Episode 3

Hari-hari berlalu, tidak terasa sudah 2 Minggu Kayvira berada disini. Ia sudah mulai bangun dan sudah berjalan, meskipun pelan.

Sumarni yang merawat Kayvira pun merasa senang. Dylan juga ikut andil dalam merawat Kayvira. Terutama melatih Kayvira untuk berjalan.

Luka di sekujur tubuh Kayvira sudah sembuh, hanya kaki nya yang masih terasa sakit. Sumarni mengatakan jika kaki Kayvira mengalami keretakan tulang.

"Pelan-pelan!" ucap Dylan saat melatih Kayvira hendak berjalan.

Kayvira mengangguk. Dylan membuat kruk dari kayu untuk membantu Kayvira berjalan. Kayvira begitu semangat untuk bisa kembali berjalan normal.

Tapi semuanya butuh proses. Dylan dengan sabar menemani Kayvira dan melatih Kayvira untuk berjalan. Jika malam hari, Dylan tidak dapat menemani gadis itu.

"Sudah dulu ya, pelan-pelan jangan terlalu dipaksakan," ucap Dylan. Kayvira mengangguk.

Dylan dan Kayvira duduk dibawah pohon kelapa yang tidak jauh dari rumah tempat mereka tinggal.

Orang-orang disini tidak ada yang julid dengan urusan orang lain. Mereka hanya mengurus diri mereka masing-masing, rumah tangga mereka masing-masing.

"Dylan!"

"Hmmm. Ada perlu sesuatu? Atau kamu mau minum?" tanya Dylan.

Kayvira tersenyum, Dylan segera bangkit dari duduknya dan berjalan masuk kedalam rumah. Tidak berapa lama ia kembali lagi dengan membawa segelas air.

Dylan menyodorkan minuman tersebut pada Kayvira. Kayvira kembali tersenyum lalu mengambil gelas tersebut dari tangan Dylan. Padahal Kayvira tidak meminta air, hanya Dylan yang berinisiatif sendiri.

"Sudah beberapa lama kamu tinggal disini?" tanya Kayvira.

"Aku tidak ingat, mungkin ada 5 tahunan. Aku betah disini, suasana nya damai. Jauh dari permusuhan dan keserakahan orang-orang."

Kayvira menoleh, dia sendiri tidak ingat pada keluarganya. Apakah keluarga termasuk orang yang dimaksud oleh Dylan. Keluarga yang menghalalkan segala cara untuk mendapatkan kekuasaan dan harta.

"Apa kamu punya keluarga?"

"Aku tidak tahu, aku tidak ingat sama sekali. Bayangan mereka saja aku tidak ingat."

Dylan menerawang jauh kedepan, mengingat masa lalu yang suram. Dia disingkirkan oleh keluarganya sendiri. Hanya karena dia pewaris di keluarganya itu.

Dylan mempunyai keluarga yang harmonis pada awalnya, namun sejak kehadiran pembantu baru di mansion nya semua berubah.

Sang Mama meninggal karena serangan jantung tiba-tiba, padahal dari pemeriksaan dokter. Mamanya Dylan tidak punya riwayat penyakit jantung.

Sementara sang papa terjebak oleh permainan pembantu baru itu sendiri. Pembantu itu seorang janda anak satu. Kini mereka menguasai semuanya.

"Dylan!" Dylan tersadar saat ada suara memanggilnya.

"Iya Vira, kamu mau masuk kedalam rumah?"

Kayvira tidak menjawab, niatnya tadi hanya ingin menyadarkan Dylan dari lamunannya. Dylan kemudian menggendong Kayvira masuk kedalam rumah. Dylan meletakkan Kayvira di kasur tipis.

Sejujurnya Kayvira belum pernah merasakan kehidupan yang seperti ini. Karena musibah yang menimpa nya, dia juga merasakan hidup seperti ini.

Jujur, ia juga bahagia dan merasa bersyukur karena ditolong oleh orang-orang baik. Meskipun seluruh ingatan nya dimasa lalu semuanya menghilang.

Setiap kali Kayvira mencoba mengingat-ingat siapa dirinya? Kepalanya pun menjadi sakit dan terasa mau pecah.

"Istirahat ya, besok pagi-pagi aku akan melatih mu kembali untuk bisa berjalan," ucap Dylan.

Sumarni tersenyum melihat kedekatan mereka. Sumarni ikut bahagia jika anak angkatnya bahagia. Sementara Kimbo jarang sekali dirumah.

Apalagi semenjak kehadiran Kayvira, bukan Kimbo tidak suka, hanya saja dia merasa tidak enak jika ada perempuan lain dirumahnya. Kimbo lebih suka berada didalam kapal kecil miliknya.

