[73] The Prepare 2 of 3 (Part 04)

 

 

 

 

“Eh?!” Lileian segera membuka matanya, mimik wajah hikmat seketika berubah menjadi kesal dan dengan kasar ia pun membentak, “Engkau kenapa sih?! Rasanya pelin-plan dari tadi! Terus harus bagaimana maunya?”

 

 

“Kita lakukan saja dengan cepat ….” Odo menggigit ujung sarung tangan kanan, lalu melepaskan itu dan menjatuhkannya ke lantai. Sembari perlahan mengulurkan tangannya ke arah Lileian, ia pun memberitahu, “Ini mungkin sedikit sakit, jadi coba tahan saja …. Seharusnya kau memiliki otak yang bisa menahannya.”

 

 

Odo mencengkeram erat wajah Lileian, tidak membiarkannya melepaskan diri meski sedikit melawan. Sembari perlahan memejamkan mata, ia menggunakan Aitisal Almaelumat dan memulai transfer beberapa informasi secara langsung ke otak Lileian.

 

 

“Eh? Tunggu! Apa yang⸻!”

 

 

“Link …. Transfer file cluster nomor 120 sampai 2990, syarat IF …. Informasi selain Dunia Sebelumnya.”

 

 

ↈↈↈ

 

 

Matahari sudah mencapai puncak tertingginya, bersinar dengan terang tanpa sedikitpun awan mendung yang menutupi. Pada kota pelabuhan di daerah pesisir Wilayah Luke, keramaian telah menjadi hal biasa sejak awal tahun.

 

 

Orang-orang dari kota tetangga, dari wilayah lain di Kerajaan Felixia, dan bahkan dari luar negeri berbaur menjadi satu. Melakukan kegiatan perekonomian serta transaksi-transaksi bisnis mereka, memajukan dan mengembalikan kondisi fungsi kota tersebut menuju sebagaimana mestinya sebuah kota yang berfokus pada ekonomi.

 

 

Pedagang pendatang dari luar Felixia sebagian berasal dari Kekaisaran, lalu ada juga beberapa yang datang dari jalur laut seperti orang-orang Kerajaan Ungea. Meski berbaur rata dalam keramaian di pusat-pusat kota, membedakan antara pendatang dan penduduk tetap sangatlah mudah.

 

 

Selain pakaian khas tradisional yang mereka kenakan, ciri fisik di antara mereka tampak begitu jelas. Orang-orang dari Kekaisaran sebagian besar memiliki rambut hitam pekat dan kulit sedikit pucat, sedangkan yang berasal dari Kerajaan Ungea cenderung memiliki warna kulit yang gelap dan bahkan ada yang hitam. Tipe Demi-human yang ada di negeri masing-masing pun memiliki ciri tersendiri, tergantung iklim mereka.

 

 

Meski di tengah perbedaan yang ada, tidak ada yang mempersalahkan bentuk fisik karena mereka para pendatang adalah mayoritas seorang pedagang. Mereka paham betul bahwa setiap bangsa memiliki perbedaan, mengerti adat yang ada di setiap tempat berbeda dan memiliki toleransi tinggi terhadap hal tersebut.

 

 

Selain bertambahnya para pendatang dan ikut sertanya orang-orang Kerajaan Ungea dalam perkembangan perekonomian dalam Mylta, pada sudut-sudut jalan utama terlihat beberapa penjual yang menjajakan dagangannya dengan cara unik di mata masyarakat Mylta. Mereka tidak memiliki toko, namun menggunakan gerobak dagang dengan kompor praktis yang sudah terpasang dan menjajakan makanan yang masih hangat.

 

 

Karena hal unik dan tak biasa tersebut, banyak para pendatang ataupun penduduk setempat yang tertarik dan mengantre panjang di setiap pedagang gerobak tersebut. Membuat kepadatan karena letaknya yang ada di pusat-pusat kota.

 

 

Mereka yang berjualan adalah orang-orang yang dipekerjakan oleh Perusahaan Ordoxi Nigrum, sebagian besar berasal merupakan Demi-human yang tidak memiliki status kependudukan dan selebihnya merupakan pemuda-pemudi yang tinggal di Distrik Rumah Bordil.

 

 

Jumlah gerobak yang baru beroperasi hanyalah sekitar 14 unit, setiap unit terdiri dari dua orang yang bekerja secara bergantian ataupun membagi tugas selama berdagang. Kombinasi mereka rata-rata ditentukan berdasarkan yang bisa memasak dan menghitung uang, antara orang dari pemukiman kumuh yang biasa kerja kasar dan orang dari Distrik Rumah Bordil yang sudah kenal serta terbiasa dengan perhitungan uang.

 

 

Desain gerobak dagang sendiri mirip dengan apa disebut sebagai gerobak Pedagang Kaki Lima, memiliki dua roda kayu dan di bagian depan memiliki tongkat penyangga. Hampir semua bagian gerobak terbuat dari kayu jenis balsa, telah diolesi minyak pelumas khusus untuk membuatnya tidak mudah terbakar dan tampak mengkilap.

 

 

Pada setiap unit juga terdapat kompor sihir yang berbahan bakar kristal sihir, memiliki fungsi mekanik sama seperti yang ada di toko Ordoxi Nigrum. Namun, lebih portabel karena bisa dilepas dan ukurannya tidak terlalu besar. Menyesuaikan dengan apa yang mereka jual.

 

 

Pempek, Cuanki, dan Sosis Ikan ⸻ Ketiga menu tersebutlah yang dijajakan oleh setiap unit pedagang gerobak. Namun, bukan berarti para pedagang tersebut membuat dan mengolah bahannya dari awal sampai bisa dijajakan. Mereka hanya membawa bahan yang sudah jadi dan sudah siap untuk dimasak, diambil dari gudang pabrik milik Ordoxi Nigrum yang ada di pelabuhan. Bahkan untuk bumbu, kuah kaldu, kuah cuka, dan sejenisnya juga diambil dari sana.

 

 

Dalam konsep dagang yang digunakan, orang yang bekerja di setiap unit dagang ditetapkan telah berhutang alat-alat seperti gerobak dagang dan semua yang diperlukan untuk berdagang. Kompor, batu sihir, alat masak seperti panci, wajan, spatula, serta semuanya ditulis sebagai kredit di penghasilan mereka.

 

 

Untuk bahan makanan siap masak yang mereka ambil setiap hari dari gudang pun dinyatakan sebagai kredit, lalu jaminan dari itu adalah sebuah kontrak tertulis supaya mereka membayarnya.

 

 

Meski kontrak terlihat berat untuk mereka, namun bukan berarti mereka diperas sampai habis tanpa mendapatkan apa-apa. Dalam penjualan setiap harinya, sekitar 30% dari hasil bersih penjualan bisa mereka simpan dan selebihnya masuk ke perusahaan. Lalu, hasil tersebut akan kembali dipotong 10% untuk biaya angsuran peralatan dan 5% biaya batu sihir untuk bahan bakar kompor. Dengan kata lain, dari penjualan setiap hari mereka bisa mendapat 15% dari penjualan bersih.

 

 

Itu bukanlah jumlah yang sedikit karena satu hari sebuah unit bisa sampai mendapat penjualan bersih sekitar 1.000 Rupl, atau senilai dengan dua koin emas kecil.

 

 

Dengan kata lain, setiap unit bisa mendapatkan sekitar 150 Rupl dalam satu hari. Jika itu dibagi dua orang, maka masing-masing akan mendapatkan pemasukan bersih 75 Rupl satu harinya. Karena mereka bisa berjualan enam hari dalam seminggu, maka masing-masing orang bisa mendapat pemasukan sekitar 450 Rupl atau 4 koin perak besar dan 1 koin perak kecil per minggunya.

