BAB 19 - Pencemaran Suara

"Aaawh badanku sakit semua."

Pagi menjelang siang di kediaman keluarga besar Aksa, setelah melewati malam panjang bersama sang suami, pagi ini Kalila merasakan tubuhnya seolah remuk bak melakukan olahraga berat. Rasa kantuk masih berkuasa, tapi suara motor dan teriakan kedua adik iparnya yang terdengar samar membuat Kalila mengerjap pelan dan menerka jika matahari sudah meninggi.

Perlahan Kalila meraba sisi kanannya, tidak ada siapapun di sana. Kemungkinan besar Yudha sudah berlalu keluar sejak dia masih terlelap, entah satu atau dua jam lalu, tapi yang pasti Kalila malu karena bangun kesiangan di kediaman mertua.

Baru Kalila pahami kenapa waktu itu Yudha panik hanya karena bangun kesiangan, ternyata rasanya sangat aneh dan mendadak khawatir dipandang buruk. Dia yang sedari awal tidak sempurna, semakin takut andai orangtua Yudha kian menyesal telah memberikan restu untuk menantu sepertinya.

Dalam keadaan begini, tidak mungkin dia akan terus berdiam diri. Kalila harus ke kamar mandi, sementara Yudha entah dimana. Sebenarnya Kalila tidak begitu sulit, jika hanya ke kamar mandi mungkin bisa dengan bantuan tongkat dan instingnya.

Namun, baru saja hendak beranjak dia merasakan ngilu yang terasa amat asing di bawah perutnya. Ya, Kalila tahu ini adalah akibat kegiatan tadi malam, sejak dahulu dia juga tahu bahwa memang akan sakit walau tidak sesakit melahirkan, tapi tetap saja tidak nyaman.

"Apa tunggu saja ya? Tapi kalau ngompol gimana?"

Sempat berpikir untuk menunggu, tapi Kalila tidak sesabar itu dan memilih mandiri dan mengabaikan rasa sakitnya. Jika harus menunggu Yudha, besar kemungkinan dia akan tersiksa karena memang sudah diujung tanduk.

.

.

"Kalian bisa diam?!"

Jika di kamar Kalila tengah berharap Yudha naik segera, di sisi lain pria itu tengah berusaha membuat kedua adiknya diam lantaran khawatir Kalila terganggu.

Entah ajaran siapa, Raja tiba-tiba pamer knalpot berisik itu di pagi hari hingga Yudha naik darah. Padahal, yang punya anak adalah Bima dan seharusnya pria itu yang lebih cerewet, tapi kali ini justru berbeda.

"Jangan banyak tingkah kalau tidak mau kubakar motormu," ancam Yudha usai berhasil membuat Raja terdiam, sementara Arjuna yang sempat berteriak histeris lantaran kagum dengan keahlian sang kakak memilih pergi sebelum menjadi sasaran amarah Yudha.

"Apa salahnya, Kak? Aku cuma mengasah hobi_"

"Hobi? Kau tau suara motormu itu berisik sekali, Kalila masih tidur dan kegiatan konyolmu ini sangat mengganggunya, paham!!" bentak Yudha menunjuk ke arah kamar depan di lantai dua dengan jendela yang tampak terbuka.

Siapa lagi yang melakukannya jika bukan Yudha sendiri, pria itu adalah menantu yang super penurut, jelas dia mengikuti anjuran Mama Zura. Sejak terjaga Yudha sudah mematikan AC dan membuka jendela agar sirkulasi udara yang diterima tubuh Kalila berkualitas.

Sayangnya, baru satu jam setelah Yudha terbangun tiba-tiba Raja berulah dan membuatnya tidak punya pilihan lain dan terpaksa meninggalkan sang istri yang masih begitu lelap. Yudha hanya tidak ingin Kalila sampai sakit setelah semalam dia ajak begadang dan kerja cukup berat.

"Maaf, Kak, aku tidak tahu kalau kak Kalila masih tidur ... Dewangga sama Dewantara saja sudah mandi jadi kupikir ya sudah bangun, mana kutahu kalau kalian masih tidur." Yudha sudah sekesal itu padanya, dan kini Raja tampak santai saja seakan tidak sedang melakukan kesalahan besar.

"Bisa sekali mulutmu menjawab, terakhir kali dan jangan pernah coba lagi jika masih sayang motormu, ingat itu!" Yudha memberikan penekanan sekali lagi, berharap setelah ini Raja akan berhenti walau sebenarnya setelah menikah Yudha tidak punya rencana menetap di sini untuk waktu lama.

Usai membuat Raja ciut pagi ini, Yudha kembali masuk dengan langkah panjang. Tidak peduli sekalipun telinganya mendengar samar bagaimana Raja yang tengah mengumpat dan bingung kenapa Yudha mendadak galak.

