Gadis Berwajah Bulat

Saat jam pulang tak di sia-siakan mahasiswa ke kantin hanya untuk mengisi perut yang sedang keroncongan.

"Ayo guys kita ngavelin mak Saidah," ucap Alexa, kepada sahabatnya.

"Lo lesbi ya Ale? Lo kan cewek ngapain suka sama mak Saidah?" tanya Williams, yang berdiri di samping Cahaya.

"Eh Wil, lo jangan salah. Lesbi itu kalau ciuman enggak dosa." Nah otak Cahaya sudah mulai bekerja sepertinya.

"Enggak dosa gimana maksud lo Ay?" tanya Rai menelisik.

Yang tak habis pikir dengan jawaban sahabatnya itu.

"Ya enggak dosa lah orang cewek sama cewek, mau ciuman juga muhrim," Cahaya memberi jeda. Sebelum ia meneruskannya kembali. "Hehehe, bercanda guys, lesbi itu haram, jadi jangan lesbi." Cahaya berbicara, sambil menggaruk kepalanya yang tak gatal.

"Ya sudah, gua udah lapar kita ke kantin saja," ucap Fafa, yang enggak bisa nahan lapar. Kalau Fafa udah kelaparan, dia enggak ada bedanya dengan radio rusak berisiknya minta ampun.

"Ayo let's gooo!" Williams sudah jalan duluan.

"Guys, gua mau sholat dulu, nanti kalian pesenin makan kesuksesan gua yak," ucap Cahaya, kepada sahabatnya.

"Okey, gua lagi free jadi enggak sholat dulu," jawab Rai.

"Kok pada free sih kalian?" tanya Cahaya. Sepertinya Fafa dan Alexa juga sedang ada tamu datang bulan.

Karena biasanya mereka akan sholat bertiga. Karena Williams adalah non muslim. Tapi mereka bersahabat tidak memandang suku, ras dan agama.

"Jodoh kali, Ay!" jawab Fafa ngawur.

Cahaya berjalan sendirian, menuju mushola yang berada tak jauh dari kantin kampusnya.

Bruk.

"Meuah(maaf), Kak!" ucap gadis berwajah bulat.

"Oh iya, enggak apa-apa kok, Dik! " jawab Cahaya, karena yang ditabrak gadis berambut panjang itu adalah Cahaya.

"Adik disini sendirian?"

"Seureuta(bersama) papi."

"Dimana papinya? Kok kamu sendirian?" tanya Cahaya, karena menurutnya anak usia sekitar lima tahun, tidak baik jika dibiarkan sendirian. Apa lagi siang-siang. Waktu kecil Cahaya ingat, saat siang-siang sedang main di luar rumah, almarhumah ibunya akan bilang begini. 'Bintang kamu jangan kelayapan kalau siang-siang begini, ibu takut kalau kamu diculik dan matamu di congkel, lalu dijual matamu.' Wanita itu teringat dengan mendiang ibunya, ia tersenyum. Karena ibu sangat takut, jika anak semata wayangnya kenapa-napa. Ada rasa kangen, di hatinya. Cahaya dengan sosok ibu.

Cahaya yang buru-buru untuk sholat dzuhur mau tidak mau dia harus meninggalkan gadis itu.

"Adik cantik, Mbak enggak bisa nemenin kamu. Soalnya Mbak harus sholat," ujar Cahaya, karena ia harus buru-buru sholat.

"Oe Akak, enggak apa-apa."

Sebelum meninggalkan gadis berwajah bulat itu. Cahaya mengelus rambut hitam panjang milik gadis usia lima tahun yang tidak diketahui namanya itu.

Saat Cahaya meninggalkan gadis berumur lima tahun itu. Ada lelaki menghampiri bocah yang siang Itu, Cahaya ajak bicara.

"Cantik, maafin Papi. Ya, sayang!" ucap lelaki itu kepada anaknya, sambil mengelus rambut panjang anaknya sama seperti yang Cahaya lakukan siang itu.

"Iya Papi, Cantik, enggak apa-apa kok," jawab Cantik kepada ayahnya. Ya, nama gadis yang tak sengaja menabrak Cahaya adalah CANTIK.

Gadis berwajah bulat itu bingung, kenapa wanita yang ia tabrak bisa tahu namanya, padahal dia belum memberi tahu namanya kepada wanita itu.

