Episode 12

Aksa kembali duduk, makanan sudah dingin karena belum sempat disentuhnya. Jadi dia terpaksa makan meskipun sudah dingin. Jika tidak maka akan kelaparan nantinya.

Mereka yang melihat Aksa pun tersenyum-senyum dan saling menyikut. Aksa tidak peduli dan terus makan. Setelah makanannya habis, barulah ia berbicara.

"Itu gadis yang membeli gelang Kayvira," ucap Aksa seolah mengerti dengan rasa ingin tahu mereka.

"Apa kamu menyukainya?" tanya Ibra to the point.

"Gak mungkin lah, namanya saja aku tidak tahu. Ada-ada saja kalian," jawab Aksa.

"Ya siapa tahu, cinta tidak kenal tempat. Kita tidak tau pada siapa dia berlabuh?" Ars menimpali.

"Iya deh yang sudah menikah," jawab Aksa sewot. Mereka semua pun tertawa, mereka senang sekali mengejek Aksa yang belum pernah jatuh cinta.

Yang lain juga belum sih, seperti Kenzo, Kenzie, Kayden, Danendra dan Rayyan. Sementara Aldebaran dan Davion diam saja. Davion tidak mau mengejek lagi, karena ia sudah terkena karmanya.

Setelah beberapa jam berlalu, helikopter pun berlabuh di tanah lapang sekitar satu kilometer dari kawasan hotel tersebut.

Kayden mendapat telepon dari si A bahwa helikopter sudah sampai. Merekapun pergi dari restoran itu setelah membayar makanan mereka tentunya. Mereka menggunakan mobil yang sudah mereka sewa selama disini.

Pencarian merekapun bermula, kali ini melalui udara. Setelah lewat darat tidak menemukan apapun petunjuk. Tidak lupa mereka membawa teropong untuk melihat keadaan agar lebih jelas lagi.

Disisi lain...

Kayvira sedang membuat adonan kerupuk, tadi setelah berjualan ia langsung pulang. Karena jualan ada yang memborong nya jadi cepat habis. Bahkan orang itu memesan lagi dalam jumlah banyak banyak.

Kayvira dan Dylan tentu saja senang, tapi Kayvira meminta waktu seminggu untuk menyiapkan pesanan tersebut.

Saat sedang asyik mengolah untuk membuat kerupuk. Terdengar suara helikopter dari arah pantai. Kayvira samar-samar melihat bayangan saat terjadinya kecelakaan pesawat.

"Aaaaaakkh ... Sakit...!" Kayvira tiba-tiba menjerit.

Dylan dan Sumarni panik. Dylan segera merangkul tubuh Kayvira dan memeluknya berharap bisa menenangkan Kayvira.

"Kamu tidak apa-apa, Vira?" tanya Dylan.

Tapi Kayvira tidak menyahut, ia masih merasakan sakit yang luar biasa di kepalanya. Kayvira semakin menjerit hingga akhirnya tidak sadar diri.

Sumarni menangis melihat keadaan Kayvira seperti itu. Dylan juga tanpa sadar meneteskan airmata nya. Entahlah, hatinya merasa sakit saat Kayvira menjerit kesakitan.

Dylan perlahan merebahkan tubuh Kayvira diatas kasur. Kemudian meminta Sumarni untuk menjaganya.

Dylan berlari keluar rumah dan melihat ternyata ada helikopter sedang menyisir pantai. Kemudian helikopter tersebut melintasi rumah mereka.

Sehingga atas rumah mereka sedikit berantakan karena atapnya terbuat dari daun sagu.

"Ada apa Nak?" tanya Sumarni saat Dylan kembali masuk.

"Ada helikopter lewat Bu, tumben banget. Sudah beberapa tahun aku disini tidak pernah ada helikopter lewat," jawab Dylan.

"Apa mungkin mereka sedang mencari Vira, Nak?" tanya Sumarni.

"Tidak tahu Bu, kalau iya kemungkinan Vira adalah orang kaya," jawab Dylan.

Dylan merasa khawatir, jika suatu saat Kayvira kembali pada keluarganya dan melupakan dirinya. Sementara hatinya sudah terpaut pada gadis itu.

"Vira, jika itu memang ahli keluargamu, aku tidak bisa berbuat apa-apa. Tapi apa aku bisa melupakanmu?" batin Dylan.

"Uuuhh ...." suara lenguhan dari Kayvira yang sudah mulai sadar. Sumarni dan Dylan mendekat.

"Sayang kamu tidak apa-apa?" tanya Sumarni.

Kayvira memicingkan matanya, samar-samar ia melihat wajah seorang wanita yang juga selalu memanggilnya dengan sebutan sayang.

"Aaakh...!" Kayvira kembali menjerit dan merasakan sakit di kepalanya.

"Vira!" Dylan kembali memeluk Kayvira.

"Kepalaku sakit, rasanya mau pecah," ucap Kayvira pelan.

