lupakan kalau kita pernah saling mengenal

" Ta-tapi untuk apa kakak kasi ini ke Syifa?" tanya Syifa polos.

" Sebagai kenangan kalau pernah ada seseorang yang begitu menginginkan mu sebelum kamu menipunya " jawab Gerald dingin

" Maksud Kakak?" tanya Syifa polos,ia memang tak paham apa yang Gerald maksud.

Tak menjawab dengan gerakan cepat Gerald menyambar paper bag di tangan Syifa, membuka nya, mengeluarkan sebuah kotak perhiasan dan mengambil isinya, Syifa masih terdiam

Tak di sangka dengan gerakan cepat Gerald meraih pergelangan tangan Syifa membuat gadis cantik itu tersentak,namun lebih mengejutkan saat dengan pasti Gerald menyematkan cincin itu ke jari manis Syifa, membuat gadis cantik itu terdiam mematung, matanya menatap jari nya yang terlihat begitu cantik dihiasi cincin tersebut.

" Pulang lah ...Lupakan kalau kita pernah saling mengenal " ucap Gerald tegas dengan nada dingin.

Sontak membuat Syifa terkesiap, menatap wajah tampan Gerald dengan mata melotot dan berkaca-kaca,tapi bibirnya ter katup rapat seakan tak percaya dengan ucapan terakhir Gerald.

" K-kak..."

Cup..

Ucapan Syifa terpotong oleh sebuah kecupan singkat dibibir merah alami milik nya,siapa lagi yang berani melakukan itu kalau bukan Gerald,kejadian itu begitu cepat bahkan di depan bik Jah dan beberapa sekuriti rumah mewah milik keluarga Lemos.

Plak...

Reflek tangan Syifa terangkat memberikan tamparan keras di pipi Gerald,hal itu membuat bik Jah dan yang lainnya melotot dengan mulut terbuka,tuan muda mereka mendapatkan sebuah tamparan keras dari seorang wanita? oh rasanya sulit untuk di percaya.

Tanpa mengucapkan sepatah katapun, Syifa membalikkan badannya dan langsung berlari meninggalkan Gerald, ia memasuki taksinya" Jalan pak" ucap Syifa cepat, membuat sang supir taksi yang memang siaga di belik kemudi langsung melakukan taksinya

Barulah setelah nya air mata yang sejak tadi Syifa tahan tumpah,ia sampai sesenggukan.

sedangkan sang supir taksi tampak diam membiarkan Syifa meluapkan rasa yang tak tau itu apa, mungkin penumpang nya sedang sedih, pikir sang supir taksi.

Sedangkan di kediaman nya Gerald masih terdiam menatap kepergian Syifa setelah menampar pipi mulus nya, namun hatinya tak tergerak untuk mencegah atau mengikuti Syifa,ia tak ingin tau apapun tentang gadis cantik itu.

Dengan langkah gontai Gerald kembali ke mobil nya dan kembali melaju menuju garasi,ia memasuki rumah bersamaan dengan sang Mama dan papa yang juga baru tiba dari luar kota, Gerald melihat sekilas ke arah mobil kedua orang tuanya dan ia kembali melanjutkan langkahnya memasuki rumah, kepalanya masih pusing akibat dari mabuknya semalam, untung saat pulang ia sudah mandi dan berganti pakaian di apartemen, hingga tak lagi tercium sisa Bai alkohol di tubuhnya.

" Barusan ada tamu ya bik?" tanya nyonya Rosse pada bik Jah yang menyambut kedatangan sang tuan rumah.

" Itu nya temennya den Gerald" jawab bik Jah sedikit gugup, masalah nya beliau tau gadis cantik yang baru saja pergi itu adalah gadis yang fotonya pernah beliau lihat di handphone milik sang tuan muda,tapi mengapa tadi keduanya terlihat sedang tak baik-baik saja.

" Temen Gerald..? Tumben pakai taksi, sepertinya perempuan deh" ucap nyonya Rossa.

" I-itu nya bibik juga ga tau,non cantik itu ga masuk,cuma ketemu Aden di depan gerbang nya" jawab bik Jah bingung.

" Gitu ya bik.." jawab nyonya Rosella pelan, feeling beliau ada sesuatu antara sang putra dengan gadis yang beliau lihat baru saja.

" I-ia nya" jawab bik Jah gugup.

" Sekarang Gerald nya mana bik?" tanya sang nyonya.

" Sepertinya di kamar nya " jawab bik Jah.

" Oh ok.." tak bertanya lagi nyonya Rossa melangkah meninggalkan bik Jah menaiki tangga menuju lantai dua dimana kamar sang putra di sana.

Tok

tok

Tok

" Rald ini mama" ucap nyonya Rosse pelan.

