Dia

Suasana ruangan yang awalnya masih terdengar suara -suara walaupun pelan, tiba-tiba langsung terhenti berganti menjadi senyap saat suara pintu terbuka dan menampilkan beberapa orang yang masuk, membuat semua yang sudah berada di ruangan itu berdiri demi menunjukkan kesan hormat mereka atas kehadiran sang pemimpin tertinggi.

Syifa menunduk dalam,saat orang -orang penting itu menuju kursi mereka masing-masing.

Deg

Jantung nya seketika berdetak kencang saat hidung Bangir nya menghirup aroma khas seseorang yang seakan masih tersimpan rapi di ingatan nya,wangi maskulin parfum limited edition milik seseorang yang belum pernah ia cium dari orang lain dan ia yakin itu wangi seseorang tersebut, membuat Syifa meremas kuat sisi dress milik nya.

" Silahkan duduk kembali" suara bariton penuh wibawa seseorang memerintahkan sehingga membuat mereka semua kembali duduk.

" Selamat pagi..maaf sudah menunggu" ucap pria paruh baya yang mereka tau pemegang jabatan tertinggi di GA.

" Pagi.." jawab semuanya kompak.

Rapat pun di mulai, Syifa masih menunduk seraya serius mendengarkan setiap kata yang dibicarakan, hingga sikutan di sebelahnya memaksanya untuk melihat ke samping.

Dengan isyarat mata Mona menunjukkan ke suatu arah, membuat Syifa terpaksa harus mengikuti arah pandangan Mona dan lyly,dan saat itu juga jantung nya terasa berhenti seketika.

Deg

Jantung Syifa seakan berhenti berdetak saat matanya menatap seseorang yang secara bersamaan juga sedang menatap ke arah nya, tatapan mereka bertemu dan terkunci hingga beberapa saat, namun dengan cepat Syifa memutuskan tatapan itu,tanpa sengaja tangan Syifa meremas kuat bolpoin yang sedang ia genggam, ia merasa sangat gugup.

Sedangkan di depan nya.. orang yang tadi ber si tatap dengan nya masih menatap intens wajah cantik dihadapannya, tangan nya terkepal kuat, hingga buku-buku jarinya terlihat menegang, tatapan nya dalam penuh misteri, tampak kilatan amarah di matanya,namun juga terlihat jelas kerinduan yang begitu mendalam.

Gerald..pria muda itu terus mengarah kan pandangannya pada sosok wanita cantik di hadapannya, entah kebetulan atau memang takdir, mereka duduk berhadapan sehingga membuat ia begitu mudah menatap wajah Syifa yang terlihat begitu tegang, tampak senyuman smirk di wajah tampan Gerald.

Wanita yang pernah ia klaim sebagai wanitanya itu terlihat begitu cantik dan anggun dengan dress bunga berwarna coklat dan hijab senada,tak sengaja mata Gerald menatap arah jari manis sebelah kanan Syifa yang ternyata masih terpasang cincin yang sangat ia kenal, cincin yang ia sematkan di hari terakhir mereka bertemu dan bicara,entah mengapa ada rasa bahagia saat melihat cincin itu masih berada di tempat nya.

' Ternyata kamu masih memakai nya, sungguh kamu pemain hati yang sangat handal Nasyifa ' batin Gerald, refleks sebelah tangan nya meraba bagian dadanya,dimana dibalik baju yang ia pakai masih terpasang pasangan dari cincin itu di kalung milik nya, entah alasan apa ia juga tak ingin membuang atau melepas cincin itu, mungkinkah ia masih mengharapkan wanita itu?, ia pun tak tau apa yang sebenarnya terjadi pada hatinya.

" Saya sangat puas dengan laporan dari saudara -saudara semua,saya berharap anda semua bisa terus mempertahankan semua itu,dan untuk para anak-anak saya yang dihadirkan dari kampus xxxcc semoga kalian benar-benar mendapatkan ilmu yang bermanfaat selama kalian disini" ucap tuan Arkan bijak.

