Duo C Cahaya Cantik

Gadis itu sudah ada di depan Cahaya dan sudah duduk di samping Cahaya, sambil mengulas kan senyuman manisnya.

"Akak kok sendirian?"

"Iya, Adik disini sendirian?" tanya Cahaya, menatap gadis itu.

"Sama papi dong, Akak namanya siapa?"

"Bintang Cahaya Bulan!" ucap Cahaya, yang masih sedikit kesal dengan dosen barunya.

"Oh..." ucap gadis itu, sambil menganggukkan kepala.

"Akak kenapa mukanya ditekuk gitu?" tanya gadis itu, yang mengamati raut wajah Cahaya.

"Enggak kenapa-napa kok," jawab Cahaya tersenyum.

"Kamu namanya siapa, kalau Kakak boleh tahu?"

"Akak sudah tahu bukan!" jawaban gadis itu, membuat Cahaya bingung. Mana ia bisa tahu, kalau gadis itu saja belum pernah menyebutkan namanya.

"Hah!"

"Namaku Cantik Cut Walsall Mentari!" ucap gadis itu, memberi tahu namanya.

"Sudah tahu kan Kak, waktu itu kan Akak memanggilku Cantik!"

"Jangan-jangan Akak peramal ya?" Cantik menebak, sambil menunjuk Cahaya pakai jari tunjuk dan tertawa.

"Hahaha kamu itu ada-ada saja, ya enggak lah."

"Cantik selalu ikut papi?" tanya Cahaya.

"Iya gitu deh."

Cahaya tertawa mendengar jawaban dari gadis berwajah bulat itu, sebelum berucap. "Kamu itu masih kecil tapi bicara kamu gauoolll bangertz."

"Cantik kenapa sering kesini?"

"Papi kerja di sini," jawab Cantik simpel.

"Jadi apa?"

"Enggak tahu, pokoknya kerja gitu, dapat uang. Buat memberi makan Cantik!" jawaban Cantik, yang masuk akal juga menurut Cahaya.

"Cantik, gimana kalau kita ke kantin, cari makanan, Akak yang bayar deh," ajak Cahaya, yang sok-sokan mau bayarin makanannya Cantik, ia tidak tahu kalau Cantik doyan makan. Warteg saja kalau muat dimakan sama gadis itu.

"Ayo Akak Bubble!" ucap Cantik, sambil menarik tangan Cahaya.

"Bubble siapa?" tanya Cahaya, yang sudah ditarik Cantik.

"Ya Akak lah, emang ada siapa lagi disini."

"Panggil saja Cahaya!"

"Udah Akak Bubble saja, Cantik kan suka sama permen karet."

"Lah ...apa hubungannya dengan Kak Cahaya?" tanya Cahaya.

"Bubble gum sama Bulan sama-sama pakai huruf B dan U." Apa hubungannya pikir Cahaya waktu itu.

"Kakak disampaikan dengan permen karet nih?" tanya Cahaya, yang dibalas anggukan oleh Cantik.

Mereka pun telah sampai di kantin. Cahaya meminta Cantik untuk duduk, setelah itu.

Cahaya memesan makanan. Setelah lima menit menunggu ...akhirnya pesanan Cahaya datang.

"Cantik suka sayur enggak?"

Cantik menganggukkan kepala. "Suka."

"Nih makan," ucap Cahaya, menaruh piring didepan gadis itu.

"Ini apa?" tanya Cantik, yang tak pernah melihat makanan seperti itu, Cahaya duduk di depan Cantik dan menaruh piringnya.

"Itu pecel, apa kamu tidak pernah makan pecel?" tanya Cahaya.

"Kalau pecel mana lele nya?" tanya Cantik, biasanya kalau keluarganya mengajaknya makan dijalan. Kalau yang namanya pecel, itu pasti ada lelenya. Tapi kenapa itu tidak, seperti yang ia makan bersama keluarganya.

"Lelenya belum ketangkep."

"Yasudah kita tangkap saja."

Nih anak humoris juga mungkin itu yang ada di pikiran Cahaya.

"Cantik, ini bukan pecel lele sayang, ini itu pecel-nya orang Jawa. Masa kamu enggak tahu sih Can!"

"Lihatlah, ada banyak sayuran kangkung ada, toge, pepaya juga," ucap Cahaya, menjelaskan kepada Cantik.

