4. Tumben

Sudah tiga hari Lensi berada dirumah, tanpa keluar sedikitpun. Hari ini dia terlihat santai dengan membaca tabloid di ruang tamu. Perubahan Lensi seperti itu, tentu saja disambut senang oleh Surya. Pria itu mengira, bahwa dirinya sudah berhasil membuat putrinya itu patuh. Dan dia bisa meninggalkan rumah untuk melakukan perjalanan bisnis selama 3 hari diluar kota dengan tenang.

Lain Surya, lain pula dengan Marini dan Vega. Tentu saja mereka tidak senang kalau Lensi menjadi anak baik di mata Surya. Mereka selalu mencari cara, agar Lensi selalu bisa jatuh dihadapan surya. Tujuan mereka hanya satu, yaitu menjadikan vega satu-satunya putri dirumah itu dan menghapus Lensi dari kartu keluarga.

Tap

Tap

Tap

Lensi melirik kearah Surya, Marini dan Vega yang menuruni anak tangga secara bersamaan. Lensi berpura-pura tidak melihat, dan sibuk dengan majalah yang ada di tangannya.

"Echi. Papamu mau melakukan perjalanan bisnis keluar kota. Salim dulu sayang," ujar Marini.

Lensi menutup majalahnya perlahan. Dan beranjak dari tempat duduknya. Meskipun sebenarnya dia malas, tapi dia sedang tidak mood buat berdebat dengan ayahnya itu.

"Kalian yang akur ya?" ucap Surya sembari mengusap puncak kepala Vega.

"Papa pulangnya jangan lama ya? jangan lupa bawa oleh-oleh juga," ucap Vega sembari bergelayut di lengan Surya.

"Iya. Papa akan membeli anting-anting baru untukmu."Jawab Surya yang sangat tahu Vega sangat suka mengoleksi anting-anting dari berlian.

Marini hanya tersenyum sinis kearah Lensi. Sementara Lensi tampak cuek saat meihat pemandangan itu. Gadis itu memasukkan kedua tangannya di dalam saku celananya sembari menatap muak melihat adegan di depannya itu.

"Kamu mau dibawakan oleh-oleh apa Chi?" tanya Surya.

"Kalung berlian." Jawab Lensi asal.

Dia sengaja mengatakan itu, karena ingin membuat ibu tirinya darah tinggi. Dan sesuai dugaannya, mata wanita parubaya itu serasa hendak keluar dari sarangnya.

"Akan papa bawakan semua permintaan kalian," ujar Surga.

"Papa berangkat ya? Echi, papa senang kamu dirumah, papa tidak melarangmu bergaul dengan siapapun. Tapi harus yang sesama berkelas," sambung Surya.

Lensi tidak menjawab ucapan Surya. Tentu saja dalam hatinya dia membangkang permintaan papanya itu. Marini dan Vega kemudian melambaikan tangan saat mobil Surya keluar dari gerbang. Sementara itu Lensi kembali melanjutkan membaca tabloid.

"Pembantu kita sedang ambil cuti selama tiga hari, kamu daripada nganggur, mending bantu beberes rumah atau masak di dapur," ujar Marini.

Lensi tidak menggubris ucapan Marini, dia masih sibuk dengan tabloid ditangannya.

"Eh. Denger nggak sih nyokap gue ngomong? selain pengangguran, kamu juga tuli ya?" hardik Vega.

Lensi mengalihkan pandangannya pada Vega dan Marini. Kalau bukan menghargai Marini sebagai orang tua, dan Vega sebagai adiknya, tentu sudah sejak lama Lensi sudah menghajar kedua wanita itu dengan ilmu diri yang dia miliki. Lensi paling tidak suka mendengar ada orang berteriak padanya.

"Aku bukan pembantu. Dan aku tidak pernah melakukan hal yang seperti kalian bilang itu. Nyokap loe mantan orang susah, jadi pasti sudah biasa melakukan itu semua." Jawab Lensi.

"Dasar anak kurang ajar!" Marini hendak memukul Lensi, tentu saja Lensi tidak membiarkan dirinya mendapat penindasan seperti di sinetron-sinetron.

Dengan sigap Lensi menangkis tangan Marini dan mendorong wanita parubaya itu menjauh.

"Jangan pernah berkhayal kamu bisa menindasku di rumahku sendiri. Kalian hanya menumpang disini. Ini rumah peninggalan ibuku, bukan hasil kerja keras suamimu," ujar Lensi.