" Saya berharap waktu kalian yang masih tersisa dua bulan lagi kalian pergunakan sebaik mungkin,bukan tidak mungkin bagi kami untuk merekomendasikan kalian di kantor kami setelah kalian lulus nanti, tunjukkan kalian punya skill sesuai dengan jurusan kalian dan kabar bahwa kalian adalah para mahasiswa kebanggaan kampus xxxcc " tambah tuan Arkan tenang.

" Dan disini saya juga akan mengumumkan bahwa mulai bulan ini, kantor pusat kembali akan di awasi oleh putra saya, karena saya harus mengikuti beberapa perawatan di salah satu negara untuk itu saya putuskan untuk menyerahkan kepemimpinan pada putra saya,tapi walaupun demikian saya masih melakukan pengawasan dan saya berharap kerjasama anda semua " jelas tuan Arkan tenang.

" Silahkan Nak" ucap tuan Arkan memberikan perintah kepada sang putra agar mengucapkan sepatah dua patah kata.

Gerald mengangguk paham,ia berdiri Seraya terlihat merapikan jas nya, wajahnya yang memang tampan terlihat semakin tampan dengan rahang tegas, tatapan nya tajam penuh intimidasi, terlihat sangat berwibawa dan Syifa mengakui itu, disampingnya tampak Dewa yang juga tak kalah tampan,awal tadi dewa sempat terkejut saat melihat keberadaan Syifa di ruangan itu,tapi secepatnya ia mampu mengendalikan keterkejutan nya dan memberitahukan pada Gerald tentang keberadaan Syifa.

" Selamat pagi" sapa Gerald dengan suara dingin namun terdengar tegas.

" Pagi" jawab kompak semua nya.

" Terimakasih...saya rasa saya tidak perlu lagi memperkenalkan diri siapa saya, karena anda semua sudah tau siapa saya,saya harap kerjasama nya, Terimakasih" singkat padat dan jelas, itulah yang Gerald ucapkan,tanpa basa-basi walaupun sedikit.

" Dan satu lagi,saya ingin salah satu dari mahasiswa magang yang hadir di ruangan ini memperkenalkan dirinya dan teman-teman nya" pinta Gerald santai,tak ada yang menyadari pria dingin itu tersenyum smirk.

Sesaat hening.. hingga suara berat Ferdy membuat Syifa terkesiap dan dengan sangat terpaksa mengangguk patuh, Ferdy meminta agar Syifa yang mewakili kedua sahabatnya di ruangan itu dan juga ketujuh temannya yang lain yang berada di divisi lain.

" Assalamualaikum.. selamat pagi semuanya..disini saya akan mewakili teman -teman untuk memperkenalkan diri kami" ucap Syifa lembut, tubuhnya rasanya sangat lemah.

Semua mata terfokus pada nya, bagaimana tidak ia yang memang selalu mampu mengalihkan perhatian mereka -mereka tapi tak pernah mengobrol,kini sedang berdiri dan bicara, terlihat begitu cantik dan anggun, sedangkan Gerald mengepalkan tangannya saat melihat tatapan memuja para pria di ruangan itu.

" Nama saya Nasyifa Zahira Jacob...di samping saya bernama Mona Atalarik dan yang disebelahnya bernama Lyly Shofia Sanders serta ada tujuh teman saya yang lain yang ditempatkan di bagian keuangan dan pemasaran, kami dari kampus xxxcc, sudah dua bulan disini dan tersisa dua bulan lagi,mohon bimbingannya kedepannya agar kami lebih baik lagi, terimakasih "ucap Syifa cepat, matanya tak berani menatap kedepannya.

" Baik.. terimakasih untuk nona Nasyifa Zahira Jacob.. Senang bertemu Anda,rapat pagi ini ditutup, silahkan lanjutkan kegiatan anda semua" ucap Dewa mengakhiri rapat.

Tampak satu persatu keluar dari ruangan itu, hingga terakhir menyisakan Syifa dan kedua sahabatnya, mereka keluar paling akhir, setelah sang pimpinan.

Syifa berjalan paling belakang, tubuhnya terasa begitu berat, konsentrasi nya seakan buyar menguap entah kemana,ia membenci keadaan itu, dalam hati ia terus melafalkan ' lupakan bahwa kita pernah saling mengenal ' kata itulah yang ia anggap sebagai mantra.