"Baiklah kita pulang ya sayang!" ajak ayahnya kepada putrinya itu.

Ayah, membantu Cantik naik mobil. Lelaki itu mengendarai mobilnya dengan kecepatan sedang.

"Pi!" Gadis berwajah bulat itu memulai pembicaraan dengan sang ayah.

"Iya, ada apa sayang?" jawab lelaki itu yang fokus mengemudi.

"Tadi Cantik nabrak orang, tapi anehnya—"

Cantik menghadap kearah ayahnya, agar bisa melihat wajah ayahnya.

"Anehnya, kenapa sayang?" tanyanya, sambil melirik anaknya itu dan kemudian fokus mengemudi lagi.

"Dia tahu kalau namaku Cantik!" ujar gadis itu.

"Oh... mungkin kamu cantik, jadi dia memanggilmu, Cantik!"

Mungkin gadis berwajah bulat itu beranggapan kalau Cahaya adalah peramal mungkin.

"Tapi Pi.—" ucapnya dipotong sang ayah.

"Tapi apa lagi sayang?"

"Wajahnya mirip almarhumah."

Lelaki itu terkejut karena ucapan anaknya.

Cahaya yang sudah selesai mengambil air wudhu, ia mulai memakai mukena dan bersiap untuk menunaikan sholatnya.

Setelah mengerjakan kewajibannya sebagai umat muslim. Ia pun memutuskan ke kantin.

"Cahaya, KITA DISINI!" teriak Alexa, sambil melambaikan tangannya kepada sahabatnya itu.

"Lama banget sih lu, Bul Ca-Bul. Enggak seperti biasanya." Williams menggeser tubuhnya, agar sahabatnya itu bisa duduk di sampingnya.

"Biasa ada insiden dikit tadi," jawab Cahaya, yang belum mulai makan.

"Insiden apaan?" tanya Rai, sambil mengunyah makanan.

"Tadi enggak sengaja ada anak kecil nabrak gua."

"Terus, tuh anak marah-marah sama lu." Tebak Williams yang selalu berpikiran cetek alias negatif thinking.

"Ish... ya enggak lah. Tuh anak minta maaf ke gua, sepertinya orang tuanya mendidik dia dengan baik," jawab Cahaya, sambil mengingat wajah bulat milik gadis berusia lima tahun itu.

"Emang lu tahu orang tuanya?" tanya Fafa.

Tak dirasa waktu jalan begitu cepat. Siang itu ibu tiri memberi tahu Cahaya lewat panggilan telepon. Bahwa kakek Raharja, meminta Cahaya untuk datang ke kediamannya.

Cahaya yang diberi tahu ibu tirinya. Ia langsung meminta izin kepada atasannya. Bahwa hari itu, ia tidak bisa bekerja, dan kabar baiknya sang atasannya mengizinkan Cahaya untuk libur.

Cahaya yang sudah sampai depan rumahnya, ia langsung masuk ke rumah itu.

"Assalamu'alaikum." Cahaya mengucap salam, namun tak ada yang menjawab salam itu.

Berasa tak ada jawaban. Cahaya memutuskan untuk langsung ke kamarnya, untuk mandi dan berganti baju. Setelah itu ia akan ke rumah kek Raharja.

Cahaya yang sudah selesai mandi, ia langsung berganti pakaian. Karena acara mengaji bersama. Jadi, ia memilih memakai kemeja polos dan celana jeans hitam yang senada dengan kemejanya. Setelah memakai pakaian lengkap, Cahaya menjalankan kewajiban sebagai muslim, ia sholat terlebih dahulu. Cahaya yang sudah sholat ashar, ia berjalan kearah meja riasnya. Setelah selesai memakai bedak dan lipbalm, wanita itu langsung mengambil hijab pasmina dan kemudian ia letakan di bahunya. Setelah dirasa sudah siap. Cahaya akan menemui neneknya.

Wanita itu sudah ada di depan pintu kamar nek Endah, Cahaya mengetuk pintu terlebih dahulu.

"Iya, Aya!" Nek Endah tahu yang mengetuk pintu adalah Cahaya.

Cahaya yang mendapat sahutan dari dalam. Ia membuka pintu kamar nek Endah perlahan. Cahaya berjalan mendekati nek Endah yang duduk di kursi tua.

"Nek! Aya pamit mau ke rumahnya, kakek Raharja. Ya!" ucap Cahaya, berbisik ditelinga nek Endah.