"Selama ini aku membiarkan kalian menjilat papaku, aku tidak masalah akan hal itu, karena itu memang kepandaian kalian. Keruklah harta papa sebanyak yang kalian dapatkan. Tapi jangan coba-coba untuk menindasku. Karena orang yang kamu anggap lemah ini masih sanggup buat membunuh orang lain," sambung Lensi.

Lensi beranjak dari tempat duduknya dan naik ke kamarnya. Sementara Marini dan Vega kembali memikirkan cara, agar bisa menyingkirkan Lensi secepatnya.

"Bagaimana ini Ma? Lensi ternyata tidak bisa ditindas denga mudah. 6 bulan lagi ulang tahun perusahaan, aku ingin aku yang di kenalkan sebagai putri papa satu-satunya," tanya Vega.

"Kamu tenang saja. Saat papa pulang nanti, mama akan mendesak papamu agar segera menikahkah dia dengan Alex. Jadi dia bisa cepat keluar dari rumah ini." Jawab Marini.

"Tapi bukan itu yang aku mau ma. Aku ingin dia tidak diakui lagi di keluarga ini. Aku ingin dia keluar dari rumah ini tanpa membawa apapun. Ibunya sudah merebut papa dulu kan? aku jadi menderita karena dikatakan anak haram sejak kecil. Jadi aku ingin dia merasakan bagaimana rasanya tidak diakui dunia. Aku akan merampas apapun yang dia miliki."

"Apa rencanamu?" tanya Marini.

"Yang pasti kalau sampai dia menikah dengan Alex, hidupnya pasti akan enak. Aku tidak mau dia merasakan hidup seperti itu. Aku ingin dia mendapatkan orang kere, agar aku lebih enak menindasnya." Jawab Vega.

"Kamu tenang saja. Kita punya ribuan cara agar membuat anak itu tersingkir dari rumah ini. Apa kamu pikir dia akan setuju dengan perjodohan ini? tentu saja tidak. Dia pasti akan menolak dan berusaha kabur. Dan pada saat itu kita malah akan membantunya mewujudkan keinginannya itu."

"Mama benar. Papa pasti murka, karena merasa dipermalukan. Dan pada saat itu aku akan menjadi pahlawan, yang akan menggantikan dia menikahi pengusaha muda yang bernama Alex itu," ujar Vega.

"Cerdas. Kalau begitu, mulailah kamu sedikit demi sedikit mendekati Alex. Bukankah perusahaan kita melakukan kerja sama dengan perusahaan dia? dia pasti tidak akan menolak kecantikkanmu. Terlebih saat Lensi kabur, dia pasti akan membenci gadis itu karena merasa di hina," timpal Marini.

"Mama benar. Pokoknya kita harus main cantik mulai dari sekarang," ujar Vega.

Marini danVega tersenyum sinis, dengan berbagai pemikiran licik masing-masing. Sementara itu Lensi yang merasa suntuk di rumah, pergi ke mini market sebentar untuk melakukan top up.

"Mau kemana lagi kamu? aku sudah heran, kenapa tumben kamu berada dirumah. Ternyata cuma mau cari muka di depan papa ya?" tanya Vega yang ternyata masih berada di ruang tamu bersama Marini.

"Sayang. Kenapa harus repot ngurusin dia? bagus juga dia mati dijalanan. Jadi kita tidak usah repot lagi buat nyingkirin dia dari rumah ini," ucap Marini

Lensi tersenyum kecut mendengar ucapan ibu tirinyaa yang begitu tidak sabar ingin menyingkirkan dia dari rumah itu.

"Tuh dengerin ucapan nek lampir. Dia aja ngerti kalau kamu tidak perlu banyak ngebacot," ucap Lensi sembari berlalu pergi.

Karena kesal. Lensi memutuskan tidak jadi pergi ke mini market. Dia ingin pergi ke mall lebih dulu untuk membeli sesuatu. Sementara Marini sangat kesal, karena Lensi menyebutnya nek lampir.

Terpopuler

Comments

S

S

Sabar sabar sabar feelingku sih endingnya bukan hanya ibu tiri saudata tiri yg kena karma sampe mencr et menc ret..tapi bapaknya di bikin modar mengenaskan thor yaa...plis...