Bukan galak sebenarnya, tapi memang kali ini Raja bersalah. Bagaimana Yudha tidak kesal dibuatnya? Susah payah dia berusaha agar Kalila tetap terlelap ketika dia hendak melepas pelukan, bahkan membuka jendela saja sebegitu pelannya. Kini, Raja dengan tanpa merasa bersalah memamerkan motor yang katanya keren, tapi bagi Yudha tidak sama sekali.

Masih dengan kekesalan dalam benaknya, Yudha merasa tenggorokannya kering akibat mengomel panjang lebar di depan. Tidak peduli sekalipun masih pagi, Yudha memilih cola dingin favoritnya dan menegak hingga habis dalam waktu tak sampai lima detik, mungkin kesal menjadi pengaruh utamanya.

"Apa aku berlebihan?" tanya Yudha seraya menghela napas pelan, sedikit perasaan bersalah, tapi kekesalan juga lebih besar dalam dirinya.

.

.

Tidak berselang lama, Bima yang sudah terlihat rapi menggeser tubuh Yudha dengan alasan yang sama, minum. Saat ini Yudha sedang lelah untuk bertengkar, karena itu dia memilih diam dan pasrah saja meski Bima menyebalkan.

"Aah leganya, kenapa Semarang pagi ini panas sekali? Apa mungkin karena kemarin hujan?" Entah pada siapa Bima bertanya, yang jelas saat ini hanya ada Yudha.

"Entahlah, kebetulan saja mungkin," jawab Yudha lesu yang membuat Bima menatapnya bingung.

"Kau kenapa? Pagi-pagi kusut begitu?" selidik Bima usai mengembalikan minuman yang baru dia minum setengah itu, sebuah kebiasaan buruk yang kerap menyebabkan istrinya naik darah.

"Raja cari masalah, pagi-pagi berisik ... dia pikir sedang ada di sirkuit atau bagaimana." Jelas sekali terlihat bagaimana kekesalan Yudha, jika dia ingat-ingat sungguh ingin menghantam Raja dan Arjuna dengan bogem mentah.

"Hahah biarkan saja, namanya masih muda. Raja sedang menikmati kesenangannya, jangan dirusak," cetus Bima seraya tersenyum tipis, sungguh jawaban yang membuat Yudha makin kesal karena kini Bima justru membela Raja.

"Sial, kau membelanya? Yang Raja lakukan sudah masuk kategori pencemaran suara!! Istriku sedang tidur, kau pasti paham bagaimana kesalnya, Bima," pungkas Yudha tak mau kalah, baginya yang kali ini salah memang Raja dan pantas dihadapi dengan emosi.

"Pencemaran suara?"

Yudha tak lagi menjawab pertanyaan Bima, dia masih kesal kenapa saudaranya justru membela Raja. Hingga, Bima terkekeh pelan sebelum kemudian kembali melontarkan kata-kata yang akan membuat mata Yudha membola.

"Semalam kau juga sama, telingaku juga merasa tercemar ketika tiba di depan kamarmu," celetuk Bima kemudian menghela napas kasar.

"Heh? Ma-maksudmu?"

"Lain kali kunci pintu!! Aku tahu kau buru-buru, tapi pastikan dulu semuanya aman," pungkas Bima sebelum meninggalkan Yudha yang kini tampak memerah dan mengusap kasar wajahnya.

"Jadi kunyuk itu menguping semalam?"

.

.

