Foto

Beberapa hari kemudian, Ariana akhirnya sudah diizinkan pulang ke rumah. Saat sedang bersiap pulang, tiba-tiba pintu ruang rawat inap Ariana diketuk dari luar. Tatiana yang sedang membantu Ariana membereskan barang-barangnya pun segera membuka pintu.

"Bu Azura," seru Tatiana terkejut.

"Ah, hai Bu Tiana, apa kabar?"

Azura saling bersalaman lalu bercipika-cipiki dengan Tatiana. Mereka padahal baru beberapa kali bertemu, tapi sikap mereka sudah seperti seseorang yang telah berteman lama.

"Kabar baik, Bu. Ayo Bu, silahkan masuk!" Tatiana mempersilahkan Azura masuk. Lalu di belakangnya disusul Athariq.

"Hai cantik, sudah baikan?" sapa Azura pada Ariana. Ariana sampai mengerjapkan mata tak percaya kalau Azura kembali datang. Padahal dia hari yang lalu Azura dan Athariq sudah datang, lalu di saat ia akan kembali, mereka kembali datang.

"Alhamdulillah, Bu, Ana sudah baikan" jawab Ariana. Ariana melirik Athariq yang sedang menatapnya, namun saat mata mereka bersirobok, Athariq segera memalingkan wajahnya.

"Alhamdulillah. Katanya kamu hari ini udah boleh pulang ya? Ibu sengaja datang hari ini ingin ikut antar kamu pulang, boleh?" tanya Azura membuat Ariana membulatkan matanya.

Ariana melirik sang ibu. Tatiana mengangguk membuat Ariana akhirnya ikut mengangguk.

Azura lantas mengajak Ariana berbincang. Sementara Tatiana masih baru menyelesaikan membereskan barang-barang Ariana.

Saat sedang berbincang, pintu terbuka. Danang masuk begitu saja ke ruangan itu.

"Na, Mas sudah membereskan administrasi. Kita sudah bisa pulang sekarang," ujar Danang yang tidak menyadari ada Athariq di dalam sana.

Hingga saat ia melihat keberadaan Azura, Danang reflek menoleh ke arah sofa. Wajahnya seketika ditekuk masam. Entah mengapa ia benar-benar tidak menyukai melihat keberadaan Athariq. Meskipun pria itu diam saja dan tidak mendekati istrinya, tapi Danang tetap saja merasa tidak nyaman.

Ariana yang melihat kedatangan Danang seketika berekspresi datar. Azura sampai menyadari perubahan ekspresi itu. Keceriaan yang tadi ada saat mereka berbincang seketika berubah dingin. Azura sebenarnya penasaran, tapi ia tidak mungkin menunjukkan sifat keponya di hadapan Ariana.

"Mereka ngapain sih pake ikut ngantar segala?" ketus Danang setelah mereka berada di dalam mobil.

Ariana melirik Danang. "Memangnya kenapa? Nggak boleh?" sinis Ariana.

"Kamu kenapa sih, Na, makin hari makin sinis. Apalagi semenjak kamu kenal laki-laki itu. Jangan bilang kedatangan dia itu cuma alasan karena permintaan kamu!" desis Danang.

"Jangan sembarangan bicara, Mas! Aku bukan kamu, Mas, yang bahkan saat istrinya sedang sakit pun masih sibuk merhatiin perempuan lain," sentak Ariana dengan suara meninggi. Danang sampai mengerem mobilnya mendadak karena terkejut.

"Kalau kamu cuma mau ngajakin aku bertengkar, lebih baik aku keluar. Aku pulang dengan bunda dan Giandra aja," ketus Ariana kesal dengan tangan berusaha melepaskan sabuk pengaman yang melingkari tubuhnya.

"Eh, jangan! Oke, oke, aku nggak akan bicara apa-apa lagi. Jangan turun! Apa yang akan bunda katakan nanti kalau kau tiba-tiba turun."

Danang pun segera melajukan mobilnya lagi. Tak lama kemudian, ponsel Ariana berdering.

"Iya, Bun?"

"Mobil kalian tadi kenapa mengerem mendadak seperti tadi?" tanya Tatiana. Pertanyaan Tatiana terdengar jelas oleh Danang sebab Ariana menekan tombol loud speaker. Ariana melirik Danang yang tampak gugup sambil menggelengkan kepala.