2024-05-12

1

Fenty Dhani

Fenty Dhani

semoga kedepannya kehidupanmu lebih baik dn lebih bahagia lensi

2024-02-05

2

Putri Minwa

Putri Minwa

kasihan dengan Lensi ya

2022-09-21

1

lihat semua
Episodes
1 1. Bertengkar Lagi
2 2. Kalah Maning
3 3. Pahlawan Kemalaman
4 4. Tumben
5 5. Panggilan Pemotretan
6 6. Dipantau
7 7. Iri Hati
8 8. Lamaran
9 9.Tunggu Pembalasanku
10 10. WO
11 11. Sempurna
12 12. Kena Intai
13 13. Kabur
14 14. Konde Keramat
15 15. Hidup Bebas
16 16. Apartemen Baru
17 17. Kabar Menyakitkan
18 18. Menghafal
19 19. Surya Murka
20 20. Membeli Tiket
21 21. Undangan Surya
22 22. Aksi Dewi Judi
23 23. Aksi Dewi Judi 2
24 24. Tidak Mengenali
25 25. Panik
26 26. Hebat
27 27. Licik
28 28. Blackjack
29 29. Gagal Diskusi
30 30. Slackline dan Parkour
31 31. Menghilang
32 32. Nihil
33 33. Fitnah Maut
34 34. Penjelasan
35 35. Astaga
36 36. Pelit
37 37. Keputusan
38 38. Menolak Jadi Wali
39 39. Pulang
40 40. Datang
41 41. SAH
42 42. Bahagia
43 43. Resepsi
44 44. Merubah Panggilan
45 45. Lensi Jahil
46 46. Pindah
47 47. Izin Bertemu Teman
48 48. Berdebar
49 49. Sekalian
50 50. Sama-Sama Izin
51 51. Murid Cerdas
52 52. Surya Kepesantren
53 53. Kesedihan Lensi
54 54. Terlambat Pulang
55 55. Pelajaran Terakhir
56 56. Kaleng Sarden
57 57. Tawaran Kerjasama
58 58. Pendekatan
59 59. Ngerjain Baim
60 60. Syuting Iklan
61 61. Petir Disiang Bolong
62 62. Kegelisahan Lensi
63 63. Pergi
64 64. Ibrahim Syok
65 65. Mencari
66 66. Alex Marah
67 67. Merindukanmu
68 68. Mulai Beraksi
69 69. Investor
70 70. Lensi Sedih
71 71. Jahil
72 72. Murung
73 73. Insden
74 74. Zoya Bingung
75 75. Bangkrut
76 76. Bos Sebenarnya
77 77. Jadi Sandera
78 78. Kamu Mau Pergi lagi?
79 79. Kritis
80 80. Bubar
81 81. Siuman
82 82. Kabur
83 83. Bertemu
84 84. Abang Mencintai Dinda
85 85. Terungkap.
86 86. Terima kasih
87 87. Olahraga Ekstrim.
88 88. Dadakkan
89 89. Protes
90 90. Terkejut
91 91. Cinta Memang Gila
92 92. Okta Emosi
93 93. SAH
94 94. Gempor
95 95. Susah jalan
96 96. Renungan
97 97. Merindukan Mama
98 98. Cerita Aisyah
99 99. Datang Lagi
100 100. Cemburu
101 101. Familliar
102 102. Menemani
103 103. Viral
104 104. Kabur
105 105. Tidak Mungkin
106 106. Aneh
107 107. Kebenaran Yang Lain
108 108. Test DNA
109 109. Hasil DNA
110 110 . Bertemu
111 111. Vonis
112 112. Pertengkaran Hebat
113 113. Aduan Palsu
114 114. Gempar
115 115. Ikhlas
116 116. Semoga Cepat Nyusul
117 117. Takut
118 118. Berdebar
119 119. Maaf
120 120. Hari ke -11
121 121. Bulan Madu Kedua
122 122. Bingung
123 123. Kejutan
124 124. Abang Merindukanmu
125 125. Kebahagiaan Lensi dan Ibrahim
126 126. Bebas
127 127. Datang
128 128. Penilaian
129 129. Permintaan Vega
130 130. Kemarahan Vega
131 131. Serangan
132 132. Lamaran
133 133. Hasutan Maut
134 134. Siasat Iko
135 135. Senjata Makan Nona
136 136. Menggemparkan
137 137. Heboh
138 138. Putus Hubungan
139 139. Fitnah
140 140. Jelek Tapi Perhatian
141 141. Uang Tebusan
142 142. Kemarahan Lensi
143 143. Maaf Aku Tidak Bisa
144 144. Merindukan Dia
145 145. Restu
146 146. Hari Bahagia
Episodes

