Episode 15

Sementara Dylan dan Kayvira sudah tiba di rumah, Kayvira mengobati luka lebam diwajah Dylan juga sudut bibirnya berdarah.

Dengan telaten Kayvira mengoleskan salep agar luka itu cepat sembuh. Dylan terdiam terpaku dengan perlakuan Kayvira kepadanya.

"Kalau begini perlakuanmu padaku, rasanya aku tidak ingin kamu sembuh, biarlah aku menjadi seorang yang egois," batin Dylan.

Sementara Kayvira tersenyum tanpa merasa bersalah sudah membuat jantung Dylan seperti dipacu dengan cepat.

Sebenarnya Kayvira pun demikian, hanya saja ia masih bisa menyembunyikan perasaannya. Sebagai seorang perempuan, tidak mungkin ia yang memulai duluan. Meskipun ia mempunyai perasaan yang berbeda pada Dylan.

"Sudah, kalau bisa jangan terkena air dulu, biarkan obatnya meresap ke kulit," ucap Kayvira sambil menyentuh pipi Dylan.

Entah insting dari mana? Dylan memegang tangan Kayvira dan membiarkan tangan itu di pipinya.

Kayvira pun tidak menolak. Setelah beberapa bulan berada disini, ia punya perasaan berbeda pada Dylan. Begitu juga Dylan, hanya saja Dylan ragu untuk mengatakan nya.

"Istirahat ya, aku mau bantu ibu membuat kerupuk pesanan pelanggan," ucap Kayvira.

"Aku juga akan membantu agar cepat selesai," ucap Dylan. Kayvira tersenyum lalu mengangguk.

Menurutnya, percuma saja melarang jika Dylan tetap bersikukuh ingin membantu. Lagipula yang sakit itu wajahnya bukan anggota tubuh yang lain.

Saat mereka baru datang tadi, Kayvira sudah menceritakan kronologi kejadiannya pada Sumarni. Sumarni juga tidak bisa berkata apa-apa, hanya berpesan agar berhati-hati karena kejahatan ada dimana-mana.

Sementara disisi lain...

Kayden dan yang lainnya menyelusuri jalan yang menurut mereka sangat jelek. Bagaimana tidak? Mobil yang mereka tumpangi membuat tubuh mereka berguncang-guncang karena jalanan yang banyak lubang.

Jadi mereka tidak bisa melajukan mobilnya. Sesekali Kayden menggerutu sambil menyetir.

"Gila nih jalanan, sepertinya tidak pernah diperhatikan," gerutu Kayden. Aksa yang disebelahnya hanya tersenyum. Begitulah Kayden, adakalanya cerewet melebihi perempuan. Namun adakalanya dingin seperti kulkas.

"Sudah nyetir yang benar, dari tadi menggerutu terus," sahut Aksa yang mulai jengah.

"Ini sudah benar, mau bagaimana lagi? Gak lihat jalannya seperti ini? Pulang nanti, aku akan suruh orang untuk memperbaiki jalan ini. Agar para penduduk bisa lebih mudah mengendarai kendaraan mereka," ucap Kayden.

"Bagus dong, itu adalah niat yang mulia. Percuma kita kaya jika tidak bisa membantu kesulitan orang lain," ucap Aksa menimpali.

Akhirnya merekapun tiba disebuah perkampungan yang menurut mereka sangat terpencil. Mereka menghentikan mobilnya, dan kebetulan ada seorang warga sedang melintas didepan mobil mereka.

"Pak numpang tanya, dimana rumah kepala desa sini?" tanya Aksa.

Pria itu memperhatikan wajah dan penampilan mereka juga mobil yang mereka pakai. Meskipun mobil itu tidak terlalu mewah bagi tuan muda Henderson. Namun bagi penduduk disini sudah termasuk mobil mewah.

"Tuan dari kota ya?" tanya pria itu balik.

Mereka semua mengangguk. Mereka sengaja menanyakan rumah kepala desa, agar tidak mengundang kecurigaan para warga sini.

"Tuan lurus, ada rumah yang paling besar cat putih. Itulah rumah pak kepala desa," kata pria itu.

"Terima kasih Pak," ucap Aksa.

Pria itu tersenyum dan mengangguk kemudian iapun berlalu. Aksa mengajak yang lain untuk menemui kepala desa terlebih dahulu.

Karena mereka datang dari jauh, harus ada tata krama yang sopan. Selayaknya kita bertamu ketempat orang.

Mereka menjalankan mobilnya menuju rumah yang dimaksud. Para warga desa melihat ada mobil mewah, mereka semua pun takjub.

"Assalamualaikum," ucap Aksa saat sudah tiba didepan pintu rumah Kepala desa.

