18

Pagi-pagi sekali Syifa sudah bersiap untuk berangkat ke kantor GA Group, perusahaan tempatnya menyelesaikan tugas akhir demi mendapatkan gelar sarjana nya, bukan akhir yang sebenarnya.. karena ia dan teman-teman nya masih harus melanjutkan ujian mereka yaitu menghadapi lelah nya menyusun skripsi.

" Tumben pagi-pagi banget?" tanya bunda Almira saat melihat Syifa yang menghampiri nya ke meja makan dengan penampilan yang terlihat sudah sangat rapi dan cantik pastinya.

" Ia Bun... katanya hari ini akan ada rapat tahunan yang akan langsung di pimpin oleh presiden direktur GA dan ga ada yang boleh terlambat, termasuk kami para mahasiswa magang " jawab Syifa.

" Ayah belum bangun Atau sudah berangkat Bun?" tanya Syifa karena tak melihat kehadiran sang cinta pertamanya itu di meja makan.

" Ayah masih istirahat sayang, semalam sehabis isya Ayah harus balik lagi ke rumah sakit,ada pasien kritis dan harus segera di operasi, menjelang shubuh ayah baru pulang" jawab bunda Almira seraya menceritakan.

" Oh... kasihan Ayah..pasti capek" ucap Syifa lembut.

" Capek ayah akan hilang Sayang...kalau anak nya menjadi anak yang berbakti dan Sholehah pastinya " ucap bunda Almira tenang.

" Bunda bantu Doa ya supaya Syifa bisa seperti yang Ayah dan Bunda harapkan " jawab Syifa lembut, kedua tangannya memeluk sang bunda dari belakang.

" Selalu sayang.. Bunda selalu mendoakan yang terbaik buat kita semua" jawab bunda Almira lembut seraya mengusap lembut pipi putih sang putri.

" Terimakasih Bunda... terimakasih banyak atas semua yang bunda kasi untuk Syifa,maaf sebagai anak Syifa belum bisa kasi apapun untuk Ayah dan Bunda" ucap Syifa tulus.

" Cukup menjadi anak yang baik dan menjadi istri yang baik saat kamu sudah menikah nanti, karena itulah salah satu jalan yang mampu memudahkan kami menuju Surga " nasehat bunda.

" Amiiiin " cepat Syifa mengaminkan harapan sang bunda.

" Syifa berangkat ya Bun, salam sayang untuk Ayah..." pamit Syifa setelah menghabiskan susu hangat miliknya.

" Kamu ga sarapan dulu sayang?" tanya bunda Almira.

" Nanti aja Bun,di kantor.. takutnya keburu macet Bun " jawab Syifa.

" Hati-hati ya, jangan lupa sarapan ya sayang " ucap bunda Almira.

Syifa sudah tak terdengar menjawab pesan sang Bunda, mungkin suara sang bunda sudah tak terdengar lagi,sebab ia sudah berada di teras.

Syifa memasuki mobil yang sudah di siapkan mang Udin,sebab semalam ia memang sudah berpesan pada bik Sum bahwa ia berangkat cepat pagi ini.

" Kita berangkat sekarang kan non?" tanya mang Udin saat Syifa sudah mendudukkan dirinya di dalam mobil.

" Ia mang..takut kejebak macet" jawab Syifa di sertai sebuah anggukan kepala.

" Tumben pagi-pagi banget non?" tanya mang Udin, matanya fokus menatap jalanan,mobil mereka sudah meninggalkan kediaman keluarga dokter Alamsyah.

" Katanya akan ada rapat tahunan mang,jadi ga boleh aga yang telat" jawab Syifa, matanya fokus menatap layar ponselnya yang berdering menandakan beberapa pesan masuk dan saat dilihat ternyata dari kedua sahabatnya.

Sedangkan mang Udin tak bertanya lagi, pria paruh baya itu terlihat serius mengemudi, sesekali membunyikan klakson saat akan melewati mobil lainnya.

📩_ Mona.." ( Gaes... udah pada jalan belum..? Ga lupa kan hari kita ga boleh ada yang telat) isi chat dalam grup mereka, grup yang beranggotakan hanya tiga orang itu.

