17

Tak terasa dua bulan sudah Syifa dan teman-teman nya menjalani masa magang mereka di GA Group, perusahaan yang mereka akui benar-benar wow, mulai dari para pekerjanya yang sangat kompeten dan juga atasan yang sangat tegas,bukan hanya isapan jempol belaka bahwa kabar yang beredar bahwa perusahaan tersebut termasuk dalam salah satu perusahaan terbesar di Asia bahkan merambah ke Eropa dan menurut Syifa dan yang lainnya itu wajar dan pantas mereka dapatkan dan dua bulan lagi maka masa magang mereka akan selesai.

Melihat bagaimana good nya cara kerja mereka, bahkan Syifa sampai beberapa kali memuji betapa cerdas nya sang pemimpin, sehingga membuat ia penasaran tentang kabar bahwa putra dari pemimpin perusahaan itu juga tak kalah cerdas dari sang Ayah, hingga di nobatkan sebagai pengusaha termuda yang sukses.

Tapi sayang CEO muda tersebut kabarnya sedang melanjutkan pendidikan magister nya di luar negeri,selain penasaran karena kecerdasan dan kesuksesan nya Syifa dan yang lainnya juga penasaran dengan isu yang beredar yang mengatakan bahwa putra dari Presdir GA Group itu memiliki sifat yang sangat arogan, dingin,kejam dan tidak pernah berbicara dengan para karyawannya kecuali saat meeting.

" CEO kita itu wajah nya tampan nyaris sempurna, badannya uuh... seksi bahkan cuma di liat dari luar jas nya,tapi sayang nya..galak banget, padahal loh usianya masih muda banget bahkan 5 tahun di bawah aku" ucap Mira saat mereka sedang makan di kantin kantor.

" Masa ia sih mbak? Bukannya pak bos kita itu baik banget ya,kok bisa punya anak galak?, terus kalau usianya di bawah mbak sampai 5 tahun itu artinya masih muda banget dong ya" tanya Lyly penasaran.

" Heum...baru memasuki usia 23 tahunan gitu deh..Nah itu juga tuh yang jadi pertanyaan semua orang disini,kalian juga pernah lihat nyonya Rosella kan? Beliau itu baik,ramah dan lemah lembut banget,tapi kok bisa punya anak spesies beruang kutub gitu" ucap Mira lucu.

" Jadi penasaran deh, di usia semuda itu udah sukses aja, makanya apa ya kira-kira? dan pasti hidupnya itu monoton banget,dari kecil cuma belajar dan belajar terus sampai gede,dan sekarang yang ada di pikirannya pasti cuma kerja dan kerja" ucap Mona.

" Nah itu dia,kita semua pasti beranggapan seperti apa yang kamu bilang barusan,tapi kenyataannya nih ya dia itu terkenal dengan berita skandal dia dengan banyak wanita" ingat Mira

" Hah...masa ia sih mbak? Gila ya,aku dengar tipe nya aja udah ketar-ketir kalau seandainya ketemu,trus gimana ceritanya dia bisa banyak skandalnya coba?" ucap Lyly panjang lebar.

" Aneh" lirih Syifa tiba-tiba,ia merasa aneh dengan cerita putra dari pemilik perusahaan tersebut.

" Tenang aja,kita aman,ga akan jadi korban nya, karena para wanita yang terlibat dengan nya kebanyakan dari kalangan artis, model atau para putri pengusaha dan pejabat,tapi aku ga bisa jamin juga kalau untuk Syifa.." ucap Mira santai.

" Kok aku mbak..? Tanya Syifa heran.

" Karena kamu itu cantik Fa, bahkan sedikit di poles aja kamu bisa mengalahkan model papan atas, untung nya kamu berhijab..kalau enggak mungkin sudah sejak awal para karyawan pria disini ngejar kamu, khusus nya yang masih single, walaupun saat ini masih ada yang berusaha dekati kamu" ucap Mira santai.

" Syifa ini penganut paham... Halal dulu baru pacaran mbak..jadi kemungkinan besar masih di titik aman" ucap Mona memberikan info.

" Paan sih..ga lucu juga " protes Syifa seraya menyikut lengan Mona, membuat gadis cantik itu tersenyum tanpa merasa bersalah.