"Ini apa coklat-coklat, emang pepaya nya enggak manis?"

"Masa dimakan sama nasi," ucap Cantik, yang jijik dengan itu.

"Ini yang coklat itu namanya sambal kacang dan untuk pepaya ini enggak manis karena pepaya nya belum matang waktu diolah," Cahaya dengan telaten menjelaskan kepada Cantik.

"Enak enggak nih?" tanya Cantik, menelisik bisa jadi Cahaya membohongi dirinya.

"Coba dulu sayang, tapi jangan lupa berdoa dulu sebelum makan."

Cantik pun berdoa, setelah itu ia mulai menyendok nasi pecel itu. Perlahan gadis itu memasukan sendok kedalam mulutnya. Dan gadis itu mulai mengunyah makanan itu secara perlahan. Sepertinya lidah gadis itu, mulai merasakan rasa pecel itu. Cahaya melihat ekspresi gadis itu, ia mulai menggelengkan kepalanya. Karena tingkah gadis yang ada di depannya.

"Ka Bubble nonti ako mao tambah lagi," ucap Cantik, dengan mulut penuh makan.

"Iya, nanti Kakak beliin, tapi Cantik kalau makan jangan bicara takut tersedak."

Uhuk.. uhuk... Baru juga berhenti bicara Cahaya. Gadis itu sudah tersedak.

"Minum dulu sayang," ucap Cahaya membantu Cantik minum.

"Nambah lagi, Can?" tanya Cahaya.

"Iya Kak!"

"Tapi nanti ini sudah ya, kamu udah habis tiga piring loh."

"Enggak baik umur seusia mu makan terlalu berlebihan."

" Dibungkus saja Akak, aku makan nanti lagi kalau gitu," ucap Cantik.

Cahaya pun meminta ibu kantin untuk membungkus nasi pecel itu.

"Nih..." Cahaya memberikan nasi pecel yang sudah dibungkus.

"Makasih Kak, Cantik mau nyamperin papi dulu," ucap Cantik, sambil menerima kantung plastik yang berisikan nasi pecel, sambil meninggalkan Cahaya.

Kampret tuh bocah sudah dikasih makan langsung lari saja, uang limapuluh ribu milikku melayang, dihabiskan tuh bocah.

Gadis itu meninggalkan Cahaya setelah ia merasa kenyang.

"Papi, I'm coming!" ucap gadis itu, memasuki ruang pribadi milik ayahnya.

Pria itu hanya tersenyum melihat tingkah anaknya itu. Cantik duduk di depan meja kerja ayahnya.

"Pi, tadi aku bertemu dia," ucap gadis itu, dengan wajah ceria.

Ayahnya tersenyum tipis.

"Dan Papi tahu, aku sudah tahu namanya."

"Namanya Bintang Cahaya Bulan!" Cantik bertanya pada ayahnya, tapi dia juga yang menjawabnya.

"Bulan akan datang diwaktu yang tepat untuk langit. Karena mentari sudah menyelesaikan tugasnya, sekarang saatnya bulan yang akan mendampingi langit." Cantik berbicara dengan tatapan kosong.

"Cantik!" ucap ayah menggoyang tubuh gadis itu agar sadar.

"Iy, iya Pi, ada apa?" tanya Cantik, yang tersadar dari lamunannya.

"Kamu mikir apa sih, kebiasaan deh."

"Cantik lagi mikir gimana caranya, Cantik makan nasi pecel ini," ucap Cantik, yang cengengesan.

"Kamu dapat dari mana?" tanya ayah, mengintimidasi Cantik.

"Tenang Pi, enggak nyuri kok jadi enggak akan sakit perut."

Cantik beranggapan bahwa ayahnya mengira dia mencuri.

"Cantik, Papi serius nanya?"

"Papi-Papi come on, Cantik enggak nyuri bener deh!" ucap gadis itu, sambil memperlihatkan gigi putihnya.

"Lalu dapat dari mana?"

"Kan Papi, enggak ngasih kamu duit tadi."

" Tadi akak Bubble yang traktir," ucapnya, sambil mengerucut kan bibir merah alaminya.

"Akak Bubble siapa?"

"Maksudnya kak Cahaya!" jawabnya sambil tertawa.

