Ada apa dengan mereka

" Kantin yuk..laper nih" ajak Mona sesaat setelah guru keluar dari kelas mereka.

" Yuk deh,aku juga laper,tadi pagi ga sempet sarapan" Lyly menjawab cepat.

Ketiganya melangkah meninggalkan kelas menyusuri koridor sekolah menuju kantin, beberapa pasang mata masih seperti biasa, menatap kagum pada wajah cantik alami milik Syifa,namun tak satupun dari mereka yang berani menggoda nya secara terang-terangan,selain sikap Syifa yang terkesan sangat membatasi diri,juga karena mereka sering melihat Syifa yang tampak kerap kali didekati oleh para cowok idola sekolah, siapa lagi kalau bukan geng sang ketua OSIS.

Sesampainya di kantin seperti biasa Syifa ditugaskan untuk mencari tempat duduk untuk mereka, sedangkan Lyly dan Mona langsung menuju stan makanan dan minuman untuk melakukan pemesanan.

Syifa memilih kursi yang sedikit agak pojokan,ia tak menyadari bahwa Gerald dan ketiga sahabatnya duduk di kursi yang tak jauh dari tempat yang ia pilih, beberapa bulan menjadi siswa di sekolah itu sudah membuat Syifa tak terlalu penakut lagi,ia sudah lebih berani, berani dalam artian yang baik.

" Rald...Lo yakin mau deketin tuh bocil? " tanya Juna tiba-tiba.

" Kenapa?" tanya Gerald.

" Kalo Lo serius mau deketin dia,gue mundur...gue ga mau rebutan cewek sama sahabat sendiri, walaupun bersaing secara sehat sekalipun" ungkap Juna pasti.

" Lo yakin mau mundur?" tanya Gerald.

" Yakin..asal Lo ga berniat buat nyakitin dia kalau di terima, tapi kalau pun suatu saat kalian putus gue harap baik-baik, karena gue yakin dia masih polos banget" jawab Juna yakin.

" Lo serius Rald..? Trus Cindy gimana?" tanya Dewa tak percaya.

" Hubungan nya sama Cindy apa? Lo semua tau kan kalau gue sama Cindy cuma temen,ga lebih.." jawab Gerald santai.

" Tapi kan Lo dan kita semua tau Rald kalau dia itu cinta mati sama Lo" ucap Dewa.

" Peduli gua apa? Gue udah bilang kalau gua ga ada rasa ke dia, bahkan udah berkali-kali gue bilang ke dia,gue ga bisa menganggap dia lebih dari kalian,trus salah gue dimana?" ungkap Gerald dingin.

" Tapi Rald.. setidaknya dia...".

" Stop Wa.. Gerald berhak milih cewek mana yang akan jadi pilihan nya, maksud Lo kenapa Gerald ga coba kasi Cindy kesempatan? Itu kan? Soal hati ga bisa coba-coba Wa,gue aja yang terkenal brengsek ga akan coba-coba kalau urusan hati,beda cerita dengan mereka yang deketin gue karena memang mereka ga pake hati,tapi pake logika...karena mereka ingin famous...kita memang masih terlalu muda untuk menentukan wanita masa depan kita,tapi memilih yang menurut kita terbaik juga ga akan salah bro..." potong Juna yang menentang ucapan Dewa.

" Apalagi Gerald..mau nikah sekarang juga ga masalah... seorang Gerald Alexander Lemos..ga harus kerja juga sanggup ngasi makan Bini dengan kemewahan yang berlimpah " tambah Jonathan tiba-tiba, entah mengapa hatinya sangat mendukung Gerald mendekati Syifa.

Dimata Jo seorang Syifa adalah salah satu gambaran wanita yang nyaris sempurna,selain wajah nya yang cantik alami, sikap nya juga sangat santun, tatapan mata gadis itu begitu teduh, wajahnya seakan memancarkan cahaya ketenagaan bagi yang memandangnya, tubuh nya juga bagus, bahkan terlihat sangat indah untuk ukuran gadis yang katanya baru berusia 15 tahun,dan yang pasti akan cocok untuk Gerald yang memiliki sikap dingin dan arogan.

" Ngaco Lo" balas Gerald aneh mendengar ucapan Jonathan.

" Kok ngaco,gini ni ya, seandainya pas Lo deketin dia,trus dia nanya maksud Lo deketin dia dan Lo jawab jujur tapi dia nolak pacaran,ga takut Lo kalo tiba-tiba di tikung orang yang berani langsung ngajakin dia nikah?" tanya Jo serius.

" Ya tapi ga saat masih sekolah gini juga Jonathan, apalagi dia aja baru kelas 10, KTP aja belum punya"ucap Gerald.

" Jo bener Rald...atau Lo coba deketin aja dulu " saran Juna, sedangkan Dewa hanya bisa menjadi pendengar,ia bisa bayangkan betapa sakitnya Cindy saat tau Gerald bahkan memilih wanita lain untuk hatinya,dan Dewa yakin Cindy akan insecure saat melihat sosok wanita pilihan Gerald.