" Prinsip Syifa bagus kok,aku setuju walaupun aku belum bisa seperti itu,tapi aku mendukung orang -orang yang berpegang teguh pada itu dan itu artinya ia salah satu orang yang mematuhi perintah Allah" ucap Mira sangat bijak.

" Terimakasih mbak dukungan nya" jawab Syifa pelan, bahkan hampir saja Mira dan yang lainnya tak mendengar nya.

Makan siang mereka usai membuat mereka harus kembali berkutat dengan bermacam -macam tugas yang menumpuk hingga akhirnya jam kerja berakhir dan saatnya mereka kembali ke kediaman masing-masing.

Begitu pula dengan Syifa,ia sedang menunggu jemputan nya, yang katanya Taufik yang akan menjemput nya sore ini, hampir seluruh karyawan kantor itu mengira Syifa dan Taufik adalah pasangan kekasih dan menurut mereka sangat cocok, Syifa cantik dan Taufik juga tampan.

Tak mengiyakan tak juga membantah,Syifa merasa tidak semua orang harus tau tantang privasi nya,dan Syifa juga merasa akan lebih baik karena dengan begitu para pria yang awalnya mengejar-ngejar Syifa sedikit demi sedikit berkurang karena mengira Syifa sudah memiliki kekasih yaitu Taufik.

Mona dan lyly juga tak berniat membuka fakta yang sesungguhnya antara Syifa dan Taufik, karena mereka juga sesekali merasa kasihan melihat Syifa yang terkadang terlihat lelah harus terus mencari alasan demi menghindari perhatian dan ajakan makan siang dari mereka-mereka dan juga tawaran antar jemput ke kantor dan itu cukup membuat Syifa pusing.

Maka kehadiran Taufik memang selalu menguntungkan untuk Syifa,namun ada juga yang tetap kekeuh mendekati Syifa, mereka ber prinsip bahwa selama belum berstatus istri orang maka masih ada kesempatan,dan itu juga yang Ferdy pikir kan, diam-diam ia mengagumi Syifa sejak pandangan pertama, bahkan sejak setelah ia membaca profil para calon mahasiswa magang di GA Group.

" Kamu masih disini?" tanya Ferdy ramah.

" Oh..iya pak,ini sedang nunggu jemputan " jawab Syifa apa adanya .

" Bareng saya aja kalau jemputan nya masih lama, takutnya keburu hujan " ucap Ferdy menawarkan.

" Oh ga usah pak,ini sudah mau nyampe kok tadi katanya " jawab Syifa sopan.

" Ini sudah di luar jam kantor loh, kenapa kamu masih panggil saya pak? Apa saya terlihat tua ya?" tanya Ferdy pelan, sebelumnya ia pernah minta pada Syifa agar tak memanggilnya pak,namun Syifa beralasan karena Fendy atasan terlebih di jam kantor maka sangat enggan jika Syifa memanggilnya dengan sebutan yang lain.

" Maaf..pak.Eh..mm Mas, habisnya udah kebiasaan" alasan Syifa.

Fendy mengangguk tak memperpanjang,di panggil Mas seperti barusan saja sudah buat ia berbunga-bunga" itu jemputan kamu?" tanya Fandy saat sebuah mobil berhenti tak jauh dari mereka berdiri.

Bak malaikat penolong Taufik datang tepat waktu,waktu dimana Syifa yang merasa harus menghindari Ferdy, sekilas memang tak ada yang salah, Syifa masih single dan Ferdy juga sama,usia tak menjadi pengaruh karena memang usia mereka terpaut 8 tahun,namun Syifa yang memang tak berniat menjalin hubungan yang disebut pacaran.

" Saya permisi M-mas..." ucap Syifa mengucap pamit.

" Oh ..ya hati-hati " jawab Fendy singkat, matanya memindai wajah Taufik yang terlihat begitu sigap turun dari mobil dan membukakan pintu mobil untuk Syifa,begitu terlihat rasa sayang Taufik pada Syifa, membuat ia merasa sedikit panas.

" Lumayan cukup berat seperti nya rival gue,tapi apapun itu curut itu ga ada apa-apanya dibandingkan gue,tampan sih memang,tapi gue lebih mapan segalanya" batin Ferdy saat melihat mobil yang Taufik kemudikan sudah melaju meninggalkan area kantor.