"Kamu kalau makan kan banyak, Can. Kasian kalau kakaknya enggak punya uang."

"Cuma tiga piring kok, Pi!" ucapnya berbangga diri, karena gadis itu akan makan empat piring biasanya.

"Kamu itu udah gendut, jangan makan banyak-banyak. Nanti orang enggak bisa membedakan mana Cantik mana bola," ucap ayah, padahal Cantik enggak gendut cuma berisi saja.

"Ya bisa dong Pi, Cantik kan manusia dan bola itu benda. Mati pulak!"

Cantik mulai membuka kantong plastik yang berisi nasi pecel itu. Perlahan ia mengeluarkan bungkusan nasi pecel itu.

" Woww Pi, Papi enggak mau nyoba pecel dari Jawa ini?" tanya Cantik, yang sudah membuka bungkusan nasi pecel itu.

"Kamu makan pecel dari Jawa, emang kamu bisa bahasa Jawa?" Goda sang ayah, kepada anaknya. Ayah ingin jika sang anak bisa menguasai beberapa bahasa daerah yang ada di Indonesia.

"Of course!" ucap Cantik, sambil berjalan kearah wastafel untuk mencuci tangan. Setelah ia mencuci tangannya, ia kembali duduk di depan ayahnya.

"Bismillah, mangan-mangan, (Bismillah, makan-makan) " ucap Cantik, yang mau memasukkan nasi pecel kedalam mulutnya.

Si Cantik bisa juga bahasa Jawa, ya entah dari mana dia bisa berbahasa Jawa.

"Cantik berdoa yang benar."

"Na'am Abi! (iya, Abi!)" jawab Cantik, dengan bahasa Arab yang membuat ayahnya terkejut sekaligus bangga.

"Kamu kok tahu bahasa Arab dari mana?"

"Yang pasti bahasa Arab itu dari Arab, Pi!"

"Kalau bahasa Jawa dari Jawa." Cantik mengunyah makanan. Jawaban Cantik hanya membuat ayahnya menggelengkan kepala.

"Papi, kapan-kapan kita makan nasi pecel sama keluarga ya?"

"Iya."

"Tapi sepertinya ada yang kurang deh, tapi siapa ..." ucap Cantik berpikir.

"Oh ...kita makan sama kak Bubble jadi lengkap Pi!"

Sore harinya akan Cahaya isi dengan kerja part time di kafe. Sebenarnya Cahaya sangat lelah. Tapi ya, mau gimana lagi. Mungkin itu jalan Tuhan yang diberikan ke Cahaya. Mau tidak mau dia harus menjalani kehidupan itu.

Cahaya yang sudah sampai di cafe, ia langsung berganti pakaian. Setelah selesai ia langsung mengerjakan tugasnya sebagai pelayan. Di Indonesia ini orang lebih suka menjadi bawahan dari pada merintis usaha sendiri. Entahlah, tapi itu sudah menjadi mayoritas penduduk Indonesia. Katanya sih malu kalau bisnis kecil-kecilan, ya namanya juga baru, nanti kalau udah cukup lama juga bisa punya karyawan bukan jadi karyawan.

Cahaya pun melayani pengunjung dengan baik.

"Silakan dinikmati Kak!" ucap Cahaya, sambil menundukkan kepalanya kepada pengunjung cafe.

"Makasih!"

Cahaya meninggalkan pelanggan itu, dan menuju ke dapur.

"Lelah Ay?" tanya teman kerja Cahaya.

"Ya gitu deh Mbak, namanya juga kerja pasti lelah."

"Okey, siap Mbak" ucapnya, sambil mengacungkan kedua jempolnya.

"Permisi!" ucap Cahaya kepada pengunjung itu.

Cahaya dengan hati-hati menaruh pesanan pengunjung itu.

"Selamat menikmati Kak!"

