Episode 2

Hari berikutnya Kayvira dirawat, dengan obat-obatan seadanya yang diracik sendiri oleh Sumarni.

Kayvira masih belum bisa bangun, mungkin karena benturan keras mengenai tubuh dan kepalanya. Sehingga membuat dirinya terluka.

Dan di bagian tubuh yang lain juga terluka. Beruntung Kayvira masih diberikan kesempatan untuk hidup. Meskipun mengalami amnesia, setidaknya ia masih diberikan kesempatan.

"Bu, yang lain kemana?" tanya Kayvira.

"Dylan sama Kim pergi ke laut, biasa mencari ikan. Hanya itu penghasilan untuk makan sehari-hari, Nak," jawab Sumarni.

Kayvira mengangguk. Ia mencoba mengingat masa lalu yang pernah ia alami, namun hasilnya nihil. Malah ia merasakan sakit kepala yang luar biasa.

"Jangan terlalu dipaksakan, Nak. Nanti penyakitmu tambah parah," ucap Sumarni.

"Apa ibu tidak kerepotan mengurusku? Aku tidak bisa apa-apa Bu, berjalan saja tidak bisa," ucap Kayvira.

"Tidak kok, ibu malah senang. Ibu merasa mempunyai anak perempuan," jawab Sumarni.

Sumarni dengan telaten mengelap tubuh Kayvira, makan pun disuapi olehnya. Ia benar-benar tulus menyayangi Kayvira seperti anaknya sendiri.

"Dulu Dylan juga seperti kamu, warga sini menemukan nya terdampar ditepi pantai. Karena tidak ada yang ingin merawatnya, jadi ibu lah yang merawatnya menjadikan nya anak angkat ibu," ucap Sumarni.

"Jadi Dylan itu ...?"

"Ya, dia bukan anak kandung ibu. Namun ibu sudah anggap dia anak kandung ibu," jawab Sumarni.

Kayvira pun menghela nafas, biar bagaimanapun ia tetap merasa tidak enak. Terasa begitu merepotkan.

"Aaach...!" jerit Kayvira yang tiba-tiba merasakan sakit di kepalanya.

"Kenapa Nak?" Sumarni sangat khawatir. Sehingga iapun menghampiri Kayvira.

Kayvira berusaha untuk mengingat semuanya, namun tetap tidak bisa.

Sumarni menyelimuti tubuh Kayvira. Kemudian ia berbaring disamping Kayvira, lalu mengelus-elus rambut panjang Kayvira. Tidak berapa lama Kayvira pun tertidur.

Sumarni akhirnya tidur di samping Kayvira dan memeluk penuh kasih sayang kepada Kayvira.

Sementara di laut...

Dylan dan para sahabatnya sedang mencari ikan. Seperti biasa, mereka baru pulang pukul 3 pagi. Kadang sampai jam 6 pagi.

Mengapa mereka memilih malam hari, karena angin tidak terlalu kuat jika malam hari. Dan juga tidak terlalu panas. Berbeda dengan siang hari.

"Dy, menurutmu siapa gadis itu? Bagaimana dia bisa hanyut di laut?" tanya Kimbo. Kimbo lebih suka di panggil Kim, dia akan marah bila disebut Kimbo atau Mbo.

"Tanya siapa? Aku juga tidak tahu," jawab Dylan.

Dylan sudah menduga jika gadis yang ia selamatkan bukan orang biasa. Pasti gadis itu orang kaya. Melihat dari gelang dan kalung yang ia pakai, adalah berlian asli.

Dylan juga sebenarnya juga bukan orang sembarangan. Hanya karena perebutan kekuasaan dan harta, Dylan pun dibunuh dan dibuang ke laut.

Namun nasib baik menyebelahi nya. Tuhan masih sayang dan memberikan kehidupan. Sebab itulah saat ditanya asal-usul nya Dylan mengatakan tidak tahu.

Orang mengira Dylan juga hilang ingatan. Jadi mereka tidak memaksa Dylan untuk bercerita tentang masa lalunya.

"Aku mau tidur sejenak," ucap Dylan.

"Baiklah, dari kemarin kamu tidak tidur," ujar Kimbo.

"Bim, kamu juga istirahat lah dulu, nanti kita bisa gantian," pinta Kimbo.

"Hmmm, baiklah. Kamu sama Udin jaga perahu," jawab Bimo.

Mereka menyebutnya perahu, padahal kapal kecil yang mereka khususkan untuk menangkap ikan.

Waktu pun berlalu, hingga tidak terasa hari sudah pagi, jam menunjukkan pukul 4 pagi ternyata mereka semua ketiduran. Karena mereka tidak tahan lagi menahan kantuk.

Merekapun mengangkat pukat mereka, dan ternyata banyak ikan yang mereka dapatkan. Mereka sangat senang sekali.