"Iya, Aya, nih uang buat bayar ongkos, jangan di tolak." Nek Endah memberikan uang lima puluh ribu dua, kepada Cahaya.

Nek Endah tahu benar sifat cucunya itu. Cucu-nya akan menolak pemberian darinya, terkadang ia harus mengancam Cahaya segala agar mau menerimanya.

"Iya Nek! Aya terima, makasih ya, Nek!" Cahaya yang tahu sifat neneknya itu ia memutuskan untuk menerimanya, karena jika wanita itu menolak nenek pasti mengancam, entah itu tidak makan sehari atau lain lagi alasannya.

"Nek, ibu sama adik kok enggak ada?" tanya Cahaya. Sadari pulang dari kampus Cahaya tidak melihat ibu dan adik tirinya.

"Biasalah, Ay, ngabisin uang ayahmu, kan belum habis, Aya. Nanti kalau udah habis juga akan ninggalin

ayahmu." Nek Endah tersenyum kecut.

Nek Endah tahu kalau menantu dan cucu tirinya hanya memanfaatkan anaknya saja.

Cahaya yang mendengar jawaban dari nek Endah hanya tersenyum simpul.

Hampir tiga menit wanita itu menunggu angkot, akhirnya ada juga angkot yang lewat. Cahaya dengan cepat masuk angkot itu.

"Nyupir angkot udah lama Pak?" tanya Cahaya, sekadar basa-basi biar tidak hening. Karena kebetulan waktu itu hanya dia saja yang ada di angkot itu.

"Lumayan lah, Neng!"

"Cukup Pak? Buat makan sehari-hari bersama keluarga?" tanya Cahaya, karena pak sopir sangat ramah kepada penumpangnya. Membuat wanita itu, bersemangat untuk bertanya, masalah kehidupan. HItung-hitung cari pengalaman.

"Cukup enggak cukup, ya, di cukup-cukupi atuh, Neng!"

"Iya juga, ya. Pak! Kadang banyak uang aja masih belum cukup. Bagaimana pun kita mah harusnya bersyukur kerena masih banyak diluar sana, yang buat makan aja susah," ucap Cahaya, sambil menganggukkan kepala.

"Iya Neng, kita mah harus bersyukur, selagi bisa mensyukuri nikmat yang Allah berikan kepada kita."

Sepertinya kedua orang beda usia itu sangat cocok jika bicara. Ya anggap saja satu frekuensi lah. Sampai-sampai tak dirasa sudah sampai tujuan.

"Sudah sampai Neng!"

"Eh... iya, makasih ya Pak!" ucap Cahaya, sambil menyodorkan uang kepada pak sopir.

"Sama-sama Neng!" jawab pak sopir itu, sambil menerima uang dari Cahaya.

Cahaya yang baru keluar dari angkot, ia langsung berjalan kearah gerbang rumah Raharja. Dan tak lupa menyapa satpam penjaga gerbang terlebih dahulu.

"Sore, Pak!" sapa Cahaya kepada satpam yang menjaga gerbang kediaman Raharja.

"Sore juga." Pak satpam membukakan gerbang untuk Cahaya, agar bisa masuk kedalam.

Cahaya yang sudah masuk di pekarangan rumah kek Raharja. Ia bingung harus ngapain, karena ia tidak mengenal satupun keluarga itu. Yang ia tahu hanya kek Raharja saja, itupun waktu kek Raharja menyapanya dengan senyuman hangat dari beliau.

Cahaya yang tak sengaja mendongakkan kepalanya, ia menangkap sosok pemuda tampan, berambut hitam yang memakai kemeja polos yang senada dengan warna rambutnya. Sedang ada di lantai dua rumah Raharja, sedang menatap langit sambil menyilang kan kedua tangannya di dada.

Orang itu lagi! Siapa dia sebenarnya? Kenapa dia ada di lantai dua Mbah Raharja, ya? Apa dia kerabatnya. Itu muka kenapa selalu datar. Sepertinya muka tuh orang harus diajak senam biar enggak datar. Orang aneh. Batin Cahaya, yang memperhatikan orang itu dari bawah.