Terpopuler

Comments

🧭 Wong Deso

🧭 Wong Deso

aku udah masukin ke daftar favorit ❤️

2021-10-10

0

Yunia Afida

Yunia Afida

semangat terus💪💪💪💪💪💪 cahaya akan indah pada waktunya

2021-09-05

0

Yunia Afida

Yunia Afida

itu si cantik nya

2021-09-05

0

lihat semua
Episodes
1 Pendahuluan
2 Pembukaan
3 Gadis Berwajah Bulat
4 Aku Dibelakang Kamu
5 Tentang Kamu
6 Cantik
7 Wajahnya Hampir Sama
8 Duo C Cahaya Cantik
9 Si Kembar Menguping
10 Pembicaraan Yang Serius
11 Kampus Jadi Mampuss
12 Tiba-tiba Lamaran
13 Berdua Bersamamu
14 Ketahuan Kan
15 Dicium Penghapus
16 Cara Tuhan Mempertemukan
17 Putriku
18 Pendahuluan Duo
19 Eyang Bukan Sayang
20 Takut Khilaf
21 Dua Kisah Cinta
22 Ikhlaskan
23 Jatuh Dipeluk Arkana
24 Orang Tua Dadakan
25 Sulit Jadi Orangtua
26 Tradisi Yang Berbeda
27 Terjawab Sudah
28 Cerita Cantik Hilang
29 2B Berbagi Bersama
30 Rambut Sebahu
31 Sehari Bersama Arkana
32 Saksi Bisu
33 Disuapi Mas Langit
34 Sungkeman
35 Kisah Cinta Bermulai
36 Pendahuluan Tiga
37 Definisi Romantis
38 Jangan Mudah Menilai
39 Jawaban Lima Menit
40 Perhatian Tersirat
41 Rahasia Hati
42 Senyuman Terakhir
43 Tujuan Hidup
44 Buku Harian
45 Menghargai Proses
46 Malam Banyak Menemukan
47 Main Cubit Saja
48 Anugrah Untuk Siapa
49 Allah Selalu Ada
50 Kedatangan Jofisa
51 10 Oktober 2006
52 Ciuman Lima Kali
53 Kemenangan
54 Pendahuluan Empat
55 Pertanyaannya Membosankan
56 Mengapresiasi Dengan Ciuman
57 Istrinya Tahu Gimal Kang
58 Si Weker Sialan
59 Jahanam Serem-serem
60 Tidak Dapat Pelukan Ya
61 Allah Itu Dekat... Sangking Dekatnya Tahu Isi Hati Kita...
62 Hargai Diri Sendiri...
63 Bersyukur Karena Allah... Memberi Pasangan Pengertian
64 Pertemuan Met Jamet Dengan Ajil
65 Kata... Andrian Wongso... Tentang Kesuksesan
66 Ketika K-.... Menjadi Kawan
67 Nongkrong
68 Bersyukur Dapat Istri Pengertian
69 Kalau Suami Marah Mendiamkan Istrinya...
70 Nikmatnya Mengerjai Istri
71 Black Disuruh Cari Ibu Baru
72 Pendahuluan Lima
73 Nikmatnya Bersabar
74 Cintaku Tak... Sebesar Cinta Allah Dan Rasulullah...
75 Ketika Memainkan Drama Tanpa Ada Panggung
76 Dirkeu... Jadi Bapak Dadakan
77 Cerita Dari Langit.... Untuk Si Bulat
78 Bisnis Is Bisnis
79 Kau Menangis Az-zahra
