Episode 9

"Aku tidak tahu, aku tidak ingat sama sekali tentang masa laluku. Dan aku juga tidak tahu mengapa aku bisa berkelahi seperti ini," ujar Kayvira.

Dylan memasang kuda-kuda, ia akan mempraktekkan yang dulu ia pelajari. Karena ia belum pernah menggunakan keahlian beladiri nya.

Dylan pernah belajar taekwondo, namun belum sampai ke tahap sabuk hitam. Dan ia belum pernah sekalipun mencobanya. Saat latihan dan saat berkelahi sungguhan pasti akan berbeda.

"Cepat serang mereka...!" perintah ketua preman tersebut.

Dua orang yang tadi Kayvira tendang bangkit kembali. Ia akan membalas Kayvira dan memberinya pelajaran.

"Biar aku saja, aku ingin balas karena berani menendang ku dari belakang," ucap preman yang tadi Kayvira tendang.

Tatapan mata Kayvira berubah tajam. Para warga yang melihatnya pun seketika bergidik. Begitu juga dengan Sumarni, ia memperhatikan Kayvira dengan seksama.

"Siapa kamu sebenarnya, Nak? Tatapan matamu menunjukkan bahwa kamu bukan orang sembarangan," batin Sumarni.

Apalagi Kimbo, ia sampai merapat ke ibunya. Semua orang menyadari tatapan tersebut, kecuali Dylan, karena Dylan tidak memperhatikan Kayvira.

Pria itu maju, ia menendang Dylan. Namun belum sempat tendangan itu mengenai Dylan, Kayvira sudah memblokir tendangan tersebut dengan menendang pula.

"Sial, tendangan gadis ini kuat sekali," batin pria itu saat merasakan kakinya terasa patah.

"Kamu tidak apa-apa?" tanya Kayvira. Dylan menggeleng.

"Maafkan aku, aku tidak terlalu ahli beladiri," ucap Dylan.

"Tidak apa-apa, gunakan kemampuan yang kamu miliki," ujar Kayvira. Dylan mengangguk.

Merasa gadis itu terlalu kuat, pria tadi mungkin dengan berjalan sedikit pincang. Karena kakinya benar-benar sakit.

Kemudian beberapa orang maju secara serentak dari berbagai arah. Mereka berharap bisa menangkap Kayvira dan Dylan bersamaan.

Namun dugaan mereka salah, Kayvira sudah bisa membaca gerakan mereka. Kayvira langsung maju membiarkan Dylan berjuang sendiri.

Kayvira menendang salah satu dari mereka, namun orang itu menghindar dan tersenyum sinis seperti mengejek.

Kayvira mundur dua langkah kebelakang, ia mengambil posisi yang nyaman untuk melakukan serangan. Melihat Kayvira mundur, pria itu maju. Dan kesempatan itu Kayvira gunakan untuk menyerang pria itu. Kayvira mengangkat kakinya melakukan tendangan tipuan, pria itu sempat menghindar.

Namun saat Kayvira melakukan tendangan susulan, pria itu belum sempat menghindar karena terlalu cepat hingga tendangan Kayvira mengenai dada pria itu.

Pria itu mundur dan terpental kebelakang hingga terjungkal ke tanah. Pria itu memegangi dadanya yang terasa sakit.

Orang-orang yang melihat aksi Kayvira pun semakin takjub. Mereka benar-benar kagum dengan keahlian yang dimiliki oleh gadis itu. Mereka tidak peduli siapapun dan darimana pun asal usul Kayvira.

Yang penting bagi mereka, Kayvira adalah penyelamat. Meskipun Kayvira seorang ketua mafia sekalipun, mereka tidak peduli.

Sementara Sumarni dan Kimbo begitu shock melihatnya. Baru mereka tahu, ternyata gadis yang mereka selamatkan bisa berkelahi. Tapi Sumarni tidak peduli, yang penting baginya Kayvira adalah orang baik.

Sementara Dylan sedang sibuk melawan preman dengan kemampuan yang ia miliki. Jadi ia tidak begitu memperhatikan aksi Kayvira dalam melawan preman tersebut.

Dylan menendang meninju preman-preman tersebut. Bahkan Dylan melawan dua sekaligus. Dylan begitu senang karena apa yang dipelajari nya tidak sia-sia.

Kayvira dan Dylan keduanya melawan beberapa preman hingga mereka semua tumbang dan merintih kesakitan.

Ketua preman tercengang melihat anak buahnya sudah terkapar di tanah. Kemudian ia maju, Kayvira dan Dylan sudah siap-siap untuk melawan. Namun diluar dugaan, ketua preman malah bersujud ditanah meminta pengampunan.

