Ternyata Aku Salah

Tak terasa sudah hampir satu tahun Syifa dan teman seangkatan nya menjadi murid di sekolah ternama Alexander High school,ujian semester genap juga sudah mereka lewati, dalam waktu satu bulan ke depan mereka akan menjadi senior untuk para junior kelas 10.

" Duh yang lagi bahagia dapet nilai terbaik" ucap Lyly saat mereka baru saja menerima raport semester genap, ketiganya sedang menghilangkan dahaga di kantin sekolah, setelah para orang tua mereka pulang setelah acara pengambilan raport selesai.

" Alhamdulillah... Allah masih kasih aku kepercayaan buat jadi yang terbaik di sekolah ini untuk satu tahun ini,semoga kedepannya masih bisa aku pertahankan ya" jawab Syifa lembut,sebab saat semester satu ia juga meraih nilai tertinggi setelah Gerald dan itulah yang membuat mereka dijuluki adik kakak.

" Pasti kak Gerald juga bangga deh cewek idaman nya ga cuma cantik tapi juga pinter" puji Mona.

" Apaan sih..ga ada kaitannya juga sama kak Gerald, jangan bicara yang aneh -aneh deh,ntar dikira beneran lagi kami ada something " ucap Syifa cepat.

" Ada juga ga masalah kan,dia single kamu juga single,salah nya dimana coba? Dan aku rasa orang bodoh juga tau kalau kak Gerald itu suka sama kamu" bantah Mona.

" Ia Mona bener banget Fa, kalian itu sebenarnya punya aura yang cocok deh kalau menurut aku,kak Gerald itu cool tapi tampan,nah kamu nya lemah lembut dan cantik, cocok banget deh" tampah Lyly menimpali.

" Oh iya Fa kamu udah dapat kabar dari kak Gerald and temen -temen nya ngak? Tentang acara malam nanti, mereka ngadain party di cafe gitu buat ngerayain kelulusan sekaligus perpisahan " tanya Mona.

" Ga ..kamu siapa yang bilang?" tanya Syifa.

" Kak Juna, kebetulan kemarin aku ketemu mereka di cafe yang akan mereka reservasi untuk acara malam nanti, kebetulan aku datang ke acara ultah temen kakak aku" jawab Mona jujur.

" Mungkin kak Gerald ga ngundang Syifa karena kan dia tau Syifa itu ga akan di kasih ijin keluar malam dan pastinya acaranya sampai larut, apalagi kan ntar malam malam Minggu " ucap Lyly positif.

" Ia juga sih" ucap Mona lagi.

Sedangkan Syifa hanya diam,ia juga ga tau perasaan apa yang sekarang sedang ia rasakan,tak dipungkiri ada sedikit rasa kecewa saat tau Gerald bahkan tak memberi tau apapun padanya,namun lagi-lagi rasa itu ia tepis, mengingat antara mereka memang tak memiliki hubungan,siapa dia hingga merasa harus diminta hadir di acara mereka, itulah yang Syifa pikirkan.

" Kamu ga pa pa kan Fa? Kalau kamu mau ikutan ga apa-apa kok,bisa bareng kita,atau kita ga usah datang aja ya" ucap Mona sedikit tak enak dan di angguki Lyly, keduanya dapat melihat wajah cantik Syifa yang berubah sendu.

" Emang kenapa? Aku ga apa-apa,kalian datang aja,ga baik kan nolak undangan dari seseorang sementara kalian memang ada waktu untuk datang,dan aku ga mungkin datang.. bukankah haram ya hukum nya menghadiri acara seseorang bila kita tak di undang" ucap Syifa lembut disertai senyuman.

" Kamu yakin? Itu kan cafe..bebas siapa aja boleh datang,kan kamu bisa pesan menu secara pribadi Fa" ucap Lyly memberi saran.

" Ga akan etis deh rasanya aku datang trus pesan menu dan duduk di meja terpisah, apalagi Mona tadi bilang kan, mereka reservasi tu cafe,jadi bisa di pastikan kan kalau mereka akan memenuhi tuh cafe" jawab Syifa santai.