 

 

Jika dibandingkan dengan pekerja tetap di toko Ordoxi Nigrum ataupun gudang pabrik di pelabuhan, pemasukan tersebut memang sampai empat kali lipat. Tetapi, jumlah tersebut merupakan hal yang setara dengan risiko yang ada. Ketika pedagang tidak bisa memenuhi Kuota penjualan, pemasukan yang didapat kurang, ataupun alat yang digunakan untuk berdagang rusak, hal tersebut akan dimasukkan ke dalam tagihan mereka sebagai hutang dan harus dibayar di lain hari.

 

 

Selain para pedagang yang menggunakan gerobak, gudang pabrik yang berada pada distrik pelabuhan pun sudah mulai beroperasi sejak akhir musim semi. Tempat tersebut menyerap sumber daya yang juga berasal dari Demi-human yang tidak memiliki tanda kependudukan, lalu ada juga orang-orang dari Distrik Rumah Bordil yang sudah tidak bisa bekerja lagi sebagai bunga malam.

 

 

Sebagian besar pekerja adalah perempuan, hanya ada beberapa laki-laki yang bertugas untuk pengangkutan bahan mentah. Apa yang mereka olah pun berhubungan dengan yang para pedagang yang memakai gerobak jual, seperti Pempek, Cuanki, dan Sosis Ikan serta bumbu-bumbu yang digunakan.

 

 

Cuka diambil dari Lokakarya Hulla, bahan laut seperti ikan dan sejenisnya berasal dari pelabuhan yang kini telah dimonopoli oleh Perusahaan Ordoxi Nigrum dan Serikat Dagang Lorian, serta suplai rempah-rempah untuk bumbu sebagian besar masih berasal dari pedagang pendatang dari Kekaisaran, dan minyaknya didapat dari para pedagang Kerajaan Ungea.

 

 

Gudang sendiri dipegang oleh salah seorang yang pertama kali bekerja untuk Ordoxi Nigrum, salah satu penyihir kota, Canna Miteres. Penyihir tersebut menjadi manajer gudang hanyalah sementara. Setelah sekitar akhir tahun nanti ia dan rekannya, Opium Matha, harus kembali ke Miquator untuk melanjutkan “Study” di sana.

 

 

Oleh karena itu, sekarang ia pun bekerja bersama sang senior pemilih Lokakarya Hulla, Luna Hulla, supaya bisa dengan cepat menyerahkan pekerjaan tersebut jika dirinya nanti harus pergi meninggalkan gudang yang dirinya atur.

 

 

Bisa dikatakan, dalam kurung waktu yang sangat singkat Perusahaan Ordoxi Nigrum berkembang sangat pesat. Bahkan belum genap satu tahun, pendapatan bersih mereka bisa menyaingi perusahaan-perusahaan serta toko-toko yang termasuk dalam Serikat Dagang Lorian di Kota Mylta.

 

 

Penuh potensi, memiliki koneksi yang luas, dimiliki oleh orang penting, dan membuat mereka iri ⸻ Itulah cara pandang para pedagang serta pengusaha yang ada di Kota Mylta. Bahkan untuk kalangan pemerintahan, perkembangan perusahaan dagang tersebut mengundang rasa dengki yang menciptakan tindakan-tindakan pengekangan.

 

 

Penuntutan bentuk usaha yang salah dari pemerintah ⸻ Dalam catatan kota, Perusahaan Ordoxi Nigrum seharusnya berbentuk Usaha Distribusi Barang. Namun, pada kenyataannya malah cenderung ke usaha dagang.

 

 

Selain itu, ada juga hal seperti pajak yang dalam rencana akan dinaikkan oleh para akuntan pemerintah, mengungkit-ungkit untuk nasionalisasi karena pemilik perusahaan sekarang adalah seorang Viscount dan ia harus berkontribusi lebih, serta berbagai macam tuntutan-tuntutan menjatuhkan lainnya.

 

 

Meninjau semua tuntutan yang dilontarkan para pedagang, aristokrat, konglomerat, pada akhirnya pemerintahan Kota Mylta memutuskan untuk merangkum semua itu ke dalam sebuah rapat besar yang akan dilakukan hari ini.

 

 

Arca tersebut akan diadakan pada Aula Utama Barak Mylta, markas orang-orang militer di kota pesisir tersebut. Rapat tersebut dihadiri oleh hampir beberapa orang penting Serikat Dagang Lorian Cabang Mylta dan para pedagang dari luar kota, orang-orang dari pemerintahan, perwakilan dari serikat pedagang luar negeri, serta tentu saja Walikota dan Wakil Walikota Mylta yang ditemani para pejabat penting mereka.

 

 

Aula yang biasanya digunakan oleh orang-orang militer untuk berlatih diubah sedemikan rupa, supaya pantas digunakan untuk acara rapat pemerintahan. Meja dengan tampak indah serta kursi ditata secara melingkar di dalam ruangan, minuman serta minuman pun disajikan, lalu semua orang penting yang menghadiri rapat duduk di ruangan tertutup tersebut dengan pencahayaan belasan lampu kristal dari langit-langit.

 

 

Dari semua kepentingan kelompok-kelompok yang berkumpul di tempat tersebut, secara garis besar kubu dibagi menjadi dua, antara yang ingin mempertahankan perkembangan Perusahaan Ordoxi Nigrum dan yang ingin mereka terhenti.

 

 

Pemerintahan Kota, para pedagang dari luar negeri dan wilayah lain, serta konglomerat lokal dan aristokrat yang mencucurkan dana untuk investasi ke Kota Mylta. Pihak-pihak tersebut cenderung mengharapkan Ordoxi Nigrum berhenti untuk berkembang, menekan mereka dengan berbagai tuntutan karena merasa perusahaan muda tersebut terlalu banyak meraup keuntungan yang seharusnya bisa mereka dapatkan dari fase progresif kota.

 

 

Di sisi lain, yang mendukung Ordoxi Nigrum hanyalah Serikat Dagang Lorian dan para pengusaha yang ada di bawahnya. Perbedaan yang ada terlalu jelas, bahkan dari 54 kursi yang tersedia, lebih dari ¾ mereka mendukung tuntutan yang dilontarkan kepada perusahaan yang baru saja beroperasi penuh beberapa bulan lalu.

 

 

Sang Eksekutif Serikat Dagang, Aprilo Nimpio.

 

 

Pemilik Toko Gandum Richard, Wicead Richard.

 

 

Pemilik Perusahaan Distribusi Hasil Laut Jony, Joe John.

 

 

Orang-orang penting dari Serikat Dagang Lorian tersebut tetap memihak perusahaan Ordoxi Nigrum. Meski baru menjalin kerja sama selama beberapa bulan, ketiga orang penting  itu menganggap bahwa lebih menguntungkan untuk terus menjalin kerja sama daripada memihak orang-orang yang iri dengan pencapaian yang ada.

 

 

Hasil nyata telah mereka rasakan selama satu bulan terakhir dalam bentuk pendapatan yang luar biasa, terutama untuk Perusahaan Distribusi Jony yang ikut serta dalam memonopoli Distrik Pelabuhan. Toko Gandum Richard pun demikian, bahan baku pabrik di pelabuhan diambil dari mereka dalam jumlah banyak setiap harinya dan mereka tak ingin kehilangan salah satu pelanggan yang berpotensi besar.

