Aku bisa

Pagi menyapa penduduk bumi.. kicauan burung dan cerahnya mentari membangkitkan semangat orang-orang yang memiliki rencana akan berkegiatan di luar rumah, terlebih saat musim liburan seperti saat ini.

Syifa baru selesai dengan rutinitas paginya,ia berencana akan merapikan buku-buku yang sudah tak terpakai dan seterusnya ia berencana akan menemani Taufik jalan-jalan mengelilingi ibukota.

Keasyikan nya harus ia hentikan saat mendengar suara ketukan pada pintu kamar miliknya,di sertai suara dari bik Sum.

Tok tok tok

" Non Syifa.." panggil bik Sum pelan.

" Masuk aja bik,ga di kunci kok" ucap Syifa dari dalam kamarnya.

Pintu terbuka setelah mendapatkan izin dari sang pemilik kamar,wajah bik Sum muncul dengan menenteng sebuah paper bag kecil di tangan kanannya.

" Non bibik mau ngasih ini, sebenarnya sih ini tadi malam di titipin nya,tapi mungkin non udah tidur karena bibik panggil -panggil ga ada jawaban " terang bik Sum panjang lebar.

" Apa itu bik? Trus dari siapa? Perasaan Fa ga lagi ulang tahun deh" ucap Syifa.

" Kata mang Udin ini titipan dari Aden ganteng,dia nitipin ini ke mamang minta di kasih ke non Syifa, kayaknya perhiasan deh non,maaf semalam bibik ngintip dalam nya kayak ada kotak perhiasan gitu, abisnya penasaran, takut nya bom" jawab bik Sum apa adanya.

" Ini non bibik letak dimana ?" tanya bik Sum.

" Siniin bik,jadi penasaran deh,bibik tunggu disini aja bentar,Fa takut kalo buka sendirian,takut isinya aneh-aneh " ucap Syifa lembut.

" Siap non,bibik tunggu disini, penasaran ja sih sama isinya " ucap bik Sum jujur.

" Ih bibik mah kepo..kayak Dora" ledek Syifa.

" Ih si non malah ngatain bibik kepo,udah cepetan di buka non,udah penasaran banget in.

" Ia bibik ..sabar dong,ga sabaran banget sih " ucap Syifa lembut.

Jemari lentiknya cepat membuka perekat yang terdapat pada paper bag di tangan nya hingga terbuka sempurna dan menampakkan sebuah kotak beludru berwarna hitam, membuat Syifa mengernyit heran.

" Apa non isinya? Beneran perhiasan?" tanya bik Sum ga sabar.

" Sabar bik,ini juga lagi mau di buka, kotak nya sih kotak perhiasan " jawab Syifa santai, walau jantungnya berdetak kencang,ia penasaran dari siapa hadiah itu, bukan penasaran dengan isinya.

Dengan sedikit ragu dan jantung berdetak kencang Syifa membuka kotak perhiasan tersebut, hingga tampak lah sebuah cincin yang sangat indah dan Syifa yakin memiliki harga yang cukup fantastis,sebab ia sempat melihat di internet cincin dengan bentuk yang sama dengan yang ia lihat sekarang adalah salah satu koleksi limited edition milik perusahaan perhiasan ternama di luar negeri.

" Masya Allah non.. cantik banget cincin nya, pasti mahal banget itu, beneran dugaan mamang kalau Aden ganteng itu pasti orang kaya,wong mobilnya aja mobil mahal kata mamang" ucap bik Sum setelah berhasil menghilangkan rasa terkejut nya.

Mata Syifa sedikit menyipit saat melihat bagian dalam cincin itu, jelas terukir namanya dan gerald di bagian dalamnya, hingga akhirnya ia tau siapa yang memberikan nya hadiah mewah tersebut.

Nasyifa menyimpan kembali cincin itu kedalam kotak nya, membuat bik Sum sedikit heran, mengapa nona nya tak mencobanya terlebih dahulu,malah menyimpannya kembali ke dalam tempat nya.

" Kok ga di cobain non,cantik banget loh" tanya bik Sum penasaran.

