Bocil Manja

" Pagi Ayah.. Bunda.." sapa Nasyifa ceria, gadis cantik itu sudah rapi dengan seragam sekolah nya,kemeja putih dipadukan rok panjang berwarna abu-abu, lengkap dengan Almamater menunjukkan identitas sekolah nya, kepalanya terbungkus rapi dengan hijab instan berwarna putih bersih, seputih wajah alami milik nya.

" Pagi sayang.." jawab serentak kedai orang tuanya.

" Gimana..udah siap memulai belajar nya?" tanya sang Bunda lembut.

" Insyaallah udah Bun,Fa sama Lyly juga Udah dapat temen baru Bun,Mona..papanya bekerja di pemerintahan katanya " jawab Syifa semangat seraya sedikit berbagi cerita tentang teman barunya.

" O..ya..bagus dong anak bunda udah nambah temen lagi, jangan pernah pilih-pilih untuk berteman,Jika memang merasa ga nyaman atau merasa mereka akan memberikan pengaruh buruk hindari dengan cara baik-baik,usahakan tetap jaga perasaan orang ya sayang " nasehat bunda Almira Jacob untuk putri tercinta nya.

" Siap Bunda cantik" jawab Syifa patuh.

" Fa.. berangkat duluan ya yah..hari Senin ini,ada upacara..takut telat" Ucap Syifa setelah menandaskan segelas susu hangat miliknya.

" Pergi Bun..yah.." ucap nya lagi seraya meraih punggung tangan kedua orang tuanya dan mengecupnya takzim.

" Fa berangkat.. Assalamualaikum" pamit Syifa.

" WaalaikumSalam" jawab serempak kedua orang tuanya.

Syifa meninggalkan rumah sederhana kedua orang tuanya dengan perasaan bahagia, membuat sang supir tersenyum melihat keceriaan di wajah sang nona muda.

Tak membutuhkan waktu lama mobil yang membawa Syifa tiba di depan gerbang sekolah.

" Makasih ya mang..." ucap Syifa lembut pada sang supir.

" Sama-sama non" Jawab mang Udin tak kalah sopan.

Syifa menuruni mobil nya dan melangkah menuju lobby sekolah,senyumnya terkambang saat melihat wajah cantik Mona dan Lyly seakan sedang menunggu Syifa tepat di depan lobby sekolah mereka.

" Nungguin ya?" tanya Syifa pada Mona dan lyly,.

" Baru nyampe juga sih, sekalian aja nungguin kamu, takut nya ntar nangis lagi ga ada temennya ke kelas " balas Lyly dan mendapatkan anggukan kepala dari Mona.

" Mana ada gitu" jawab Syifa dengan wajah cemberutnya.

" Udah..ayo.. jangan ngambek ntar cantik nya ilang loh" bujuk Mona seraya menarik lengan Syifa.

Ketiganya melangkah dengan penuh semangat menuju kelas mereka,10 A, kelasnya para anak pintar katanya, jika benar itu artinya persaingan akan semakin ketat.

" Kita simpan tas ke kelas trus langsung ke lapangan ya" ucap Lyly ceria.

" Ayo deh cepetan biar bisa berdiri di barisan depan " ucap Mona lucu.

" Emang kalau di barisan vang belakang kenapa?" tanya Syifa penasaran.

" Kalau di barisan belakang...ga bisa nikmatin pemandangan para cogan " jawab Mona genit.

" Astaghfirullah...kirain " ucap Syifa terheran -heran dengan jawaban Mona sang sahabat baru.

" Lo udah pernah liat secara dekat kan gimana cakep nya seorang Gerald Alexander....? Ditambah lagi ketiga sahabatnya itu..." ucap Mona santai.

" Terus kalau pun ganteng untuk apa? Emang mau di apain coba?,cuma diliat doang juga kan?" jawab Syifa santai.

" Ya emang cuma bisa di lihat doang,ya kali kita bisa nyentuh dia,ga bakal bisa nolak gue mah.." jawab Mona cepat.

