Sebuah Tekad

"Sayang, kok melamun sih? Kamu ada masalah" tanya Tatiana yang menghampiri sang putri sulung.

Ia duduk di samping Ariana. Ariana yang melihat sang ibu pun segera memeluk lengannya dan merebahkan kepalanya di pundak sang ibu. Tatiana tersenyum. Meskipun ia sudah memiliki anak sendiri dengan Samudera, tapi rasa sayangnya tidak pernah berubah dengan putri sambungnya itu. Sebab berkat putri sambungnya inilah akhirnya ia bisa menemukan kebahagiaan yang sempat hilang dari dalam hidupnya. Meskipun dalam perjalanannya cukup berliku, tapi ia tidak pernah menyesalinya. Bukankah setiap orang memiliki ujiannya masing-masing.

"Nggak ada kok, Bun," dusta Ariana.

"Bener?"

"Bener kok, Bun."

"Tapi kok kamu keliatan murung gitu?"

"Ana beneran nggak papa kok."

"Baguslah kalau nggak ada. Bunda hanya cemas saja. Bunda tuh sayang banget sama kamu. Ingat ini, kalau ada masalah apapun, jangan pernah pendam sendiri, oke? Ingat, kamu punya bunda, punya ayah, Ana punya kami yang akan selalu menerima Ana dengan tangan terbuka. Ayah, Bunda, Gian, Mike, dan Mika sangat menyayangi Ana," ujar Tatiana.

Entah mengapa Tatiana mengatakan itu. Mungkin tanpa sadar ia sudah memiliki firasat yang kurang baik tentang anaknya. Meskipun bukan anak kandung, tapi Tatiana sudah merawat Ariana sejak ia masih sangat kecil. Bahkan tidak sedikit yang mengira Ariana anak kandung Tatiana. Apalagi semakin besar, Ariana justru semakin mirip dengan Tatiana.

Ariana tersenyum lebar, "iya, Bun. Siap, laksanakan!" serunya berseloroh. Ariana lantas mencium pipi Tatiana dengan sayang. Karena memang sesayang itu Ariana pada Tatiana.

"Ih, Gian kok lama sekali sih," omel Ariana.

"Kenapa nggak ditelepon aja? Laptopnya juga ada di kamar tuh. Pake langsung aja, kenapa. Biasanya juga gitu kan!"

"Nggak ah, Bun. Laptop itu kan termasuk barang pribadi jadi Ana nggak mau sentuh sembarangan. Entar kalau ada apa-apa, Ana juga yang repot," ujarnya sambil terkekeh.

Padahal sebenernya ia jadi sedikit trauma menyentuh barang yang bukan miliknya. Padahal biasanya juga ia bebas menyentuh barang milik adik-adiknya. Tapi kini ia justru tidak berani.

Tak lama kemudian, yang ditunggu akhirnya datang. Giandra pulang bersama Michael atau yang kerap disapa Mike. Mereka ternyata pulang dari bermain futsal.

Melihat kedatangan Ariana, Giandra dan Mike pun segera menghampiri sang kakak, mencium punggung tangannya, kemudian mereka saling berpelukan.

"Nggak papa nih kakak bawa laptopnya? Entar kamu butuh, Gi?"

"Nggak papa, Kak. Pake aja. Kalo butuh, aku bisa pinjam yang Mike. Paling juga besok laptop kak Ana udah beres kok. Entar kalo udah beres, Gian segera kabarin deh."

"Makasih ya, Gi."

...***...

Menjelang sore, Ariana baru pulang ke rumahnya. Di sepanjang perjalanan, Ariana tak henti-hentinya menghembuskan nafas kasar. Ia sengaja pulang sedikit sore sembari menunggu sang ayah pulang. Ia pun sudah merindukan ayahnya itu. Apalagi semenjak menikah beberapa bulan lalu, ia baru sempat pulang ke rumah beberapa kali juga.

Ariana memang baru menikah beberapa bulan yang lalu. Danang merupakan putra dari rekan kerja Samudera. Ariana sendiri sudah cukup lama menyukai Danang. Laki-laki itu memang kerap datang bersama sang ayah sehingga dari sana ia dan Danang saling berkenalan.

