[73] The Prepare 2 of 3 (Part 02)

 

 

 

 

Mendengar perkataan yang begitu egois tersebut, Odo kehilangan kesabarannya dan menatap tajam. Ia mengingat kembali perbuatan yang telah dilakukan Helena di Dunia Sebelumnya, merasa semua itu bukanlah hal yang bisa dimaafkan dengan mudah.

 

 

Mengangkat tangan kanannya dan menunjuk lurus ke arah sang Dewi, Odo dengan kasar membentak, “Setelah kau menyeret aku ke dalam semua masalah?! Setelah kau menghancurkan kehidupan ku!? Setelah kau membunuh keluarga dan rekanku?! Kau sungguh ingin berkata hal naif seperti itu lagi?! Hah! ******! Jangan seenaknya!!”

 

 

“Diriku paham ini berat! Tapi⸻!”

 

 

“Kalau kau paham! Jangan seret aku lagi!!”

 

 

Odo bangun dari tempat duduk, lalu langsung menghadap sang Dewi. Ia sempat mengangkat tangan dan hendak menampar Helena, namun terhenti sebelum mengenai pipi sang Dewi. Dengan sangat kesal dan frustrasi, ia kembali menurunkan tangannya dan mengepalkan kedua tangan sembari menahan amarah yang membara.

 

 

Sang pemuda menarik napas dalam-dalam. Tanpa bisa meluapkan amarahnya dengan kekerasan, ia memasang wajah seperti ingin menangis. Begitu tidak berdaya, kesal, muak, murka, dan sedih pada waktu yang bersamaan.

 

 

“Biarkan aku istirahat!! Apa kau bahkan tidak bisa membiarkan ku mati?! Huh!? Kumohon Xai, aku lelah …!! Jika kau tetap ingin mempertahankan impian itu, jangan libatkan aku lagi! Aku sudah lelah untuk membenci! Aku sudah berusaha memaafkanmu! Tapi, apa yang aku dapat ini! Kau tetap saja seperti itu!! Tak pernah belajar! Bebal!!”

 

 

Meski Odo benar-benar marah dan membentak kasar, tidak sekalipun ia menampar atau bahkan memukul Dewi Helena. Hanya memaki, menegur, dan memarahi atas kesalahan yang telah dilakukannya. Seakan memang sang pemuda tidak memiliki hak untuk melakukan kekerasan kepada Dewi Penata Ulang tersebut.

 

 

Mendapat makian seperti itu, Dewi Helena mulai tampak murung dan kembali mengintrospeksi diri. Ia paham mengapa pemuda itu berkata demikian, mengerti dan merasa itu adalah reaksi yang wajar.

 

 

Meski telah memahami hal tersebut, dalam jiwanya merasa kalau hal tersebut adalah sebuah kesalahan. Tidak seperti Akhir Dunia Sebelumnya, pada momen saat ini masih banyak kesempatan yang bisa dilakukan. Semua kesalahan yang sama bisa dicegah supaya tidak terjadi kembali, itulah yang dirasakan oleh Dewi Helena.

 

 

Tak ingin membuang kesempatan berdamai dengan jiwa di hadapannya, Dewi Helena meletakkan telapak tangan kanannya ke depan dadanya sendiri. Ia dengan tanpa ragu segera menyampaikan, “Sebenarnya … diriku juga hanya ingin engkau bahagia! Di dunia dan kehidupan kali ini, diriku ingin engkau terbebas dari semua beban yang ada! Reinkarnasi yang engkau lalui di dunia ini, itu bukanlah hal yang diriku harapan! Semesta ini belum siap untuk engkau, dunia ini belum diriku sempurnakan untuk engkau! Tolong kali ini percayalah pada diriku ini! Meskipun palsu, diriku sungguh berharap bisa menjadi Dewi bagimu ….”