" Dasar aneh kamu ya ".

Tanpa mereka sadari seseorang mendengar pembicaraan konyol mereka,mata tajam tersebut menatap tiga junior nya yang tampak asyik berbincang tentang nya,ya yang mendengar pembicaraan mereka adalah Gerald,ia berjalan tepat di belakang Syifa, Mona dan lyly.

Lyly tertawa geli mendengar perdebatan Mona dan Syifa,Mona yang suka bertingkah genit dan blak-blakan, sedangkan Syifa sangat polos dan pemalu, perpaduan yang cukup menarik menurut Lyly.

" Udah kan? yuk..." ajak Lyly pada Mona dan Syifa setelah mereka meletakkan tas masing-masing di meja mereka.

" Udah" jawab Syifa.

" Cus" jawab Mona.

" Mon...kamu kan SMP nya juga disini, temen -temen kamu pas SMP kemana? " tanya Lyly penasaran.

" Banyak kok,cuma ga deket aja sama mereka, yang dekat sama gue cuma dua,tapi mereka dua-duanya terpaksa pindah ikut orang tua,ada yang pindah ke Luar kota ada juga yang ke luar negeri " jawab Mona.

" Maklumlah yang sekolah disini itukan kebanyakan anak pengusaha, kakak senior kita aja kebanyakan melanjutkan kuliah nya ke luar negeri,ada juga sih yang di dalam negeri tapi cuma sekian persen nya aja" tambah Mona lagi.

Kini ketiga nya sudah berada di lapangan, tampak siswa yang lainnya juga sudah berada di sana,baik itu senior maupun junior, semuanya diwajibkan berpakaian rapi lengkap dengan atribut wajib mereka, hingga beberapa menit kemudian mulailah membentuk barisan depan rapi karena upacara akan segera dimulai.

Upacara dimulai dengan khidmat, matahari bersinar cukup cerah, beberapa kata sambutan di berikan oleh sang kepala sekolah,tak lupa beliau juga menyampaikan poin -poin penting tentang tata tertib sekolah yang kini berada di bawah pengawasan beliau.

Beberapa siswa tampak terkulai dan segera mendapatkan pertolongan dari para anggota OSIS, hal seperti itu adalah pemandangan biasa setiap hari Senin.

" Duh..ya Allah..panas banget sih" keluh Syifa,ia memang tak terlalu kuat berada lama di bawah terik matahari.

" Sabar..tar lagi siap kok" bujuk Lyly.

" Palingan juga 20 menitan lagi kelar" tambah Mona.

" Pusing Ly.." keluh Syifa lagi.

" Ya udah.. kebelakang gih" ucap Lyly perhatian,ia sudah terbiasa dengan fisik Syifa yang lemah dan manja.

" Ntar di marah lagi, kakak OSIS nya galak-galak,Fa takut" bisik Syifa pelan.

" Ya elah.. ngapain juga takut coba, emang kamu ga tahan panas,dari pada tumbang disini, pilih mana?" ucap Lyly.

" Ya udah deh " pasrah Syifa seraya memundurkan langkahnya sedikit demi sedikit hingga ia berada di paling belakang.

" Kamu kenapa mundur?" tanya seorang anggota OSIS yang ternyata berada tepat di belakang Syifa.

" Maaf kak,Fa pusing" jawab Syifa jujur.

" Duduk aja di belakang" titah anggota OSIS tersebut membuat Syifa mengangguk patuh.

" Atau mau saya antar ke UKS..?" tanya seniornya lagi.

" Disini aja kak,Fa cuma ga kuat kena panas aja" jawab Syifa jujur.

" Oh.." sang senior hanya mengangguk paham.

Upacara berjalan lancar dan berakhir dengan tenang, beberapa siswa terlambat tampak sedang menjalankan hukuman mereka, beberapa dari mereka tampak wajahnya bersungut-sungut seraya menjalankan hukuman, sebagian ada yang terlihat santai bahkan ada yang terlihat happy-happy aja dengan hukuman nya.

