15. Hidup Bebas

"Kagak usah beli rumah baru, kalau neng cuma tinggal sendirian, lebih baek neng tinggal di rumah ni aje," ujar Nyak Rogaya, sembari meletakkan singkong goreng diatas meja.

"Takut ngerepotin Nyak." Jawab Lensi.

"Ngerepotin ape. Biar rumah ni tambah ramai," ucap Rogaya.

"Iye Dew. Daripada elo tinggal sendirian," ujar Okta.

"Nggak ape-ape nyak. Itung-Itung beli rumah buah investasi," ujar Lensi.

"Lagian gue butuh rumah ntu buat sesuatu Ta," ucap Lensi.

Okta yang mengerti tujuan Lensi, tidak lagi memperpanjang obrolannya. Gadis itu meraih singkong goreng dan segelas kopi susu dihadapannya.

"Besok temani gue cari rumah ya Ta?" tanya Lensi.

"Oke." Jawab Okta.

Lensi merebahkan diri didipan berbilah bambu, dengan kaki satu menyilang ke kaki yang lain. Gadis itu memejamkan matanya, senyumnya terbit dari bibirnya, hidup bebas yang dia inginkan sudah dimulai. Tinggal dirinya menata masa depan seperti yang dia mau.

Okta menyalakan televisi dan sebuah berita infotiment tengah disiarkan saat ini. Okta sengaja membuat volume tv lebih keras dari biasanya.

"Dew. Kayaknya ini berita tentang batalnya pernikahan loe deh," ujar Okta.

Lensi langsung bangkit dari berbaring, dan menatap layar tv 21 inc dihadapannya. Disana sangat jelas wajah Alex dan Subrata tengah diwawancara oleh wartawan, tentang batalnya pernikahan mereka.

"Apa benar calon pengantin anda kabur dari pernikahan?" tanya salah satu wartawan.

"Itu tidak benar. Biasalah hubungan antar pasangan sering terjadi masalah saat menjelang pernikahan. Mungkin rencana pernikahan itu bisa dibicarakan lebih matang lagi, biar kesannya tidak buru-buru." Jawa Alex.

"Jadi kemana calon pengantin anda?" tanya Wartawan.

"Ada disuatu tempat. Kami butuh banyak bicara, agar hubungan kami lebih erat lagi." Jawab Alex.

"Apa pesan anda buat pasangan anda yang tengah berada disuatu tempat itu?" tanya wartawan.

"Segera hubungi aku. Itu saja." Jawab Alex.

Lensi terdiam saat mendengar ucapan Alex. Gadis itu membuka blokiran nomor Alex, dan mengirim chat untuk pria itu.

"Maaf,"

Ting

Alex yang masih berada di depan kamera melirik kearah ponselnya, dan Lensi melihat hal itu. Lensi bisa melihat Alex tersenyum tipis dari layar kaca.

"Mari bertemu,"

Ting

Ponsel Lensi mendapat pesan chat dari Alex.

"Besok aku akan datang ke kantormu,"

Lensi bisa melihat senyum Alex bertambah lebar di layar kaca. Alex kemudian mengakhiri jumpa pers dan pergi dari hadapan wartawan.

"Besok temenenin gue pergi ke kantor Alex," ujar Lensi.

"Mau apa?" tanya Okta.

"Cuma ingin menjelaskan duduk perkaranya. Aku juga tidak mau pria itu terlalu berharap. Aku ini suka kebebasan, tidak suka hidup yang banyak aturan. Kalau aku bersama dia, aku bisa menjamin hidupku seperti di sangkar emas,"

"Terdengar indah, tapi nyatanya mengikat," timpal okta.

"Loe kan tahu, gue nggak suka hidup terikat. Gue maunya seperti ini," ujar Lensi.

"Gue tahu." Jawab Okta.

"Besok kita temui dia dulu, paling tidak itu sebagai tanda permintamaafanku, sudah mempermalukannya. Setelah dari sana, baru kita pergi cari rumah," ujar Lensi.

"Iya." Jawab Okta.

"Tapi ngomong-ngomong loe dapat duit darimana buat beli rumah?" tanya Okata.

"Minjam sama manager agensi. Sebenarnya uang hasil judi cukup buat beli. Tapi aku tidak bisa nariknya sekaligus, karena buku tabungannya atas nama papa. Jadi terpaksa aku nyicil sama manager sesuai uang yang bisa ditarik tiap hari melalui ATM papaku." Jawab Lensi.

"Aku mengerti," ucap Okta.

*****

Keesokkan harinya....