📩_lyly.." Aku udah di jalan ini,tar lagi nyampe,ga tau si manja udah berangkat or belum" jawab Lyly.

Syifa men cebik kan bibir nya saat melihat balasan dari Lyly, sahabatnya itu selalu saja menyebutnya Manja, padahal Syifa merasa dirinya sangat dewasa.

📩_Syifa.." Aku juga udah di jalan ini" jawab Syifa.

📩_." Ok...gue tunggu di kantin ya,gue mau sarapan,ga keburu sarapan di rumah tadi" jelas Mona.

📩_.." Siip" balas Lyly dengan menambahkan emot tanda hormat.

📩_.." Tunggu Aku,aku juga belum sarapan,pesan kan roti bakar ya untuk aku" pinta Syifa.

📩_.." Ok...roti bakar dengan selay coklat plus banyak susu kan" balas Mona.

📩_.."Thanks.." balas Syifa di tambah dengan emot tangan ter tangkup.

📩_.." Dasar bocil..udah Segede gitu masih aja sarapan roti pake susu" ledek Lyly yang memang paling hoby meledek Syifa.

Tak membalas dengan kata-kata,Syifa mengirimkan emot yang mengacungkan jari tengah, membuat Lyly terbahak di sebrang,sementara Mona hanya mengulas senyum melihat perdebatan kedua sahabatnya yang terkesan tak pernah akur walau di grup chat sekalipun.

Lyly memang sangat suka menggoda Syifa, seolah itu adalah hobi baru untuk nya dan itu semua terjadi Syifa yang sering terlihat murung beberapa tahun lalu, tepatnya sejak kepergian seseorang dan lyly sengaja mengalihkan Syifa dengan menjahilinya dan lyly berhasil, setidaknya Syifa lebih banyak bicara bahkan mendebatnya karena gadis cantik itu sering tak terima dengan ledekan Lyly.

Syifa keluar dari mobilnya saat mang Udin sudah menghentikan mobilnya tepat di depan kantor GA Group, tampak suasana kantor sudah terlihat ramai, setelah menyapa singkat seorang sekuriti yang berjaga di lobby dan dibalas ramah , Syifa mengayunkan langkah menuju kantin,ia harus segera sarapan.

Tiba di kantin yang ternyata juga terlihat ramai, Syifa sedikit menjadi pusat perhatian,sebab ia dan ketiga sahabatnya terbilang jarang ke kantin, mereka lebih sering delivery untuk menu makan siang, terlebih penampilan Syifa yang terlihat begitu cantik dan anggun.

Tak ambil pusing dengan tatapan orang-orang, Syifa gegas menghampiri meja yang terdapat Mona dan lyly,ia segera duduk dan melahap roti bakar pesanan nya, membuat kedua sahabatnya mengernyit heran menyaksikan tingkah sahabat mereka yang baru datang itu.

" Kamu kenapa? Laper banget..? Sampe segitunya makan nya?" tanya Lyly penasaran.

" Pelan -pelan Fa..masih ada 20 menit lagi juga" tegur Mona.

" Ga nyaman aja di liatin mereka " ucap Syifa pelan, setelah meminum air mineral di hadapannya.

" Biarin aja kali Fa,kan emang udah biasa Lo di liatin orang kalau lagi jalan" jawab Mona santai.

" Lama-lama risih juga Mon " sungut Syifa.

"Trus kamu mau salahkan mereka? Yang salah itu justru kamu " jawab Lyly santai.

" Kok aku ?" tanya Syifa heran sementara ia merasa tak pernah aneh-aneh deh.

" Ya emang kamu yang salah, siapa suruh jadi orang punya wajah cantik, trus jomblo lagi" jawab Lyly santai.

" Ga lucu ya Ly" sungut Syifa geram.

" Lah yang bilang lucu siapa?" jawab Lyly semakin menggoda Syifa.

" Udah... udahan ya debat nya, masih pagi juga,yuk.." potong Mona cepat saat melihat Syifa akan menjawab ucapan Lyly.

"Lyly tuh..hoby banget ngomong yang aneh-aneh" bantah Syifa membela diri.