Dan akhirnya lagi-lagi Ferdy pulang dengan perasaan yang sama, kecewa..dua bulan sudah ia berusaha keras mendekati Syifa tapi belum juga menunjukkan tanda-tanda positif, walaupun Syifa selalu bersikap baik padanya tapi ia juga tau bahwa Syifa memang wanita yang baik hampir pada semua orang.

Di mobil ... Taufik terlihat serius mengemudi,mata tajam nya masih fokus menatap jalanan yang mereka lalui, Syifa juga terlihat asyik dengan ponselnya, sesekali ia tersenyum menatap layar ponsel miliknya, entah dengan siapa gadis cantik itu berbalas pesan,dan Taufik tidak berniat untuk g.

" Tadi itu siapa dek?" tanya Taufik membuka obrolan,ia memang sedikit posesif jika ada pria yang terlihat bersama syifa

.

"Yang mana?" tanya Syifa masih asyik dengan ponselnya, matanya hanya sesaat menatap Taufik

" Yang barusan bareng kamu di lobby, yang pakai kemeja biru muda" jawab Taufik menyebutkan rinci ciri-ciri orang yang ia maksudkan, memang tadi Ferdy sudah melepas jas nya hanya meninggalkan kemeja biru muda dan celana bahan berwarna hitam.

" Oh ...itu? Pak Fandy... atasan di divisi kami,dia manager perencanaan di GA Group, orangnya memang gitu..ramah sama semua orang,ga beda-bedain anak magang atau karyawan" jawab Syifa jujur.

" Kamu suka sama dia? Atau memang dia juga deketin kamu? Abang merasa dari tatapannya ke kamu dia suka sama kamu " ungkap Taufik,ia memang selalu to the point saat bicara, kecuali satu, tentang perasaannya pada Syifa, karena menurutnya itu tak wajar dan ia ingin menghilangkan itu

" Suka..kan emang dia baik, cerdas juga ulet banget kalau soal pekerjaan,dia juga ga pelit ilmu dan pengalaman, pokoknya nyaman aja kalau sharing masalah pekerjaan sama dia" jawab Syifa santai.

" Bukan suka yang seperti yang Abang maksud " ucap Taufik gemas,ternyata adik sepupu nya itu benar-benar masih sangat polos.

" Lah ...jadi maunya suka yang gimana?" tanya Syifa bing8ung.

" Suka seperti seseorang myenyukai lawan jegnis nya, memang kamu ga bisa lihat dari tatapan dia ke kamu? " ucap Taufik gemas,ia sedikit mengusap puncak kepala Syifa.

" Abang aja kali yang salah nilai,dua bulan ini ga ada yang aneh kok dari sikap nya,dan juga ga pernah bilang suka ke aku" jawab Syifau santai.

"Ga semua orang bisa mengungkapkan rasa sukanya ke seseorang dengan kata-kata,mereka merasa dengan memberikan perhatian lebih itu sudah termasuk salah satu ungkapan betapa seseorang itu penting buat mereka dan mungkin dia itu salah satu pria yang seperti yang Abang sebut barusan" jelas Taufik.

" Tapi ada juga cowok yang dengan blak-blakan mengutarakan isi hatinya ke wanita yang ia sukai" tambah Taufik.

" Pasti tipe yang kedua itu biasanya play boy kan?" ucap Syifa lucu.

Keduanya asyik mengobrol panjang lebar, hingga tak menyadari mobil yang Taufik Kendarai ternyata sudah berada di depan rumah Syifa.

" Udah nyampe ya ternyata" monolog syifa pelan.

" Makanya jangan bengong, ayo turun " ucap Taufik.

" Abang ga singgah?"tanya Syifa lembut.

" Singgah sebentar,mau kasih ini ke bunda" jawab Taufik.

" Untuk aku ga ada? tanya Syifa.

" Ga..lagian kamu kan alergi Ayam..ini tuh dimsum ayam pesanan bunda " jawab Taufik seraya melangkah mendahului Syifa.

Taufik memasuki kediaman keluarga Syifa,ia melangkah semakin dalam mencari bunda Almira untuk menyerahkan pesanan bunda.