" Nanti aja bik, takutnya orang nya salah alamat bik" jawab Syifa lembut.

' buat apa coba dia kasi aku cincin? Kalau semalam aja dia pelukan dengan pacarnya, dasar nya emang play boy ya play boy aja,pake buat drama sok sweet gini' batin Syifa geram.

" Ga mungkin salah non,wong kata mamang dia nanya ini beneran rumah tuan trus minta mamang ngasih itu ke Nasyifa katanya " ucap bik Sum.

" Ia bik,oh..bik tolong jangan bilang ke siapapun ya bik tentang cincin ini, termasuk ke bunda " pinta Syifa serius.

" Siap non,tapi kata mamang semalam Aden ganteng itu ada pesan sesuatu deh non" ucap bik Sum.

" Pesan apa bik?" tanya Syifa penasaran juga.

" Katanya kan non..." ragu bik Sum ingin bicara.

" Apa bik.. bilang aja ga GMM apa-apa " minta Syifa.

" Katanya... katanya kalau non ga suka sama hadiahnya non boleh buang atau kasi aja ke orang lain" ucap bik Sum sedikit gugup.

" Oh..iya bik.. terimakasih " jawab Syifa pelan, hatinya sakit mendengar pesan yang Gerald ucap kan, kalau memang Gerald ga ingin ngasih kenapa harus ngasi? , itulah yang saat ini ada dalam pikiran Syifa.

Hari itu Syifa benar - benar kacau,ia bingung harus apa, menelfon Gerald tapi nomor ponsel nya ternyata sudah di blokir oleh Gerald, ingin kerumahnya tapi Syifa ga tau dimana kediaman keluarga Gerald,bunda dan ayah nya sedang keluar kota menghadiri acara pernikahan salah satu rekan kerja ayah nya, sedangkan Taufik juga sedang menemani temannya yang katanya sedang mengikuti acara pameran.

Akhirnya Syifa putuskan menghubungi Mona.. karena ia yakin Mona pasti tau di mana alamat kediaman keluarga Gerald.

📱" Assalamualaikum..Mon.." suara Syifa pelan.

📱" WaalaikumSalam..ada apa Fa... sorry berisik,gue lagi di butik mama,lagi rame pelanggan " ucap Mona setelah menjawab panggilan telepon dari Syifa.

"📱"M-mon kamu tau ga alamat kediaman keluarga kak Gerald?, sekalian temenin aku,bisa?" tanya Syifa pelan.

📱" Hah.. kediaman keluarga kak Gerald ya,gue kurang tau pasti sih,tapi gue bisa tanya ke mama, karena kalau ga salah kata mama gue Mama nya kak Gerald itu salah satu langganan mama gue ,tapi gue ga bisa deh nemenin Lo,mama lagi ke luar kota, orang kepercayaan mama di butik sedang cuti,gimana dong?" ucap Mona yakin,ia sedikit merasa bersalah karena ga bisa bantu Syifa.

📱"Gitu ya..ga apa deh,tapi bisa kan Tolong tanyain ke mama kamu alamatnya ,bisa kan Mon..? Aku butuh nya sekarang, please..ya" pinta Syifa serius.

📱"Ok.. tenang aja,gue langsung telpon mama, emang buat apa Fa? Lo mau ke rumah nya?,kok kayak penting banget gitu? " tanya Mona penasaran.

📱"HM..ada sesuatu yang harus aku kembalikan ke dia,aku telfon ga bisa" jawab Syifa,ia tak mengatakan bahwa nomor telepon nya di blokir oleh Gerald.

📱"Apa? Hati dia yang udah Lo curi..?ga usah di kembalikan Fa..biar pas dia jauh hatinya tetap di Lo" ledek Mona.

📱" Mona..paan sih, ngomong nya " geram Syifa, membuat yang di sebrang terkikik geli.

📱" Ok.. tunggu lima menit ya" jawab Mona cepat.

📱"Ok.. thanks" jawab Syifa dengan nada ngambek.