 

 

Sebagai pemegang Serikat Dagang Lorian cabang Kota Mylta, Aprilo Nimpio secara pribadi sendiri mendapatkan komisi dalam jumlah dalam besar pada setiap transaksi yang berlangsung.

 

 

Mereka yang memihak perusahaan muda tersebut merasa keuntungan yang akan didapat di masa depan sangatlah cukup untuk menjadi pendorong mereka mempertaruhkan karier sebagai pengusaha.

 

 

Pada pihak yang sama dan duduk di sebelah Aprilo, Putra Sulung Keluarga Rein sebagai manajer utama perusahaan pun berada di tempat rapat. Di sebelahnya duduk Nanra sebagai sekretaris perusahaan, lalu di sebelahnya lagi duduk Elulu sebagai bendahara.

 

 

Selain mereka, ada juga beberapa pedagang dari Serikat Dagang Lorian yang duduk untuk mendukung Perusahaan Ordoxi Nigrum. Namun dari 54 kursi orang-orang penting yang tersedia di ruangan, hanya 11 orang yang berada di pihak Ordoxi Nigrum. Bahkan, ada beberapa dari 11 orang tersebut yang masih ragu mengingat lawan mereka terlalu banyak dan ada juga Pihak Pemerintahan.

 

 

Sebagai pemimpin dari rapat tersebut, Lisiathus Mylta tentu saja berada di Pihak Pemerintahan yang mengajukan tuntutan. Dalam hati perempuan rambut merah itu, tentu ia tidak ingin bertentangan dan mempersulit perusahaan milik orang yang dirinya hormati. Namun sebagai pemimpin kota, memang keuntungan yang didapat oleh Ordoxi Nigrum terlalu besar untuk didapat oleh satu perusahaan swasta dan harus dibenahi.

 

 

Putri Tunggal dari Keluarga Baron Mylta tersebut didampingi oleh Wakil Walikota, Wiskel Porka. Di belakangnya juga berdiri sang Knight, Iitla Lots, sebagai Kepala Prajurit dan perwakilan dari tempat diadakannya rapat tersebut.

 

 

“Baiklah ….” Wiskel Porka bangun dari tempat duduk. Pria tua yang rambutnya sudah menguban itu mengibaskan jubah kebangsawanannya, seakan ingin memamerkan lencana-lencana yang ada pada setelan seragam pejabat yang dirinya kenakan. Sembari menatap ke arah satu-satunya anak kecil di ruangan, ia dengan sedikit meremehkan berkata, “Karena semua yang diundang telah datang, mari kita mulai rapatnya. Namun sebelum itu, diriku ingin meminta pihak Ordoxi Nigrum membacakan laporan akhir bulan mereka.”

 

 

Nanra Tara, seorang gadis yang baru saja melalui upacara kedewasaan pada musim semi lalu itu segera berdiri. Memegang papan berisi perkamen laporan, gadis rambut putih keperakan tersebut balik menatap tajam. Meski telah mengenakan pakaian rapi yang terdiri dari rok hitam panjang dan blus putih dengan aksen dasi cravat merah, dirinya merasa itu percuma karena masih dianggap sebagai anak-anak yang hanya dianggap ikut-ikutan di dalam rapat.

 

 

Memang gadis tersebut tidak terbiasa dengan suasana tegang para bangsawan dan konglomerat yang mengumbar kepentingan serta keserakahan mereka tanpa malu. Namun, yang ada di hati Nanra sekarang bukanlah rasa gugup yang membuatnya bertingkah kikuk.

 

 

Benci, muak, kesal, dan ingin mengumpat mereka semua, itulah yang ada di dalam hati gadis tersebut.

 

 

Menarik napas dalam-dalam dan berusaha untuk tetap dingin, Nanra melihat ke arah laporan yang dirinya pegang dan menyampaikan, “Dari awal perusahaan beroperasi, sudah sekitar tiga bulan berlalu. Pada bulan pertama, pemasukan bersih yang didapat mencapai 23.245 Rupl, lalu pada bulan kedua naik menjadi 36.236 Rupl. Untuk bulan ini, kami belum bisa menyampaikan hasil akhir karena masih paruh minggu pertama. Tetapi, dari perhitungan cepat pendapatan kotor sudah melebihi pendapatan bersih bulan sebelumnya, sekitar 37.500 Rupl. Semua laporan tersebut telah dipotong pajak kota yang telah ditentukan sekitar 12% dari pendapatan bersih.”

 

 

Tentu saja laporan yang disebutkan Nanra tidak sepenuhnya akurat, itu merupakan Laporan Ganda yang digunakan dalam kalkulasi perusahaan untuk membayar pajak. Bagi perusahaan-perusahaan swasta, sudah menjadi rahasia umum untuk membuat dua laporan dalam sistem pembukuan mereka. Satu untuk digunakan sebagai pemantau keuangan perusahaan, lalu satu lagi untuk mengakali pembayaran pajak.

 

 

Dalam keberlangsungan sistem pemerintahan yang diterapkan, itu bukanlah korupsi. Hal tersebut merupakan titik terobosan bagi para perusahaan-perusahaan untuk mengurangi pajak, karena secara fungsi perusahaan swasta negeri sebenarnya telah memberikan keuntungan lain berupa menyerap tenaga-tenaga kerja yang menganggur.

 

 

Karena hal tersebut, pejabat pajak secara umum tidak memiliki wewenang untuk melakukan pemeriksaan secara menyeluruh kepada sebuah perusahaan swasta. Namun, di sisi lain titik terobos tersebut juga merupakan ruang bagi pejabat untuk melakukan korupsi dan menerima suap.

 

 

Dalam rapat kali ini, meski telah memakai laporan ganda yang bisa dikatakan hanya menyatakan ¾ dari pendapatan bersih yang asli, tetap saja jumlah yang disebutkan terlalu besar. Jika dibandingkan, Pendapatan perusahaan Ordoxi Nigrum dalam satu bulan bahkan lebih besar dari anggaran pembangunan sebuah desa baru.

 

 

“Besar sekali …! Jelas saja tempatku pemasukannya kecil terus. Uang para pendatang kebanyakan masuk ke mereka semua.”

 

 

“Tch! Dasar serakah …. Padahal kami jauh-jauh datang ke sini karena mendengar rute baru telah dibuka dan berharap besar, tapi malah masuk ke dalam monopoli mereka!”

 

 

“Walah, jelas saja! Mereka terus berkembang pesat!”

 

 

“Kalau kita tidak mengamankan mereka, bisa-bisa kota ini malah kalah dengan kekayaan perusahaan swasta! Kita harus menaikkan pajaknya! Paling tidak, sampai 25% pendapatan bersih! Kalau tidak bisa, naikkan pajak tanah dan bangunan secara berkala …!”

 

 

“Keputusan kita sudah tepat menuntut rapat ini …. Kalau dibiarkan, bisa-bisa akhir tahun ini Perusahaan yang baru muncul itu benar-benar menguasai kota bersama Serikat Lorian.”

 

 

“Hmm, cukup besar …. Dengan pendapatan seperti itu, seharusnya mereka telah balik modal pembangunan dan tanah. Kalau berkembang terus, pasti tidak aneh kalau tahun depan mereka bisa membuat dua sampai tiga cabang di kota lain.”

 

 

“Kalau kita mempertimbangkan milik siapa perusahaan itu, bukannya kita lebih baik memihak mereka? Hasil rapat ini akan percuma kalau Putra Sulung Keluarga Luke bicara dengan Raja dan membuat Surat Titah turun.”