" Gue pikir lagi ntar" ucap Gerald seraya bangun menuju stan yang terdapat di kantin, entah untuk apa.. padahal pesanan nya sudah di pesankan oleh Juna.

" kebanyakan mikir tu bocah... disambar orang tau rasa dia" omel Juna yang greget melihat sang sahabat yang menurutnya kelewat santai dalam mengejar target nya.

" Urusan hati bro...coba urusan bisnis...ga pake lama mikir nya,asal ada peluang gas pol mah dia, lawan aja pada kicep" ucap Dewa yang memang lebih dekat dengan Gerald, bahkan pemuda itu memang sudah direkomendasikan akan menjadi asisten pribadi Gerald saat si tuan muda itu sudah di haruskan terjun ke dunia bisnis seratus persen mengelola bisnis sang papa ditambah lagi dengan milik keluarga sang mama, karena ia adalah cucu laki-laki satu-satunya.

Sedangkan Syifa di mejanya ia tak menyadari bahwa dirinya sedang menjadi topik pembicaraan Gerald and the gank,ia malah asyik dengan dunianya sendiri yaitu berselancar di dunia Maya, mengecek -ngecek akun sosial media miliknya.

" Pesanan datang..."ujar Mona ceria saat sudah berada di depan Syifa seraya meletakkan nampan berisi 3 mangkok bakso.

" Tumben cepat?" tanya Syifa heran.

" Biasa...kalau ada pangeran Lo semua lancar" jawab Mona.

" Maksud nya?" tanya Syifa bengong.

" Ada kakak Ketos kamu tadi" jelas Lyly seraya meletakkan nampan berisi 3 gelas minuman kesukaan mereka.

" Nih.. Milkshake strawberry untuk Nasyifa,Americano untuk Mona dan Boba susu vanilla punya Lyly yang ga kalah cantiknya sama kalian berdua..." tambah Lyly ceria.

" Narsis Lo" ledek Mona, sedangkan Syifa hanya menggeleng seraya meraih mangkok bakso miliknya dan juga minuman kesukaannya.

" Tapi Fa belum ngeh deh dengan yang kalian bicarakan barusan " ucap Syifa yang kembali teringat dengan pernyataan dari kedua sahabatnya.

" Udah ga usah di pikirin,tadi tu tiba-tiba babang tamvan datang trus minta pesanan kami ke mamang bakso dan mbak Tami di stan minuman,kamu tau lah seberapa besar pengaruh dia,dan hasilnya kita cepat " jelas Mona karena melihat Syifa yang masih penasaran.

" Trus hubungan nya sama aku apa?" tanya Syifa polos.

" Hello ....nona Nasyifa... anak kecil juga pasti tau kalau dia sedang berusaha buat deketin kamu" jawab Lyly geram karena sahabatnya itu sangat lemot jika berurusan dengan hati.

" Terserah kalian aja deh..." begitu enteng Syifa menanggapi.

Ia langsung meraih mangkok bakso miliknya dan menikmatinya dengan lahap,tanpa memperdulikan situasi sekitar dan tatapan mengagumi beberapa siswa pria,tiga bulan lumayan cukup membuat ia sedikit terbiasa dengan semuanya,baik itu jadi pusat perhatian atau sering nya dapat umpatan dari sesama siswi perempuan, sesekali juga mendapat ancaman dari para senior wanita,tapi ia berusaha menghadapi nya dengan perasaan positif,selama itu tidak menjurus pada kekerasan fisik maka Syifa tak mau ambil pusing.

Sedangkan di meja yang terdapat empat pemuda tampan sang idola sekolah, Gerald sedang di ledek habis-habisan oleh Arjuna,sebab ketauan bahwa sahabat dinginnya itu mau bela-belain menghampiri stan makanan hanya agar pesanan sang pujaan hati lebih didahulukan,hal yang belum pernah seorang Gerald lakukan, karena biasanya ketiga sahabatnya lah yang melakukan pemesanan atau salah satu pemilik stan yang mendatangi meja mereka untuk menanyakan pesanan mereka.

" Sekarang ga bisa mangkir Lo bro" ucap Juna yakin.

" Shok tau Lo" balas Gerald singkat.

" Bukan sok tau,tapi emang tau...Lo lupa siapa gue?" jawab Juna bangga.

" Casanova... penjahat wanita dan masih banyak lagi " jawab Gerald santai.

" Ga segitunya juga kali, gini-gini gue masih perjaka ting-ting ya,kalau si Dewa sama Jo mah gue ragu" jawab Juna santai.

" Ga kebalik Lo ngomong nya,gue masih orisinil ya,Lo sama Jo tu yang suka chek in" bantah Dewa santai.

" Gue beda...gue ga gonta-ganti kayak ni kunyuk,dan lagian gue Check in juga atas kemauan Meli,bukan gue" jawab Jonathan membantah tuduhan Dewa.

