Athariq Satya Nugraha

Beberapa jam sebelum kedatangan Athariq.

"Ibu kenapa sih? Kok dari tadi wajahnya cemberut gitu?" tanya Athariq yang baru saja keluar dari dalam kamarnya. Sepulangnya dari rumah sakit tadi, memang wajah Azura tampak selalu ditekuk masam. Sementara Arkandra sudah kembali ke kantor sebab ia ada pertemuan penting. Bahkan pertemuan Athariq dengan pihak rumah sakit Husada pun terpaksa ditunda akibat kecelakaan itu.

Azura menghela nafas panjang. Kemudian ia melirik Athariq.

"Ibu tuh heran, kamu kok susah banget sih dapetin jodoh. Padahal kamu nggak ada trauma kayak ayah dulu. Kalo ayah dulu kan kamu udah tau sendiri ceritanya kenapa sampai Aunty Kencana turun tangan jodohin ibu dan ayah, ya karena masa lalunya itu. Lah kamu Riq, kok kamu belum mau nikah. Susah juga dicariin jodoh. Sekalinya ketemu yang ibu suka dan ibu rasa pas, eh malah istri orang. Kenapa nggak ibu tuh bete tau. Padahal tadi ibu udah ancang-ancang mau lamar Ariana, eh taunya dia dah punya suami. Naseeeb ... Naseeeeb ... " cerocos Azura panjang kali lebar kali tinggi. (Rumus volume kali ah. 😂)

Athariq memutar bola matanya malas.

"Namanya bukan jodoh. Gitu aja kok pake ribet," ketus Athariq.

"Lah, jadi jodoh kamu siapa dong?" Bibir Azura mencebik.

"Ya mana Ariq tau lah, Bu. Kalau Ariq tau, udah Ariq bawa kemari biar nggak selalu ditanya 'kapan kawin'?" Athariq mengangkat jarinya ke samping kepala dan menggestur tanda kutip. "Nikah aja belum, udah ditanya kapan kawin. Aneh!"

Azura terkekeh. Kemudian ia mengusap puncak kepala sang putra.

"Oh ya, kaki kamu nggak papa kan? Bisa dibawa pergi agak jauh nggak? Tenang aja, nggak disuruh nyetir kok. Entar pak Antok yang nyopirin."

"Emangnya ibu mau minta aku ke mana?"

Azura tersenyum lebar, "anterin makanan untuk Ariana."

Athariq melebarkan matanya.

"Apa? Nggak, nggak, ah, aku nggak mau, Bu."

Mata Azura seketika memicing tajam.

"Ayoloh, ibu masih marah ya kamu udah buat motor kesayangan ibu penyok gitu? Velgnya rusak, kaca spionnya pecah, lampu variasinya juga pecah. Kalo jodohnya beneran dapat sih, ibu ikhlas. Lah ini ... Motor rusak, dapat menantu gagal, otomatis motor kamu jadi gagal milik ibu. Ayo, mau nurut atau motor kamu ibu pretelin terus ibu jual ke loak?" ancam Azura dengan mata melotot.

Athariq lantas membelalakkan matanya.

"Yang bener aja, Bu. Mending motor itu ibu jual ke dealer daripada dipretelin. Rugi lah."

"Biarin. Biar tau rasa."

Athariq mengeratkan giginya.

"Oke, oke! Ariq anterin. Dasar tukang paksa," jawab Athariq ketus.

Azura melebarkan senyumnya, "anak pintar!" pujinya yang direspon Athariq dengan delikan.

Dan di sinilah Athariq sekarang. Ia sudah menyodorkan makanan yang dibawakan ibunya khusus Ariana pada Giandra. Giandra pun membuka paper bag yang berisi beberapa kotak makan. Isinya beberapa macam kue dan cemilan.

Ariana yang melihat aneka makanan itupun melebarkan matanya. Di dalam kotak makan itu ada gabin tape, onde-onde, ongol-ongol, bola-bola ubi, dan pempek. Padahal itu hanya makanan sederhana, tapi bisa membuat Ariana girang bukan main saat melihatnya.