- To Be Continued -

Terpopuler

Comments

Gagas Permadi

Gagas Permadi

waaaahhhh malunya Ampe ke planet Pluto si Yudha akibat pencemaran suara🤣🤣🤣🤣🤣🤣

2024-05-11

0

Nanik Kusno

Nanik Kusno

Oh...malunya

2024-04-08

0

Sulaiman Efendy

Sulaiman Efendy

🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣

2024-01-14

2

lihat semua
Episodes
1 BAB 01 - Kalila
2 BAB 02 - Aku Punya Pilihan Sendiri
3 BAB 03 - Aku Tidak Sempurna
4 BAB 04 - Jodoh
5 BAB 05 - Berdesir
6 BAB 06 - Kamu Cantik
7 BAB 07 - Aku Mimpi
8 BAB 08 - Tak Lagi Sama
9 BAB 09 - Peingatan Kama
10 BAB 10 - Mirip Mantan
11 BAB 11 - First Kiss
12 BAB 12 - Sedikit Saja Tentangnya.
13 BAB 13 - Sama, Seperti Mama
14 BAB 14 - Tidak Selamanya Orang Lama
15 BAB 15 - Jaga Istrimu
16 BAB 16 - Aku Ingin Melihatmu
17 BAB 17 - Tidak Ingin Terulang
18 BAB 18 - Belum Siap Sepenuhnya
19 BAB 19 - Pencemaran Suara
20 BAB 20 - Belum Dua Kali
21 BAB 21 - Aslinya Dia Begini?
22 BAB 22 - Bukan Istri Rahasia
23 BAB 23 - Jadi Istri Saja Dulu
24 BAB 24 - Tidak Bisa Dipercaya
25 BAB 25 - Merasa Bersalah
26 BAB 26 - Tutup Mulutmu
27 BAB 27 - Aku Memilihnya
28 BAB 28 - Apa Hatimu Bergetar?
29 BAB 29 - Hanya Berdua
30 BAB 30 - Andai
31 BAB 31 - Egois
32 BAB 32 - Tidak Ada Yang Buruk
33 BAB 33 - Teruslah Seperti Ini
34 BAB 34 - Sama Kerasnya
35 BAB 35 - Janji Kelingking
36 BAB 36 - Bom Waktu
37 BAB 37 - Kembali, Kalila!!
38 BAB 38 - Beri Dia Waktu
39 BAB 39 - Dekat, tapi Sulit Kugapai
40 BAB 40 - Cinta Tanpa Tapi
41 BAB 41 - Dia Menyakitiku
42 BAB 42 - Berbalas
43 BAB 43 - Sampai Kapan?
44 BAB 44 - Titik Temu
45 BAB 45 - Gelora Kerinduan
46 BAB 46 - Teman Hidup
47 BAB 47 - Ancaman Sesungguhnya.
48 BAB 48 - Kabar Baik/Buruk?
49 BAB 49 - Tukar Tambah
50 BAB 50 - Dia Sempurna
51 BAB 51 - Petaka
52 BAB 52 - Tidak Beres
53 BAB 53 - Orang Yang Sama?
54 BAB 54 - Permintaan Kalila
55 BAB 55 - Habis Sabarnya
56 BAB 56 - Begitulah Cinta
57 BAB 57 - Dilarang Perhitungan
58 BAB 58 - Karma Is Real
59 BAB 59 - Tawanan Hati Prayudha Bagas Tami
60 BAB 60 - Aku Lawanmu
61 BAB 61 - Jangan Minta Maaf
62 BAB 62 - Seharusnya Usai
63 BAB 63 - Sama Iyanya
64 BAB 64 - Dugaan Yudha
65 BAB 65 - Terpaut
66 BAB 66 - Kabar Baik
67 BAB 67 - Janji Kedua
68 BAB 68 - Sampai Akhir
69 BAB 69 - Pengorbanan Atau Kebodohan?
70 BAB 70 - Tidak Tertolong.
71 BAB 71 - Tidak Bisa Marah
72 Promo Karya Baru - Berondong Bayaran
73 BAB 72 - Masih Sama
74 BAB 73 - Pertama Dan Terakhir
75 BAB 74 - Cita-Cita Lama
76 BAB 75 - Bidadari Tak Bersayap
77 BAB 76 - Sampai Akhir
78 BAB 77 - Telmi
79 BAB 78 - Double Date/Double Death
80 BAB 79 - Hancurnya Harapan Kalila
81 BAB 80 - Ipar Paling Merepotkan
82 BAB 81 - Sampai Jadi Debu
83 BAB 82 - Jangan Usik Lagi.
84 BAB 83 - Bukti Cinta
85 BAB 84 - Memang Perlu Bicara
86 BAB 85 - Rahasia Terpendam Kalila
87 BAB 86 - Suami Impian
88 BAB 87 - Menghitung Hari
89 BAB 88 - Endingku Bersamamu (End)
90 Season 2 - Suamiku Bukan Milikku
91 Season 2 - Tamu Tak Diundang
92 Season 2 - Siksaan Termanis
93 Season 2 - Sakit Tak Tertandingi
94 Season 2 - Dia Pemeran Utama
95 Season 2 - Buta Yang Sebenarnya
96 Season 2 - Tetaplah Begini
97 Season 2 - Wish List
98 Season 2 - Cukup Berdua
99 Season 2 - Jangan Hukum Aku (Jack)
100 Season 2 - Tidak Akan (Ending)
101 Bonchap - Back To Semarang
102 Promo Karya Baru (Kama) - Pengasuh Majikan Impoten
Episodes