Kayvira dan Dylan saling pandang, keduanya kemudian tertawa. Bagaimana tidak tertawa, badan besar dan wajah sangar ternyata lemah.

Para warga yang melihat itu langsung maju, mereka menggebuki ketua preman itu. Hingga ketua preman itu babak belur.

"Sudah...!" teriak Kayvira. Para warga pun berhenti menggebuki ketua preman itu. Jika tidak dihentikan maka bisa mati.

"Jangan sampai kalian semua menjadi pembunuh, membela diri itu wajar. Tapi jangan sampai membunuh. Nanti kalian bisa dipenjara. Ingat, kalian punya keluarga," ucap Kayvira.

"Sebaiknya panggil polisi, biar mereka semua dipenjara." Dylan menimpali.

Sumarni menghampiri Dylan dan Kayvira, "kalian tidak apa-apa?"

Dylan dan Kayvira menggeleng serentak. Kemudian ia memeluk Sumarni, yang sudah mereka anggap ibu.

"Kalau begitu mari kita pulang!" ajak Sumarni.

Mereka pun pulang, setelah berpamitan pada warga. Para warga pun merasa senang, karena ada dua orang yang mereka anggap pahlawan.

Setelah menutup ruko, mereka pun pulang dengan mengendarai motor. Dylan membonceng Kayvira, sementara Kimbo membonceng Sumarni.

"Kamu hebat," puji Kayvira pada Dylan.

"Tapi tidak sehebat kamu, aku pernah belajar taekwondo, tapi berhenti karena kejadian yang aku alami," ujar Dylan.

Mereka bisa bicara tanpa berteriak, karena Dylan mengendarai motornya tidak terlalu laju. Berhubung jalanan yang berlubang di sana-sini.

Jika jalanan bagus, perjalanan ke pasar hanya memakan waktu kurang dari satu jam. Apalagi jika ngebut, mungkin hanya 20 menitan.

"Apa kamu benar-benar tidak ingat masa lalu mu?" tanya Dylan.

"Saat aku ingin mengingatnya, kepalaku sakit terasa mau pecah," jawab Kayvira.

"Jangan dipaksakan, nanti bisa merusak saraf otak," kata Dylan.

Kayvira mengangguk meskipun tidak terlihat oleh Dylan. Dylan melajukan motornya lebih cepat dari yang tadi.

"Aku yakin kamu bisa mengingat kembali siapa dirimu, tapi apakah kamu akan melupakan aku? Aku sudah merasa nyaman dekat denganmu, aku tidak tahu perasaan apa ini? Apakah aku sedang jatuh cinta? Usiaku sekarang sudah menginjak 24 tahun, dan aku baru dekat dengan seorang gadis. Karena waktu disekolah aku selalu menghindar," batin Dylan.

Ya saat kejadian itu, Dylan baru lulus sekolah. Dan baru berusia 19 tahun. Dylan sudah mendaftar ke perguruan tinggi dan diterima.

Namun suatu kejadian tidak terduga terjadi. Dylan dikabarkan hilang saat liburan. Padahal semua itu sudah direncanakan.

Dylan tahu itu adalah ulah ayah dan ibu tirinya serta adik tirinya. Tapi Dylan juga tidak bisa berbuat apa-apa.

Semua itu karena harta, karena dalam surat wasiat, semua harta dialihkan atas nama Dylan. Dan saat usia Dylan mencapai 20 tahun, maka Dylan berhak sepenuhnya mewarisi harta tersebut.

Namun mereka lebih licik, dan akhirnya mereka bisa menyingkirkan Dylan. Lalu menguasai hartanya. Dylan tersadar dari lamunannya saat motor yang mereka tumpangi hampir terjatuh ke selokan. Beruntung Kayvira dengan cepat menepuk pundak Dylan.

"Maaf, aku kurang fokus," ucap Dylan merasa bersalah.

"Kalau begitu aku saja yang membawa motornya," pinta Kayvira.

Akhirnya keduanya bertukar posisi, mereka jadi tertinggal jauh dari Kimbo dan Sumarni.

Sebenarnya Kayvira juga sedang melamun tadi, ia juga memikirkan jika ingatan pulih. Apakah dia akan melupakan Dylan, Sumarni dan Kimbo yang sudah ia anggap keluarga.

Lagipula, Kayvira merasa sudah nyaman saat berdekatan dengan Dylan. Entahlah, perasaan apa yang ia miliki pada pemuda ini. Hingga Kayvira takut tidak bisa mengingat Dylan jika ingatannya pulih.

***Karya ini telah kontrak dengan NovelToon, dilarang membajak karya seperti mencetak ulang tanpa izin.***

***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***