Ariana tersenyum sinis. "Nggak ada apa-apa, Bun. Tadi Mas Danang kira ada kucing yang sedang menyebrang, taunya cuma perasaannya saja."

"Oh, ya udah. Oh ya, Na, kamu mau mampir beli sesuatu dulu atau nggak?"

"Nggak usah, Bun. Kita langsung pulang saja."

"Baiklah." Ariana pun segera menutup panggilan setelah selesai berbicara dengan Tatiana.

Sepanjang perjalanan, mobil yang ditumpangi Ariana dan Danang hanya diisi dengan keheningan. Ariana benar-benar enggan berbicara dengan suaminya itu.

Sementara itu, di mobil Athariq dan Azura.

"Ibu sedang mikirin apa sih? Tumben sejak tadi mingkem nggak ada suara. Biasanya paling berisik," tegur Athariq membuat Azura mendelik kesal.

"Bicara salah, diam salah, mau kamu apa sih?"

Athariq terkekeh melihat ekspresi sang ibu.

"Mau Ariq? Apa ya?"

"Riq, kamu liat nggak interaksi Ana sama suaminya itu? Kok Mommy mencium aroma-aroma kejanggalan ya?" Azura mengetuk-ngetukkan jari telunjuknya ke dagu seraya berpikir.

"Ibu kepo banget sih? Nggak boleh ikut campur urusan orang lah. Nggak baik."

"Ck, siapa yang mau ikut campur sih. Kalau kepo, baru bener. Mommy cuma penasaran doang, kok."

"Lah, kenapa sekarang jadi mommy? Biasanya protes disebut mommy," ledek Athariq.

Azura memanyunkan bibirnya, "ketularan kamu nih. Salah siapa coba yang sejak kecil manggil mommy jadi sekarang lidah mommy ikutan keseleo kan."

"Baru tau lidah bisa keseleo."

Athariq terkekeh.

"Ya biasalah. Ini buktinya."

Tak lama kemudian mobil Ariana sudah tiba rumahnya. Setibanya di rumah, Danang cepat-cepat turun untuk membukakan pintu Ariana , tapi perempuan itu justru sudah lebih dulu turun membuat Danang berdecak kesal. Tingkat kekesalannya makin meninggi saat melihat Athariq dengan sigap membantu Giandra membawakan barang-barang Ariana.

"Ck, sok baik banget!" kesal Danang.

"Siapa yang sok baik?" tanya Giandra dingin yang kebetulan mendengar apa yang Danang ucapkan.

"Apa?" Danang gelagapan.

"Nggak usah pura-pura bodoh, gue nggak tuli," ketus Giandra sambil lalu.

Danang mendengkus kesal.

'Nggak kakak, nggak adik, ketus semua. Huh, menyebalkan!'

Azura dan Athariq tidak begitu lama di kediaman. Azura sebenarnya sengaja ikut mengantar pulang agar bisa mengetahui tempat tinggal Ariana. Siapa tahu dia merasa kangen jadi sewaktu-waktu ia bisa mengunjunginya.

30 menit kemudian, Azura dan Athariq pun pamit menyisakan Ariana, Danang, Tatiana, dan Giandra.

"Sayang, Mas balik ke rumah sakit dulu ya!" ucap Danang lembut.

Ariana melirik datar. Ia tidak tersentuh sama sekali. Giandra yang melihat pun mengulum senyum. Bukan senang melihat kerenggangan suami istri itu, hanya saja ia kesal karena Danang sering sekali meninggalkan kakaknya tiba-tiba.

Danang mencium kening Ariana. Ariana berusaha tersenyum meskipun tak suka sebab ada Tatiana yang sedang memperhatikan mereka. Meskipun ia kesal dan kecewa dengan Danang, tapi Ariana bukanlah tipe yang bisa dengan begitu mudah menceritakan permasalahannya dengan orang lain. Ia tidak ingin keluarganya terbebani dengan permasalahan rumah tangganya.

Melihat senyum Ariana , Danang merasa lega. Ia pun segera berangkat ke rumah sakit.

Setibanya di rumah sakit, Danang pun segera berjalan menuju ruangannya. Saat berjalan, ia berpapasan dengan Monalisa. Diam-diam Monalisa menyentuh jari-jemari Danang. Danang melirik dengan tersenyum. Dan semua itu tak luput dari perhatian dokter Rahman yang kebetulan melihatnya.