"Nona mau cari siapa?" tanya Resepsionis.

"Sudah buah janji dengan tuan Alex. Katakan saja padanya, Lensi mau bertemu," ujar Lensi.

"Baik. Tunggu sebentar ya, biar saya konfirmasi dulu dengan tuan Alex."

"Emm." Lensi mengangguk.

Resepsionis itupun menghubungi Alex melalui saluran telpon.

"Suruh seseorang antarkan dia keatas. Dia tamu penting," ucap Alex.

"Baik tuan," jawab resepsionis.

Resepsionis itupun menyuruh Security untuk mengantar Lensi keatas. Sementara Okta lebih memilih menunggu di kantin kantor, sembari makan.

Tok

Tok

Tok

"Masuk!" ucap Alex dari arah dalam ruangan.

Security menekan handle pintu, membukakan pintu tamu penting bagi Alex.

"Terima kasih pak," ujar Lensi.

"Sama-Sama Nona." Jawab Security yang langsung pergi meninggalkan tempat itu.

Lensi perlahan melangkah dengan pasti. Alex melihat penampilan Lensi yang terlihat tomboy dengan rambut diikat jadi satu, dan mengenakan sebuah jaket kulit berwarna hitam. Lensi juga mengenakan sepatu kulit kerah tinggi berwarna hitam.

"Gadis ini memang menarik sesuai porsinya. Dia bahkan tidak perduli dengan penampilannya, meskipun dia tahu orang yang dia temui bukan orang sembarangan," batin Alex.

"Silahkan duduk," ujar Alex sembari menunjukkan arah tangannya pada sofa.

Alex kemudian bangkit dari tempat duduknya, dan duduk bersama Lensi di sofa.

"Kamu mau minum dan makan apa? biar aku pesankan pada OB," tanya Alex.

"Tidak perlu. Aku tidak lama." Jawab Lensi.

Alex kembali berdiri, dan membuka kulkas kecil didekat rak buku. Alex meraih dua kaleng softdrink dingin, dan kemudian meletakkannya diatas meja. Lensi tanpa menjaga image sedikitpun segera meraih minuman itu, dan menyesapnya perlahan. Setelah cukup, dia meletakkan minuman itu diatas meja kembali.

"Kenapa kamu melakukan itu?" tanya Alex langsung pada intinya.

"Aku minta maaf padamu, karena sudah melibatkanmu dalam masalahku. Sebenarnya aku tidak ingin menceritakan ini pada siapapun, tapi karena ini ada sangkut pautnya denganmu, aku rasa kamu berhak tahu agar bisa memahami posisiku,"

"Tapi seharusnya aku bicara padamu dari awal, dan itu murni kesalahanku karena sudah membuatmu banyak kehilangan uang. Aku akan meminta nomor rekeningmu, aku berjanji akan mencicil hutangku," sambung Lensi.

"Tidak perlu. Uang tidak masalah buatku. Tapi aku lebih ingin tahu alasan dibalik kamu melakukannya," ucap Lensi.

"Surya Gemilang memang ayah kandungku, setidaknya aku tidak bisa merubah status itu meskipun aku ingin. Tapi rasa hormarku padanya luntur seketika saat dia menikahi wanita lain sejak 10 tahun yang lalu. Dia berselingkuh dengan ibu tiriku sekitar dua tahun pernikahannya dengan ibuku dan menghasilkan Vega."

"Namun masalahnya bukan itu saja sekarang. Aku baru tahu kenyataan sebenarnya, ketika dihari kamu melamarku. Ternyata ibuku bukan mati kecelakaan biasa. Melainkan konspirasi yang dilakukan ibu tiri dan ayahku, karena ingin menguasa kekayaan keluarga Sudrajat. Yang tak lain keluarga ibuku," sambung Lensi.

Alex terkejut mendengar pengakuan Lensi. Kini dia mengerti kenapa Lensi melakukan hal ini. Alex memang kecewa karena Lensi kabur dari pernikahan mereka. Tapi rasa kecewanya tidak sebanding dengan rasa sakit yang Lensi rasakan.

Alex melihat Lensi tertunduk dengan air mata yang merebak. Gadis itu *******-***** jarinyanya. Alex perlahan mendekat kearah Lensi dan menaikkan dagu gadis itu. Alexpun menyeka air mata Lensi.