Dari kejauhan, banyak lampu-lampu terlihat dari perahu nelayan yang lain. Mereka juga mencari ikan sebagai mata pencaharian mereka.

Sementara Dylan dan sahabatnya sudah kembali ke pelabuhan. Mereka menunggu juragan yang akan menampung ikan-ikan mereka.

Dylan membawa pulang beberapa ekor ikan yang besar-besar untuk dimasak nantinya.

"Bu, ini ikan untuk masak nanti," ucap Dylan.

Sumarni seperti biasa sudah terbangun sejak tadi. Sedangkan Kayvira masih tertidur. Dylan menyembulkan kepalanya dibalik pintu kamar.

"Imut sekali," gumam Dylan saat melihat Kayvira yang sedang tertidur.

Kemudian Dylan kembali lagi ke pelabuhan dengan membawa kopi buatan Sumarni. Setelah ikan semua terjual, merekapun membagikan hasilnya.

Bimo dan Udin mencium uang tersebut. sementara Dylan hanya tersenyum, bagi Dylan uang segitu tidak ada apa-apanya. Tapi itu dulu, sewaktu ia masih hidup dalam kemewahan.

Mereka kembali ke rumah masing-masing. Dylan tidak langsung masuk, tapi ia akan mandi terlebih dahulu. Karena kamar mandi mereka berada diluar rumah.

Setelah selesai mandi, barulah Dylan masuk dan duduk tidak jauh dari Kayvira. Kayvira yang baru bangun tidur pun merasa kikuk saat berhadapan dengan Dylan.

"Bagaimana keadaanmu?" tanya Dylan.

"Masih kurang baik. Beberapa bagian tubuhku terasa sakit. Dan kepalaku juga sakit saat aku ingin mengingat masa laluku," jawab Kayvira.

"Vira, jangan terlalu dipaksakan. Nanti ingatan mu tidak bisa pulih kembali," ucap Dylan menasehati Kayvira.

"Benarkah? Jika begitu aku tidak akan memaksakan untuk mengingat siapa diriku?"

"Oke, baik-baik lah. Dan istirahat biar cepat sembuh," ucap Dylan sambil mengelus kepala Kayvira.

Kayvira merasa jantungnya berdegup saat kepalanya dielus. Tapi Kayvira tidak tahu perasaan apa itu? Mengapa jantungnya berdetak cepat?

Sumarni membawakan sarapan untuk Kayvira, seperti sebelumnya. Sumarni dengan telaten melayani Kayvira. Kayvira benar-benar merasa dihargai. Padahal bukan siapa-siapa?

"Mengapa aku tidak bisa mengingat masa laluku?" batin Kayvira.

Tanpa sadar airmata Kayvira menetes. Sumarni segera menghapus airmata tersebut. Ia mengerti kesedihan yang Kayvira rasakan saat ini. Kesedihan karena lupa akan masa lalu yang ia alami.

"Bu ...."

"Sabar ya, nak. Tuhan sedang menguji kita. Ibu yakin, setiap kejadian pasti ada hikmahnya. Bersyukurlah karena kamu masih selamat. Walaupun kami juga tidak tahu apa yang sebenarnya terjadi padamu," ucap Sumarni.

Kayvira mengangguk, perlahan-lahan ia mengunyah makanan yang ada didalam mulutnya. Sumarni dengan telaten membuang duri ikan agar Kayvira mudah untuk mencernanya.

"Bagaimana Bu, apa Vira sudah makan?" tanya Dylan.

"Sudah, sepertinya dia sangat sedih. Selalu berkata jika dia merepotkan. Padahal ibu tidak keberatan sama sekali," jawab Sumarni.

Sumarni kembali masuk kedalam kamar yang ditempati oleh Kayvira. Sumarni membawa air dan handuk kecil untuk mengelap tubuh Kayvira.

"Bu ...."

"Sudah, jangan dipikirkan. Ibu ikhlas kok, ibu menyayangimu," ucap Sumarni.

Lagi-lagi Kayvira menumpahkan air matanya. Ia sangat terharu dengan perlakuan Sumarni kepadanya. Seperti seorang ibu kandung merawat anaknya.

Kasih sayang, tidak harus memiliki ikatan darah. Kasih sayang, adalah sebagai ungkapan rasa sayang dan cinta serta ketulusan hati dalam segala apapun itu.

Seperti yang dilakukan oleh Sumarni pada Kayvira, Dylan dan Kimbo.

.

Semoga kalian suka. Awalnya masih belum seru.

Terpopuler

Comments

Yulia Pancawati

Yulia Pancawati

kebaikan yang dilakukan kepada sesama akan berbalas kebaikan juga walau pun dari orang yang berbeda

2024-05-04

1

Astuti tutik2022

Astuti tutik2022

Hhmm jadi penasaran

2024-05-09

1

Nisa Ramadani

Nisa Ramadani

saya suka saya suka 🤭

2024-04-24

1

lihat semua
Episodes

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!