"Ini ibu kamu semua yang buat?" tanya Ariana dengan mata berbinar.

Melihat ekspresi lucu Ariana, Athariq tersenyum kecil.

"Nggak tau juga. Taunya ibu suruh anterin, ya udah."

"Ya ampun, ibu kamu kok baik banget sih, Bang. Kamu juga sampe mau repot-repot gini, makasih banget ya. Sampaikan juga ke ibu Abang, makasih. Tau aja aku suka makanan kayak gini. Padahal baru kenal lho."

Athariq mengulum senyum. Memang Ariana belum tahu kalau mereka sebenarnya dulu sudah pernah saling mengenal, tapi mungkin Ariana sudah lupa. Apalagi saat itu Ariana masih SD.

"Ya, nanti aku sampaikan."

Ariana tersenyum lebar.

"Boleh aku cicip?"

"Silahkan! Kan itu memang buat kamu."

Ariana lantas mengambil ongol-ongol dan melahapnya. Kenyal dan manis dicampur gurihnya kelapa meleleh di mulut Ariana. Ariana menyantap makanannya dengan senyuman merekah.

"Kak Ana kalo udah ngadep makanan kesukaannya, lupa deh sama yang lain. Nawarin kek. Nggak tau apa, adeknya juga laper," omel Giandra pura-pura merajuk membuat Ariana terkekeh.

"Kalau mau ya, sini! Atau mau kakak suapin?"

Mata Giandra bersinar. Ia pun segera mendekat dan membuka mulutnya.

"Hmmm ... Enak ya, Kak?" Ariana mengangguk. Lalu Giandra menoleh ke arah Athariq yang diam saja. "Kak, kayaknya Bang Ariq minta disuapin juga tuh?" Ariana menoleh. Athariq membulatkan matanya.

"Beneran, Bang? Kalau mau, sini, sekalian aku suapin?" tawar Ariana polos.

"Eh, ng-nggak. Nggak usah. Kamu Gi, ada-ada aja," ujar Athariq salah tingkah.

Tawa Giandra pecah. Apalagi saat melihat wajah Athariq yang memerah.

"Bang, kok mukanya merah gitu? Salting nih ye!" goda Giandra.

"Heh, mana ada." Athariq seketika memalingkan wajah membuat Giandra tergelak kencang.

Namun tawa girang itu seketika menghilang saat melihat kedatangan 3 orang ke dalam ruang perawatan sang kakak. Mereka adalah Danang dan kedua orang tuanya.

"Ana, ya Allah, Nak, kamu kenapa bisa sampai begini?" seru ibu Danang khawatir.

"Iya, Na, mama kamu panik banget saat Danang kasi tau kamu kecelakaan." Ayah Danang ikut bersuara.

Ariana tersenyum kaku. "Ana nggak papa kok, Ma, Pa. Nggak usah khawatir."

"Gimana nggak khawatir, kamu sampai luka gini lho. Terus gimana yang nabrak kamu? Udah dilaporin ke polisi kan? Dia harus dijebloskan ke penjara supaya tau rasa. Apalagi kamu itu seorang dokter, gimana kalau kamu kenapa-kenapa. Semua bagian dari diri kamu itu berharga, apalagi tangan kamu yang diciptakan untuk mengobati orang lain," ucap ibu Danang membuat Ariana seketika melirik Athariq yang serba salah.

Sementara itu, sejak masuk Danang tampak menatap heran para Athariq.

'Siapa laki-laki ini? Kenapa dia ada di ruang rawat inap Ana?' batinnya bertanya-tanya. 'Kok mukanya kayak nggak asing gitu ya?' Danang lupa kalau ia pernah bertemu dengan Athariq di supermarket. Tapi karena saat itu ia langsung membawa pulang Ariana, jadi ia tidak begitu mengingat wajah Athariq. Selain itu, saat itu Athariq mengenakan pakaian ala preman jadi hal itu semakin membuatnya tidak mengenali rupa Athariq.