" Udah tau dia itu aneh kan? Ya udah ga usah di ladeni " ucap Mona,ia harus bersikap lebih dewasa saat bersama Syifa.

" Lah kok Aku? Aku kan cuma bicara fakta" beka Lyly tentang ucapan nya.

" Ly...udah..stop.. pusing pala gue pagi-pagi denger drama kalian, mending drama Korea bisa liat oppa-oppa tampan " ucap Mona tegas.

Ketiganya berjalan beriringan meninggalkan kantin, melewati lobby menuju lift dan ikutan mengantri lift untuk menuju lantai xx tempat divisi mereka berada.

Dalam lift beberapa bisik-bisik terdengar, desas-desus mengenai kabar tentang kehadiran seseorang dalam rapat nanti membuat jika kepo Lyly dan Mona bangkit, membuat mereka tak sabar untuk segera tiba di divisi mereka agar bertemu Mira dan bertanya tentang hal yang baru saja mereka dengar.

Lyly dan Mona melangkah cepat saat lift sudah berhenti dan terbuka tepat di lantai tujuan mereka, membuat Syifa harus mengikuti mereka dengan langkah sedikit berlari.

" Mbak...ada kabar baru ya?" tanya Mona saat sudah berada di depan meja kerja Mira.

" Maksudnya?" tanya Mira sedikit mengernyit heran.

" Tadi di lift kami dengar bakal ada orang baru ikutan rapat, emang siapa sih Mbak? Kok keliatan heboh gitu" tanya Lyly penasaran.

" Oh itu... Ia.. katanya sih putra pak Presdir yang menjabat sebagai CEO udah balik dari studi S2 nya dan bakal ikutan rapat pagi ini, makanya siap-siap gih, sekalian siapin mental kalian, karena bakal ketemu bos galak " jawab Mira santai namun dengan senyuman masam.

" Mbak ih nakutin" ucap Mona.

" Bukan nakutin...aku cuma ngasih clue aja biar kalian ga terlalu shock pas ketemu langsung nanti, minimal mental kalian udah lebih kuat lah, walaupun aku ga terlalu yakin juga sih" jawab Mira santai.

" Ga lucu ya mbak " ucap Lyly ketua.

Tak ditanggapi oleh Mira,ia hanya tersenyum cantik seraya menggeleng melihat tingkah ketiga mahasiswa magang yang menurutnya lucu -lucu itu, mereka cerdas tapi pada penakut.

Tatapan Mira teralihkan saat melihat Syifa yang menurutnya tampil lebih cantik dan anggun pagi ini, membuat ia berniat menggoda gadis lugu itu.

" Kalian mau aman? Aku punya ide,tapi ga terlalu yakin juga sih bakal berhasil atau nggak" ucap Mira santai.

" Paan mbak?" tanya Mona cepat dan juga di angguki Lyly.

" kalau seandainya nanti pak CEO tanya-tanya tentang kalian, suruh Syifa aja yang bicara dan berdiri paling dekat dengan nya, siapa tau dia bakal terpesona dengan kecantikan Syifa dan bikin dia ga fokus, gimana?" saran Mira santai.

" mbak jangan aneh -aneh deh " protes Syifa.

" Ide bagus banget tu mbak" seru Mona dan lyly bersamaan.

" Ga ya..aku ga mau jadi tumbal " protes Syifa seraya menggeleng cepat

Sedangkan Mira tertawa terbahak-bahak melihat Syifa yang terlihat begitu keberatan dengan usul nya, wajah cemberut Syifa membuat ia terlihat lucu dan menggemaskan dan Mira sangat menyukai itu,ia melihat Syifa layaknya melihat adik kecil yang sudah berpulang pada sang Kuasa.

" Ga apa-apa kali Fa, siapa tau aja dia beneran naksir kamu trus ngajakin nikah,dijamin sejahtera tujuh turunan pokoknya,kali aja kami juga kecipratan rezeki nya" goda Lyly.

" Tapi jangan lupa ajak kami ya pas Lo mau bulan madu nanti " tambah Mona membuat Syifa memutar bola matanya jengah.