Updated 102 Episodes

1
BAB 01 - Kalila
2
BAB 02 - Aku Punya Pilihan Sendiri
3
BAB 03 - Aku Tidak Sempurna
4
BAB 04 - Jodoh
5
BAB 05 - Berdesir
6
BAB 06 - Kamu Cantik
7
BAB 07 - Aku Mimpi
8
BAB 08 - Tak Lagi Sama
9
BAB 09 - Peingatan Kama
10
BAB 10 - Mirip Mantan
11
BAB 11 - First Kiss
12
BAB 12 - Sedikit Saja Tentangnya.
13
BAB 13 - Sama, Seperti Mama
14
BAB 14 - Tidak Selamanya Orang Lama
15
BAB 15 - Jaga Istrimu
16
BAB 16 - Aku Ingin Melihatmu
17
BAB 17 - Tidak Ingin Terulang
18
BAB 18 - Belum Siap Sepenuhnya
19
BAB 19 - Pencemaran Suara
20
BAB 20 - Belum Dua Kali
21
BAB 21 - Aslinya Dia Begini?
22
BAB 22 - Bukan Istri Rahasia
23
BAB 23 - Jadi Istri Saja Dulu
24
BAB 24 - Tidak Bisa Dipercaya
25
BAB 25 - Merasa Bersalah
26
BAB 26 - Tutup Mulutmu
27
BAB 27 - Aku Memilihnya
28
BAB 28 - Apa Hatimu Bergetar?
29
BAB 29 - Hanya Berdua
30
BAB 30 - Andai
31
BAB 31 - Egois
32
BAB 32 - Tidak Ada Yang Buruk
33
BAB 33 - Teruslah Seperti Ini
34
BAB 34 - Sama Kerasnya
35
BAB 35 - Janji Kelingking
36
BAB 36 - Bom Waktu
37
BAB 37 - Kembali, Kalila!!
38
BAB 38 - Beri Dia Waktu
39
BAB 39 - Dekat, tapi Sulit Kugapai
40
BAB 40 - Cinta Tanpa Tapi
41
BAB 41 - Dia Menyakitiku
42
BAB 42 - Berbalas
43
BAB 43 - Sampai Kapan?
44
BAB 44 - Titik Temu
45
BAB 45 - Gelora Kerinduan
46
BAB 46 - Teman Hidup
47
BAB 47 - Ancaman Sesungguhnya.
48
BAB 48 - Kabar Baik/Buruk?
49
BAB 49 - Tukar Tambah
50
BAB 50 - Dia Sempurna
51
BAB 51 - Petaka
52
BAB 52 - Tidak Beres
53
BAB 53 - Orang Yang Sama?
54
BAB 54 - Permintaan Kalila
55
BAB 55 - Habis Sabarnya
56
BAB 56 - Begitulah Cinta
57
BAB 57 - Dilarang Perhitungan
58
BAB 58 - Karma Is Real
59
BAB 59 - Tawanan Hati Prayudha Bagas Tami
60
BAB 60 - Aku Lawanmu
61
BAB 61 - Jangan Minta Maaf
62
BAB 62 - Seharusnya Usai
63
BAB 63 - Sama Iyanya
64
BAB 64 - Dugaan Yudha
65
BAB 65 - Terpaut
66
BAB 66 - Kabar Baik
67
BAB 67 - Janji Kedua
68
BAB 68 - Sampai Akhir
69
BAB 69 - Pengorbanan Atau Kebodohan?
70
BAB 70 - Tidak Tertolong.
71
BAB 71 - Tidak Bisa Marah
72
Promo Karya Baru - Berondong Bayaran
73
BAB 72 - Masih Sama
74
BAB 73 - Pertama Dan Terakhir
75
BAB 74 - Cita-Cita Lama
76
BAB 75 - Bidadari Tak Bersayap
77
BAB 76 - Sampai Akhir
78
BAB 77 - Telmi
79
BAB 78 - Double Date/Double Death
80
BAB 79 - Hancurnya Harapan Kalila
81
BAB 80 - Ipar Paling Merepotkan
82
BAB 81 - Sampai Jadi Debu
83
BAB 82 - Jangan Usik Lagi.
84
BAB 83 - Bukti Cinta
85
BAB 84 - Memang Perlu Bicara
86
BAB 85 - Rahasia Terpendam Kalila
87
BAB 86 - Suami Impian
88
BAB 87 - Menghitung Hari
89
BAB 88 - Endingku Bersamamu (End)
90
Season 2 - Suamiku Bukan Milikku
91
Season 2 - Tamu Tak Diundang
92
Season 2 - Siksaan Termanis
93
Season 2 - Sakit Tak Tertandingi
94
Season 2 - Dia Pemeran Utama
95
Season 2 - Buta Yang Sebenarnya
96
Season 2 - Tetaplah Begini
97
Season 2 - Wish List
98
Season 2 - Cukup Berdua
99
Season 2 - Jangan Hukum Aku (Jack)
100
Season 2 - Tidak Akan (Ending)
101
Bonchap - Back To Semarang
102
Promo Karya Baru (Kama) - Pengasuh Majikan Impoten

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!