Terpopuler

Comments

Qirana

Qirana

Komen tentunya

2021-11-30

0

Sri Mulyani

Sri Mulyani

janjiku minimal 50 episode aku baca thor & ceritanya manarik yg semangat upnya 💪💪💪

2021-11-05

0

Rini Sarmilah

Rini Sarmilah

❤👍👍❤

2021-10-22

0

lihat semua
Episodes
1 Pendahuluan
2 Pembukaan
3 Gadis Berwajah Bulat
4 Aku Dibelakang Kamu
5 Tentang Kamu
6 Cantik
7 Wajahnya Hampir Sama
8 Duo C Cahaya Cantik
9 Si Kembar Menguping
10 Pembicaraan Yang Serius
11 Kampus Jadi Mampuss
12 Tiba-tiba Lamaran
13 Berdua Bersamamu
14 Ketahuan Kan
15 Dicium Penghapus
16 Cara Tuhan Mempertemukan
17 Putriku
18 Pendahuluan Duo
19 Eyang Bukan Sayang
20 Takut Khilaf
21 Dua Kisah Cinta
22 Ikhlaskan
23 Jatuh Dipeluk Arkana
24 Orang Tua Dadakan
25 Sulit Jadi Orangtua
26 Tradisi Yang Berbeda
27 Terjawab Sudah
28 Cerita Cantik Hilang
29 2B Berbagi Bersama
30 Rambut Sebahu
31 Sehari Bersama Arkana
32 Saksi Bisu
33 Disuapi Mas Langit
34 Sungkeman
35 Kisah Cinta Bermulai
36 Pendahuluan Tiga
37 Definisi Romantis
38 Jangan Mudah Menilai
39 Jawaban Lima Menit
40 Perhatian Tersirat
41 Rahasia Hati
42 Senyuman Terakhir
43 Tujuan Hidup
44 Buku Harian
45 Menghargai Proses
46 Malam Banyak Menemukan
47 Main Cubit Saja
48 Anugrah Untuk Siapa
49 Allah Selalu Ada
50 Kedatangan Jofisa
51 10 Oktober 2006
52 Ciuman Lima Kali
53 Kemenangan
54 Pendahuluan Empat
55 Pertanyaannya Membosankan
56 Mengapresiasi Dengan Ciuman
57 Istrinya Tahu Gimal Kang
58 Si Weker Sialan
59 Jahanam Serem-serem
60 Tidak Dapat Pelukan Ya
61 Allah Itu Dekat... Sangking Dekatnya Tahu Isi Hati Kita...
62 Hargai Diri Sendiri...
63 Bersyukur Karena Allah... Memberi Pasangan Pengertian
64 Pertemuan Met Jamet Dengan Ajil
65 Kata... Andrian Wongso... Tentang Kesuksesan
66 Ketika K-.... Menjadi Kawan
67 Nongkrong
68 Bersyukur Dapat Istri Pengertian
69 Kalau Suami Marah Mendiamkan Istrinya...
70 Nikmatnya Mengerjai Istri
71 Black Disuruh Cari Ibu Baru
72 Pendahuluan Lima
73 Nikmatnya Bersabar
74 Cintaku Tak... Sebesar Cinta Allah Dan Rasulullah...
75 Ketika Memainkan Drama Tanpa Ada Panggung
76 Dirkeu... Jadi Bapak Dadakan
77 Cerita Dari Langit.... Untuk Si Bulat
78 Bisnis Is Bisnis
79 Kau Menangis Az-zahra