Terpopuler

Comments

Al Mayra

Al Mayra

AQ lebih setuju sama Alek🥰🥰🥰🥰

2024-05-16

0

Fenty Dhani

Fenty Dhani

sedih😭😭😭semoga Alex lah yang siap membantu dn menemaninya dalam suka maupun duka

2024-02-05

0

Astuti tutik2022

Astuti tutik2022

Semoga kamu menemukan jodoh yang terbaik ya Leexxx

2024-01-05

4

lihat semua
Episodes
1 1. Bertengkar Lagi
2 2. Kalah Maning
3 3. Pahlawan Kemalaman
4 4. Tumben
5 5. Panggilan Pemotretan
6 6. Dipantau
7 7. Iri Hati
8 8. Lamaran
9 9.Tunggu Pembalasanku
10 10. WO
11 11. Sempurna
12 12. Kena Intai
13 13. Kabur
14 14. Konde Keramat
15 15. Hidup Bebas
16 16. Apartemen Baru
17 17. Kabar Menyakitkan
18 18. Menghafal
19 19. Surya Murka
20 20. Membeli Tiket
21 21. Undangan Surya
22 22. Aksi Dewi Judi
23 23. Aksi Dewi Judi 2
24 24. Tidak Mengenali
25 25. Panik
26 26. Hebat
27 27. Licik
28 28. Blackjack
29 29. Gagal Diskusi
30 30. Slackline dan Parkour
31 31. Menghilang
32 32. Nihil
33 33. Fitnah Maut
34 34. Penjelasan
35 35. Astaga
36 36. Pelit
37 37. Keputusan
38 38. Menolak Jadi Wali
39 39. Pulang
40 40. Datang
41 41. SAH
42 42. Bahagia
43 43. Resepsi
44 44. Merubah Panggilan
45 45. Lensi Jahil
46 46. Pindah
47 47. Izin Bertemu Teman
48 48. Berdebar
49 49. Sekalian
50 50. Sama-Sama Izin
51 51. Murid Cerdas
52 52. Surya Kepesantren
53 53. Kesedihan Lensi
54 54. Terlambat Pulang
55 55. Pelajaran Terakhir
56 56. Kaleng Sarden
57 57. Tawaran Kerjasama
58 58. Pendekatan
59 59. Ngerjain Baim
60 60. Syuting Iklan
61 61. Petir Disiang Bolong
62 62. Kegelisahan Lensi
63 63. Pergi
64 64. Ibrahim Syok
65 65. Mencari
66 66. Alex Marah
67 67. Merindukanmu
68 68. Mulai Beraksi
69 69. Investor
70 70. Lensi Sedih
71 71. Jahil
72 72. Murung
73 73. Insden
74 74. Zoya Bingung
75 75. Bangkrut
76 76. Bos Sebenarnya
77 77. Jadi Sandera
78 78. Kamu Mau Pergi lagi?
79 79. Kritis
80 80. Bubar
81 81. Siuman
82 82. Kabur
83 83. Bertemu
84 84. Abang Mencintai Dinda
85 85. Terungkap.
86 86. Terima kasih
87 87. Olahraga Ekstrim.
88 88. Dadakkan
89 89. Protes
90 90. Terkejut
91 91. Cinta Memang Gila
92 92. Okta Emosi
93 93. SAH
94 94. Gempor
95 95. Susah jalan
96 96. Renungan
97 97. Merindukan Mama
98 98. Cerita Aisyah
99 99. Datang Lagi
100 100. Cemburu
101 101. Familliar
102 102. Menemani
103 103. Viral
104 104. Kabur
105 105. Tidak Mungkin
106 106. Aneh
107 107. Kebenaran Yang Lain
108 108. Test DNA
109 109. Hasil DNA
110 110 . Bertemu
111 111. Vonis
112 112. Pertengkaran Hebat
113 113. Aduan Palsu
114 114. Gempar
115 115. Ikhlas
116 116. Semoga Cepat Nyusul
117 117. Takut
118 118. Berdebar
119 119. Maaf
120 120. Hari ke -11
121 121. Bulan Madu Kedua
122 122. Bingung
123 123. Kejutan
124 124. Abang Merindukanmu
125 125. Kebahagiaan Lensi dan Ibrahim
126 126. Bebas
127 127. Datang
128 128. Penilaian
129 129. Permintaan Vega
130 130. Kemarahan Vega
131 131. Serangan
132 132. Lamaran
133 133. Hasutan Maut
134 134. Siasat Iko
135 135. Senjata Makan Nona
136 136. Menggemparkan
137 137. Heboh
138 138. Putus Hubungan
139 139. Fitnah
140 140. Jelek Tapi Perhatian
141 141. Uang Tebusan
142 142. Kemarahan Lensi
143 143. Maaf Aku Tidak Bisa
144 144. Merindukan Dia
145 145. Restu
146 146. Hari Bahagia
Episodes