Seperti biasa, setelah upacara para siswa di beri waktu istirahat sejenak,15 menit waktu yang diberikan untuk para pelajar agar mendapat kesempatan walau sekedar untuk minum dan merilekskan tubuh setelah berdiri sekitar 1 jam atau lebih.

" Kantin yuk..cari yang seger-seger, gerah banget nih" ajak Mona pada Syifa dan lyly.

" Cuma 15 menit Mon,keburu emang?" tanya Lyly seraya melihat jam yang melingkar di tangannya.

" Ya keburu lah.. cuma beli minuman doang" jawab Mona yakin.

" Fa.. tunggu disini aja boleh, capek banget " mohon Syifa dengan wajah lesu.

" Ya udah.. tapi tetep disini ya, jangan kemana-mana " jawab Mona yang langsung di angguki Syifa.

Mona dan lyly segera berjalan cepat menuju kantin, sedangkan Syifa memilih duduk di sebuah kursi yang tersedia di koridor,ia membuka ponselnya untuk menghilangkan jenuh menunggu.

" Sedang apa ?" tanya seseorang tiba-tiba berdiri di depan Syifa, membuat gadis cantik itu terkejut hingga hampir menjatuhkan ponsel di tangan nya.

" Nu-nunggu temen kak" jawab Syifa gugup, matanya me ngerjap beberapa kali meyakinkan yang berdiri di depan nya adalah senior yang katanya paling diidolakan santero sekolah.

" Kemana?" tanya Gerald lagi masih dengan posisi berdiri tegak di depan Syifa, membuat Syifa lagi-lagi terpaksa harus mendongak saat menjawab pertanyaan nya.

" Ka-kantin kak,beli minum" jawab Syifa masih gugup, bagaimana tidak, bisa di katakan ini adalah kali pertama ia berbicara dengan lawan jenis,mana jarak nya deket banget lagi.

" Kenapa ga ikutan?" tanya Gerald lagi.

Tak menjawab Syifa hanya menggeleng, tiba-tiba ia merasa geram pada senior di depan nya itu, yang menurutnya cerewet, bukan dingin, walau tak di pungkiri wajahnya tetap datar.

" Ini.." ucap Gerald seraya menyerahkan sebotol minuman dingin tepat di depan wajah Syifa.

" Eh..nga usah kak..Fa udah di beliin sama Lyly,ini buat kakak aja" tolak Syifa lembut.

" Ambil..saya ga suka penolakan " tegas Gerald, membuat Syifa mengangguk patuh tanpa berani membantah, interaksi keduanya menjadi perhatian setiap murid yang melintas atau yang duduk tak jauh dari mereka, Gerald ga perduli, sedangkan Syifa tak menyadari semua itu.

" Terimakasih kak" ucap Syifa pelan.

Tak menjawab, reflek tangan kanan Gerald bergerak mengusap puncak kepala Syifa yang terbungkus hijab, membuat Syifa terkesiap dengan perlakuan Gerald, matanya menatap manik biru milik Gerald,hati kecil nya ingin marah dengan perlakuan seniornya itu.

" Lain waktu kalau pusing,ga harus dipaksakan ikut upacara" ucap Gerald dingin seraya meninggalkan Syifa yang masih terkesiap dengan perlakuan dan perkataan Gerald padanya.

' Dari mana dia tau? '.

Tanya hati Syifa heran, sementara mereka bahkan tidak pernah bicara bahkan untuk sekedar bertegur sapa sejak pertama Syifa menginjakkan kakinya di sekolah itu seminggu lalu,hanya saat meminta tanda tangan nya saja mereka bicara,tapi tak lebih dari tujuan awal,dan selebihnya tak pernah terlibat apapun dan dimana pun.

" Kenapa bengong? Lah itu minuman dari mana?" tanya Lyly heran melihat Syifa yang sudah memegang botol air mineral ditangan nya.

" Kamu ke kelas?" tanya Mona,mengira mungkin saja Syifa kelas untuk mengambil minum saat ia dan lyly ke kantin.