Updated 146 Episodes

1
1. Bertengkar Lagi
2
2. Kalah Maning
3
3. Pahlawan Kemalaman
4
4. Tumben
5
5. Panggilan Pemotretan
6
6. Dipantau
7
7. Iri Hati
8
8. Lamaran
9
9.Tunggu Pembalasanku
10
10. WO
11
11. Sempurna
12
12. Kena Intai
13
13. Kabur
14
14. Konde Keramat
15
15. Hidup Bebas
16
16. Apartemen Baru
17
17. Kabar Menyakitkan
18
18. Menghafal
19
19. Surya Murka
20
20. Membeli Tiket
21
21. Undangan Surya
22
22. Aksi Dewi Judi
23
23. Aksi Dewi Judi 2
24
24. Tidak Mengenali
25
25. Panik
26
26. Hebat
27
27. Licik
28
28. Blackjack
29
29. Gagal Diskusi
30
30. Slackline dan Parkour
31
31. Menghilang
32
32. Nihil
33
33. Fitnah Maut
34
34. Penjelasan
35
35. Astaga
36
36. Pelit
37
37. Keputusan
38
38. Menolak Jadi Wali
39
39. Pulang
40
40. Datang
41
41. SAH
42
42. Bahagia
43
43. Resepsi
44
44. Merubah Panggilan
45
45. Lensi Jahil
46
46. Pindah
47
47. Izin Bertemu Teman
48
48. Berdebar
49
49. Sekalian
50
50. Sama-Sama Izin
51
51. Murid Cerdas
52
52. Surya Kepesantren
53
53. Kesedihan Lensi
54
54. Terlambat Pulang
55
55. Pelajaran Terakhir
56
56. Kaleng Sarden
57
57. Tawaran Kerjasama
58
58. Pendekatan
59
59. Ngerjain Baim
60
60. Syuting Iklan
61
61. Petir Disiang Bolong
62
62. Kegelisahan Lensi
63
63. Pergi
64
64. Ibrahim Syok
65
65. Mencari
66
66. Alex Marah
67
67. Merindukanmu
68
68. Mulai Beraksi
69
69. Investor
70
70. Lensi Sedih
71
71. Jahil
72
72. Murung
73
73. Insden
74
74. Zoya Bingung
75
75. Bangkrut
76
76. Bos Sebenarnya
77
77. Jadi Sandera
78
78. Kamu Mau Pergi lagi?
79
79. Kritis
80
80. Bubar
81
81. Siuman
82
82. Kabur
83
83. Bertemu
84
84. Abang Mencintai Dinda
85
85. Terungkap.
86
86. Terima kasih
87
87. Olahraga Ekstrim.
88
88. Dadakkan
89
89. Protes
90
90. Terkejut
91
91. Cinta Memang Gila
92
92. Okta Emosi
93
93. SAH
94
94. Gempor
95
95. Susah jalan
96
96. Renungan
97
97. Merindukan Mama
98
98. Cerita Aisyah
99
99. Datang Lagi
100
100. Cemburu
101
101. Familliar
102
102. Menemani
103
103. Viral
104
104. Kabur
105
105. Tidak Mungkin
106
106. Aneh
107
107. Kebenaran Yang Lain
108
108. Test DNA
109
109. Hasil DNA
110
110 . Bertemu
111
111. Vonis
112
112. Pertengkaran Hebat
113
113. Aduan Palsu
114
114. Gempar
115
115. Ikhlas
116
116. Semoga Cepat Nyusul
117
117. Takut
118
118. Berdebar
119
119. Maaf
120
120. Hari ke -11
121
121. Bulan Madu Kedua
122
122. Bingung
123
123. Kejutan
124
124. Abang Merindukanmu
125
125. Kebahagiaan Lensi dan Ibrahim
126
126. Bebas
127
127. Datang
128
128. Penilaian
129
129. Permintaan Vega
130
130. Kemarahan Vega
131
131. Serangan
132
132. Lamaran
133
133. Hasutan Maut
134
134. Siasat Iko
135
135. Senjata Makan Nona
136
136. Menggemparkan
137
137. Heboh
138
138. Putus Hubungan
139
139. Fitnah
140
140. Jelek Tapi Perhatian
141
141. Uang Tebusan
142
142. Kemarahan Lensi
143
143. Maaf Aku Tidak Bisa
144
144. Merindukan Dia
145
145. Restu
146
146. Hari Bahagia

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!