 Sementara itu, Giandra tampak bungkam. Sejak dulu entah kenapa ia tidak pernah menyukai sosok Danang. Meskipun sering ke rumah bersama orang tuanya, tapi Giandra selalu menghindar dari Danang. Apalagi setiap datang, pasti orang tuanya selalu saja sibuk memuji-muji Danang. Danang cerdas lah, Danang hebat lah, dia berhasil ini lah, dia bisa itu lah. Seolah-olah Danang itu benar-benar sempurna.

Dan saat Giandra tahu kakaknya menerima lamaran Danang, sebenarnya ia tidak setuju. Tapi mau bagaimana lagi. Ia hanya seorang adik. Ia tidak memiliki hak untuk melarang. Apalagi kala itu kakaknya tampak bahagia sekali saat Danang dan orang tuanya melamarnya.

"Ana nggak ngelaporin dia ke polisi, Ma."

"Lho kok gitu? Jangan terlalu baik jadi orang, Na. Yang salah tetaplah salah jadi sudah seharusnya ia mendapatkan sanksi atas perbuatannya. Jangan karena kamu masih selamat jadi kamu biarin pelaku penabrak kamu itu bebas berkeliaran," ujar Mama Danang lagi.

"Tapi dia nggak sepenuhnya salah, Ma, makanya Ana nggak laporin dia. Ana saat itu mendadak pusing banget jadi nggak sengaja nyerempet dia. Dia juga udah bertanggung jawab kok, Ma. Malah dia yang temenin Ana ke rumah sakit. Dia juga sebenarnya cedera. Itu orangnya ... "

Ariana lantas menunjuk ke arah yang sejak tadi diam duduk di sofa ruangan itu. Semua orang pun menoleh, termasuk ayah Danang yang sebenarnya sejak tadi curi-curi pandang ke arah Athariq.

"Dia ... " beo ibu Danang.

"Iya. Namanya bang ... Bang apa tadi ya? Bang, nama Abang siapa tadi? Maaf, Ana lupa." Ariana tersenyum kikuk.

"Perkenalkan, nama saya Athariq, Tante, Om, Em ... Pak ... " Athariq mendekati ketiga orang itu dan mengajaknya bersalaman. Ibu Danang menyambut kaku salaman itu. Apalagi paras Athariq sungguh rupawan. Meskipun sorot matanya tajam dan dingin, tapi tetap saja pesonanya tak sungguh luar biasa.

"Kau ... Kalau bawa motor itu hati-hati! Bagaimana kalau istri saya terluka parah? Pasti sudah saya habisi kau!" sentak Danang dengan tatapan tajamnya.

"Namanya musibah, Kak. Nggak perlu diperpanjang lagi. Toh kak Ana sudah bilang kan, ini bukan 100% kesalahan Bang Ariq," sela Giandra membuat Danang terperangah sebab baru kali ini pemuda itu mau bicara dengannya. Tapi pemuda itu bicara justru untuk membela Athariq membuat Danang kesal bukan main.

"Apa yang Gian bilang itu benar, Mas. Sudahlah, jangan memperpanjang masalah lagi," imbuh Ariana.

Danang mendengus mendengar pembelaan sang istri terhadap Athariq. Ia lantas menatap tak suka pada Athariq.

"Maaf, bukankah Anda Athariq Satya Nugraha, direktur operasional Satya Medika sekaligus putra pertama dari CEO Arkandra Satya Nugraha?" tanya Andi-ayah Danang. Ia adalah kepala instalasi farmasi. Rumah sakit Husada sudah lama bekerja sama dengan perusahaan farmasi Satya Medika. Satya Medika merupakan pemasok utama obat-obatan di rumah sakit itu. Oleh sebab itu, Andi banyak mengetahui tentang seluk beluk perusahaan itu.