 

 

“Surat Titah tak semudah itu bisa turun! Lagi pula, mereka yang ada di garis depan sedang sibuk mempersiapkan peperangan! Mana mungkin ada waktu untuk mengurusi masalah seperti ini! Ini tanggung jawab Walikota, masalah internal kota Mylta sendiri!”

 

 

Mereka yang berada di dalam ruangan mulai kembali ramai, berdiskusi dalam kelompok mereka masing-masing dan mengutarakan berbagai pendapat tanpa memikirkan sekelilingnya.

 

 

Keuntungan, nasib kelompok serta perusahaan mereka di masa depan, serta kehendak pemerintah ⸻ Hal-hal tersebut tanpa rasa takut mereka bincangkan dengan ramai, tanpa khawatir disebut tamak oleh orang-orang yang mendengar diskusi kelompok mereka.

 

 

Mendengar perkataan mereka yang terdengar seperti suara dengung lebah di dalam ruangan, Nanra merasa semua itu hanyalah celotehan orang-orang malas nan serakah. “Padahal Odo yang telah membuat kota ini maju, seenaknya mereka ingin mendapat keuntungan dengan menjatuhkan perusahaannya,” gumam gadis itu seraya kembali duduk.

 

 

“Baiklah!” Wiskel Porka menggebrak meja untuk memuat mereka tenang, lalu dengan segera berkata, “Mari kita mulai rapatnya! Seperti yang telah ditentukan oleh kami Pihak Pemerintahan, hanya dua tuntutan dari pihak swasta yang akan dipenuhi dan dua lainnya dari kami sendiri! Pada rapat ini, kita semua akan membahas semua tuntutan tersebut dengan Pihak Perusahaan Ordoxi Nigrum dan Serikat Dagang Lorian! Seperti yang telah disampaikan panitia sebelumnya, tolong selama rapat saat ingin berbicara angkat tangan kalian terlebih dahulu! Tidak boleh bicara secara massal dan sampaikan pendapat kalian kepada perwakilan kelompok masing-masing! Itu demi kelancaran rapat!”

 

 

Sebelum kembali duduk di kursinya, dengan hormat Wiskel Porka mempersilahkan Lisiathus Mylta untuk ambil bicara.

 

 

Walikota Pengganti itu pun merapikan rambut serta seragam pejabat yang dikenakan. Segera bangun sembari membawa papan berisi perkamen tuntutan, Lisiathus Mylta dengan tegas membacakan, “Setelah kami, Pihak Pemerintahan Kota Mylta, mempertimbangkan dalam rapat kota tadi malam, dari 21 tuntutan perusahaan swasta, serikat dagang, aliansi dagang, dan pihak-pihak lain atas Perusahaan Ordoxi Nigrum dan Perusahaan Dagang Lorian, telah ditetapkan hanya akan disetujui pemerintah dua saja.”

 

 

Lisiathus Mylta sejenak menarik napas, melihat ke arah orang-orang di ruangan dan merasa mungkin ada yang keberatan atas hal tersebut. Namun saat tidak ada satu pun yang protes, ia segera kembali melihat ke arah kertas tuntutan dan membacakan, “Tuntutan pertama, yaitu Ordoxi Nigrum dan Serikat Dagang Lorian harus melepaskan hak monopoli atas Distrik Pelabuhan dan menurunkan harga hasil laut dengan sesuai untuk semua pihak. Tuntutan tersebut didasari atas ketidaknyamanan para pendatang dan pengusaha lokal yang hanya mendapatkan hasil laut dengan kualitas rendah, mereka menyatakan perusahaan Ordoxi Nigrum dan Serikat Lorian terlalu mendominasi pelabuhan sehingga hasil laut yang tersisa adalah sisa bagi mereka.”

 

 

Mendengar tuntutan pertama, Arca segera mengangkat tangannya dan berkata, “Sebutkan saja tuntutan mereka! Tak perlu alasan! Kami tidak tertarik untuk mendengar keluhan mereka!”

 

 

“Apa kau bilang!” Salah satu pedagang dari Kekaisaran langsung kesal mendengar itu, ia segera bangun dari tempat duduk dengan mimik wajah ingin memaki. Sembari menunjuk lurus ke arah Arca, pedagang tersebut mengutarakan protes, “Itu bukan keluhan semata! Kami datang jauh-jauh untuk mendapat hasil laut melimpah dengan harga setara! Bukan sisa! Anda pikir semua pedagang yang datang di tempat ini apa? Kami datang dengan mempertaruhkan nama perusahaan kami! Mempertaruhkan semua harta dan martabat kami sebagai pedagang!”

 

 

“Huh! Kalian hanya pendatang, bukan?” Arca menyeringai lebar, tambah memprovokasi dan mengungkapkan, “Lagi pula, harga yang setara? Bukannya kalian hanya memeras para nelayan di sana? Kalau tidak, mana mungkin mereka pindah ke kami secepat ini, ‘kan?”

 

 

 

 