Sebagai sama-sama calon dokter membuat interaksi keduanya begitu nyambung. Hingga akhirnya mereka menjadi koas di tempat yang sama membuat keduanya kian dekat.

Hingga di hari terakhir Ariana menjalani koas, orang tua Danang tiba-tiba datang melamar. Ariana yang memang sudah cukup lama menyukai Danang pun menerima lamaran itu.

Setelah menikah, Danang memang bersikap baik. Tapi entah mengapa, Ariana merasa Danang memperlakukannya seperti teman biasa. Bukannya seorang istri. Bahkan Danang tidak pernah menatapnya dengan penuh cinta.Tak ada gairah yang membara. Tak ada gelora asmara. Semua terasa dingin dan hambar. Tidak seperti bayangannya selama ini. Tidak seindah impiannya.

Selama ini Ariana pernah bermimpi memiliki rumah tangga kecil yang indah dan bahagia seperti rumah tangga orang tuanya. Sungguh kedua orang tuanya merupakan role modelnya dalam mewujudkan sebuah kehidupan setelah pernikahan. Namun ternyata harapan tak sesuai ekspektasi. Padahal baru beberapa bulan menikah, tapi Ariana merasakan rumah tangganya begitu hambar. Namun Ariana mencoba bersabar sebab ia tahu, tidak semua rumah tangga berjalan manis dan indah. Akan ada kerikil-kerikil tajam yang mencoba menghalangi. Dibutuhkan kedewasaan bersikap dalam menghadapinya.

Namun setelah melihat foto dengan sebuah tulisan ungkapan cinta yang mendalam, membuat Ariana akhirnya berpikir, apakah perempuan ini yang menyebabkan suaminya bersikap dingin seperti itu? Apakah suaminya berselingkuh di belakangnya? Ariana bertanya-tanya dalam hati. Ingin bertanya langsung pun rasanya tak mungkin sebab mana mungkin Danang akan berkata jujur padanya.

"Aku harus mencari tahu, siapa perempuan itu? Siapa perempuan yang sudah menggoda suamiku hingga bersikap dingin padaku?" Ariana bertekad dalam hati untuk mencari tahu sendiri siapa perempuan yang ada di dalam laptop suaminya.

Tak lama kemudian, mobil Ariana akhirnya sudah terparkir di depan rumah. Baru saja Ariana turun, pintu rumah tiba-tiba terbuka. Muncullah Danang dari baliknya dengan senyum yang mengembang. Sebenarnya hati Ariana masih terasa sakit dengan sikap Danang sebelumnya. Namun ia tidak boleh terus bersikap demikian. Biarlah saat ini ia mengalah sembari pelan-pelan mencari informasi mengenai perempuan yang sudah mencuri hati sang suami.

"Ana, akhirnya kau pulang, Sayang." Tiba-tiba saja Danang memeluk Ariana. Pelukan itu terasa hangat di kulit, tapi entah mengapa tidak mampu menghangatkan hati dan jiwanya.

"Ayo, masuk! Mas tadi membuat sesuatu untukmu lho!"

"Membuat sesuatu? Apa?"

Danang tiba-tiba terkekeh, "pancake. Ayo, kita coba bersama!"

Danang membawa Ariana ke dapur. Setibanya di sana, aroma harum bercampur gosong menyeruak.

"Ini ... "

Samudera segera berlari membereskan segala kekacauannya.

"Mas masak? Emang bisa?" beo Ariana sadar kalau kekacauan itu karena aktivitas memasak sang suami.

Danang menggaruk tengkuknya, "baru mau belajar. Ternyata cukup sulit ya!"

"Makanya, kalau aku masak itu dimakan. Sekarang tahu kan gimana repotnya memasak itu."

Danang merasa tertohok. Ia memang kerap mengabaikan makanan yang Ariana masak dengan berbagai macam alasan. Sudah makan lah, tidak lapar lah, tidak berselera lah, dan masih banyak lagi.