Bayangan orang-orang yang Kayvira tidak kenal, tapi merasa tidak asing pun kembali bermunculan. Namun hanya samar-samar.

Semakin Kayvira ingin mengingatnya, maka semakin sakit yang ia rasakan. Dylan semakin erat memeluk Kayvira berharap bisa membantu membuat Kayvira tenang.

"Apa yang kamu rasakan?" tanya Dylan. Kayvira menggeleng.

"Aku tidak tahu, ada bayangan orang-orang yang tidak aku kenal bermunculan. Aku tidak tahu siapa mereka?"

"Jangan dipaksakan ya, aku yakin secara perlahan-lahan kamu akan mengingat semuanya," ucap Dylan.

"Tapi kamu akan melupakan aku Vira," batin Dylan.

Dylan kembali membaringkan Kayvira dan memintanya untuk istirahat. Sementara Dylan izin keluar sebentar.

Dylan keluar rumah dan berlari menuju pantai. Dylan menjerit sekuat-kuatnya melepaskan segala sesak didadanya. Kemudian ia menjatuhkan lututnya ke pasir putih ditepi pantai itu.

Dylan menangis, baru saja ia merasa bahagia saat bersama Kayvira. Tapi sepertinya takdir mempermainkan nya.

"Aku harus kuat, aku tidak boleh lemah. Apalagi dihadapan Kayvira," gumam Dylan.

Dylan terduduk diatas pasir putih. matanya menatap ke laut. Namun airmata nya mengalir deras.

Dylan teringat saat ia dibuang ke laut, ia masih sadar ketika itu. Namun dirinya tidak berdaya. Dia ingat orang-orang yang sudah menyakitinya.

Dylan terkejut saat ada tangan menyentuh pundaknya. Dylan seketika mendongak. Dan orang itu tersenyum. Lalu duduk disamping Dylan.

"Aku tahu kamu mencintainya, tapi kamu tidak boleh seperti ini. Mungkin saja keluarganya sedang mencarinya saat ini," ucap Kimbo.

"Aku harus bagaimana Kim?" tanya Dylan.

"Dorong dia untuk segera cepat pulih ingatannya," jawab Kimbo.

"Bagaimana jika dia melupakan aku, melupakan kita?"

Kimbo tersenyum, "justru itu, kamu harus ikhlas. Apa kamu mau dia tidak bisa mengingat keluarganya? Aku yakin jika dia bukan orang biasa."

Dylan mengangguk, "ya, apapun resikonya aku harus ikhlas."

Kemudian Dylan dan Kimbo pun kembali kerumah. Dylan menghapus airmata nya agar tidak terlihat oleh Kayvira.

Kayvira sudah bangun dan melanjutkan pekerjaannya yang tadi tertunda, seolah-olah tidak terjadi apa-apa.

Dylan tersenyum walau hatinya terasa sakit. Biarpun bibir berkata ikhlas, namun hati tidak bisa dibohongi.

"Sudah lebih baik?" tanya Dylan.

Kayvira tersenyum, "sudah, aku tidak apa-apa kok," jawabnya.

Dylan dan Kimbo pun membantu mereka, tadi Kimbo sedang memperbaiki pukat mereka untuk nanti malam.

"Kalian melaut Nak?" tanya Sumarni.

"Iya Bu, kalau tidak, bagaimana mau dapat ikan untuk kerupuk kita," jawab Dylan.

Mereka tidak membahas masalah helikopter lagi, karena itu hanya membuat Kayvira merasakan sakit di kepalanya.

Sumarni pun memasak untuk makan malam mereka. Karena Dylan dan Kimbo akan turun ke laut.

"Terima kasih!" ucap Kayvira tiba-tiba.

Dylan merasakan tidak enak saat Kayvira mengatakan terima kasih. Dylan menduga jika ingatan Kayvira mulai pulih.

"Untuk apa?" tanya Dylan.

"Berkat bantuan kalian, usaha kita mulai maju," jawab Kayvira.

"Jangan bicara seperti itu, kita ikhlas kok. Lagipula kita satu keluarga," jawab Kimbo.

Mendengar kata-kata Kimbo, kembali Kayvira melihat bayangan satu keluarga bahagia. saling bercanda dan berkumpul bersama.

Kayvira memejamkan matanya, kemudian ia menghembuskan nafasnya pelan. Sudah beberapa kali bayangan keluarga bahagia muncul, namun masih samar-samar.

Terpopuler

Comments

Astuti tutik2022

Astuti tutik2022

jgan sampailah thoor Kayvira melupakan mereka

2024-05-09

1

Sani Srimulyani

Sani Srimulyani

udah makin dekat nih.....

2024-04-16

2

Azzahra Asyilla

Azzahra Asyilla

semoga ingatan Vira cepat kembali,tapi tidak melupakan Dylan,kimbo dan Bu Sumarni

2024-04-15

2

lihat semua
Episodes

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!