Menjelang sore,

"Maaf, Dok, Anda dipanggil direktur ke ruangannya!" ujar seorang perawat.

Danang yang sedang menyelesaikan laporannya pun mendongakkan kepala.

"Ada apa ya?" tanya Danang penasaran.

"Maafz dik, saya kurang tahu. Saya hanya diminta direktur untuk memanggil Anda ke ruangannya."

Danang mengangguk kemudian mempersilahkan perawat tersebut pergi. Danang pun segera membereskan mejanya, merapikan pakaian, dan berjalan menuju ruangan dokter Samudera yang berada di lantai berbeda dengan ruangannya.

Tok tok tok ...

"Silahkan masuk, Dok!" ujar asisten dokter Samudera.

Danang mengangguk. Ia pun segera masuk. Asisten dokter Samudera pun segera menutup rapat pintu seperti yang diminta Samudera sebelumnya. Dokter Samudera memintanya menutup rapat pintu setelah Danang masuk ke ruangannya.

Danang merasa heran, namun ia tidak terlalu memikirkannya. Hingga saat baru saja Danang ingin menyapa Dokter Samudera, tiba-tiba berlembar foto sudah terlempar di wajahnya.

Danang sontak saja terkejut bukan main. Ia bingung, kenapa ayah mertuanya itu bersikap begitu kasar padanya. Bahkan Dokter Samudera juga menatapnya dengan begitu nyalang membuat Danang gugup bukan main.

"A-ayah, ada apa ya? Dan apa---"

Seketika mata Danang terbelalak saat menyadari foto apa yang barusan dilemparkan ke wajahnya.

Wajah Danang seketika memucat.

...***...

...Happy reading 🥰🥰🥰...

Terpopuler

Comments

Cicih Sophiana

Cicih Sophiana

rasain loh emang enak... kluarin pak dia dr rumah sakit itu... biar rasa

2024-04-24

3

Fitriana astuti

Fitriana astuti

sepintar pintarnya kamu loncat suatu saat akan merasakan jatuh juga ya Danang....kutunggu kehancuranmu😠

2024-05-16

0

Tri Utari Agustina

Tri Utari Agustina

Rasakan Dokter Danang ketuhuan mertua selingkuh

2024-04-30

0

lihat semua
Episodes
1 Rahasia di laptop suamiku
2 Sebuah Tekad
3 Jangan-jangan dia ...
4 Praduga
5 Sebuah kenyataan
6 Bertemu
7 Pertengkaran
8 Sebuah nasihat
9 Brakkk and Deal
10 di rumah sakit
11 Firasat seorang ibu
12 Don't judge a book by it's cover
13 Athariq Satya Nugraha
14 Bolehkah ...
15 Melihat
16 Foto
17 Kemarahan Samudera
18 Tamu dadakan
19 Sebuah keputusan
20 Surat peringatan
21 Bertubi-tubi
22 Keputusan tepat
23 Selalu bertabrakan
24 Pulang
25 Pertengkaran
26 Diculik ...
27 Harga mati
28 Ancaman Giandra
29 Sidang perdana
30 Bertemu
31 Kedatangan Danang
32 Desas-desus dan cemoohan
33 Bertubi-tubi II
34 Ikut nongkrong
35 Jum'at berkah I
36 Jum'at Berkah II
37 Azura vs Danang
38 Kutukan
39 Bertemu
40 Terbongkar
41 Paparazi dadakan
42 Sebuah kebenaran
43 43
44 Sebuah penawaran
45 Skak mat
46 Tolong bantuan laporin plagiat karya
47 Diculik?
48 Bugh
49 Byur ...
50 baper?
51 Makan siang pengganti
52 SIM
53 53
54 Athariq
55 Eneng
56 Eneng lagi
57 Coklat Swiss
58 Ku .... dengan Bismillah
59 Jodi
60 Kerja sama
61 Berkunjung
62 Takut
63 Provokasi
64 Selamat bersenang-senang!
65 Judulin sendiri! Hehehe ...
66 Solo karir
67 Flashback
68 Anugerah
69 3 sampai 5
70 Orisinil
71 Ariana adalah istriku
72 Dipecat
73 Penyesalan
74 74
75 75
76 76
77 77
78 78
79 Mutiara Kasih Bunda Ana
80 80
81 81
82 82
83 83 (S2 DD)
84 84
85 85
86 86
87 87
88 88
89 89
90 90
91 91
92 92
93 93
94 Bukankah itu ....
95 95
96 96
97 97
98 98
99 99
100 100
101 101
102 102
103 103
104 104
105 105
106 106
107 107
108 108
109 109
110 110
111 111
112 112
113 113
114 114
115 115
116 Berdamai dengan masa lalu
117 117
118 118
119 119
120 The End
121 Bonchap RW 1
122 Bonchap RW 2
123 Bonchap RW 3
124 Bonchap RW 4
125 Bonchap RW 5
126 Bonchap RW 6
127 Bonchap RW 7
128 Bonchap RW 8
129 Bonchap RW 9
130 Bonchap RW 10
131 Bonchap RW 11
132 Bonchap RW 12
133 Bonchap RW 13
134 Bonchap RW 14
135 Bonchap RW 15
136 Bonchap RW 16
137 Bonchap RW 17
138 Bonchap RW 18
139 Bonchap RW 19
140 Bonchap AA
141 Ending sebenarnya
Episodes