Athariq tersenyum tipis, kemudian mengangguk.

"Anda benar, Pak."

Jawaban singkat itu ternyata mampu membuat mata semua yang ada di sana terbelalak, terutama Ariana yang dua kali sebelumnya bertemu dengan Athariq dengan penampilan preman. Ia tidak pernah menyangka kalau laki-laki itu bukanlah orang biasa. Dibalik penampilannya itu tersimpan identitas yang sungguh luar biasa.

Ternyata bukan hanya Ariana dan Giandra yang terkejut luar biasa, tapi Danang juga. Entah mengapa, ia jadi semakin tidak suka dengan sosok Athariq .

...***...

Udah panjang lagi ya. Semoga puas.

Btw, di tempat kakak hujan nggak? Di sini berrrr ... dari pagi hujan, berhenti, hujan lagi, berhenti lagi, dan sekarang hujan lagi. Mana deras. Dingiiiin. Kopi sama mie instan kayaknya enak. 🍜☕🤤😂

...Happy Reading ❤️❤️❤️...

Terpopuler

Comments

Fitrian Delli

Fitrian Delli

mampus lo danang lo kere d banding atariq, lo miskin jd aja lo sm monalisa biar ariana sm atariq

2024-04-30

5

Suharnani

Suharnani

kasihan sekali ya Danang. tidak melihat sisi lain dr Ariana. yg melihat justru laki"lain

2024-05-22

0

Agus Hendra Setiawan

Agus Hendra Setiawan

sungguh ibu yang sangat baik 😂😂😂

2024-05-22

1

lihat semua
Episodes
1 Rahasia di laptop suamiku
2 Sebuah Tekad
3 Jangan-jangan dia ...
4 Praduga
5 Sebuah kenyataan
6 Bertemu
7 Pertengkaran
8 Sebuah nasihat
9 Brakkk and Deal
10 di rumah sakit
11 Firasat seorang ibu
12 Don't judge a book by it's cover
13 Athariq Satya Nugraha
14 Bolehkah ...
15 Melihat
16 Foto
17 Kemarahan Samudera
18 Tamu dadakan
19 Sebuah keputusan
20 Surat peringatan
21 Bertubi-tubi
22 Keputusan tepat
23 Selalu bertabrakan
24 Pulang
25 Pertengkaran
26 Diculik ...
27 Harga mati
28 Ancaman Giandra
29 Sidang perdana
30 Bertemu
31 Kedatangan Danang
32 Desas-desus dan cemoohan
33 Bertubi-tubi II
34 Ikut nongkrong
35 Jum'at berkah I
36 Jum'at Berkah II
37 Azura vs Danang
38 Kutukan
39 Bertemu
40 Terbongkar
41 Paparazi dadakan
42 Sebuah kebenaran
43 43
44 Sebuah penawaran
45 Skak mat
46 Tolong bantuan laporin plagiat karya
47 Diculik?
48 Bugh
49 Byur ...
50 baper?
51 Makan siang pengganti
52 SIM
53 53
54 Athariq
55 Eneng
56 Eneng lagi
57 Coklat Swiss
58 Ku .... dengan Bismillah
59 Jodi
60 Kerja sama
61 Berkunjung
62 Takut
63 Provokasi
64 Selamat bersenang-senang!
65 Judulin sendiri! Hehehe ...
66 Solo karir
67 Flashback
68 Anugerah
69 3 sampai 5
70 Orisinil
71 Ariana adalah istriku
72 Dipecat
73 Penyesalan
74 74
75 75
76 76
77 77
78 78
79 Mutiara Kasih Bunda Ana
80 80
81 81
82 82
83 83 (S2 DD)
84 84
85 85
86 86
87 87
88 88
89 89
90 90
91 91
92 92
93 93
94 Bukankah itu ....
95 95
96 96
97 97
98 98
99 99
100 100
101 101
102 102
103 103
104 104
105 105
106 106
107 107
108 108
109 109
110 110
111 111
112 112
113 113
114 114
115 115
116 Berdamai dengan masa lalu
117 117
118 118
119 119
120 The End
121 Bonchap RW 1
122 Bonchap RW 2
123 Bonchap RW 3
124 Bonchap RW 4
125 Bonchap RW 5
126 Bonchap RW 6
127 Bonchap RW 7
128 Bonchap RW 8
129 Bonchap RW 9
130 Bonchap RW 10
131 Bonchap RW 11
132 Bonchap RW 12
133 Bonchap RW 13
134 Bonchap RW 14
135 Bonchap RW 15
136 Bonchap RW 16
137 Bonchap RW 17
138 Bonchap RW 18
139 Bonchap RW 19
140 Bonchap AA
141 Ending sebenarnya
Episodes