"Maaf. Lain kali pasti Mas akan selalu memakan hasil masakanmu."

Hanya mendengar satu kalimat itu saja membuat perasaan Ariana senang. Namun, Ariana tidak mau terlalu banyak berharap. Apalagi setelah tahu kalau suaminya memiliki rahasia di dalam laptopnya.

'Ini baru satu foto. Aku yakin, masih banyak lagi rahasia di dalamnya.'

"Ya udah, aku cuci tangan dulu ya, Mas."

Ariana pun segera menuju wastafel dan mencuci tangan. Setelahnya, ia duduk di kursi dan mencoba pancake buatan suaminya.

"Bagaimana?" tanya Danang harap-harap cemas.

Ariana menatap lekat wajah suaminya "Kemanisan. Hehehe ... Tapi nggak papa, masih layak makan kok. Cuma nggak bisa sering-sering atau kalau nggak kita bisa kena diabetes." Ariana mencoba berseloroh untuk mengurai kecanggungan.

Danang pun ikut mencoba pancake buatannya. Ia lantas tertawa.

"Not bad lah. Baru pertama. Setelah mencoba lagi, pasti akan lebih enak dari ini."

Ariana menatap wajah sang suami yang sedang menyantap pancake buatannya.

'Semoga apa yang ku temukan, tidak seperti apa yang aku pikirkan, Mas. Betapa hancurnya hatiku kalau sampai benar kau mendua di belakangku.'

...***...

...Happy reading 🥰🥰🥰...

Terpopuler

Comments

Alivaaaa

Alivaaaa

aku jadi deg degan mau baca bab selanjutnya

2024-04-25

2

Alliya Roslan

Alliya Roslan

kasihan Ariana🤧

2024-05-06

0

Maetinsriutami Utami

Maetinsriutami Utami

cerita bagus

2024-05-01

0

lihat semua
Episodes
1 Rahasia di laptop suamiku
2 Sebuah Tekad
3 Jangan-jangan dia ...
4 Praduga
5 Sebuah kenyataan
6 Bertemu
7 Pertengkaran
8 Sebuah nasihat
9 Brakkk and Deal
10 di rumah sakit
11 Firasat seorang ibu
12 Don't judge a book by it's cover
13 Athariq Satya Nugraha
14 Bolehkah ...
15 Melihat
16 Foto
17 Kemarahan Samudera
18 Tamu dadakan
19 Sebuah keputusan
20 Surat peringatan
21 Bertubi-tubi
22 Keputusan tepat
23 Selalu bertabrakan
24 Pulang
25 Pertengkaran
26 Diculik ...
27 Harga mati
28 Ancaman Giandra
29 Sidang perdana
30 Bertemu
31 Kedatangan Danang
32 Desas-desus dan cemoohan
33 Bertubi-tubi II
34 Ikut nongkrong
35 Jum'at berkah I
36 Jum'at Berkah II
37 Azura vs Danang
38 Kutukan
39 Bertemu
40 Terbongkar
41 Paparazi dadakan
42 Sebuah kebenaran
43 43
44 Sebuah penawaran
45 Skak mat
46 Tolong bantuan laporin plagiat karya
47 Diculik?
48 Bugh
49 Byur ...
50 baper?
51 Makan siang pengganti
52 SIM
53 53
54 Athariq
55 Eneng
56 Eneng lagi
57 Coklat Swiss
58 Ku .... dengan Bismillah
59 Jodi
60 Kerja sama
61 Berkunjung
62 Takut
63 Provokasi
64 Selamat bersenang-senang!
65 Judulin sendiri! Hehehe ...
66 Solo karir
67 Flashback
68 Anugerah
69 3 sampai 5
70 Orisinil
71 Ariana adalah istriku
72 Dipecat
73 Penyesalan
74 74
75 75
76 76
77 77
78 78
79 Mutiara Kasih Bunda Ana
80 80
81 81
82 82
83 83 (S2 DD)
84 84
85 85
86 86
87 87
88 88
89 89
90 90
91 91
92 92
93 93
94 Bukankah itu ....
95 95
96 96
97 97
98 98
99 99
100 100
101 101
102 102
103 103
104 104
105 105
106 106
107 107
108 108
109 109
110 110
111 111
112 112
113 113
114 114
115 115
116 Berdamai dengan masa lalu
117 117
118 118
119 119
120 The End
121 Bonchap RW 1
122 Bonchap RW 2
123 Bonchap RW 3
124 Bonchap RW 4
125 Bonchap RW 5
126 Bonchap RW 6
127 Bonchap RW 7
128 Bonchap RW 8
129 Bonchap RW 9
130 Bonchap RW 10
131 Bonchap RW 11
132 Bonchap RW 12
133 Bonchap RW 13
134 Bonchap RW 14
135 Bonchap RW 15
136 Bonchap RW 16
137 Bonchap RW 17
138 Bonchap RW 18
139 Bonchap RW 19
140 Bonchap AA
141 Ending sebenarnya
Episodes

