Episode 5

Musim penghujan sudah berlalu, kini Dylan dan sahabatnya sudah kembali beraktivitas seperti biasa, yaitu turun ke laut untuk menangkap ikan.

Begitu juga dengan Kayvira, ia sudah mulai membuat kerupuk ikan dengan dibantu oleh Sumarni.

Kayvira masih belum menjual kerupuk mentah tersebut ke pasar. Karena ia belum mempunyai lapak di sana. Namun ia sudah punya stok kerupuk ikan yang sudah jadi.

Bahkan sudah dipaketkan dalam plastik, dan diperkirakan satu kilo dalam satu bungkus. Ada juga ukuran kecil agar pembeli bisa memilih sesuai kebutuhan mereka. Kayvira kini sudah sembuh sepenuhnya, dan sudah bisa berjalan dengan normal kembali seperti biasa.

"Nak, bagaimana cara menjualnya?" tanya Sumarni yang memang tidak mengerti cara berbisnis.

"Aku akan cari tempat dulu, Bu. Bila sudah dapat gerai yang bisa di sewa, aku sendiri yang akan menjualnya," jawab Kayvira.

Sumarni hanya manggut-manggut, ia masih berpikir keras jika gadis didepannya ini adalah orang hebat. Namun ia belum menemukan jawabannya.

"Bu, kita istirahat dulu, sudah terlalu malam. Besok aku akan minta bantuan Dylan untuk mencari tempat jualan, untuk menjual kerupuk-kerupuk mentah ini."

"Baiklah Nak, semoga kamu sukses ya Nak. Dan Tuhan mempermudah kan segala usahamu."

"Aamiin, Bu. Doakan aku ya Bu."

Sumarni mengangguk, kemudian iapun berbaring disamping Kayvira. Sumarni benar-benar menyayangi Kayvira seperti anaknya sendiri.

Namun ada juga keraguan dihati Sumarni. Bagaimana jika gadis disampingnya ini pulih ingatannya? Apakah masih akan seperti ini? Itulah yang selalu dicemaskan oleh Sumarni.

Karena ia sudah terlanjur menyayangi gadis ini, seperti halnya juga sayangnya dengan Dylan dan Kimbo.

Kehilangan suami di laut, membuat Sumarni terpuruk beberapa tahun. Namun Tuhan Maha baik dengan menggantikan nya seorang pemuda yang terdampar ditepi pantai.

Kemudian Tuhan menghadirkan lagi sosok gadis cantik yang kini tinggal bersamanya juga ditemukan di laut. Sumarni lambat-laun mengikhlaskan suaminya yang telah pergi. Meskipun untuk melupakan itu tidak mungkin.

Hanya doa yang selalu ia panjatkan untuk suaminya, sama ada masih hidup atau sudah meninggal. Sumarni sudah mengikhlaskan semuanya.

Keesokan harinya...

Kayvira dan Dylan pergi ke pasar itu kembali. Namun sebelum itu, Kayvira meminta diantar ke kota untuk menjual gelang miliknya. Karena Kayvira butuh modal untuk buka usaha.

"Vira, apa tidak sayang jika gelang ini dijual?" tanya Dylan.

"Mau bagaimana lagi? Kita butuh modal, aku rasa gelang ini bisa membantu," jawab Kayvira.

"Tapi gelang ini adalah bukti identitasmu, aku yakin jika keluargamu sedang kesulitan untuk mencarimu."

"Aku sudah pasrah, Dy. Sudah lebih sebulan aku disini. Tidak ada tanda-tanda mereka menemukanku. Atau mungkin aku tidak punya keluarga?"

Dylan terdiam, ia teringat dirinya yang dibuang oleh keluarganya sendiri. Dylan juga berpikir, mungkinkah gadis ini mengalami nasib yang sama dengannya?

"Ayo naik!" ajak Dylan. Dylan memakaikan helm pada Kayvira. Kemudian Kayvira naik ke jok motor. Dan di bonceng oleh Dylan.

Kayvira melambaikan tangan kepada Kimbo dan Sumarni. Setelah itu merekapun berangkat menggunakan motor.

Dylan pun melajukan motornya, dan meminta Kayvira untuk berpegangan lebih erat agar tidak jatuh. Berhubung jalanan yang kurang bagus.

"Kita ke kota dulu atau ....?"

"Ke kota dulu, kalau tidak ke kota bagaimana bisa menjual gelang ini?"

"Maafkan ya Vira, aku tidak bisa membantumu."

"Jangan bilang begitu, kalian sudah lebih dari cukup membantu ku, kita hanya perlu modal lebih besar lagi."

Perjalanan 5 jam yang mereka tempuh untuk ke kota memang cukup melelahkan. Hingga mereka beberapa kali harus berhenti untuk beristirahat.