" Wak... terimakasih banyak ya sayang" ucap bunda Almira seraya tersenyum

" " Ia bunda...cula ini aja kok" balas Taufik disertai senyuman manis.

" Manisnya anak bunda ini" puji bunda pada Taufik.

" Mana ada anak bunda...Syifa yang anak bunda" protes Syifa seraya melangkah mendekati sang bunda, meraih wanita paruh baya itu dan memeluk nya,seakan tak ingin berbagi terlebih kehilangan

" Hust..ga boleh gitu" tegur bunda Almira seraya meletakkan tangan di bibir merah alami milik Syifa.

" Sorry.." jawab Syifa pelan

" Ganti baju sana, sekalian bersihkan badan kamu,biar lebih seger" perintah bunda Almira.

" Siap Bunda.. keliatan capek banget ya?" tanya Syifa lucu.

" Bukan keliatan capek,tapi keliatan jelek " ledek Taufik dengan senyuman mengejek.

" Abang tu yang jelek,udah umur segitu masih aja jomblo" balas Syifa meledek Taufik.

" Udah -udah, masuk kamar sana dan Taufik kamu ga makan nak?".

" Ga deh Bun,masih kenyang banget,mau langsung balik aja Bun" jawab Taufik.

" Ok . hati-hati ya sayang.. jangan kebut -kebutan " nasehat bunda Almira.

" Siap Bun,aku pamit... Assalamualaikum " ucap Taufik.

" WaalaikumSalam " jawab bunda Almira.

Sedangkan Syifa didalam kamarnya baru saja selesai mandi,ia memakai dress rumahan selutut,lebih enak di sebut daster aja,gadis cantik itu memang penampilan sangat berbeda saat berada di rumah, terlebih saat tak ada tamu atau orang lain selain kedua orang tuanya dan bik Sum sang Art.

" Abang mana Bun?" tanya Syifa saat sudah berada di ruang keluarga,duduk di samping sang bunda yang terlihat sedang asyik menikmati dimsum ayam yang Taufik bawa dan secangkir teh hijau.

" Pulang..mau langsung istirahat mungkin" jawab bunda Almira Santai, matanya fokus menatap layar televisi di depannya yang menampilkan acara masak-memasak.

" Kenapa..? Capek?" tanya bunda Almira saat merasakan Syifa yang merebahkan kepalanya di paha nya.

" Heum.. Lumayan lelah hari ini Bun, karena besok katanya akan ada meeting tahunan" jawab Syifa.

" Di jalani dengan ikhlas aja,pasti ga terasa lelah nya" ucap bunda Almira seraya tersenyum tipis, tangan lembutnya mengusap puncak kepala Syifa yang terlihat memejamkan matanya, mungkin menikmati usapan lembut sang bunda.

" Sayang...kamu ingat Tante Rosella?" tanya bunda Almira tiba-tiba.

" Ya... ingat dong Bun, beberapa hari lalu kaki ketemu di kantor,Tante Rosella menemui om Arkan di kantor " ucap Syifa.

" Kenapa Bun?" tanya Syifa.

" Tante Rosella pengen ngajakin kamu main ke rumah nya katanya, kalau kamu mau" ucap bunda Almira.

" Untuk?" tanya Syifa heran.

" Mungkin karena Tante Rosella itu ga punya anak perempuan,jadi pengen aja gimana rasanya punya anak perempuan" jawab bunda Almira.

" Oh .. ada-ada aja, trus kalau bunda gimana? Kan bunda ga punya anak laki-laki,apa bunda ga pengen juga seperti Tante Rosella?" tanya Syifa.

" Kan ada Abang Taufik...sama aja kan anak bunda juga,jadi gimana?" tanya bunda Almira setelah menjawab pertanyaan Syifa.

" Menurut bunda gimana? Fa nurut kata bunda aja" jawab Syifa santai,ia memang anak yang sangat penurut.

" Coba aja terima undangan nya, kalau memang kamu ga nyaman ya cukup satu kali aja, selanjutnya bisa buat alasan lain, asalkan tidak menyakiti perasaan orang aja" jawab Bunda Almira.

" Ok ...akan Fa pikirkan" jawab Syifa.

" Bagus...anak bunda" jawab bunda Almira disertai senyuman.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!