" Masuk aja ma ga di kunci " jawab Gerald dari dalam,ia baru saja selesai mengganti bajunya dengan baju Santai rumahan,sebuah celana pendek selutut dan baju kaos berwarna putih, wajahnya juga tampak segar dengan rambut yang terlihat sedikit basah, menandakan ia baru saja mencuci muka.

" Sedang apa kamu sayang.. sudah siapkan untuk keberangkatan nya besok?" tanya sang mama lembut,mata beliau menelisik wajah sang putra yang terlihat tak terlalu baik.

" Mau istirahat,sudah beres kok,ga banyak juga kan yang akan di bawa" jawab Gerald malas.

" Kok keliatan ga semangat gitu sih, ada masalah kah?" tanya sang mama berusaha untuk mencari tau.

" I'm ok mom" jawab Gerald singkat.

" Yakin..?" tanya mama memastikan.

" Sure" jawab Gerald singkat,ia merebahkan tubuhnya di atas kasur king size miliknya, tangan nya ia sibukkan men scroll layar ponselnya, berpura-pura seolah ia sibuk dengan gawai nya.

" Ok..mama coba percaya" putus sang mama cepat.

Belia memilih tak memaksa sang putra, beliau tinggal mencari cara untuk mengetahui penyebab perubahan pada sang putra yang begitu kentara, bahkan beliau bisa melihat dengan jelas tanda merah yang tertinggal di wajah putih bersih sang putra, sebuah tanda bekas tamparan seseorang.

" HM" jawab Gerald singkat.

Tak menjawab lagi, sang mama memutuskan meninggalkan Gerald di dalam kamarnya, beliau tau sang putra sedang tak baik-baik saja dan mungkin butuh ketenangan.

" Pa ...bisa tolong minta rekaman CCTV depan pos security?" ucap nyonya Rosse saat sudah berada dalam kamar, membuat sang suami yang baru saja keluar dari kamar mandi mengernyit heran.

" Buat?" tanya tuan Arkan Angkasa Lemos. yang tak lain adalah ayah dari Gerald Alexander Lemos.

" Mama penasaran aja apa yang terjadi antara putra kita dengan tamunya barusan pa?" jawab sang istri jujur.

" Emang kenapa?" tanya tuan Arkan heran, karena tak biasanya sang istri terlihat kepo begitu.

" Ga apa-apa sih pa,mama cuma penasaran aja, habisnya liat anak kamu itu wajahnya kayak ga baik-baik aja gitu" jawab sang istri mengungkapkan apa yang sedang ia pikirkan.

" Palingan juga urusan anak muda ma" jawab tuan Arkan Santai.

" Ia mama tau pa,tapi kan papa liat juga tadi kan, kalau tamu wanita dia itu beda pa, sebelum nya Gerald ga ada temen wanita yang pake hijab" jawab sang istri.

" Trus aneh nya dimana ma, bukannya nya bagus ya anak kita masih ada temen nya yang jelas-jelas beda gitu.

" Tapi mama yakin itu ga cuma temen deh pa,tadi juga sepertinya gadis itu buru-buru saat masuk ke dalam taksi nya, pasti ada sesuatu pa diantara mereka " jawab sang istri menjelaskan.

" Ayo deh..kok kayak nya penasaran banget sih " putus tuan Arkan.

" Yuk.." jawab cepat nyonya Rosse melangkah mengikuti sang suami ke ruang kerjanya.

Sampai di ruang kerjanya tuan Arkan langsung menuju laptopnya dan menyalakan nya,mengotak Atik sesaat hingga muncullah apa yang mereka cari.

Mata nyonya Rose membulat sempurna saat melihat rekaman CCTV depan pos security sekitar satu jam yang lalu, sedangkan sang suami terlihat santai menanggapi perlakuan sang putra.

" Pa.., ya ampun putra papa itu,asal serobot aja,gimana ga kena gampar coba" ucap nyonya Rossa geram.

" Tapi papa ngerasa ga asing deh dengan gadis itu" ucap tuan Arkan seraya menatap intens wajah cantik Syifa yang terekam kamera CCTV kediaman mereka.

" Ia juga ya pa,tapi sepertinya ga pernah datang ke sini deh pa sebelumnya" ucap nyonya Rosse yakin.

" Coba mama perhatikan wajah nya, seperti mirip dengan putrinya dokter Alamsyah Jacob kan..? " ucap tuan Arkan yakin.

" Eh.. sepertinya ia pa,putrinya Almaira...ya Tuhan..apa mereka menjalin hubungan ya,tapi bukannya Dr Alamsyah dan Almaira itu protektif banget ya sama putri mereka " ucap nyonya Rossa.