"Dylan membeli minuman kemasan botol untuk mereka berdua. Kemudian melanjutkan lagi perjalanan mereka setelah mereka minum air tersebut.

"Capek gak?"

"Capek sih, tapi yang namanya usaha kita harus kuat."

Dylan tersenyum, menurutnya gadis dibelakang nya ini sangat unik. Tidak memikirkan perasaannya sendiri, dan malah mementingkan perasaan orang lain.

"Aku tidak tahu perasaan apa yang aku miliki, jantungku berdebar bila dekat kamu, Vira," batin Dylan.

Tanpa mereka sadari, keduanya memiliki perasaan yang sama. Begitu juga Kayvira, selalu merasa ada yang aneh bila dekat dengan Dylan. Tapi dia tidak tahu itu apa?

Akhirnya merekapun sampai ke kota. Dylan langsung melajukan motornya ke toko mas yang ada di kota tersebut.

"Kota apa ini?" tanya Kayvira.

"Kota A. Dan disinilah tempat juragan ikan itu," jawab Dylan.

"Jauh sekali, berarti tempat yang kita tinggali adalah kawasan terpencil?" tanya Kayvira.

"Ya begitulah," jawab Dylan.

"Pantas saja, wilayah itu sulit berkembang," batin Kayvira.

Dylan dan Kayvira pun masuk kedalam toko mas tersebut. Keduanya disambut ramah oleh pelayan toko. Dan mempersilahkan mereka untuk memilih perhiasan yang ada di etalase kaca tersebut.

"Maaf mbak, kami tidak ingin membeli. Tapi kami ingin menjual perhiasan," ucap Kayvira.

"Sebentar ya mbak, saya panggilkan pemilik toko ini dulu," ucap pelayan itu dengan ramah. Namun matanya sempat melirik Dylan yang sedang berdiri didepan etalase kaca tersebut.

Tidak berapa lama pemilik toko pun datang. Pemilik toko tersenyum ramah, karena ia adalah pemilik toko, jadi untuk menarik pelanggan ia harus bersikap ramah. Tanpa memandang status.

Baik itu orang kaya atau orang miskin sekalipun. Begitu juga ia berpesan kepada pelayannya agar melayani pelanggan dengan baik dan seramah mungkin. Meskipun hanya sekedar melihat-lihat saja.

"Iya nona, ada yang bisa bantu?" tanya pemilik toko tersebut.

"Saya mau jual perhiasan, bang," jawab Kayvira.

"Boleh saya lihat dulu perhiasan seperti apa yang ingin dijual?" tanyanya.

Kayvira pun membuka gelangnya dan meletakkan diatas meja kaca. Pemilik toko tersebut terkejut. Karena gelang yang dipakai oleh Kayvira tidak ada duanya. Dan hanya satu didunia.

"Nona yakin ingin menjual gelang ini?" tanya pemilik toko tersebut.

"Yakin bang, saya perlu uang untuk buka usaha," jawab Kayvira.

Pemilik toko tersebut memperhatikan kembali gelang tersebut. Bahkan ia sampai menggunakan kaca pembesar untuk melihat keaslian gelang tersebut.

Pemilik toko menggeleng, karena gelang ini asli dan dari berlian yang sulit didapatkan. Pemilik toko masih belum percaya dan bertanya sekali lagi.

Namun jawaban Kayvira tetap sama, ingin menjual gelang tersebut. Pemilik toko tahu jika gelang ini sangat mahal harganya.

"Nona, saya cuma berani bayar 500 juta. Walaupun harga sebenarnya lebih mahal dari yang saya tawarkan," ucap pemilik toko tersebut.

"Iya bang, tidak apa-apa. Saya sangat membutuhkan uang, sebab itulah saya menjualnya," ujar Kayvira. Dylan tidak dapat berkata apa-apa, dia juga tahu jika gelang ini mahal.

Akhirnya gelang tersebut pun resmi dijual. Pemilik toko memberikan tas berisi uang kepada Kayvira. Dan Kayvira pun menerimanya dengan senang hati.

Dylan dan Kayvira pun keluar dari toko mas tersebut. Baru saja keduanya pergi, sudah ada yang menawarkan gelang tersebut dengan harga dua kali lipat.

Tentu saja pemilik toko langsung menjualnya, tanpa harus pikir dua kali. Belum satu hari sudah mendapatkan untung banyak.

Terpopuler

Comments

Astuti tutik2022

Astuti tutik2022

apakah yg nawar salah satu rekan bisnis ato org suruhan kluarga Henderson untuk mencari keberadaan Kayvira

2024-05-09

1

Anita Jenius

Anita Jenius

ayo semangat up nya thor.
5 like mendarat buatmu.

2024-04-29

1

Yulia Pancawati

Yulia Pancawati

cepat lacak thor

2024-05-04

1

lihat semua
Episodes

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!