" Sama aja kali,udah celap celup" potong Dewa cepat.

" Lo Rald ga pengen ngerasain gimana nikmatnya ber**ta?" ledek Juna tiba-tiba.

Gerald tak menjawab,ia asyik dengan gawai nya, yang ternyata sedang asyik melihat beberapa koleksi foto Syifa yang ia dapatkan dengan cara mencuri nya, memotret setiap ada kesempatan dan keadaan aman.

" Apalagi kalau cewek nya kayak tuh bocil...pasti seger banget tu Rald, bisa-bisa Lo ga mau udah..." tambah Juna yang tiba-tiba saja berperan menjadi iblis.

" Buang jauh-jauh otak kotor Lo tentang dia, berani Lo mikirin yang iya-iya sama dia,gue congkel mata sama otak Lo,gue pindahin dari tempatnya " ancam Gerald terdengar serius.

" Ya elah Rald...becanda doang, serius amat sih" jawab Juna santai.

" Untuk dia gue ga pernah becanda" jawab Gerald terus terang.

" kalau dia nolak perasaan Lo gimana?" tanya Jonathan tiba-tiba.

" Ga akan" jawab Gerald percaya diri.

" Yakin?" tanya Jonathan lagi.

" Kita liat aja nanti" yakin Gerald.

" Gue cuma mau ngingetin Jangan sampe Lo stres gara-gara tu bocah ya, kita-kita ga mau jadi tumbal galau Lo, apalagi kalau sampai Lo Gamon" ucap Juna mewanti-wanti.

" Belum pernah ada dalam kamus seorang Gerald galau cuma gara-gara makhluk yang namanya perempuan, yang ada pusing menghadapi mereka-mereka yang kebanyakan terlalu terobsesi sama gue" sombong Gerald.

" Cih...sombong" umpat Juna dengan memasang ekspresi wajah jijik.

Gerald hanya tersenyum tipis seraya menggeleng melihat reaksi Juna, sedangkan Jonathan menoyor pelan kepala Juna yang menurutnya hanya berisi wanita saja.

Dimeja Syifa,ketiga nya sedang asyik menikmati hidangan yang tersaji di hadapan mereka,Mona dan lyly benar-benar kelaparan, sampai-sampai keduanya berebut bakso milik Syifa yang gadis cantik itu berikan untuk mereka berdua, karena memang Syifa masih kenyang katanya, Syifa memang tak begitu banyak makan,porsi makan nya memang sangat sedikit,gadis cantik itu lebih banyak mengkonsumsi roti,susu dan jus buah segar.

" Fa..kenapa sih kamu kalau makan ga pernah habis?" tanya Mona yang penasaran melihat sahabatnya yang makan selalu dengan porsi kecil.

" Karena emang porsi makan aku cuma segitu, kalau di paksa takut ga kuat" jawab Syifa menyebutkan alasannya.

" Memang harus seperti itu Mon...secara dia tu ga bisa masak walau cuma goreng telur atau tempe doang,jadi wajar kalau dia ga banyak makan nya" ledek Lyly merasa puas dengan wajah cemberutnya Syifa.

" Mana ada gitu,Fa udah mulai pandai ya goreng telur trus rebus mie instan juga Fa udah mulai paham" bantah Syifa tak terima.

" Cuma goreng telur dan rebus mie instan aja bangga,anak Sekolah Dasar juga bisa kali" ledek Juna lagi.

" Berisik kalian " ucap Gerald geram, sedangkan Juna dan Dewa tersenyum tipis.

" Rald gimana rencana Lo buat lanjut pendidikan ke LN?" tanya Jonathan tiba-tiba.

" Seperti rencana awal" jawab Syifa santai.

" Lo yakin..mau ninggalin dia kalau seandainya Lo di terima?" tanya Juna mencoba mengingatkan.

" Emang kenapa harus ga yakin?" tanya Gerald heran.

" Lo liat dia baik-baik dari sini, Lo yakin ga akan ada cowok lain yang bakal deketin dia,dan gue yakin dia pasti ga bakal nolak kalau seandainya ada seseorang yang sesuai dengan kriterianya datang menawarkan hati untuk nya" tambah Dewa serius.

" Ga akan gue biarkan,tapi kalau soal pendidikan gue juga ga bisa main-main,gue ga mau ngecewain papa serta keluarganya,juga mama dan keluarganya,walau sebenarnya gue ga suka ada di posisi gue sekarang " jawab Gerald bijak.

" Gue dukung cara berpikir Lo" ucap Jonathan dan Dewa setuju, apalagi Gerald memilih universitas yang memang satu negara dengan keberadaan Cindy.

" Gue hargai cara berpikir Lo,semoga Lo berhasil" ucap Juna tulus.

Terpopuler

Comments

Carlos Vazquez Hernandez

Carlos Vazquez Hernandez

Jangan tanya lagi, ini adalah cerita yang harus dibaca oleh semua orang!

2023-12-29

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!