📱"Santai aja kali, kayak sama siapa aja,tapi Lo ga kenapa-kenapa kan? Ga ada yang terjadi antara Lo dengan kak Gerald kan? " jawab Mona ceria,namun masih dengan nada khawatir,ia yakin pasti antara Syifa dan gerald sedang ada masalah,tapi apa? Mengingat mereka yang ga memiliki hubungan yang jelas.

📱"Hehehe..di tunggu, jangan mikirin yang aneh-aneh deh,udah dulu ya Assalamualaikum" ucap Syifa lembut sebelum mengakhiri pembicaraan mereka.

📱"WaalaikumSalam" jawab Mona,dan ia segera menghubungi sang mama yang ia yakini mengetahui detail alamat kediaman keluarga Lemos.

Dan tepat lima menit kemudian, sebuah pesan WhatsApp masuk di handphone milik Syifa,dari siapa lagi kalau bukan hari Mona, pesan yang berisikan sebuah alamat rumah,dan tak lama berselang panggilan telepon dari Lyly juga masuk ke handphone milik Syifa dan Syifa yakin pasti Mona yang mengatakan pembicaraan mereka barusan pada Lyly.

' Huft...si Mona nih pasti ngadu ke Lyly ' batin Syifa.

📱" Assalamualaikum Fa..kamu baik-baik aja kan? Sekarang lagi dimana?" tanya Lyly dengan nada khawatir.

📱" WaalaikumSalam.. Alhamdulillah baik,lagi di rumah,kenapa Ly..?" balas Syifa yang memang sengaja memancing Lyly.

📱" Mona bilang kamu butuh temen ya mau ke suatu tempat,mau kemana Fa..? masalahnya sekarang aku masih di rumah Oma, nemenin Oma,nanti sore mbak suster nya baru balik" ucap Lyly.

📱" Ga apa-apa kok, Insyaallah aku bisa sendiri, Mona aja itu mikirnya berlebihan" ucap Syifa lembut.

📱" Tapi kata Mona kamu minta alamat kediaman keluarga kak Gerald,kamu mau ke rumah nya? Ada apa Fa?" tanya Lyly lagi.

📱" Ga ada yang serius kok ly..aku cuma mau balikin sesuatu aja sebelum dia pergi " jawab Syifa jujur.

📱Apa..? Hatinya ya kata Mona?" tanya Lyly polos.

📱" Paan sih,ga jelas banget deh kalian ini,kamu juga ngapain juga percaya sama si Mona,udah tau rese juga tuh anak" jawab Syifa geram.

📱" Ya kan emang hati kak Gerald udah mentok di kamu kayaknya, semalam aja di keliatan ga semangat gitu di acara party mereka,suka menyendiri gitu, pasti karena ga ada kamu, padahal awalnya dia udah keliatan bahagia pas kami bilang kamu bakal nyusul bentar,tapi nyatanya kamu ga datang..ga dikasih ya sama Ayah ?" ucap Lyly panjang.

📱" HM.." jawab Syifa singkat,ia tak ingin bicara panjang lebar, hatinya sesak mengingat apa yang ia lihat malam tadi.

📱" Udah ya aku mau siap-siap,taksinya udah otw" potong Syifa cepat.

📱" Oh ok..yakin ga mau nunggu sore aja? Biar bareng aku?" tanya Lyly khawatir.

📱" Insyaallah..aku juga cuma sebentar kok,ga akan lama.. Assalamualaikum" jawab Syifa tenang.

📱" WaalaikumSalam.." balas Lyly dan pembicaraan mereka pun terputus.

Syifa memesan taksi online, setelah nya ia segera bersiap, memilih menggunakan dress dengan hijab senada,tak lupa Sling bag kecil yang hanya berisi dompet dan handphone milik nya,merasa cukup Syifa memutuskan menunggu taksi pesanan nya di teras,tak lupa ia menyambar paper bag yang akan ia kembalikan ke Gerald.