Bapak kepala desa pun keluar dari samping rumahnya, dengan tangan yang kotor. Sepertinya sedang berkebun. Kepala desa pun heran karena tidak mengenal para pemuda didepannya ini.

"Wa'alaikum sallam, cari siapa ya? Dan darimana?" tanya pak kepala desa.

"Kami dari kota Pak, mencari adik kami yang hilang. Petunjuk mengatakan bahwa dia ada di desa ini," jawab Kayden.

"Sebentar, saya cuci tangan dulu," ucap Pak kepala desa.

Mereka semua mengangguk. Setelah selesai pak kepala desa pun kembali menghampiri mereka dan mempersilahkan masuk. Tapi mereka menolak, karena tidak ingin basa-basi lagi.

"Bapak pernah melihat gadis ini?" tanya Kayden memperlihatkan foto Kayvira diponsel nya.

"Ini Nak Vira, beberapa bulan lalu ia ditemukan di laut oleh nelayan yang bernama Dylan," jawab Pak kepala desa setelah melihat foto Kayvira.

"Bisa bapak antar kami menemuinya pak, sudah berbulan-bulan kami mencarinya. Dan hampir putus asa," pinta Aksa.

"Boleh-boleh, mari saya antar," jawab Pak kepala desa. Kemudian ia masuk mengambil kunci motor miliknya.

Mereka tiba dikediaman Sumarni, pak kepala desa pun mengucapkan salam dan dijawab oleh mereka yang ada didalam rumah.

Sumarni dan Dylan keluar rumah dan melihat ada Pak kepala desa bersama sebelas orang pria yang tidak Dylan kenal. Sumarni juga heran dan bertanya.

"Mereka siapa Pak?" tanya Sumarni.

"Mereka adalah orang yang sedang mencari adik mereka yang hilang, dan saya sudah melihat fotonya, makanya saya kemari," jawab pak kepala desa.

Deg ... Jantung Dylan dan Sumarni berdegup mendengarnya. Jujur mereka belum siap jika orang yang mereka maksud adalah Kayvira. Mereka belum siap jika Kayvira diambil oleh orang didepannya ini.

Apalagi Dylan yang sudah mulai mencintai gadis itu. Ia takut jika Kayvira pulih kembali ingatan nya, Kayvira akan melupakan nya.

"Ada apa Bu?" tanya Kayvira yang juga ikut keluar.

"Mereka mencarimu, Nak. Mereka adalah keluargamu," jawab Sumarni.

Kayvira menoleh ke Kayden dan yang lainnya, Kayvira tidak mengenali mereka, tetapi rasanya tidak asing bagi Kayvira. Kayvira mencoba mengingat-ingat, namun kepalanya malah sakit.

"Aaaakh ... Sakit...!" jerit Kayvira.

"Dek!" Kayden segera menghampiri Kayvira yang memegangi kepalanya. Kemudian memeluknya.

Kayvira masih menjerit kesakitan. Hingga bayangan samar-samar muncul di pikirannya. Namun tidak terlalu jelas. Karena tidak kuat, Kayvira pun pingsan.

"Cepat hubungi Paman A, suruh jemput kemari menggunakan helikopter!" perintah Kayden. Kayden tidak sadar bila suaranya meninggi dan sedikit membentak.

Karena ia juga panik bercampur sedih, adiknya sudah ditemukan, namun keadaan nya seperti ini.

"Sebaiknya bawa masuk kedalam dulu," pinta Sumarni.

Aksa segera menelepon si A agar secepatnya datang kemari. Mendengar Kayvira sudah ditemukan, Prita bersikeras ingin ikut. Akhirnya Raffa pun ikut bersama si A karena Prita bersikeras.

Sedangkan Kayvira sudah diangkat oleh Kayden kedalam rumah, kemudian membaringkan tubuhnya di kasur. Kayden tidak kuat untuk tidak menangis.

Padahal ia paling tidak suka menangis, bahkan dari kecil pun sangat jarang mendengar suara tangisannya.

Begitu juga dengan yang lain, mereka juga sedih melihat keadaan Kayvira seperti ini. Namun mereka masih bersyukur karena Kayvira selamat dan ditemukan oleh orang baik.

Terpopuler

Comments

Astuti tutik2022

Astuti tutik2022

Nanti pasti keluarga besar Henderson bantu Dylan

2024-05-09

1

Sani Srimulyani

Sani Srimulyani

aku berharap sih dolan juga bisa ikut mereka ke kota terus nantinya keluarga viera mau bantuan urusin masalah keluarga dylan.

2024-04-16

3

Azzahra Asyilla

Azzahra Asyilla

seru,menegangkan dan mengharukan

2024-04-15

1

lihat semua
Episodes

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!