Updated 141 Episodes

1
Rahasia di laptop suamiku
2
Sebuah Tekad
3
Jangan-jangan dia ...
4
Praduga
5
Sebuah kenyataan
6
Bertemu
7
Pertengkaran
8
Sebuah nasihat
9
Brakkk and Deal
10
di rumah sakit
11
Firasat seorang ibu
12
Don't judge a book by it's cover
13
Athariq Satya Nugraha
14
Bolehkah ...
15
Melihat
16
Foto
17
Kemarahan Samudera
18
Tamu dadakan
19
Sebuah keputusan
20
Surat peringatan
21
Bertubi-tubi
22
Keputusan tepat
23
Selalu bertabrakan
24
Pulang
25
Pertengkaran
26
Diculik ...
27
Harga mati
28
Ancaman Giandra
29
Sidang perdana
30
Bertemu
31
Kedatangan Danang
32
Desas-desus dan cemoohan
33
Bertubi-tubi II
34
Ikut nongkrong
35
Jum'at berkah I
36
Jum'at Berkah II
37
Azura vs Danang
38
Kutukan
39
Bertemu
40
Terbongkar
41
Paparazi dadakan
42
Sebuah kebenaran
43
43
44
Sebuah penawaran
45
Skak mat
46
Tolong bantuan laporin plagiat karya
47
Diculik?
48
Bugh
49
Byur ...
50
baper?
51
Makan siang pengganti
52
SIM
53
53
54
Athariq
55
Eneng
56
Eneng lagi
57
Coklat Swiss
58
Ku .... dengan Bismillah
59
Jodi
60
Kerja sama
61
Berkunjung
62
Takut
63
Provokasi
64
Selamat bersenang-senang!
65
Judulin sendiri! Hehehe ...
66
Solo karir
67
Flashback
68
Anugerah
69
3 sampai 5
70
Orisinil
71
Ariana adalah istriku
72
Dipecat
73
Penyesalan
74
74
75
75
76
76
77
77
78
78
79
Mutiara Kasih Bunda Ana
80
80
81
81
82
82
83
83 (S2 DD)
84
84
85
85
86
86
87
87
88
88
89
89
90
90
91
91
92
92
93
93
94
Bukankah itu ....
95
95
96
96
97
97
98
98
99
99
100
100
101
101
102
102
103
103
104
104
105
105
106
106
107
107
108
108
109
109
110
110
111
111
112
112
113
113
114
114
115
115
116
Berdamai dengan masa lalu
117
117
118
118
119
119
120
The End
121
Bonchap RW 1
122
Bonchap RW 2
123
Bonchap RW 3
124
Bonchap RW 4
125
Bonchap RW 5
126
Bonchap RW 6
127
Bonchap RW 7
128
Bonchap RW 8
129
Bonchap RW 9
130
Bonchap RW 10
131
Bonchap RW 11
132
Bonchap RW 12
133
Bonchap RW 13
134
Bonchap RW 14
135
Bonchap RW 15
136
Bonchap RW 16
137
Bonchap RW 17
138
Bonchap RW 18
139
Bonchap RW 19
140
Bonchap AA
141
Ending sebenarnya

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!