80 Belajar Mengerti Takdir Yang Allah Kasih
81 Jangan Sia-siakan Peluang Berbisnis
82 Sederhananya Perilaku Arkana Untuk Sang Istri
83 Kalau Marah Selalu Diam
84 Belum Selesai Juga... Eh Masalahnya
85 Dahsyatnya Istighfar Berujung Tebengan...
86 Kesedihan Istri... Saat Suami Mengantarkan...
87 Empat Pertanyaan... Tiga Jawaban
88 Seperti Itulah Hubungan
89 Minuman Di Bekas Suami
90 Pendahuluan Enam
91 Belajar Memahami Apa Yang Ada Dalam Diri Anak Kita...
92 Tundukkan Wajahmu... Wahai Para Suami...
93 Siapa Yang Lebih Posesif Melebihi Arkana Kepada Sang Istri...
94 Menghitung Harta Pak Direktur
95 GC Bukan Grup Chat Tapi Gibril... Cantik
96 Singkatan Dari KW Adalah...
97 Wahyu Pertama Kali
98 Dua Ayat Sebelum Tidur
99 Amalkan Apa Yang Lebih Baik Daripada Dunia Dan Seisinya.
100 Panjang Kayak Jalan Tol
101 Gagal Total Karena Ada Penjagannya
102 Ada Apinya Si Bulat
103 Dasar Anak Muda Yang Umurnya Di Bawahku
104 Santainya Asya Bikin Cahaya...
105 Bumi Dan Cintanya
106 Dikira Musuh Ternyata Dia...
107 Akak! Om! Hihihi
108 Tibalah Dipenghujung Cerita
109 Kau Terlukai Oleh Perasaanmu
110 Katanya Lebih Suka Dipanggil Masnya
111 Sakittis Bukan Dramatis — Apalagi Romantis
112 Wong Jowo Nak Muni Ramen Kui Ramene
113 Kang Sopir Kagak Menjemput ... Plotes Woi
114 Sampai Jumpa!
115 Tutt.... Tutt... Tut
116 Sepertinya Mau Tamatet
117 Kau Memang Bukan Cinta Pertamaku ... Tapi Kau Cinta Terbaikku
118 Suaminya Enggak Mas Toyib, Tapi Kenapa Enggak Pulang
119 Dari Tawar Kemudian Nawar Jadi Riba
120 Tarik Cahaya Bukan Tarik Tambang
121 Ternyata Bayi Ajil ... Pencuri Roti
122 Pa! Katian Bunda ... Nunggu Papa puyang
123 Nomer Yang Tidak Simpan ... Tapi Diketahui
124 Pencuri Rokok ... Tidak Aku Hanya Ingin Melatih Otaknya Berkerja
125 Katian Endak Boyeh Masyuk
126 Menjadikan Cinta Kita Sejarah
127 Namanya Paket Komplit
128 Setiap Kata Membuat Jantung Berdetak
129 Papa Aku Pergi...
130 Ketika Tuhan, Memilihkan Sebuah Pilihan
131 Orang Baru Sadar Malah Ngajak Guyondul
132 Woi ...Kapan Tamadun
133 Suara Didalam Selimut
134 Enggak Dapat Japri Enggak Kasih Jalan
135 Tak Ada Kata Sayang.
136 Novel Baru
137 Dia Istri Dalam Mimpi
138 Promosi Novel! Married With Capt
139 Pena Baru
Episodes

