keluar berbeda dengan Cahaya, ia harus menulis pelajaran yang ada dipapan tulis.
Saat Cahaya sedang asik menulis dosen killer itu memanggilnya.
"Kamu!" Tunjuk Langit kearah Cahaya.
" Saya, Pak?" tanya Cahaya kepada Langit.
"Hmm, bantu saya membawa makalah ini keruangan saya."
Cahaya membuang napas kasar, kenapa hari itu sial banget bagi wanita itu.
"Baik, Pak!" Cahaya langsung berdiri dan berjalan kearah meja dosen.
Cahaya membawa beberapa makalah dan berjalan dibelakang Langit.
Berhubung Langit membawa setumpuk makalah, ia membuka pintu ruangannya dengan bahunya.
Mata Cahaya membulat sempurna ...saat melihat gadis usia lima tahun itu, ada di ruangan Langit. Ia berpikir apa gadis itu anaknya Langit. Bukankah waktu itu gadis berwajah bulat itu bilang kepadanya, kalau ayahnya kerja di kampus itu.
"Akak Bubble!" panggilannya.
Cahaya masih saja terdiam dan melamun.
"Taruhlah disini!" ucapan itu membuat Cahaya tersadar. Cahaya pun menuruti perkataan dosennya itu.
"Wah... Om Dosen, sepertinya Cantik harus manggil mami!" ucap gadis itu, sambil berlari keluar ruangannya Langit.
Apa, om Dosen. Batin Cahaya.
"Baiklah kalau begitu saya permisi, Pak!" Cahaya pun keluar dari ruangan Langit.
Saat Cahaya sudah keluar ruangan Langit. Istri Agam Ariaja dan Cantik itu sampai keruangan Langit.
"Om Dosen, mana akak Bubble?"
"Sudah pergi," jawaban yang sangat singkat.
Istri Agam Ariaja itu bertanya kepada Langit. "Kata Cantik, seperti almarhumah ya?" Yang ditanya hanya mengangguk pelan.
Istri Agam Ariaja itu sangat kecewa, kenapa ia tidak bisa bertemu dengan orang yang dibilang mirip seperti almarhumah.
Di bagian kantin kelima sahabat itu sedang makan.
"Pak Langit benar-benar dosen ngiler!" ujar Alexa emosi, tidak terima jika sahabatnya diperlakukan seperti pagi itu.
"Bukan ngiler tapi Ki-ller." Fafa tidak pernah lelah memberi tahu si Alexa yang selalu salah.
Cahaya sudah makan bakso dengan nikmat dan cukup menjadi pendengar setia saja.
"Gua kira lu puasa Ay," ujar Rai, yang duduk berhadapan dengan Cahaya. Cahaya mengunyah baksonya dan minum terlebih dulu sebelum menjawab. "Enggak, tadi pagi belum makan ditambah harus lari-lari dari gerbang sampai kelas jadi sedikit lelah."
"Lu seperti orang yang mau mampus saja, wajah lu pucat Bul Ca Bul!"
"Lu, nyumpahin gua mampus, Wil?" tanya Cahaya.
"Maksud gua itu. Terlambat ke kampus hampir mampus."
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 139 Episodes
Comments
Andiyas
kurasa aku sudah terhipnotis oleh cerita ini🤭
2021-11-01
0
Yunia Afida
samangat terus💪💪💪💪💪
2021-09-05
0
🌸 andariya❤️💚
ini langit Uda mulai suka ni dgn cahaya ☺️☺️🥰
2021-08-17
2