80 Belajar Mengerti Takdir Yang Allah Kasih
81 Jangan Sia-siakan Peluang Berbisnis
82 Sederhananya Perilaku Arkana Untuk Sang Istri
83 Kalau Marah Selalu Diam
84 Belum Selesai Juga... Eh Masalahnya
85 Dahsyatnya Istighfar Berujung Tebengan...
86 Kesedihan Istri... Saat Suami Mengantarkan...
87 Empat Pertanyaan... Tiga Jawaban
88 Seperti Itulah Hubungan
89 Minuman Di Bekas Suami
90 Pendahuluan Enam
91 Belajar Memahami Apa Yang Ada Dalam Diri Anak Kita...
92 Tundukkan Wajahmu... Wahai Para Suami...
93 Siapa Yang Lebih Posesif Melebihi Arkana Kepada Sang Istri...
94 Menghitung Harta Pak Direktur
95 GC Bukan Grup Chat Tapi Gibril... Cantik
96 Singkatan Dari KW Adalah...
97 Wahyu Pertama Kali
98 Dua Ayat Sebelum Tidur
99 Amalkan Apa Yang Lebih Baik Daripada Dunia Dan Seisinya.
100 Panjang Kayak Jalan Tol
101 Gagal Total Karena Ada Penjagannya
102 Ada Apinya Si Bulat
103 Dasar Anak Muda Yang Umurnya Di Bawahku
104 Santainya Asya Bikin Cahaya...
105 Bumi Dan Cintanya
106 Dikira Musuh Ternyata Dia...
107 Akak! Om! Hihihi
108 Tibalah Dipenghujung Cerita
109 Kau Terlukai Oleh Perasaanmu
110 Katanya Lebih Suka Dipanggil Masnya
111 Sakittis Bukan Dramatis — Apalagi Romantis
112 Wong Jowo Nak Muni Ramen Kui Ramene
113 Kang Sopir Kagak Menjemput ... Plotes Woi
114 Sampai Jumpa!
115 Tutt.... Tutt... Tut
116 Sepertinya Mau Tamatet
117 Kau Memang Bukan Cinta Pertamaku ... Tapi Kau Cinta Terbaikku
118 Suaminya Enggak Mas Toyib, Tapi Kenapa Enggak Pulang
119 Dari Tawar Kemudian Nawar Jadi Riba
120 Tarik Cahaya Bukan Tarik Tambang
121 Ternyata Bayi Ajil ... Pencuri Roti
122 Pa! Katian Bunda ... Nunggu Papa puyang
123 Nomer Yang Tidak Simpan ... Tapi Diketahui
124 Pencuri Rokok ... Tidak Aku Hanya Ingin Melatih Otaknya Berkerja
125 Katian Endak Boyeh Masyuk
126 Menjadikan Cinta Kita Sejarah
127 Namanya Paket Komplit
128 Setiap Kata Membuat Jantung Berdetak
129 Papa Aku Pergi...
130 Ketika Tuhan, Memilihkan Sebuah Pilihan
131 Orang Baru Sadar Malah Ngajak Guyondul
132 Woi ...Kapan Tamadun
133 Suara Didalam Selimut
134 Enggak Dapat Japri Enggak Kasih Jalan
135 Tak Ada Kata Sayang.
136 Novel Baru
137 Dia Istri Dalam Mimpi
138 Promosi Novel! Married With Capt
139 Pena Baru
Episodes

