Episode 18

Mereka berjalan bergandengan tangan, Kayvira berada diantara Qirani dan Quenni sedangkan Nayara disebelah Qirani.

Mereka asyik bercanda dan tertawa seperti waktu mereka masih remaja dahulu. Bedanya sekarang mereka hanya berempat. Jika dulu mereka berdelapan.

"Mengapa momen seperti ini terasa tidak asing? Seperti aku pernah mengalaminya," batin Kayvira.

Langkah mereka terhenti karena ada segerombolan geng motor sedang mengelilingi mereka. Keempat gadis itu memicingkan mata mereka.

Ada 6 buah motor dan semuanya berboncengan. Jadi jumlah mereka ada 12 orang. Mereka menyeringai melihat gadis cantik sedang berjalan.

"Hai, boleh kenalan gak?" tanya salah satu yang mereka panggil bos.

Mereka adalah anak muda yang sering balapan liar, mereka adalah mahasiswa di sebuah kampus ternama di negara ini.

Dan mereka juga bukan anak orang sembarangan, mereka adalah anak pejabat dan pengusaha. Hanya saja kelakuan mereka tidak mencerminkan identitas mereka.

"Maaf kami mau pulang, tolong jangan halangi," jawab Nayara.

"Kalian kuliah dimana? Jurusan apa?" tanya bos mereka.

"Kami tidak kuliah, maaf kami ingin lewat. Tolong beri kami jalan," jawab Qirani.

"Kalian tidak tahu siapa aku?" tanya bos.

"Apa kamu amnesia? Sehingga tidak mengenali dirimu sendiri?" ejek Quenni.

"Bangsat, ternyata mereka ingin main-main," umpat si bos.

Kemudian ia memberi kode kepada bawahannya untuk menangkap keempat gadis itu. Merekapun segera turun dari motor dan berjalan dengan angkuhnya mendekati mereka berempat.

Keempat gadis itu mengangguk serentak dan melayangkan tendangan sehingga mengenai empat orang dari mereka. Mereka yang ditendang pun terpental jatuh ke tanah.

"Bos mereka bisa berkelahi ternyata," ucap salah satu bawahannya.

Melihat hal itu, si bos pun turun tangan. Dia merasa hebat karena di kampusnya tidak ada yang berani kepadanya.

"Oh, ternyata kalian bisa berkelahi? Kalian belum tahu siapa aku? Aku anak seorang penguasa batu bara," ucap si bos.

"Jadi kamu merasa diri kamu hebat? Hanya dengan mengandalkan harta dan kedudukan orang tuamu?" tanya Qirani.

Pria itu nyengir saja, ia mendekati Qirani dan mengulurkan tangannya untuk menyentuh pipi Qirani. Namun belum sempat tangan itu menyentuh Qirani. Qirani sudah menangkap tangan pria itu dan memelintirnya.

"Aaaakh... Kamu gila ya?" teriak pria kesakitan.

Qirani mendorong pria itu sedikit menjauh, kemudian ia menendang perut pria yang mereka panggil bos itu. Pria itu mundur dan terjatuh di tanah.

"Bos ...." Mereka serentak menghampiri bos mereka yang berguling di tanah.

"Sial, siapa mereka? Kuat sekali tendangannya," gumam pria itu. Ia memegangi dadanya yang terasa sesak. Kemudian ia meludah ke tanah yang ternyata hanya darah yang keluar.

"Hajar mereka, bila perlu tangkap dan bawa ketempat kita!" perintah bos itu.

Merekapun menyerang secara bersamaan, bahkan yang tadi empat orang yang terkena tendangan pun juga ikut menyerang.

11 orang lawan 4 orang, perkelahian pun tidak bisa terelakkan. Kayvira juga ikut melawan, situasi seperti ini ia merasa pernah mengalaminya. Namun ia tidak mengingatnya sama sekali.

Saat Kayvira lengah, pria yang mereka panggil bos mengambil pemukul baseball dari motornya. Dan dengan cepat memukul bagian kepala Kayvira.

"Vira...!" teriak mereka serentak. Saat pria itu hendak memukul sekali lagi, Nayara dengan cepat menendang pria itu hingga terpental.

Nayara mengambil kayu itu dan membalas memukul pria itu hingga pingsan.

Kayvira yang masih sadar merasa bayang-bayang masa lalu berputar diingatan nya. Bayangan dimana ia bersama keluarganya, bayangan saat terjadinya kecelakaan pesawat.

Semua itu berputar seolah kaset yang diputar ulang dan ...

Bruugh ... Kayvira jatuh ketanah dan tidak sadarkan diri. Mereka dengan cepat menyelesaikan pertarungan mereka. Setelah itu baru menghampiri Kayvira.

"Panggil ambulans!" titah Qirani.