Terpopuler

Comments

『Minecraft』

『Minecraft』

Tamak banget itu orang

2022-02-23

0

Ken Arrock

Ken Arrock

👍👍👍

2021-03-25

1

lihat semua
Episodes
1 Prolog Arc 03 "War of Altair Vega" (Part 01)
2 Prolog Arc 03 "War of Altair Vega" (Part 02)
3 [72] The Prepare 1 of 3 (Part 01)
4 [72] The Prepare 1 of 3 (Part 02)
5 [72] The Prepare 1 of 3 (Part 03)
6 [72] The Prepare 1 of 3 (Part 04)
7 [73] The Prepare 2 of 3 (Part 01)
8 [73] The Prepare 2 of 3 (Part 02)
9 [73] The Prepare 2 of 3 (Part 03)
10 [73] The Prepare 2 of 3 (Part 04)
11 [73] The Prepare 2 of 3 (Part 05)
12 [74] The Prepare 3 of 3 (Part 01)
13 [74] The Prepare 3 of 3 (Part 02)
14 [74] The Prepare 3 of 3 (Part 03)
15 [74] The Prepare 3 of 3 (Part 04)
16 [74] The Prepare 3 of 3 (Part 05)
17 [74] The Prepare 3 of 3 (Part 06)
18 [75] Cogitation (Part 01)
19 [75] Cogitation (Part 02)
20 [75] Cogitation (Part 03)
21 [75] Cogitation (Part 04)
22 [75] Cogitation (Part 05)
23 [76] The Fear to Bear (Part 01)
24 [76] The Fear to Bear (Part 02)
25 [76] The Fear to Bear (Part 03)
26 [76] The Fear to Bear (Part 04)
27 [77] Tanpa sadar dirinya memandang rendah orang-orang (Part 01)
28 [77] Tanpa sadar dirinya memandang rendah orang-orang (Part 02)
29 [77] Tanpa sadar dirinya memandang rendah orang-orang (Part 03)
30 [77] Tanpa sadar dirinya memandang rendah orang-orang (Part 04)
31 [77] Tanpa sadar dirinya memandang rendah orang-orang (Part 05)
32 [78] Egosentrisme (Part 01)
33 [78] Egosentrisme (Part 02)
34 [78] Egosentrisme (Part 03)
35 [78] Egosentrisme (Part 04)
36 [78] Egosentrisme (Part 05)
37 [79] True, Truth, Turn (Part 01)
38 [79] True, Truth, Turn (Part 02)
39 [79] True, Truth, Turn (Part 03)
40 [79] True, Truth, Turn (Part 04)
41 [79] True, Truth, Turn (Part 05)
42 [79] True, Truth, Turn (Part 06)
43 [80] Antara malam dan fajar (Part 01)
44 [80] Antara malam dan fajar (Part 02)
45 [80] Antara malam dan fajar (Part 03)
46 [80] Antara malam dan fajar (Part 04)
47 [81] When they don't want to pass a path full of puddles (Part 01)
48 [81] When they don't want to pass a path full of puddles (Part 02)
49 [81] When they don't want to pass a path full of puddles (Part 03)
50 [81] When they don't want to pass a path full of puddles (Part 04)
51 [81] When they don't want to pass a path full of puddles (Part 05)
52 [82] Every path has its puddle (Part 01)
53 [82] Every path has its puddle (Part 02)
54 [82] Every path has its puddle (Part 03)
55 [82] Every path has its puddle (Part 04)
56 [82] Every path has its puddle (Part 05)
57 [83] Keturunan ular tua (Part 01)
58 [83] Keturunan ular tua (Part 02)
59 [83] Keturunan ular tua (Part 03)
60 [83] Keturunan ular tua (Part 04)
61 [84] Dekadensi Kota Rockfield I (Part 01)
62 [84] Dekadensi Kota Rockfield I (Part 02)
63 [84] Dekadensi Kota Rockfield I (Part 03)
64 [84] Dekadensi Kota Rockfield I (Part 04)
65 [84] Dekadensi Kota Rockfield I (Part 05)
66 [85] Dekadensi Kota Rockfield II – Arti bangsawan (Part 01)
67 [85] Dekadensi Kota Rockfield II – Arti bangsawan (Part 02)
68 [85] Dekadensi Kota Rockfield II – Arti bangsawan (Part 03)
69 [85] Dekadensi Kota Rockfield II – Arti bangsawan (Part 04)
70 [85] Dekadensi Kota Rockfield II – Arti bangsawan (Part 05)
71 [86] Dekadensi Kota Rockfield III – Perih (Part 01)
72 [86] Dekadensi Kota Rockfield III – Perih (Part 02)
73 [86] Dekadensi Kota Rockfield III – Perih (Part 03)
74 [86] Dekadensi Kota Rockfield III – Perih (Part 04)
75 [86] Dekadensi Kota Rockfield III – Perih (Part 05)
76 [87] Dekadensi Kota Rockfield IV – Refleksi Diri (Part 01)
77 [87] Dekadensi Kota Rockfield IV – Refleksi Diri (Part 02)
78 [87] Dekadensi Kota Rockfield IV – Refleksi Diri (Part 03)
79 [87] Dekadensi Kota Rockfield IV – Refleksi Diri (Part 04)
80 [88] Dekadensi Kota Rockfield V – Entropi Kota (Part 01)
81 [88] Dekadensi Kota Rockfield V – Entropi Kota (Part 02)
82 [88] Dekadensi Kota Rockfield V – Entropi Kota (Part 03)
83 [88] Dekadensi Kota Rockfield V – Entropi Kota (Part 04)
84 [89] Dekadensi Kota Rockfield VI – Paradigm (Part 01)
85 [89] Dekadensi Kota Rockfield VI – Paradigm (Part 02)
86 [89] Dekadensi Kota Rockfield VI – Paradigm (Part 03)
87 [89] Dekadensi Kota Rockfield VI – Paradigm (Part 04)
88 [90] Dekadensi Kota Rockfield VII – Gadis (Part 01)
89 [90] Dekadensi Kota Rockfield VII – Gadis (Part 02)
90 [90] Dekadensi Kota Rockfield VII – Gadis (Part 03)
91 [90] Dekadensi Kota Rockfield VII – Gadis (Part 04)
92 [90] Dekadensi Kota Rockfield VII – Gadis (Part 05)
93 [91] Dekadensi Kota Rockfield VIII – Merasakan (Part 01)
94 [91] Dekadensi Kota Rockfield VIII – Merasakan (Part 02)
95 [91] Dekadensi Kota Rockfield VIII – Merasakan (Part 03)
96 [91] Dekadensi Kota Rockfield VIII – Merasakan (Part 04)
97 [91] Dekadensi Kota Rockfield VIII – Merasakan (Part 05)
98 [92] Dekadensi Kota Rockfield IX – Dosa (Part 01)
99 [92] Dekadensi Kota Rockfield IX – Dosa (Part 02)
100 [92] Dekadensi Kota Rockfield IX – Dosa (Part 03)
101 [92] Dekadensi Kota Rockfield IX – Dosa (Part 04)
102 [93] Dekadensi Kota Rockfield X – Mulai Menyimpang (Part 01)
103 [93] Dekadensi Kota Rockfield X – Mulai Menyimpang (Part 02)
104 [93] Dekadensi Kota Rockfield X – Mulai Menyimpang (Part 03)
105 [93] Dekadensi Kota Rockfield X – Mulai Menyimpang (Part 04)
106 [94] Dekadensi Kota Rockfield XI – Merembas (Part 01)
107 [94] Dekadensi Kota Rockfield XI – Merembas (Part 02)
108 [94] Dekadensi Kota Rockfield XI – Merembas (Part 03)
109 [94] Dekadensi Kota Rockfield XI – Merembas (Part 04)
110 [95] Dekadensi Kota Rockfield XII – Hal yang tidak diketahui (Part 01)
111 [95] Dekadensi Kota Rockfield XII – Hal yang tidak diketahui (Part 02)
112 [95] Dekadensi Kota Rockfield XII – Hal yang tidak diketahui (Part 03)
113 [95] Dekadensi Kota Rockfield XII – Hal yang tidak diketahui (Part 04)
114 [95] Dekadensi Kota Rockfield XII – Hal yang tidak diketahui (Part 05)
115 [96] Angelus I – Red Arrival (Part 01)