Updated 141 Episodes

1
Rahasia di laptop suamiku
2
Sebuah Tekad
3
Jangan-jangan dia ...
4
Praduga
5
Sebuah kenyataan
6
Bertemu
7
Pertengkaran
8
Sebuah nasihat
9
Brakkk and Deal
10
di rumah sakit
11
Firasat seorang ibu
12
Don't judge a book by it's cover
13
Athariq Satya Nugraha
14
Bolehkah ...
15
Melihat
16
Foto
17
Kemarahan Samudera
18
Tamu dadakan
19
Sebuah keputusan
20
Surat peringatan
21
Bertubi-tubi
22
Keputusan tepat
23
Selalu bertabrakan
24
Pulang
25
Pertengkaran
26
Diculik ...
27
Harga mati
28
Ancaman Giandra
29
Sidang perdana
30
Bertemu
31
Kedatangan Danang
32
Desas-desus dan cemoohan
33
Bertubi-tubi II
34
Ikut nongkrong
35
Jum'at berkah I
36
Jum'at Berkah II
37
Azura vs Danang
38
Kutukan
39
Bertemu
40
Terbongkar
41
Paparazi dadakan
42
Sebuah kebenaran
43
43
44
Sebuah penawaran
45
Skak mat
46
Tolong bantuan laporin plagiat karya
47
Diculik?
48
Bugh
49
Byur ...
50
baper?
51
Makan siang pengganti
52
SIM
53
53
54
Athariq
55
Eneng
56
Eneng lagi
57
Coklat Swiss
58
Ku .... dengan Bismillah
59
Jodi
60
Kerja sama
61
Berkunjung
62
Takut
63
Provokasi
64
Selamat bersenang-senang!
65
Judulin sendiri! Hehehe ...
66
Solo karir
67
Flashback
68
Anugerah
69
3 sampai 5
70
Orisinil
71
Ariana adalah istriku
72
Dipecat
73
Penyesalan
74
74
75
75
76
76
77
77
78
78
79
Mutiara Kasih Bunda Ana
80
80
81
81
82
82
83
83 (S2 DD)
84
84
85
85
86
86
87
87
88
88
89
89
90
90
91
91
92
92
93
93
94
Bukankah itu ....
95
95
96
96
97
97
98
98
99
99
100
100
101
101
102
102
103
103
104
104
105
105
106
106
107
107
108
108
109
109
110
110
111
111
112
112
113
113
114
114
115
115
116
Berdamai dengan masa lalu
117
117
118
118
119
119
120
The End
121
Bonchap RW 1
122
Bonchap RW 2
123
Bonchap RW 3
124
Bonchap RW 4
125
Bonchap RW 5
126
Bonchap RW 6
127
Bonchap RW 7
128
Bonchap RW 8
129
Bonchap RW 9
130
Bonchap RW 10
131
Bonchap RW 11
132
Bonchap RW 12
133
Bonchap RW 13
134
Bonchap RW 14
135
Bonchap RW 15
136
Bonchap RW 16
137
Bonchap RW 17
138
Bonchap RW 18
139
Bonchap RW 19
140
Bonchap AA
141
Ending sebenarnya

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!