" Trus gimana dong?" tanya Lyly gusar.

" Kalian datang aja,aku pasti nyusul nanti pas acara mau selesai,cuma mau ngucapin selamat jalan aja buat mereka yang bakal lanjut ke luar negeri,dan ucapan selamat untuk kelulusan mereka kalian tenang aja..aman kok itu" ucap Syifa yakin dengan seulas senyum.

" Yakin ga apa-apa?" tanya Mona meyakinkan.

" Yakin...percaya deh" jawab Syifa cepat.

" Beneran ya ga apa-apa?" tambah Lyly meyakinkan.

" Ya Allah.. kalian ini, beneran " ucap Syifa lembut.

" Ok..kami datang, penasaran juga sih gimana gaya party mereka,secara kan para anak Sultan" putus Mona dan di angguki Lyly, Syifa dan kedua sahabatnya memang lumayan dekat dengan Gerald dan ketiga sahabatnya selama hampir satu tahun ini,tapi para senior mereka itu belum pernah mengajak mereka ngumpul atau sekedar nongkrong bareng, karena mereka ga mau Syifa dan kedua sahabatnya tau seperti apa mereka saat di luar sekolah.

Mereka adalah para pemuda yang memiliki geng motor yang terkenal dengan keganasannya saat menghadapi lawan mereka,dan mereka juga memiliki banyak musuh yang merasa tersaingi oleh kepopuleran mereka,dan mereka ga mau Syifa dan kedua sahabatnya akan dilibatkan dalam urusan mereka, terlebih Gerald..ia ga akan pernah mau gadis lugunya itu terlibat pergaulan kejam di luaran sana.

Ketiganya memutuskan untuk langsung pulang setelah dari kantin sekolah,Mona mengantarkan Syifa karena gadis cantik itu tak meminta sang supir untuk menjemput, karena sang supir mengantarkan bunda nya belanja keperluan bulanan mereka, awalnya Syifa berencana memesan taksi online, tapi cepat Mona melarang dan memutuskan untuk mengantarkan nya.

" Terimakasih banyak ya Mon antaranya,kamu jadi harus putar balik lagi deh jadinya" ucap Syifa merasa tak enak hati karena memang rumah mereka tak searah.

" Deket juga kan, cuma di persimpangan itu aja kita beda arah nya," jawab Mona, kenapa bukan Lyly yang mengantar? Kebetulan Lyly harus menemani mama nya ke rumah sakit, menjenguk kerabat mereka yang sedang di rawat.

Mona memutar arah mobilnya dan meninggalkan gerbang sederhana rumah Syifa setelah membunyikan klakson terlebih dahulu dan kemudian melaju meninggalkan Syifa yang masih berdiri di depan gerbang rumah nya, melihat kepergian sang sahabat Baru nya.

Syifa memasuki rumah nya setelah mengucapkan salam, wajah lesunya berubah seketika saat melihat seseorang yang tengah duduk di depan TV di ruang keluarga rumah nya, Syifa sangat hafal siapa pria itu, walau hanya bagian punggungnya yang terlihat.

" Abang..." serunya girang memanggil seorang pemuda tampan yang terlihat sedang asyik menikmati siaran TV di depannya.

" Kamu udah pulang?" tanya sang pria yang di panggil Abang oleh Syifa,ia bangkit dari duduknya.

" Jangan lari dek.. nanti jatuh" ingat nya saat melihat Syifa berlari kecil menghampiri nya.

" Abis kangen" jawab Syifa seraya menghambur memeluk pria yang ia panggil Abang itu.

" Udah pulang?" tanya ulang sang pria seraya mengusap lembut kepala Syifa dan mengecupnya takzim.

" Kalau belum pulang mana mungkin ada di sini" jawab Syifa seraya menghirup dalam aroma yang khas dari sang Abang, wajahnya mendongak menatap wajah tampan sang Abang.

" Hei... udah gede masih peluk-peluk" protes Taufik geram, sebelah tangan nya mengusap lembut pipi putih mulus Syifa, Taufik adalah putra dari kakak laki-laki Ayah nya Syifa dan Syifa menganggap nya sebagai Abang kandungnya, hingga ia berani memeluk nya.