116 [96] Angelus I – Red Arrival (Part 02)
117 [96] Angelus I – Red Arrival (Part 03)
118 [96] Angelus I – Red Arrival (Part 04)
119 [97] Angelus II – Blue Action (Part 01)
120 [97] Angelus II – Blue Action (Part 02)
121 [97] Angelus II – Blue Action (Part 03)
122 [97] Angelus II – Blue Action (Part 04)
123 [97] Angelus II – Blue Action (Part 05)
124 [98] Angelus III – Grey Duty (Part 01)
125 [98] Angelus III – Grey Duty (Part 02)
126 [98] Angelus III – Grey Duty (Part 03)
127 [98] Angelus III – Grey Duty (Part 04)
128 [98] Angelus III – Grey Duty (Part 05)
129 [98] Angelus III – Grey Duty (Part 06)
130 [99] Angelus IV – Magenta Warmth (Part 01)
131 [99] Angelus IV – Magenta Warmth (Part 02)
132 [99] Angelus IV – Magenta Warmth (Part 03)
133 [99] Angelus IV – Magenta Warmth (Part 04)
134 [100] Angelus V – Green Slumber (Part 01)
135 [100] Angelus V – Green Slumber (Part 02)
136 [100] Angelus V – Green Slumber (Part 03)
137 [100] Angelus V – Green Slumber (Part 04)
138 [100] Angelus V – Green Slumber (Part 05)
139 [101] Serpent I – Persiapan & Pembicaraan (Part 01)
140 [101] Serpent I – Persiapan & Pembicaraan (Part 02)
141 [101] Serpent I – Persiapan & Pembicaraan (Part 03)
142 [101] Serpent I – Persiapan & Pembicaraan (Part 04)
143 [101] Serpent I – Persiapan & Pembicaraan (Part 05)
144 [102] Serpent II – Dipenuhi Keinginan (Part 01)
145 [102] Serpent II – Dipenuhi Keinginan (Part 02)
146 [102] Serpent II – Dipenuhi Keinginan (Part 03)
147 [102] Serpent II – Dipenuhi Keinginan (Part 04)
148 [103] Serpent III – Bay Leaf and Bittersweet (Part 01)
149 [103] Serpent III – Bay Leaf and Bittersweet (Part 02)
150 [103] Serpent III – Bay Leaf and Bittersweet (Part 03)
151 [103] Serpent III – Bay Leaf and Bittersweet (Part 04)
152 [103] Serpent III – Bay Leaf and Bittersweet (Part 05)
153 [104] Serpent IV – Warisan Kebohongan (Part 01)
154 [104] Serpent IV – Warisan Kebohongan (Part 02)
155 [104] Serpent IV – Warisan Kebohongan (Part 03)
156 [104] Serpent IV – Warisan Kebohongan (Part 04)
157 [104] Serpent IV – Warisan Kebohongan (Part 05)
158 [105] Serpent V – Malam Putih (Part 01)
159 [105] Serpent V – Malam Putih (Part 02)
160 [105] Serpent V – Malam Putih (Part 03)
161 [105] Serpent V – Malam Putih (Part 04)
162 [105] Serpent V – Malam Putih (Part 05)
163 [106] Serpent VI – Memories of Names and Shapes (Part 01)
164 [106] Serpent VI – Memories of Names and Shapes (Part 02)
165 [106] Serpent VI – Memories of Names and Shapes (Part 03)
166 [106] Serpent VI – Memories of Names and Shapes (Part 04)
167 [106] Serpent VI – Memories of Names and Shapes (Part 05)
168 [107] Serpent VII – Saraḷa Aastitva (Part 01)
169 [107] Serpent VII – Saraḷa Aastitva (Part 02)
170 [107] Serpent VII – Saraḷa Aastitva (Part 03)
171 [107] Serpent VII – Saraḷa Aastitva (Part 04)
172 [107] Serpent VII – Saraḷa Aastitva (Part 05)
173 [108] Serpent VIII – Buhul Dependensi (Part 01)
174 [108] Serpent VIII – Buhul Dependensi (Part 02)
175 [108] Serpent VIII – Buhul Dependensi (Part 03)
176 [108] Serpent VIII – Buhul Dependensi (Part 04)
177 [108] Serpent VIII – Buhul Dependensi (Part 05)
178 [109] Serpent IX – Dikara (Part 01)
179 [109] Serpent IX – Dikara (Part 02)
180 [109] Serpent IX – Dikara (Part 03)
181 [109] Serpent IX – Dikara (Part 04)
182 [109] Serpent IX – Dikara (Part 05)
183 [110] Serpent X – Fionnuala (Part 01)
184 [110] Serpent X – Fionnuala (Part 02)
185 [110] Serpent X – Fionnuala (Part 03)
186 [110] Serpent X – Fionnuala (Part 04)
187 [110] Serpent X – Fionnuala (Part 05)
188 [111] Serpent XI – Remorse (Part 01)
189 [111] Serpent XI – Remorse (Part 02)
190 [111] Serpent XI – Remorse (Part 03)
191 [111] Serpent XI – Remorse (Part 04)
192 [111] Serpent XI – Remorse (Part 05)
193 [112] Flamboyan Akhir Zaman I - Solemnly Swear (Part 01)
194 [112] Flamboyan Akhir Zaman I - Solemnly Swear (Part 02)
195 [112] Flamboyan Akhir Zaman I - Solemnly Swear (Part 03)
196 [112] Flamboyan Akhir Zaman I - Solemnly Swear (Part 04)
197 [112] Flamboyan Akhir Zaman I - Solemnly Swear (Part 05)
198 [113] Flamboyan Akhir Zaman II - Uncrowned King (Part 01)
199 [113] Flamboyan Akhir Zaman II - Uncrowned King (Part 02)
200 [113] Flamboyan Akhir Zaman II - Uncrowned King (Part 03)
201 [113] Flamboyan Akhir Zaman II - Uncrowned King (Part 04)
202 [113] Flamboyan Akhir Zaman II - Uncrowned King (Part 05)
203 [114] Flamboyan Akhir Zaman III – Buket Mayat (Part 01)
204 [114] Flamboyan Akhir Zaman III – Buket Mayat (Part 02)
205 [114] Flamboyan Akhir Zaman III – Buket Mayat (Part 03)
206 [114] Flamboyan Akhir Zaman III – Buket Mayat (Part 04)
207 [114] Flamboyan Akhir Zaman III – Buket Mayat (Part 05)
208 [115] Flamboyan Akhir Zaman IV – Pedang Kerajaan (Part 01)
209 [115] Flamboyan Akhir Zaman IV – Pedang Kerajaan (Part 02)
210 [115] Flamboyan Akhir Zaman IV – Pedang Kerajaan (Part 03)
211 [115] Flamboyan Akhir Zaman IV – Pedang Kerajaan (Part 04)
212 [115] Flamboyan Akhir Zaman IV – Pedang Kerajaan (Part 05)
213 [116] Flamboyan Akhir Zaman V – Komitmen dan Loyalitas (Part 01)
214 [116] Flamboyan Akhir Zaman V – Komitmen dan Loyalitas (Part 02)
215 [116] Flamboyan Akhir Zaman V – Komitmen dan Loyalitas (Part 03)
216 [116] Flamboyan Akhir Zaman V – Komitmen dan Loyalitas (Part 04)
217 [116] Flamboyan Akhir Zaman V – Komitmen dan Loyalitas (Part 05)
218 [117] Flamboyan Akhir Zaman VI – Inkarnasi (Part 01)
219 [117] Flamboyan Akhir Zaman VI – Inkarnasi (Part 02)
220 [117] Flamboyan Akhir Zaman VI – Inkarnasi (Part 03)
221 [117] Flamboyan Akhir Zaman VI – Inkarnasi (Part 04)
222 [118] Flamboyan Akhir Zaman VII – Altair (Part 01)
223 [118] Flamboyan Akhir Zaman VII – Altair (Part 02)
224 [118] Flamboyan Akhir Zaman VII – Altair (Part 03)
225 [118] Flamboyan Akhir Zaman VII – Altair (Part 04)
226 [118] Flamboyan Akhir Zaman VII – Altair (Part 05)
227 Epilog Arc 03 - Vega - (Part 01)
228 Epilog Arc 03 -Vega - (Part 02)
Episodes