" Sepertinya memang ada sesuatu ma di antara mereka dan papa yakin putra kita terbawa perasaan dengan hubungan mereka" yakin tuan Arkan.

" Dasar anak itu,sukanya maksa,apa dia kira apa pun yang ia mau akan dengan mudah dia dapatkan, dasar arogan " omel nyonya Rossa geram.

" Biarkan mereka menyelesaikan masalah mereka sendiri ma,kita ga perlu ikut campur,bukan masalah serius juga sepertinya,hanya masalah anak muda" ucap tuan Arkan mengingatkan.

" Ia pa mama tau" jawab nyonya Rosse memutuskan.

Sementara di lain tempat, taksi yang Syifa tumpangi berhenti di sebuah taman indah yang terdapat sebuah danau buatan, membuat Syifa sedikit menyipit mengapa taksinya berhenti di tempat itu.

" Neng cantik bisa tenangkan pikiran sebentar di taman ini,saya akan tunggu disini, terkadang berteriak atau menangis yang kencang akan mampu menghentikan rasa sedih kita walau sedikit" ucap sang supir taksi.

" Terimakasih pak " jawab Syifa singkat,ia tak menolak saran dari bapak supir taksi, Syifa keluar dari taksi, melangkah menuju taman dan menuju pinggiran danau yang terlihat indah dan menenangkan,tampak beberapa ekor bebek berenang di dalamnya, sungguh mereka terlihat sangat tenang.

Kembali Syifa menangis hingga beberapa saat,dan akhirnya ia memutuskan untuk mengakhiri tangis nya, Syifa membasuh wajahnya dengan sebotol air mineral yang di suguhkan oleh sang supir taksi.

" Anak orang kaya memang sering bikin sakit hati neng" ucap pak supir sok tau.

" Heum" angguk Syifa mengiyakan.

" Udah neng lupain,neng nya cantik kok,pake banget lagi,pasti banyak yang naksir" tambah pak supir lucu membuat Syifa sedikit tersenyum.

" Bapak ada-ada saja,dia bukan pacar saya pak, kami ga ada hubungan apa-apa kok,cuma teman aja pak" jawab Syifa santai, karena memang diantara ia dan Gerald tak memiliki hubungan apapun.

" Yuk pak.. tolong antar saya kembali ke rumah saya " ucap Syifa lembut.

" Ok..ayo" jawab pak supir setuju.

Keduanya memasuki taksi dan meninggalkan taman, Syifa merasa sudah jauh lebih baik, tepatnya berusaha memaksakan diri agar tetap baik-baik saja,ia tak ingin ada yang tau tentang kesedihan hatinya, cukup pak supir taksi yang melihat sisi lemahnya tadi.

Syifa bertekad mengikuti seperti apa yang Gerald pinta tadi saat di rumah pria itu,yaitu menganggap bahwa mereka tidak pernah saling mengenal dan Syifa akan berusaha untuk itu.

Syifa juga tak berniat untuk menceritakan semuanya pada kedua sahabatnya,ia ingin memendam nya sendiri saja, baginya itu masalah pribadi nya yang ga semua orang harus tau dan juga itu bukanlah masalah yang terlalu serius,ia hanya harus melupakan bahwa ia perasaan mengenal Gerald Alexander Milano.

Tepat 20 menit kemudian taksi yang membawa Syifa tiba di kediaman keluarga nya,Syifa keluar dari taksi setelah melakukan pembayaran dan tak lupa mengucapkan terimakasih kepada sang supir yang sudah memberikan nya saran dan merekomendasikan sebuah tempat yang menurut Syifa sangat indah dan tenang,cocok untuk menghilangkan jenuh dan menenangkan pikiran.

" Udah pulang non?" tanya bik Sum saat melihat Syifa memasuki gerbang,wanita paruh baya itu sedang menata fas bunga di teras rumah keluarga dokter Alamsyah.

" Sudah bik,Bunda sama Ayah belum pulang ya bik?" tanya Syifa setelah menjawab pertanyaan sang bibik.

" Lagi di perjalanan tadi katanya non" jawab bik Sum, karena tak berselang lama setelah Syifa pergi tadi sang nyonya menelepon.

" Oh..ya udah deh bik,Fa ke kamar dulu ya,mau ganti baju" jawab Syifa seraya melangkah meninggalkan teras,ia menaiki tangga menuju kamar nya.

Bik Sum memandang punggung anak dari sang majikan,ada yang Syifa sembunyikan itulah dugaan beliau,namun beliau tidak berhak bertanya karena pasti itu masalah pribadi sang nona.

Syifa memasuki kamarnya dan memutuskan untuk mandi, berharap bisa mendapatkan ketenangan dan juga untuk menghilangkan jejak air matanya,agar tak ada yang curiga.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!