" Anda datang ke kantor ini untuk magang atau untuk tebar pesona nona Nasyifa?" tanya seseorang sarkas, membuat ia terdiam mematung, ingin menghindar tapi ga mungkin,saat ini mereka sedang berada di dalam lift, Syifa,Mona, Lyly, Gerald dan Dewa,serta Mira

Awalnya keempat gadis cantik itu ingin menggunakan lift karyawan,tapi saat sedang menunggu tiba-tiba dewa memanggil dan mempersilahkan mereka untuk memasuki lift khusus bersama nya dan Gerard dan sialnya Syifa juga ada di antara mereka, dan ga mungkin syifa bisa menghindar saat tangan nya sudah di tarik oleh Mira.

" Maaf tuan... apakah ada yang salah dengan diri saya? Atau mungkin penampilan saya?, bukankah untuk mahasiswa magang kami tidak di haruskan memakai seragam kantor?" tanya Syifa berusaha untuk tetap tenang, walau jantungnya berdetak kencang.

" Ternyata lima tahun membuat kamu menunjukkan siapa dirimu yang sebenarnya" ucap Gerald dingin.

" Sejak awal memang saya tidak pernah menunjukkan orang lain dalam diri saya tuan" jawab Syifa lirih.

Deg

Tubuh Syifa bergetar saat ia merasakan tangannya digenggam erat oleh tangan besar seseorang dan ia yakin itu Gerald,sekuat tenaga Syifa berusaha melepaskan genggaman tangan Gerald tapi ia kalah dan ia benci kekalahan nya itu.

Gerald baru melepaskan saat pintu lift terbuka dan Syifa akan melangkah keluar, semua itu tidak luput dari perhatian Dewa,ia tersenyum simpul melihat perseteruan antara sahabat sekaligus bos nya itu dengan gadis yang dulu pernah digilai sang bos dan entah karena apa tiba-tiba semua berubah menjadi seperti orang yang tak saling mengenal.

" Lo ga kangen-kangenan sama Syifa?" goda Dewa saat lift kembali tertutup dan bergerak ke atas menuju lantai xx dimana ruangan para petinggi berada.

" Gue ga pernah kangen sama dia dan ingat ini kantor,jaga batasan lo" jawab Gerald dingin.

" Oh ..maaf tuan,saya lupa,tapi apakah saya boleh minta izin saat makan siang nanti?" ucap Dewa.

" Pekerjaan mu masih sangat banyak Sadewa,apa kamu sudah bosan bekerja dengan saya? Jika bosan silahkan buat surat pengunduran diri kamu" ucap Gerald tegas.

" Saya akan segera menyelesaikan tugas saya tuan,saya hanya meminta waktu saat istirahat saja dan saya tidak akan melupakan tanggung jawab saya" jawab Dewa santai.

Gerald tak lagi menjawab,ia langsung keluar saat dirasakan lift sudah berhenti dan terbuka tepat di lantai tujuan nya, melangkah dengan langkah lebar menuju ruangan sang papa,ada yang harus ia bicarakan.

Setelah mengetuk pintu dan mendapatkan izin, Gerald memasuki ruangan berwarna putih, walaupun ia putra dari sang Presdir tapi Gerald tetap bersikap sopan saat ingin menemui sang papa,ia tak pernah langsung masuk ke ruangan kerja sang papa tanpa mengetuknya terlebih dahulu.

" Ada apa boy?" tanya tuan Arkan tenang, fokusnya tak teralihkan dari layar laptop di depan nya.

" Aku mau salah satu mahasiswa magang menjadi asisten ku pa" jawab Gerald dingin.

" Bukankah sudah ada Sadewa? Apa kamu berniat memecat sahabat mu itu?" tanya tuan Arkan tenang.

" Dewa ga mungkin selalu ikut dengan ku saat ada meeting di luar kantor atau luar kota pa,aku ingin dia stay disini " jawab Gerald beralasan.

" Kalau begitu cari istri saja supaya ada yang selalu mendampingi mu kemanapun, seperti papa" jawab tuan Arkan tenang.