Updated 228 Episodes

1
Prolog Arc 03 "War of Altair Vega" (Part 01)
2
Prolog Arc 03 "War of Altair Vega" (Part 02)
3
[72] The Prepare 1 of 3 (Part 01)
4
[72] The Prepare 1 of 3 (Part 02)
5
[72] The Prepare 1 of 3 (Part 03)
6
[72] The Prepare 1 of 3 (Part 04)
7
[73] The Prepare 2 of 3 (Part 01)
8
[73] The Prepare 2 of 3 (Part 02)
9
[73] The Prepare 2 of 3 (Part 03)
10
[73] The Prepare 2 of 3 (Part 04)
11
[73] The Prepare 2 of 3 (Part 05)
12
[74] The Prepare 3 of 3 (Part 01)
13
[74] The Prepare 3 of 3 (Part 02)
14
[74] The Prepare 3 of 3 (Part 03)
15
[74] The Prepare 3 of 3 (Part 04)
16
[74] The Prepare 3 of 3 (Part 05)
17
[74] The Prepare 3 of 3 (Part 06)
18
[75] Cogitation (Part 01)
19
[75] Cogitation (Part 02)
20
[75] Cogitation (Part 03)
21
[75] Cogitation (Part 04)
22
[75] Cogitation (Part 05)
23
[76] The Fear to Bear (Part 01)
24
[76] The Fear to Bear (Part 02)
25
[76] The Fear to Bear (Part 03)
26
[76] The Fear to Bear (Part 04)
27
[77] Tanpa sadar dirinya memandang rendah orang-orang (Part 01)
28
[77] Tanpa sadar dirinya memandang rendah orang-orang (Part 02)
29
[77] Tanpa sadar dirinya memandang rendah orang-orang (Part 03)
30
[77] Tanpa sadar dirinya memandang rendah orang-orang (Part 04)
31
[77] Tanpa sadar dirinya memandang rendah orang-orang (Part 05)
32
[78] Egosentrisme (Part 01)
33
[78] Egosentrisme (Part 02)
34
[78] Egosentrisme (Part 03)
35
[78] Egosentrisme (Part 04)
36
[78] Egosentrisme (Part 05)
37
[79] True, Truth, Turn (Part 01)
38
[79] True, Truth, Turn (Part 02)
39
[79] True, Truth, Turn (Part 03)
40
[79] True, Truth, Turn (Part 04)
41
[79] True, Truth, Turn (Part 05)
42
[79] True, Truth, Turn (Part 06)
43
[80] Antara malam dan fajar (Part 01)
44
[80] Antara malam dan fajar (Part 02)
45
[80] Antara malam dan fajar (Part 03)
46
[80] Antara malam dan fajar (Part 04)
47
[81] When they don't want to pass a path full of puddles (Part 01)
48
[81] When they don't want to pass a path full of puddles (Part 02)
49
[81] When they don't want to pass a path full of puddles (Part 03)
50
[81] When they don't want to pass a path full of puddles (Part 04)
51
[81] When they don't want to pass a path full of puddles (Part 05)
52
[82] Every path has its puddle (Part 01)
53
[82] Every path has its puddle (Part 02)
54
[82] Every path has its puddle (Part 03)
55
[82] Every path has its puddle (Part 04)
56
[82] Every path has its puddle (Part 05)
57
[83] Keturunan ular tua (Part 01)
58
[83] Keturunan ular tua (Part 02)
59
[83] Keturunan ular tua (Part 03)
60
[83] Keturunan ular tua (Part 04)
61
[84] Dekadensi Kota Rockfield I (Part 01)
62
[84] Dekadensi Kota Rockfield I (Part 02)
63
[84] Dekadensi Kota Rockfield I (Part 03)
64
[84] Dekadensi Kota Rockfield I (Part 04)
65
[84] Dekadensi Kota Rockfield I (Part 05)
66
[85] Dekadensi Kota Rockfield II – Arti bangsawan (Part 01)
67
[85] Dekadensi Kota Rockfield II – Arti bangsawan (Part 02)
68
[85] Dekadensi Kota Rockfield II – Arti bangsawan (Part 03)
69
[85] Dekadensi Kota Rockfield II – Arti bangsawan (Part 04)
70
[85] Dekadensi Kota Rockfield II – Arti bangsawan (Part 05)
71
[86] Dekadensi Kota Rockfield III – Perih (Part 01)
72
[86] Dekadensi Kota Rockfield III – Perih (Part 02)
73
[86] Dekadensi Kota Rockfield III – Perih (Part 03)
74
[86] Dekadensi Kota Rockfield III – Perih (Part 04)
75
[86] Dekadensi Kota Rockfield III – Perih (Part 05)
76
[87] Dekadensi Kota Rockfield IV – Refleksi Diri (Part 01)
77
[87] Dekadensi Kota Rockfield IV – Refleksi Diri (Part 02)
78
[87] Dekadensi Kota Rockfield IV – Refleksi Diri (Part 03)
79
[87] Dekadensi Kota Rockfield IV – Refleksi Diri (Part 04)
80
[88] Dekadensi Kota Rockfield V – Entropi Kota (Part 01)
81
[88] Dekadensi Kota Rockfield V – Entropi Kota (Part 02)
82
[88] Dekadensi Kota Rockfield V – Entropi Kota (Part 03)
83
[88] Dekadensi Kota Rockfield V – Entropi Kota (Part 04)
84
[89] Dekadensi Kota Rockfield VI – Paradigm (Part 01)
85
[89] Dekadensi Kota Rockfield VI – Paradigm (Part 02)
86
[89] Dekadensi Kota Rockfield VI – Paradigm (Part 03)
87
[89] Dekadensi Kota Rockfield VI – Paradigm (Part 04)
88
[90] Dekadensi Kota Rockfield VII – Gadis (Part 01)
89
[90] Dekadensi Kota Rockfield VII – Gadis (Part 02)
90
[90] Dekadensi Kota Rockfield VII – Gadis (Part 03)
91
[90] Dekadensi Kota Rockfield VII – Gadis (Part 04)
92
[90] Dekadensi Kota Rockfield VII – Gadis (Part 05)
93
[91] Dekadensi Kota Rockfield VIII – Merasakan (Part 01)
94
[91] Dekadensi Kota Rockfield VIII – Merasakan (Part 02)
95
[91] Dekadensi Kota Rockfield VIII – Merasakan (Part 03)
96
[91] Dekadensi Kota Rockfield VIII – Merasakan (Part 04)
97
[91] Dekadensi Kota Rockfield VIII – Merasakan (Part 05)
98
[92] Dekadensi Kota Rockfield IX – Dosa (Part 01)
99
[92] Dekadensi Kota Rockfield IX – Dosa (Part 02)
100
[92] Dekadensi Kota Rockfield IX – Dosa (Part 03)
101
[92] Dekadensi Kota Rockfield IX – Dosa (Part 04)
102
[93] Dekadensi Kota Rockfield X – Mulai Menyimpang (Part 01)
103
[93] Dekadensi Kota Rockfield X – Mulai Menyimpang (Part 02)
104
[93] Dekadensi Kota Rockfield X – Mulai Menyimpang (Part 03)
105
[93] Dekadensi Kota Rockfield X – Mulai Menyimpang (Part 04)
106
[94] Dekadensi Kota Rockfield XI – Merembas (Part 01)
107
[94] Dekadensi Kota Rockfield XI – Merembas (Part 02)
108
[94] Dekadensi Kota Rockfield XI – Merembas (Part 03)
109
[94] Dekadensi Kota Rockfield XI – Merembas (Part 04)
110
[95] Dekadensi Kota Rockfield XII – Hal yang tidak diketahui (Part 01)
111
[95] Dekadensi Kota Rockfield XII – Hal yang tidak diketahui (Part 02)
112
[95] Dekadensi Kota Rockfield XII – Hal yang tidak diketahui (Part 03)
113
[95] Dekadensi Kota Rockfield XII – Hal yang tidak diketahui (Part 04)
114
[95] Dekadensi Kota Rockfield XII – Hal yang tidak diketahui (Part 05)
115
[96] Angelus I – Red Arrival (Part 01)
116
[96] Angelus I – Red Arrival (Part 02)
117
[96] Angelus I – Red Arrival (Part 03)