Tak lama taksi pesanan Syifa datang,ia meninggalkan rumah setelah memberitahukan bik Sum tentang kepergian nya,walau agak sedikit sulit namun akhirnya bik Sum mengizinkan walau dengan perasaan khawatir pastinya, mengingat Syifa yang sangat jarang bepergian menggunakan taksi,tapi mau bagaimana lagi..ia tak sanggup menolak saat sang nona meminta izin dengan wajah mohon,mana tega wanita paruh baya itu menolak.

" Pak ke alamat ini ya" ucap Syifa lembut seraya menyodorkan sebuah kertas bertuliskan alamat pada sang supir taksi.

" Baik neng.." jawab sang supir taksi setelah membaca dengan jelas tulisan yang ada pada kertas yang Syifa tunjukkan,sang supir mulai melakukan taksinya setelah mengembalikan kertas tadi pada Syifa.

" Ke rumah teman atau memang tinggal di alamat itu neng?" tanya supir taksi ramah, bosen juga kan kalau dalam mobil ber menit-menit tapi ga ngobrol.

" Rumah temen pak,jauh ya pak dari sini?" jawab Syifa seraya bertanya.

" Ga terlalu sih neng, kalau ga macet 20 menit juga nyampe, perumahan itu sedikit agak ke pinggiran kota, maklumlah perumahan paling elit non,rumah nya gede-gede banget kayak di sinetron -sinetron gitu" jawab sang supir.

" Oh.. kebetulan saya belum pernah ke sana pak " jawab Syifa jujur.

" Biasanya kalau kesana masuk nya sedikit susah non,di gerbang masuk perumahan nya aja udah di cegat satpam di minta keterangan rumah siapa yang mau kita kunjungi " jelas sang supir taksi.

" Gitu ya pak,ga apa nanti biar saya yang jelasin ke mereka " jawab Syifa pelan.

" Ia neng.." Jawab sang supir.

Obrolan demi obrolan terus berlanjut, karena memang pria paruh baya itu begitu ramah dan pandai membawa diri dengan siapa ia sedang berinteraksi, sehingga memberikan kenyamanan lawan bicaranya, hingga tak terasa taksi yang Syifa tumpangi berhenti tepat di depan pos security.

" Siang pak...boleh tau ke kediaman siapa tujuannya?" tanya sang satpam sopan.

" Maaf pak..saya mau ke rumah temen,ke rumah kak Gerald Alexander...saya junior nya di Alexander High school,ini pak orangnya " ucap Syifa lembut seraya menyebutkan kemana tujuannya,ia juga menunjukkan sebuah foto kebersamaan dengan Gerald dan sahabat mereka,foto yang memang tersimpan di galeri ponselnya.

" Baik silahkan.." jawab sang sekuriti memutuskan,siapa yang tidak tau rumah yang Syifa tuju,rumah pemilik perumahan itu,salah satu rumah paling besar dan mewah di area tersebut.

" Terimakasih pak.. permisi " jawab Syifa sopan.

Taksi yang Syifa tumpangi kembali melanjutkan laju nya, hingga kini mereka benar-benar berhenti tepat di depan sebuah mewah menjulang tinggi.

"Ini non rumah nya, sesuai dengan alamat yang non tunjukkan tadi" ucap supir taksi tersebut.

" Ok... sebentar ya pak, bapak tunggu disini,saya ga lama" jawab Syifa.

Walau berat dan seakan ragu,ia tetap memutuskan untuk keluar dari taksi dan melangkah menuju gerbang depan jantung berdetak lebih kencang,tekatnya sudah bulat dan ia yakin untuk mengembalikan hadiah dari Gerald.

Sedikit bergetar Syifa menekan bel yang terdapat di depan pintu gerbang,dan tak menunggu lama gerbang megah itu sedikit terbuka menampakkan seorang satpam dengan wajah tegas dan tubuh tegap.

" Ada yang bisa dibantu?" tanya nya tegas.

" Maaf pak..saya ingin bertemu kak Gerald Alexander.. apakah bisa tolong bapak panggilkan?" jawab Syifa sopan seraya bertanya,ia menyampaikan tujuannya datang ke tempat itu.