Updated 141 Episodes

1
Rahasia di laptop suamiku
2
Sebuah Tekad
3
Jangan-jangan dia ...
4
Praduga
5
Sebuah kenyataan
6
Bertemu
7
Pertengkaran
8
Sebuah nasihat
9
Brakkk and Deal
10
di rumah sakit
11
Firasat seorang ibu
12
Don't judge a book by it's cover
13
Athariq Satya Nugraha
14
Bolehkah ...
15
Melihat
16
Foto
17
Kemarahan Samudera
18
Tamu dadakan
19
Sebuah keputusan
20
Surat peringatan
21
Bertubi-tubi
22
Keputusan tepat
23
Selalu bertabrakan
24
Pulang
25
Pertengkaran
26
Diculik ...
27
Harga mati
28
Ancaman Giandra
29
Sidang perdana
30
Bertemu
31
Kedatangan Danang
32
Desas-desus dan cemoohan
33
Bertubi-tubi II
34
Ikut nongkrong
35
Jum'at berkah I
36
Jum'at Berkah II
37
Azura vs Danang
38
Kutukan
39
Bertemu
40
Terbongkar
41
Paparazi dadakan
42
Sebuah kebenaran
43
43
44
Sebuah penawaran
45
Skak mat
46
Tolong bantuan laporin plagiat karya
47
Diculik?
48
Bugh
49
Byur ...
50
baper?
51
Makan siang pengganti
52
SIM
53
53
54
Athariq
55
Eneng
56
Eneng lagi
57
Coklat Swiss
58
Ku .... dengan Bismillah
59
Jodi
60
Kerja sama
61
Berkunjung
62
Takut
63
Provokasi
64
Selamat bersenang-senang!
65
Judulin sendiri! Hehehe ...
66
Solo karir
67
Flashback
68
Anugerah
69
3 sampai 5
70
Orisinil
71
Ariana adalah istriku
72
Dipecat
73
Penyesalan
74
74
75
75
76
76
77
77
78
78
79
Mutiara Kasih Bunda Ana
80
80
81
81
82
82
83
83 (S2 DD)
84
84
85
85
86
86
87
87
88
88
89
89
90
90
91
91
92
92
93
93
94
Bukankah itu ....
95
95
96
96
97
97
98
98
99
99
100
100
101
101
102
102
103
103
104
104
105
105
106
106
107
107
108
108
109
109
110
110
111
111
112
112
113
113
114
114
115
115
116
Berdamai dengan masa lalu
117
117
118
118
119
119
120
The End
121
Bonchap RW 1
122
Bonchap RW 2
123
Bonchap RW 3
124
Bonchap RW 4
125
Bonchap RW 5
126
Bonchap RW 6
127
Bonchap RW 7
128
Bonchap RW 8
129
Bonchap RW 9
130
Bonchap RW 10
131
Bonchap RW 11
132
Bonchap RW 12
133
Bonchap RW 13
134
Bonchap RW 14
135
Bonchap RW 15
136
Bonchap RW 16
137
Bonchap RW 17
138
Bonchap RW 18
139
Bonchap RW 19
140
Bonchap AA
141
Ending sebenarnya

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!