" Biarin.. orang kangen, kalau Abang udah punya istri baru ga peluk lagi" jawab Syifa santai.

" Masak iya kangen..? Bukannya katanya sekolah barunya asyik ya? " ucap Taufik santai,ia mengusap lembut puncak kepala sang adik sepupu, hatinya sedikit tercubit dengan kenyataan bahwa ia memiliki rasa pada sang sepupu,tapi sekuat tenaga ia mematikan rasa itu.

' Tidak mungkin aku menyukai adikku ya Tuhan, bangunkan aku dari mimpi buruk ini, hampir satu tahun kamu tak bertemu mengapa rasa itu masih sama' batin Taufik menjerit,ia menyukai adik sepupu nya sendiri,ini benar-benar gila menurutnya.

" Abang kapan datangnya? Kenapa ga bilang-bilang?" tanya Syifa protes dengan kehadiran sang sepupu yang tak mengabarinya terlebih dahulu.

" Kan kejutan,kata Bunda kamu dapat nilai bagus" jawab Taufik santai.

" Berapa hari Abang di sini?" tanya Syifa lagi.

" Mungkin dua atau tiga hari, Minggu depan Abang wisuda.. datang ya" jawab Taufik,ia memang baru akan wisuda dari kampus nya, Taufik adalah seorang mahasiswa jurusan Arsitektur di salah satu universitas ternama di Universitas Sumatera Utara,ya karena kedua orang tua Syifa memang berasal dari Sumatra.

Namun karena Ayah nya Syifa seorang dokter, oleh sebab itu mereka beberapa kali pindah tempat tinggal sesuai dengan dimana sang Ayah ditugaskan, sedangkan ayah Taufik adalah seorang pengacara di salah satu daerah di Sumatera.

" Kok cuma sebentar sih..ga asyik" Rajuk Syifa dengan wajah cemberutnya.

" Abisnya nanti juga bakalan lama kok disini nya" bujuk Taufik lembut.

" Selalu juga ngomong nya gitu" omel Syifa.

" Kali ini insyaallah beneran.. Abang dapat panggilan beasiswa pasca sarjana di Universitas Indonesia, sebenarnya ada beberapa kampus luar juga,tapi Abang pilih di dalam negeri aja,biar ga jauh sama adek cantik Abang ini" ucap Taufik seraya menarik pelan hidung Bangir sang adik sepupu.

" Serius?" tanya Syifa semangat,wajah yang tadinya kuyu kini kembali ceria.

" Hemm" angguk Taufik meyakinkan sang sepupuku,secara mereka besar hampir bersama.

" Udah Shalat..? Belum kan! Shalat dulu ,keburu waktunya mepet" perintah Taufik lembut.

" Ok... tapi nanti malam ajak Fa keluar ya" tawar Syifa.

" Siap tuan putri " jawab Taufik cepat,mana mungkin ia akan menolak permintaan bidadari nya dan kebetulan Taufik memang berencana mengajak Syifa buat jalan, sebagai hadiah prestasi yang Syifa raih.

" Hore.. makasih Abang" girang Syifa dan segera meninggalkan ruang keluarga dan menuju kamarnya.

Syifa langsung menuju kamar mandi untuk membersihkan dirinya dan berwudhu,ia harus segera dilakukan tugas empat rakaat sebelum terlambat.

Tak butuh waktu lama Syifa sudah selesai dengan ritual mandi dan Shalat, menggunakan dress rumahan serta hijab instan.. Syifa keluar dari dalam kamarnya, melangkah menuju ruang makan yang langsung menyatu dengan dapur bersih.

Senyuman manis menghiasi wajah cantik nya saat melihat sosok pria cinta kedua nya itu sedang asyik mengobrol dengan sang bunda, keduanya terlihat serius di dapur,sang bunda terlihat asyik memotong sayuran serta bumbu lainnya, sedangkan Taufik tampak cekatan mengaduk-aduk masakan dalam kuali yang mulai tercium harum nya.