" tunggu sebentar" jawab satpam tersebut, berbalik badan melangkah menuju pos security, mungkin menghubungi sang tuan rumah,pikir Syifa.

" Tuan muda ga ada di rumah..tapi non tunggu sebentar ada yang ingin bertemu dan bisa sampaikan ke beliau apa kepentingan non menemui tuan muda"ucap sang satpam.

" Oh gitu ya pak" jawab Syifa masih dengan nada lembut .

" Mari non silahkan tunggu di pos saja" ucap satpam seraya membukakan Syifa gerbang agar Syifa bisa masuk.

" Baik pak" jawab Syifa patuh,ia melangkah memasuki gerbang mengikuti sang satpam,walau sedikit ragu,namun ia mencoba berfikir positif, Syifa duduk di sebuah kursi yang tersedia di depan pos security.

Tak berselang lama muncul seorang wanita paruh baya dengan langkah tergopoh-gopoh dari arah rumah menuju Syifa,bisa di bayangkan pasti lumayan lelah, melihat betapa lebarnya halaman rumah itu, sehingga membuat jarak yang cukup jauh antara rumah dan gerbang.

" Non mau ketemu Aden?" tanya bik Jah kepala art di kediaman keluarga Lemos.

" I-ia buk..tapi kata si bapak ini kak Gerald nya ga ada di rumah" jawab Syifa segan, tangan nya sibuk memilih tali paper bag di tangan nya.

" Udah telfon Aden? Den Gerald memang sedang ga ada di rumah non, semalam abis ngadain acara perpisahan bareng temen -temen sekolah nya,Aden nginap di apartemen,tuan sama nyonya besar juga sedang di luar kota" jawab bik Jah menjelaskan.

" Gitu ya buk..ga apa-apa deh,boleh kalau Syifa titip ini ke kak Gerald?" tanya Syifa lembut seraya menunjukkan paper bag kecil di tangan nya.

" Duh gimana ya non, takut nya Aden marah sama bibik,gimana kalau non masuk aja dulu, nunggu Aden pulang di dalam, biasanya Aden pulang ga nyampe sore kok" ucap bik Jah sopan, pasalnya beliau tau paper bag yang Syifa pegang adalah paper bag yang kemarin Gerald tunjukkan pada beliau bahwa ia akan memberikan hadiah untuk Syifa.

" Tapi buk.. Syifa ga bisa lama, taksi nya nunggu dan lagian tadi Syifa ga izin ke ayah atau Bunda, takutnya mereka khawatir saat pulang ga ada Syifa di rumah" jawab Syifa jujur.

" Tapi non...." ucapan bik Jah terhenti saat mendengar suara klakson mobil di depan pintu gerbang dan sesaat kemudian sebuah mobil tampak memasuki gerbang dan bik Jah sudah pasti tau mobil siapa itu.

" Nah itu den Gerald non" ucap bik Jah bertepatan mobil Gerald berhenti tak jauh dari mereka.

Syifa menunduk saat melihat mobil Gerald berhenti, rasanya ia tak ingin bertemu dengan seniornya tersebut, tangan nya semakin kuat meremas tali paper bag ditangan nya, hingga suara yang sangat ia kenal terdengar di telinga nya.

" Ada apa bik?" tanya Gerald dingin.

" I-ini den..non Syifa katanya mau ketemu Aden" jawab bik Jah pelan, wanita paruh baya itu yakin bahwa sang tuan muda sedang tidak baik-baik saja, terlihat dari nada bicaranya yang terdengar dingin disertai tatapan matanya yang tajam.

" Ada apa kamu cari Saya sampai ke sini?" tanya Gerald dengan suara dingin, tatapan nya tajam menatap Syifa.

" Ini,Fa mau balikin ini ke kakak" jawab Syifa pelan, matanya tak berani menatap wajah tampan Gerald.

" Kenapa di kembalikan? oh jadi bukan cuma saya aja yang ga bisa kamu terima? Bahkan hanya sebuah barang pun juga ga bisa?" tanya Gerald sarkas.

Terpopuler

Comments

Soraya

Soraya

Ooo pd slh phm

2024-02-11

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!