"Bu, aku keluar dulu ingin menemui Kim." pamit Dylan.

"Iya Nak, anak itu jarang sekali berada di rumah ini," ujar Sumarni.

Dylan pun keluar dari rumah, lalu menemui Kimbo yang sedang tertidur di kapal kecil mereka.

Disaat Kimbo sedang enak-enak tidur dengan mulut terbuka, Dylan dengan jahilnya meneteskan air laut yang asin kemulut Kimbo.

"Huueek" ... Kimbo seketika bangkit dan memuntahkan air yang masuk kedalam mulutnya.

"Sialan kau, aku enak-enakan tidur malah diganggu," ucap Kimbo menggerutu.

Dylan seketika tertawa terbahak-bahak melihat reaksi Kimbo saat ia kerjain. Ya begitulah mereka, suka saling usil. Tapi anehnya mereka malah semakin akur saja.

Sore harinya seperti biasa, Dylan dan Kimbo pamit untuk pergi ke laut. Begitulah rutinitas sehari-hari mereka. Karena mereka seorang nelayan, maka pekerjaan nya menangkap ikan di laut.

"Hati-hati!" ucap Kayvira saat Dylan berpamitan kepadanya. Dylan mengangguk kemudian mengelus kepala Kayvira.

Saat mereka hendak berangkat, mereka dicegah oleh kepala desa mereka. Dan mengatakan jika malam ini akan ada badai di laut.

"Sebaiknya kalian jangan turun ke laut terlebih dahulu. Mungkin dalam beberapa hari ini," ucap kepala desa.

Mereka yang hendak berangkat pun mengurungkan niatnya. Tapi ada satu buah kapal yang sudah terlanjur berangkat, kepala desa pun tidak bisa berbuat apa-apa.

Karena kapal tersebut sudah jauh dari pelabuhan. Kepala desa hanya bisa menghela nafas saja dan meminta kepada mereka yang belum turun ke laut untuk kembali ke rumah masing-masing.

Dan benar saja, saat jam 10 malam, angin bertiup sangat kencang. Bahkan beberapa rumah gubuk yang terbuat dari atap jerami dan bambu roboh diterpa angin tersebut.

Dylan dan Kimbo yang berada didalam rumah pun khawatir dengan keadaan rumah mereka. Rumah mereka terbuat dari kayu dan dan atap nya dari daun.

"Beruntung kita belum berangkat saat pak kepala desa memberitahu," ucap Kimbo.

"Bersyukurlah, berarti Tuhan masih melindungi kalian," ujar Sumarni.

"Apa kejadian seperti ini sering berlaku, Bu?" tanya Kayvira.

"Iya nak, tapi di bulan-bulan tertentu. Misalnya bulan Desember, atau lebih tepatnya musim penghujan," jawab Sumarni.

Mereka terus berjaga malam ini, takutnya rumah mereka juga roboh, karena angin disertai hujan dan petir yang saling bersahutan. Kayvira sesekali menutup telinganya saat mendengar suara guntur yang begitu nyaring. Sumarni pun memeluk Kayvira dengan erat.

Setelah hujan dan angin reda, mereka bisa bernafas lega karena tidak terjadi apa-apa dengan rumah mereka. Pukul 3 pagi barulah mereka bisa tidur.

Keesokan harinya, para warga digemparkan dengan penemuan mayat terdampar ditepi pantai. Mereka berbondong-bondong menuju ketempat penemuan mayat tersebut.

Kemarin yang menaiki kapal kecil tersebut ada 5 orang, namun yang mereka temukan hanya satu orang. Berarti 4 orang nya lagi masih hilang.

Mereka hendak mencari, tapi mereka ditahan oleh kepala desa. Karena ini bukan kejadian yang pertama kalinya. Sudah sering kejadian seperti ini. Dan usaha pencarian mereka hanya sia-sia.

"Sebaiknya kita urus pemakaman si A ini," ucap kepala desa.

Akhirnya merekapun memutuskan untuk mengurus jenazah si A dan akan di makamkan hari ini juga.

Terpopuler

Comments

Astuti tutik2022

Astuti tutik2022

sebenarnya seberapa parah keadaan di desa ini... karena masih ada rumah bertap jerami dan daun

2024-05-09

1

Nisa Ramadani

Nisa Ramadani

memang punya pembantu gadis dan janda muda tu pr banget

2024-04-24

1

Azzahra Asyilla

Azzahra Asyilla

semoga keluarga Henderson secepatnya bisa menemukan kayvira

2024-04-13

2

lihat semua
Episodes

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!