" Pa... kalau papa ga setuju berarti biarkan Om Dirga tetap stay disini, agar Dewa bisa terus mendampingi ku" jawab Gerald.

" Itu tidak mungkin boy,Om Dirga itu sudah sangat tepat papa tempatkan di Bali?" jawab tuan Arkan tenang.

" Lalu apa mau papa?" geram Gerald.

" Baiklah pilih lah salah satu dari mereka, atau mau papa yang merekomendasikan salah satu dari mereka? " ucap tuan Arkan.

" Akan aku survey nanti" jawab Gerald singkat,ia ingin segera meninggalkan ruangan sang papa,namu langkahnya terhenti oleh ucapan sang papa.

" Menurut papa mahasiswa magang yang tadi berbicara mewakili teman-teman nya itu bisa di pertimbangkan, bagaimana menurut kamu?" ungkap tuan Arkan tenang.

" Aku ga tertarik dengan dia" jawab Gerald dingin.

" Oh..ga tertarik ya..ya sudah,papa kira kamu tertarik, karena menurut info yang beredar begitu banyak yang mengagumi gadis itu di kantor ini, saat lah satunya Ferdy dan sepertinya manager perencanaan itu tidak main-main dengan pilihannya saat ini " ucap tuan Arkan tenang.

" Itu bukan urusan ku pa dan sejak kapan papa suka mengurusi urusan mereka diluar kerja? Apa papa juga tertarik pada gadis itu?" ucap Gerald dingin.

" Hahahaha... bercanda kamu ga lucu boy,dia bahkan lebih muda dari kamu,apa kamu pikir papa senekat itu berani mengagumi wanita lain selain mama kamu?" jawab tuan Arkan seraya tertawa terbahak-bahak, beliau tak tersinggung dengan ucapan sang putra.

" Aku kira..papa akan seperti para pengusaha sukses lainnya yang memiliki banyak simpanan" jawab Gerald santai.

" Untuk apa simpanan boy kalau mama kamu saja cukup buat papa kewalahan" jawab tuan Arkan ambigu.

" BUCIN " ledek Gerald dingin,dia pria beda generasi itu memang selalu berbicara layaknya teman jika sedang tidak dalam mode serius,dan akan berbicara layaknya rekan kerja jika menyangkut bisnis serta akan berbicara layaknya ayah dan anak saat membahas tentang keluarga, itulah tuan Arkan yang memang sangat menyayangi keluarganya.

" Biarkan saja...kamu bisa bilang begitu karena mungkin kamu belum menemukan wanita yang akan menguasai seluruh hati mu,atau mungkin kamu berniat seperti para pengusaha yang kamu sebutkan tadi,punya banyak wanita dimana-mana" ucap sang papa santai.

Tak menjawab Gerald melanjutkan langkahnya keluar dari ruangan sang papa, berjalan tenang menuju ruangan nya, mengangguk kecil saat sang sekretaris menunduk hormat atas kedatangan nya.

" Apa jadwal saya hari ini?" tanya Gerald dingin seraya melanjutkan langkahnya memasuki ruangan milik nya.

Dengan gesit sang sekretaris yang di panggil mawar itu berjalan cepat mengikuti langkah Gerald seraya membaca agenda sang CEO yang memang belum terlalu padat " Saat.oni hingga makan siang anda free tuan,baru setelah makan siang anda diminta tuan Presdir menggantikan belaiu meeting untuk membahas tentang rencana pembangunan Villa di puncak, setelah nya anda akan ada tamu lagi seorang desainer yang ingin menawarkan kerja sama dengan produk fashion kita, setelah nya free tuan" panjang lebar mawar membacanya.

" HM" hanya jawaban singkat itu yang mawar dapatkan, walaupun sudah tak asing dengan sikap CEO nya itu,tapi sesekali ia akan geram juga.

' Dasar bocil labil..putus cinta kali ya makanya mukanya kusut gitu' batin mawar.

" Sudah selesai kan? Silahkan keluar dari ruangan saya" ucap Gerald dingin dan berhasil menyadarkan mawar dari lamunannya barusan.

" Ba_ Baik tuan" gugup mawar seraya bergegas meninggalkan ruangan yang terasa mencekam itu.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!