Nayara menelpon ambulans, sementara Quenni menelepon Raffa. Mendengar hal itu Raffa segera memberitahu yang lain. Mereka semua panik dan meninggalkan pekerjaan mereka.

Setengah jam kemudian, ambulans pun datang. Raffa sudah ada di situ, ia sampai lupa membawa membawa mobil. Saking paniknya ia hanya berlari dari rumahnya.

Kayvira dibawa ke rumah sakit, Quenni dan Nayara ikut masuk kedalam mobil ambulans. Sedangkan Raffa dan Qirani pulang ke rumah untuk mengambil mobil.

Sementara para gang motor akan mereka serahkan kepada polisi untuk mengurusnya. Karena mereka ada yang menelpon polisi.

"Bagaimana keadaan Vira?" tanya Prita panik.

"Belum tau, dia sudah dibawa ke rumah sakit. Kita akan menyusul kesana," jawab Raffa.

Merekapun pergi ke rumah sakit hanya menggunakan satu mobil. Raffa menyetir mobilnya dengan kecepatan tinggi. Karena ia ingin segera sampai ke rumah sakit.

Sementara di rumah sakit, Kayvira langsung ditangani oleh dokter. Ia dibawa keruang gawat darurat.

Quenni dan Nayara gelisah menunggu Kayvira yang sedang diperiksa. Mereka sebentar duduk, sebentar berdiri. Raffa, Prita dan Qirani pun tiba.

"Bagaimana keadaan Kayvira?" tanya Prita.

"Belum tau ma, Kayvira masih diperiksa oleh dokter," jawab Nayara.

Raffa meminta istrinya untuk tenang. Namun yang namanya Prita, bagaimana ia bisa tenang? Sementara anaknya sedang sakit.

Bagaimana keadaannya dok?" tanya Raffa.

"Pasien baik-baik saja. Pukulan dikepala nya tidak berakibat fatal. Hanya luka kecil saja, namun tetap mendapatkan jahitan," jawab dokter.

Kayvira dipindahkan keruang perawatan. Lagi-lagi nasib buruk menimpa Kayvira. Prita menangis dipelukan suaminya. Ia tidak kuat melihat penderitaan putrinya.

Diva dan Darmendra datang, juga keluarganya yang lain ikut datang. Namun mereka tidak bisa secara bersamaan untuk masuk kedalam. Mereka hanya keruangan lain menunggu Kayvira sadar.

Prita menangis disamping ranjang Kayvira, Diva pun mendekati nya dan mengelus pundaknya. Berharap Prita bisa tenang.

"Mengapa harus Kayvira Mommy?"

Diva menghela nafas sebelum menjawab, "Kita tidak bisa melawan takdir, Nak."

"Apa kata dokter?" tanya Darmendra pada Raffa.

"Dokter bilang, lukanya tidak terlalu parah," jawab Raffa.

Darmendra pun bertanya kepada cucunya tentang kejadian itu, mereka pun menceritakan kronologi kejadiannya hingga Kayvira mendapatkan pukulan karena tidak berhati-hati.

Empat jam berlalu, Kayvira belum juga sadarkan diri. Mereka pun istirahat di kamar sebelah. Hanya Prita, Raffa, Diva dan Darmendra yang ada diruang tempat Kayvira dirawat.

"Mengapa bisa seperti ini Nak," gumam Prita sambil memegang tangan Kayvira.

Mereka bergantian menjenguk Kayvira, tapi yang mereka lihat, Kayvira masih belum juga siuman. Ada juga yang sudah pulang karena lelah.

"Sebaiknya Mommy dan Daddy pulang dulu, ini sudah malam. Nanti bila Kayvira sudah sadar, kami akan memberitahu," ucap Raffa.

"Baiklah, jangan lupa telepon Mommy bila sudah sadar," jawab Diva. Diva dan Darmendra pun pamit.

Prita tidak henti-hentinya menangis, Raffa dengan sabar selalu disamping istrinya menenangkan istrinya. Dan mengajaknya untuk istirahat.

"Sayang, sebaiknya kita istirahat dulu, semoga besok pagi saat kita bangun, putri kita juga sudah bangun," ajak Raffa.

Merekapun istirahat, kebetulan ada ranjang lain diruangan ini. Jadi Prita dan Raffa pun berbaring. Dan tidak butuh waktu lama merekapun terlelap.

Terpopuler

Comments

Astuti tutik2022

Astuti tutik2022

Aku selalu bertanya di hati aja sich... di dunia nyata ada g ya yg begini.
Soalny aku blum pernah nemuin org yg sperti ini.
penasaran aja

2024-05-09

1

Sani Srimulyani

Sani Srimulyani

pasti habis ini ingatan vira akan kembali.

2024-04-16

2

Azzahra Asyilla

Azzahra Asyilla

sepertinya ingatannya kembali karena d pukul kepalanya

2024-04-15

2

lihat semua
Episodes

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!