" Ini..ini.. Ini dari...".

" Dari seseorang? Kok jadi gagap gitu?" tanya Lyly penuh selidik.

" I-ini dari kakak ketua OSIS " jawab Syifa cepat tanpa jeda.

Sontak membuat Lyly dan Mona mendelik dengan mulut menganga lebar, seakan tak percaya dengan ucapan sang sahabat.

" A-apa dari siapa Fa?" tanya Mona seakan tak yakin.

" Dari kakak ketua OSIS " jawab Syifa lagi.

" Kamu yakin Fa..? Ga salah orang?" tanya Lyly.

" Heum...kakak yang kemarin aku minta tanda tangan nya di ruang OSIS itu, ketua OSIS kan?" jawab Syifa seraya bertanya.

" Ya ampun Syifa...ini beneran berita Hot..bisa jadi tranding topik kalau sampai ada yang lihat,oh Tuhan...serasa mimpi gue " heboh Mona.

" Emang kenapa?" tanya Syifa polos.

" Kamu tau Fa...dia itu ga pernah deket sama cewek setelah mbak Cindy pindah ke Luar negeri, mereka deket sejak SMP,tapi mbak Cindy itu lanjut sekolah nya ke luar negeri kabarnya,gue ga tau sih apa hubungan mereka tepatnya, yang pastinya mereka dekat" jawab Mona sedikit bergosip.

" Oh... mungkin dia kasian aja liat aku disini " jawaban positif Syifa tutur kan.

" Antara kasian atau mungkin udah Move on dari mantan, secara udah dua tahun lalu " jawab Lyly.

" kamu tau banyak ya tentang mereka " ucap Syifa terheran.

" Ya elah Syifa..aku kan juga sempat jadi junior mereka pas kelas 7, mereka kelas 9, lagian nih ya siapa sih yang ga tau kisah kedekatan mereka di sekolah junior kami dulu,selain mereka itu cantik dan tampan, mereka juga sama-sama dari keluarga pengusaha sukses,ya walaupun ga sekaya keluarga Alexander,tapi dibanding kamu...dia masih dibawah level, hanya aja dia seksi trus tampak lebih dewasa gitu" jawab Mona.

" Oh gitu..trus apaan coba barusan kok malah banding-bandingin aku sama pacarnya kakak Ketos itu, aneh deh kamu" omel Syifa berkomentar.

" Bukan bandingin Syifa, cuma sedikit kasi clue aja,biar kamu ga insecure pas denger tentang tuh cewek,kali aja kakak tamvan beneran udah move on dan naksir kamu" jawab Mona santai.

" Makin ngelantur kamu ya, sekolah aja yang bener, jangan mikirin pacaran " komentar positif dari Syifa.

" Itu pasti sobat, pacaran cuma buat support aja, supaya semangat pas bangun pagi nya, karena ngebayangin bakalan ketemu ayang di sekolah " jawab Mona.

" Terserah deh,yang penting jangan nangis pas putus ya" ingat Syifa.

Ketiganya sudah berada di dalam kelas mereka, hingga beberapa menit kemudian masuklah seorang guru wanita usia paruh baya yang katanya adalah wali kelas mereka dan juga sebagai guru matematika untuk mereka.

" Pagi semuanya... sebelum nya saya akan memperkenalkan diri saya..Nama saya ibuk Afrita,kalian bisa panggil saya ibuk Rita,saya....." hingga perkenalan selesai dan dilanjutkan dengan belajar perdana mereka yang ternyata mereka merasa sangat nyaman dengan sang wali kelas.

Hari itu berlanjut dengan guru-guru yang lain sesuai dengan bidang studi yang sang guru ajarkan,3 bidang studi yang mereka dapatkan hari itu dan guru-gurunya lumayan cukup menarik, hingga waktunya untuk pulang setelah pelajaran terakhir selesai.

Terpopuler

Comments

Edna

Edna

Gak akan kecewa deh kalau baca cerita ini, benar-benar favorite saya sekarang!👍

2023-12-29

2

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!