Mira terbahak mendengar godaan Mona dan lyly untuk Syifa, hingga tak mereka sadari kehadiran Ferdy di belakang mereka.

" Siapa yang mau bulan madu?" tanya Ferdy tiba-tiba dan sukses membuat mereka terkejut bersamaan.

" Syifa pak" jawab kompak Mona dan lyly.

" Eh..." bengong Syifa.

Jawaban spontan dari bibir Mona dan lyly ternyata mampu membuat seorang Ferdy terdiam mematung menatap wajah Syifa yang justru terlihat bengong, rasanya seperti suara petir menyambar tepat di samping nya, itulah rasa yang Ferdy rasakan saat ini.

" Betul itu Nasyifa?" tanya Ferdy lirih, matanya lekat menata manik coklat Syifa yang terlihat masih bengong.

" Nasyifa...apa betul yang barusan mereka bilang?" ulang Ferdy sekali lagi, karena Syifa masih belum menjawab, hatinya berharap bahwa ia salah mendengar.

" Hah..eng-enggak pak, mereka bercanda" jawab Syifa kikuk.

Sedangkan Ferdy terlihat menghembuskan nafas lega,ia mengusap wajahnya seraya mengucap syukur dan semua itu tidak luput dari perhatian Syifa,Mona, Lyly dan Mira, membuat mereka yang menjadi terheran-heran dengan reaksi Ferdy, walau mereka tau Ferdy memiliki rasa pada Syifa tapi mereka mengira hanya sebatas kagum saja.

" Bersiaplah...10 menit lagi kita ke ruang meeting, ingat jangan buat saya kecewa ya" ucap Ferdy yang sudah kembali ke mode formal, bersikap layaknya atasan dan bawahan.

" Baik pak" jawab patuh keempat gadis cantik yang berada di depan nya.

Syifa,Mona dan lyly segera menuju meja mereka, meletakkan tas masing-masing dan bersiap, sedikit merapikan penampilan yang memang sudah rapi, menyiapkan berkas-berkas yang menjadi tanggung jawab mereka dan menumpuknya satu tempat agar tak ada yang tertinggal nantinya, walau bukan meeting pertama kali untuk mereka tapi mereka tetap gugup karena desas-desus mengenai putra dari pemilik perusahaan itu.

Hingga tepat sepuluh menit kemudian Mira menginstruksikan kepada mereka semua agar segera menuju ruang meeting dan mereka berada di ruang meeting yang langsung satu ruangan dengan para petinggi, yang dipastikan akan bertemu langsung dengan sang Presdir dan CEO GA Group.

Sedangkan untuk karyawan lain,akan mengikuti rapat melalui layar lebar yang disediakan di aula kantor GA Group.

Syifa benar-benar berdebar saat memasuki ruangan yang terlihat begitu luas dan mewah, matanya menatap beberapa orang yang sudah hadir dan duduk di kursi yang mengelilingi sebuah meja bundar panjang, mungkin sekitar seratusan kursi yang mengelilingi meja tersebut.

Sesuai arahan Mira, Syifa, Lyly dan Mona duduk di kursi yang mereka tau bersisian dengan Mira dan Ferdy, tampak wajah-wajah serius para pemegang jabatan tinggi di perusahaan itu,tak seperti biasanya yang terlihat sedikit ramah,setegang itukan rapat pagi ini?, batin Syifa dan hal yang sama juga terjadi pada Lyly dan Mona.

Terlihat beberapa dari mereka membicarakan hal serius, mungkin masalah pekerjaan, satu per satu para peserta rapat mengisi kursi kosong hingga tersisa beberapa kursi saja dan empat kursi,dua diantaranya adalah kursi sang pemegang jabatan tertinggi, sedangkan dua lagi adalah kursi asisten pribadi keduanya, sisanya mungkin kursi sekretaris masing-masing dari mereka.

Syifa membuka kembali kertas-kertas di depannya,ia mengulang mempelajari lagi, setidaknya mempersiapkan diri andai nanti diminta menjawab pertanyaan dari sang bos, dalam hati ia terus melafalkan Doa agar semuanya berjalan lancar.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!