Updated 139 Episodes

1
Pendahuluan
2
Pembukaan
3
Gadis Berwajah Bulat
4
Aku Dibelakang Kamu
5
Tentang Kamu
6
Cantik
7
Wajahnya Hampir Sama
8
Duo C Cahaya Cantik
9
Si Kembar Menguping
10
Pembicaraan Yang Serius
11
Kampus Jadi Mampuss
12
Tiba-tiba Lamaran
13
Berdua Bersamamu
14
Ketahuan Kan
15
Dicium Penghapus
16
Cara Tuhan Mempertemukan
17
Putriku
18
Pendahuluan Duo
19
Eyang Bukan Sayang
20
Takut Khilaf
21
Dua Kisah Cinta
22
Ikhlaskan
23
Jatuh Dipeluk Arkana
24
Orang Tua Dadakan
25
Sulit Jadi Orangtua
26
Tradisi Yang Berbeda
27
Terjawab Sudah
28
Cerita Cantik Hilang
29
2B Berbagi Bersama
30
Rambut Sebahu
31
Sehari Bersama Arkana
32
Saksi Bisu
33
Disuapi Mas Langit
34
Sungkeman
35
Kisah Cinta Bermulai
36
Pendahuluan Tiga
37
Definisi Romantis
38
Jangan Mudah Menilai
39
Jawaban Lima Menit
40
Perhatian Tersirat
41
Rahasia Hati
42
Senyuman Terakhir
43
Tujuan Hidup
44
Buku Harian
45
Menghargai Proses
46
Malam Banyak Menemukan
47
Main Cubit Saja
48
Anugrah Untuk Siapa
49
Allah Selalu Ada
50
Kedatangan Jofisa
51
10 Oktober 2006
52
Ciuman Lima Kali
53
Kemenangan
54
Pendahuluan Empat
55
Pertanyaannya Membosankan
56
Mengapresiasi Dengan Ciuman
57
Istrinya Tahu Gimal Kang
58
Si Weker Sialan
59
Jahanam Serem-serem
60
Tidak Dapat Pelukan Ya
61
Allah Itu Dekat... Sangking Dekatnya Tahu Isi Hati Kita...
62
Hargai Diri Sendiri...
63
Bersyukur Karena Allah... Memberi Pasangan Pengertian
64
Pertemuan Met Jamet Dengan Ajil
65
Kata... Andrian Wongso... Tentang Kesuksesan
66
Ketika K-.... Menjadi Kawan
67
Nongkrong
68
Bersyukur Dapat Istri Pengertian
69
Kalau Suami Marah Mendiamkan Istrinya...
70
Nikmatnya Mengerjai Istri
71
Black Disuruh Cari Ibu Baru
72
Pendahuluan Lima
73
Nikmatnya Bersabar
74
Cintaku Tak... Sebesar Cinta Allah Dan Rasulullah...
75
Ketika Memainkan Drama Tanpa Ada Panggung
76
Dirkeu... Jadi Bapak Dadakan
77
Cerita Dari Langit.... Untuk Si Bulat
78
Bisnis Is Bisnis
79
Kau Menangis Az-zahra
80
Belajar Mengerti Takdir Yang Allah Kasih
81
Jangan Sia-siakan Peluang Berbisnis
82
Sederhananya Perilaku Arkana Untuk Sang Istri
83
Kalau Marah Selalu Diam
84
Belum Selesai Juga... Eh Masalahnya
85
Dahsyatnya Istighfar Berujung Tebengan...
86
Kesedihan Istri... Saat Suami Mengantarkan...
87
Empat Pertanyaan... Tiga Jawaban
88
Seperti Itulah Hubungan
89
Minuman Di Bekas Suami
90
Pendahuluan Enam
91
Belajar Memahami Apa Yang Ada Dalam Diri Anak Kita...
92
Tundukkan Wajahmu... Wahai Para Suami...
93
Siapa Yang Lebih Posesif Melebihi Arkana Kepada Sang Istri...
94
Menghitung Harta Pak Direktur
95
GC Bukan Grup Chat Tapi Gibril... Cantik
96
Singkatan Dari KW Adalah...
97
Wahyu Pertama Kali
98
Dua Ayat Sebelum Tidur
99
Amalkan Apa Yang Lebih Baik Daripada Dunia Dan Seisinya.
100
Panjang Kayak Jalan Tol
101
Gagal Total Karena Ada Penjagannya
102
Ada Apinya Si Bulat
103
Dasar Anak Muda Yang Umurnya Di Bawahku
104
Santainya Asya Bikin Cahaya...
105
Bumi Dan Cintanya
106
Dikira Musuh Ternyata Dia...
107
Akak! Om! Hihihi
108
Tibalah Dipenghujung Cerita
109
Kau Terlukai Oleh Perasaanmu
110
Katanya Lebih Suka Dipanggil Masnya
111
Sakittis Bukan Dramatis — Apalagi Romantis
112
Wong Jowo Nak Muni Ramen Kui Ramene
113
Kang Sopir Kagak Menjemput ... Plotes Woi
114
Sampai Jumpa!
115
Tutt.... Tutt... Tut
116
Sepertinya Mau Tamatet
117
Kau Memang Bukan Cinta Pertamaku ... Tapi Kau Cinta Terbaikku
118
Suaminya Enggak Mas Toyib, Tapi Kenapa Enggak Pulang
119
Dari Tawar Kemudian Nawar Jadi Riba
120
Tarik Cahaya Bukan Tarik Tambang
121
Ternyata Bayi Ajil ... Pencuri Roti
122
Pa! Katian Bunda ... Nunggu Papa puyang
123
Nomer Yang Tidak Simpan ... Tapi Diketahui
124
Pencuri Rokok ... Tidak Aku Hanya Ingin Melatih Otaknya Berkerja
125
Katian Endak Boyeh Masyuk
126
Menjadikan Cinta Kita Sejarah
127
Namanya Paket Komplit
128
Setiap Kata Membuat Jantung Berdetak
129
Papa Aku Pergi...
130
Ketika Tuhan, Memilihkan Sebuah Pilihan
131
Orang Baru Sadar Malah Ngajak Guyondul
132
Woi ...Kapan Tamadun
133
Suara Didalam Selimut
134
Enggak Dapat Japri Enggak Kasih Jalan
135
Tak Ada Kata Sayang.
136
Novel Baru
137
Dia Istri Dalam Mimpi
138
Promosi Novel! Married With Capt
139
Pena Baru

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!