Updated 146 Episodes

1
1. Bertengkar Lagi
2
2. Kalah Maning
3
3. Pahlawan Kemalaman
4
4. Tumben
5
5. Panggilan Pemotretan
6
6. Dipantau
7
7. Iri Hati
8
8. Lamaran
9
9.Tunggu Pembalasanku
10
10. WO
11
11. Sempurna
12
12. Kena Intai
13
13. Kabur
14
14. Konde Keramat
15
15. Hidup Bebas
16
16. Apartemen Baru
17
17. Kabar Menyakitkan
18
18. Menghafal
19
19. Surya Murka
20
20. Membeli Tiket
21
21. Undangan Surya
22
22. Aksi Dewi Judi
23
23. Aksi Dewi Judi 2
24
24. Tidak Mengenali
25
25. Panik
26
26. Hebat
27
27. Licik
28
28. Blackjack
29
29. Gagal Diskusi
30
30. Slackline dan Parkour
31
31. Menghilang
32
32. Nihil
33
33. Fitnah Maut
34
34. Penjelasan
35
35. Astaga
36
36. Pelit
37
37. Keputusan
38
38. Menolak Jadi Wali
39
39. Pulang
40
40. Datang
41
41. SAH
42
42. Bahagia
43
43. Resepsi
44
44. Merubah Panggilan
45
45. Lensi Jahil
46
46. Pindah
47
47. Izin Bertemu Teman
48
48. Berdebar
49
49. Sekalian
50
50. Sama-Sama Izin
51
51. Murid Cerdas
52
52. Surya Kepesantren
53
53. Kesedihan Lensi
54
54. Terlambat Pulang
55
55. Pelajaran Terakhir
56
56. Kaleng Sarden
57
57. Tawaran Kerjasama
58
58. Pendekatan
59
59. Ngerjain Baim
60
60. Syuting Iklan
61
61. Petir Disiang Bolong
62
62. Kegelisahan Lensi
63
63. Pergi
64
64. Ibrahim Syok
65
65. Mencari
66
66. Alex Marah
67
67. Merindukanmu
68
68. Mulai Beraksi
69
69. Investor
70
70. Lensi Sedih
71
71. Jahil
72
72. Murung
73
73. Insden
74
74. Zoya Bingung
75
75. Bangkrut
76
76. Bos Sebenarnya
77
77. Jadi Sandera
78
78. Kamu Mau Pergi lagi?
79
79. Kritis
80
80. Bubar
81
81. Siuman
82
82. Kabur
83
83. Bertemu
84
84. Abang Mencintai Dinda
85
85. Terungkap.
86
86. Terima kasih
87
87. Olahraga Ekstrim.
88
88. Dadakkan
89
89. Protes
90
90. Terkejut
91
91. Cinta Memang Gila
92
92. Okta Emosi
93
93. SAH
94
94. Gempor
95
95. Susah jalan
96
96. Renungan
97
97. Merindukan Mama
98
98. Cerita Aisyah
99
99. Datang Lagi
100
100. Cemburu
101
101. Familliar
102
102. Menemani
103
103. Viral
104
104. Kabur
105
105. Tidak Mungkin
106
106. Aneh
107
107. Kebenaran Yang Lain
108
108. Test DNA
109
109. Hasil DNA
110
110 . Bertemu
111
111. Vonis
112
112. Pertengkaran Hebat
113
113. Aduan Palsu
114
114. Gempar
115
115. Ikhlas
116
116. Semoga Cepat Nyusul
117
117. Takut
118
118. Berdebar
119
119. Maaf
120
120. Hari ke -11
121
121. Bulan Madu Kedua
122
122. Bingung
123
123. Kejutan
124
124. Abang Merindukanmu
125
125. Kebahagiaan Lensi dan Ibrahim
126
126. Bebas
127
127. Datang
128
128. Penilaian
129
129. Permintaan Vega
130
130. Kemarahan Vega
131
131. Serangan
132
132. Lamaran
133
133. Hasutan Maut
134
134. Siasat Iko
135
135. Senjata Makan Nona
136
136. Menggemparkan
137
137. Heboh
138
138. Putus Hubungan
139
139. Fitnah
140
140. Jelek Tapi Perhatian
141
141. Uang Tebusan
142
142. Kemarahan Lensi
143
143. Maaf Aku Tidak Bisa
144
144. Merindukan Dia
145
145. Restu
146
146. Hari Bahagia

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!