Updated 139 Episodes

1
Pendahuluan
2
Pembukaan
3
Gadis Berwajah Bulat
4
Aku Dibelakang Kamu
5
Tentang Kamu
6
Cantik
7
Wajahnya Hampir Sama
8
Duo C Cahaya Cantik
9
Si Kembar Menguping
10
Pembicaraan Yang Serius
11
Kampus Jadi Mampuss
12
Tiba-tiba Lamaran
13
Berdua Bersamamu
14
Ketahuan Kan
15
Dicium Penghapus
16
Cara Tuhan Mempertemukan
17
Putriku
18
Pendahuluan Duo
19
Eyang Bukan Sayang
20
Takut Khilaf
21
Dua Kisah Cinta
22
Ikhlaskan
23
Jatuh Dipeluk Arkana
24
Orang Tua Dadakan
25
Sulit Jadi Orangtua
26
Tradisi Yang Berbeda
27
Terjawab Sudah
28
Cerita Cantik Hilang
29
2B Berbagi Bersama
30
Rambut Sebahu
31
Sehari Bersama Arkana
32
Saksi Bisu
33
Disuapi Mas Langit
34
Sungkeman
35
Kisah Cinta Bermulai
36
Pendahuluan Tiga
37
Definisi Romantis
38
Jangan Mudah Menilai
39
Jawaban Lima Menit
40
Perhatian Tersirat
41
Rahasia Hati
42
Senyuman Terakhir
43
Tujuan Hidup
44
Buku Harian
45
Menghargai Proses
46
Malam Banyak Menemukan
47
Main Cubit Saja
48
Anugrah Untuk Siapa
49
Allah Selalu Ada
50
Kedatangan Jofisa
51
10 Oktober 2006
52
Ciuman Lima Kali
53
Kemenangan
54
Pendahuluan Empat
55
Pertanyaannya Membosankan
56
Mengapresiasi Dengan Ciuman
57
Istrinya Tahu Gimal Kang
58
Si Weker Sialan
59
Jahanam Serem-serem
60
Tidak Dapat Pelukan Ya
61
Allah Itu Dekat... Sangking Dekatnya Tahu Isi Hati Kita...
62
Hargai Diri Sendiri...
63
Bersyukur Karena Allah... Memberi Pasangan Pengertian
64
Pertemuan Met Jamet Dengan Ajil
65
Kata... Andrian Wongso... Tentang Kesuksesan
66
Ketika K-.... Menjadi Kawan
67
Nongkrong
68
Bersyukur Dapat Istri Pengertian
69
Kalau Suami Marah Mendiamkan Istrinya...
70
Nikmatnya Mengerjai Istri
71
Black Disuruh Cari Ibu Baru
72
Pendahuluan Lima
73
Nikmatnya Bersabar
74
Cintaku Tak... Sebesar Cinta Allah Dan Rasulullah...
75
Ketika Memainkan Drama Tanpa Ada Panggung
76
Dirkeu... Jadi Bapak Dadakan
77
Cerita Dari Langit.... Untuk Si Bulat
78
Bisnis Is Bisnis
79
Kau Menangis Az-zahra
80
Belajar Mengerti Takdir Yang Allah Kasih
81
Jangan Sia-siakan Peluang Berbisnis
82
Sederhananya Perilaku Arkana Untuk Sang Istri
83
Kalau Marah Selalu Diam
84
Belum Selesai Juga... Eh Masalahnya
85
Dahsyatnya Istighfar Berujung Tebengan...
86
Kesedihan Istri... Saat Suami Mengantarkan...
87
Empat Pertanyaan... Tiga Jawaban
88
Seperti Itulah Hubungan
89
Minuman Di Bekas Suami
90
Pendahuluan Enam
91
Belajar Memahami Apa Yang Ada Dalam Diri Anak Kita...
92
Tundukkan Wajahmu... Wahai Para Suami...
93
Siapa Yang Lebih Posesif Melebihi Arkana Kepada Sang Istri...
94
Menghitung Harta Pak Direktur
95
GC Bukan Grup Chat Tapi Gibril... Cantik
96
Singkatan Dari KW Adalah...
97
Wahyu Pertama Kali
98
Dua Ayat Sebelum Tidur
99
Amalkan Apa Yang Lebih Baik Daripada Dunia Dan Seisinya.
100
Panjang Kayak Jalan Tol
101
Gagal Total Karena Ada Penjagannya
102
Ada Apinya Si Bulat
103
Dasar Anak Muda Yang Umurnya Di Bawahku
104
Santainya Asya Bikin Cahaya...
105
Bumi Dan Cintanya
106
Dikira Musuh Ternyata Dia...
107
Akak! Om! Hihihi
108
Tibalah Dipenghujung Cerita
109
Kau Terlukai Oleh Perasaanmu
110
Katanya Lebih Suka Dipanggil Masnya
111
Sakittis Bukan Dramatis — Apalagi Romantis
112
Wong Jowo Nak Muni Ramen Kui Ramene
113
Kang Sopir Kagak Menjemput ... Plotes Woi
114
Sampai Jumpa!
115
Tutt.... Tutt... Tut
116
Sepertinya Mau Tamatet
117
Kau Memang Bukan Cinta Pertamaku ... Tapi Kau Cinta Terbaikku
118
Suaminya Enggak Mas Toyib, Tapi Kenapa Enggak Pulang
119
Dari Tawar Kemudian Nawar Jadi Riba
120
Tarik Cahaya Bukan Tarik Tambang
121
Ternyata Bayi Ajil ... Pencuri Roti
122
Pa! Katian Bunda ... Nunggu Papa puyang
123
Nomer Yang Tidak Simpan ... Tapi Diketahui
124
Pencuri Rokok ... Tidak Aku Hanya Ingin Melatih Otaknya Berkerja
125
Katian Endak Boyeh Masyuk
126
Menjadikan Cinta Kita Sejarah
127
Namanya Paket Komplit
128
Setiap Kata Membuat Jantung Berdetak
129
Papa Aku Pergi...
130
Ketika Tuhan, Memilihkan Sebuah Pilihan
131
Orang Baru Sadar Malah Ngajak Guyondul
132
Woi ...Kapan Tamadun
133
Suara Didalam Selimut
134
Enggak Dapat Japri Enggak Kasih Jalan
135
Tak Ada Kata Sayang.
136
Novel Baru
137
Dia Istri Dalam Mimpi
138
Promosi Novel! Married With Capt
139
Pena Baru

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!