118
[96] Angelus I – Red Arrival (Part 04)
119
[97] Angelus II – Blue Action (Part 01)
120
[97] Angelus II – Blue Action (Part 02)
121
[97] Angelus II – Blue Action (Part 03)
122
[97] Angelus II – Blue Action (Part 04)
123
[97] Angelus II – Blue Action (Part 05)
124
[98] Angelus III – Grey Duty (Part 01)
125
[98] Angelus III – Grey Duty (Part 02)
126
[98] Angelus III – Grey Duty (Part 03)
127
[98] Angelus III – Grey Duty (Part 04)
128
[98] Angelus III – Grey Duty (Part 05)
129
[98] Angelus III – Grey Duty (Part 06)
130
[99] Angelus IV – Magenta Warmth (Part 01)
131
[99] Angelus IV – Magenta Warmth (Part 02)
132
[99] Angelus IV – Magenta Warmth (Part 03)
133
[99] Angelus IV – Magenta Warmth (Part 04)
134
[100] Angelus V – Green Slumber (Part 01)
135
[100] Angelus V – Green Slumber (Part 02)
136
[100] Angelus V – Green Slumber (Part 03)
137
[100] Angelus V – Green Slumber (Part 04)
138
[100] Angelus V – Green Slumber (Part 05)
139
[101] Serpent I – Persiapan & Pembicaraan (Part 01)
140
[101] Serpent I – Persiapan & Pembicaraan (Part 02)
141
[101] Serpent I – Persiapan & Pembicaraan (Part 03)
142
[101] Serpent I – Persiapan & Pembicaraan (Part 04)
143
[101] Serpent I – Persiapan & Pembicaraan (Part 05)
144
[102] Serpent II – Dipenuhi Keinginan (Part 01)
145
[102] Serpent II – Dipenuhi Keinginan (Part 02)
146
[102] Serpent II – Dipenuhi Keinginan (Part 03)
147
[102] Serpent II – Dipenuhi Keinginan (Part 04)
148
[103] Serpent III – Bay Leaf and Bittersweet (Part 01)
149
[103] Serpent III – Bay Leaf and Bittersweet (Part 02)
150
[103] Serpent III – Bay Leaf and Bittersweet (Part 03)
151
[103] Serpent III – Bay Leaf and Bittersweet (Part 04)
152
[103] Serpent III – Bay Leaf and Bittersweet (Part 05)
153
[104] Serpent IV – Warisan Kebohongan (Part 01)
154
[104] Serpent IV – Warisan Kebohongan (Part 02)
155
[104] Serpent IV – Warisan Kebohongan (Part 03)
156
[104] Serpent IV – Warisan Kebohongan (Part 04)
157
[104] Serpent IV – Warisan Kebohongan (Part 05)
158
[105] Serpent V – Malam Putih (Part 01)
159
[105] Serpent V – Malam Putih (Part 02)
160
[105] Serpent V – Malam Putih (Part 03)
161
[105] Serpent V – Malam Putih (Part 04)
162
[105] Serpent V – Malam Putih (Part 05)
163
[106] Serpent VI – Memories of Names and Shapes (Part 01)
164
[106] Serpent VI – Memories of Names and Shapes (Part 02)
165
[106] Serpent VI – Memories of Names and Shapes (Part 03)
166
[106] Serpent VI – Memories of Names and Shapes (Part 04)
167
[106] Serpent VI – Memories of Names and Shapes (Part 05)
168
[107] Serpent VII – Saraḷa Aastitva (Part 01)
169
[107] Serpent VII – Saraḷa Aastitva (Part 02)
170
[107] Serpent VII – Saraḷa Aastitva (Part 03)
171
[107] Serpent VII – Saraḷa Aastitva (Part 04)
172
[107] Serpent VII – Saraḷa Aastitva (Part 05)
173
[108] Serpent VIII – Buhul Dependensi (Part 01)
174
[108] Serpent VIII – Buhul Dependensi (Part 02)
175
[108] Serpent VIII – Buhul Dependensi (Part 03)
176
[108] Serpent VIII – Buhul Dependensi (Part 04)
177
[108] Serpent VIII – Buhul Dependensi (Part 05)
178
[109] Serpent IX – Dikara (Part 01)
179
[109] Serpent IX – Dikara (Part 02)
180
[109] Serpent IX – Dikara (Part 03)
181
[109] Serpent IX – Dikara (Part 04)
182
[109] Serpent IX – Dikara (Part 05)
183
[110] Serpent X – Fionnuala (Part 01)
184
[110] Serpent X – Fionnuala (Part 02)
185
[110] Serpent X – Fionnuala (Part 03)
186
[110] Serpent X – Fionnuala (Part 04)
187
[110] Serpent X – Fionnuala (Part 05)
188
[111] Serpent XI – Remorse (Part 01)
189
[111] Serpent XI – Remorse (Part 02)
190
[111] Serpent XI – Remorse (Part 03)
191
[111] Serpent XI – Remorse (Part 04)
192
[111] Serpent XI – Remorse (Part 05)
193
[112] Flamboyan Akhir Zaman I - Solemnly Swear (Part 01)
194
[112] Flamboyan Akhir Zaman I - Solemnly Swear (Part 02)
195
[112] Flamboyan Akhir Zaman I - Solemnly Swear (Part 03)
196
[112] Flamboyan Akhir Zaman I - Solemnly Swear (Part 04)
197
[112] Flamboyan Akhir Zaman I - Solemnly Swear (Part 05)
198
[113] Flamboyan Akhir Zaman II - Uncrowned King (Part 01)
199
[113] Flamboyan Akhir Zaman II - Uncrowned King (Part 02)
200
[113] Flamboyan Akhir Zaman II - Uncrowned King (Part 03)
201
[113] Flamboyan Akhir Zaman II - Uncrowned King (Part 04)
202
[113] Flamboyan Akhir Zaman II - Uncrowned King (Part 05)
203
[114] Flamboyan Akhir Zaman III – Buket Mayat (Part 01)
204
[114] Flamboyan Akhir Zaman III – Buket Mayat (Part 02)
205
[114] Flamboyan Akhir Zaman III – Buket Mayat (Part 03)
206
[114] Flamboyan Akhir Zaman III – Buket Mayat (Part 04)
207
[114] Flamboyan Akhir Zaman III – Buket Mayat (Part 05)
208
[115] Flamboyan Akhir Zaman IV – Pedang Kerajaan (Part 01)
209
[115] Flamboyan Akhir Zaman IV – Pedang Kerajaan (Part 02)
210
[115] Flamboyan Akhir Zaman IV – Pedang Kerajaan (Part 03)
211
[115] Flamboyan Akhir Zaman IV – Pedang Kerajaan (Part 04)
212
[115] Flamboyan Akhir Zaman IV – Pedang Kerajaan (Part 05)
213
[116] Flamboyan Akhir Zaman V – Komitmen dan Loyalitas (Part 01)
214
[116] Flamboyan Akhir Zaman V – Komitmen dan Loyalitas (Part 02)
215
[116] Flamboyan Akhir Zaman V – Komitmen dan Loyalitas (Part 03)
216
[116] Flamboyan Akhir Zaman V – Komitmen dan Loyalitas (Part 04)
217
[116] Flamboyan Akhir Zaman V – Komitmen dan Loyalitas (Part 05)
218
[117] Flamboyan Akhir Zaman VI – Inkarnasi (Part 01)
219
[117] Flamboyan Akhir Zaman VI – Inkarnasi (Part 02)
220
[117] Flamboyan Akhir Zaman VI – Inkarnasi (Part 03)
221
[117] Flamboyan Akhir Zaman VI – Inkarnasi (Part 04)
222
[118] Flamboyan Akhir Zaman VII – Altair (Part 01)
223
[118] Flamboyan Akhir Zaman VII – Altair (Part 02)
224
[118] Flamboyan Akhir Zaman VII – Altair (Part 03)
225
[118] Flamboyan Akhir Zaman VII – Altair (Part 04)
226
[118] Flamboyan Akhir Zaman VII – Altair (Part 05)
227
Epilog Arc 03 - Vega - (Part 01)
228
Epilog Arc 03 -Vega - (Part 02)

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!