" Wah...pasti spesial nih menu makan malam nya,secara ada chef baru,tampan pula" goda Syifa seraya melangkah mendekati dia orang yang sangat ia sayangi itu.

" Bukannya katanya mau dinner di luar ya?" jawab sang bunda.

" Ga jadi Bun.." jawab Taufik cepat.

" Abang... Abang mau bohongi Fa?" tanya Syifa geram.

" Gimana ya... enakan juga masakan bunda dek.." goda Taufik lagi.

" Ia ..tapi Fa kan pengen Dinner Abang,biar sekalian makan ice cream " rutuk Syifa dengan wajah cemberutnya.

" Ok...tapi ada Syaratnya..." jawab Taufik.

Sedangkan sang Bunda hanya menggeleng seraya tersenyum melihat tingkah putri dan keponakannya, keduanya memang dekat sejak mereka kecil,tak sedikitpun menunjukkan bahwa mereka hanya bergelar sepupu, hubungan mereka layaknya saudara kandung.

" Apa..?" tanya Syifa cepat,ia sangat antusias.

" Wisuda Abang harus hadir...no debat " ucap Taufik disertai tersenyum tampan.

" Bun..???" ucap Syifa menatap bunda yang justru terlihat cuek seraya meng gedik kan bahunya seakan tak ingin ikut campur pembicaraan mereka.

" Kenapa tanya Bunda?" komentar Taufik.

" Kan ayah ga kasi izin pergi sendiri" jawab Syifa apa adanya.

" Itu kalau ga jelas tujuannya,kamu bahkan pernah beberapa kali keluar kota dan luar negeri sendiri saat mengikuti olimpiade" bantah Taufik.

" Tapikan di dampingi guru bang" sergah Syifa .

" Ya udah itu artinya kamu harus bujuk ayah " jawab Taufik santai.

" Ok..ga masalah,bisa di coba nanti " jawab Syifa yakin.

" Ok deal ya" ucap Taufik.

" Deal" seru Syifa terdengar sangat yakin.

Dan akhirnya...malam pun tiba, Syifa tampil cantik dengan dress panjang kekinian, dipadukan hijab senada,tak lupa sebuah Sling bag menambah manis penampilan nya malam ini,hal itu membuat Taufik sempat terkesima sesaat saat melihat penampilan Syifa saat baru keluar dari kamar nya.

Secepatnya Taufik menyadarkan dirinya,ia bahkan sering mengumpat dirinya sendiri yang telah memiliki rasa lain pada sang adik sepupu, Taufik terlahir dua bersaudara, namun adik nya laki-laki yang berusia satu tahun dibawah Syifa dan Syifa juga sangat menyayangi adik sepupu nya itu, mungkin karena ia hanya anak tunggal atau memang jiwanya yang seorang penyayang.

" Sudah siap?" tanya Taufik saat melihat Syifa melangkah mendekati nya.

" Sudah..yuk" jawab Syifa semangat.

" Ok.. let's go, izin bunda sama Ayah dulu" jawab Taufik juga tampak bahagia.

Keduanya menuju ruang makan, menyalami takzim tangan kedua orang tuanya dan meninggalkan rumah menggunakan mobil yang bisa dipakai untuk mengantar Syifa sekolah atau bunda belanja.

" Mau dinner di mana?" tanya Taufik pada Syifa, matanya fokus ke jalan yang mereka lalui.

" Terserah Abang,kan Fa juga belum tau banyak tempat di jakarta ini" jawab Syifa jujur.

" Trus gimana dong..masak iya kita muter-muter satu jakarta,coba deh kamu cari di google tempat makan yang lagi viral gitu" saran Taufik.

" Ok.. sebentar " jawab Syifa setuju dengan saran Taufik dan mulai membuka aplikasi di handphone milik nya.

" Ok bang.. dapet,nih di jalan xxxc kayak nya tempatnya bagus deh,Star cafe namanya" ucap Syifa setelah mendapatkan beberapa informasi dari google dan memutuskan salah satunya.

" Ok.." jawab Taufik seraya mulai mengaktifkan google map di handphone milik nya.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!