 

 

Ungkapan dari isi hati Dewi Helena untuk sesaat membuat Odo terdiam. Meski mendengar itu sangat jelas dan menangkap maksudnya dengan tepat, sang pemuda tetap merasa itu terlalu memaksa. Sebuah keputusan satu arah tanpa memikirkan dampak yang ada dan selalu menyeretnya ke dalam masalah lain.

 

 

Gila, tidak konsisten, dan menyimpang. Perkataan Dewi Penata Ulang yang terucap itu begitu tidak konsisten sampai-sampai membuat Odo muak untuk mendengarnya.

 

 

Menatap penuh rasa kebencian, dalam hati Odo telah memutuskan sesuatu yang tidak bisa diubah hanya dengan perkataan. Ia menangkap perkataan yang terucap dari mulut kecil sang Dewi dengan dingin dan mengadilinya secara satu arah.

 

 

Mengangkat tangan kanan yang mengepal ke depan, sang pemuda membalas ungkapan tersebut dengan sebuah pertanyaan, “Apa … kau berniat menghapus seluruh jejak riwayat jiwaku? Semua yang pernah aku dapat dari Dunia Sebelumnya?! Bahkan sampai bekas ingatan dan keberadaan mereka semua …?”

 

 

“Itu benar! Biarkan diriku saja yang menanggung semua ingatan itu!” Helena mengambil satu langkah mendekat, menurunkan tangannya sendiri dari depan dada dan kembali menyampaikan, “Jika engkau tidak mengingat hal tersebut, banyak makhluk yang akan bahagia! Baik itu para mortal di dunia, diriku, bahkan dirimu sendiri! Jadi …, diriku mohon! Jangan berusaha mengingat itu …. Jangan sampai engkau mengingat nama asli dan impian tersebut! Tetaplah menjadi dirimu yang sekarang ini sampai waktu yang ditentukan itu tiba ….”

 

 

Odo tidak termakan ucapan sang Dewi, ia hanya mencerna perkataannya dan menganalisa dengan dingin. Sembari perlahan mengangkat jari telunjuk ke arahnya, pemuda itu kembali bertanya, “Jika kau menginginkan aku tetap menjadi diriku, lalu kenapa kau ingin membunuh ku? Kenapa kau ingin menghapus identitas ku?!”

 

 

“Itu demi untuk membuat engkau terlahir kembali dengan cara yang tepat! Bukan dari kutukan dan lautan darah penuh dosa! Reinkarnasi engkau kali ini adalah kehendak Mahia, anak itu ingin sekali lagi bertemu dengan engkau yang sesungguhnya! Karena itulah ia memaksa engkau terlahir kembali sebelum dunia ini siap!”

 

 

Mendengar jawaban tersebut, semua hal yang ingin Odo ketahui terpenuhi. Alasan dirinya datang hanyalah untuk tahu dalih dari tindakan Helena, supaya bisa melakukan Spekulasi Persepsi terpusat kepadanya. Dari awal pemuda rambut hitam tersebut telah menetapkan bahwa sang Dewi Penata Ulang memanglah musuh.

 

 

Dua pilihan antara kebahagiaan palsu dengan ingatan kosong dan penderitaan dengan ingatan yang dirinya miliki sejak dulu, tentu Odo lebih memilih untuk mempertahankan ingatan. Hal tersebut adalah tanda seseorang pernah ada, tanda bahwa dirinya pernah berjuang bersama rekan-rekannya di masa lalu, serta jejak bahwa keluarga yang menyayanginya pernah berada di sisinya.

 

 

Dengan pilihan yang jelas sudah dirinya ambil dari awal, Odo berhenti menunjuk dan menurunkan tangannya. Sembari menatap datar ia pun menyampaikan, “Kalau begitu, hal ini memang tak perlu diperdebatkan lagi. Kita … adalah musuh. Aku senang bisa memastikan hal ini.”

 

 

“A⸻?” Helena langsung panik mendengar keputusan tersebut, ia berusaha untuk mengubah keputusannya dan kembali berkata, “A-Apa yang engkau bicarakan! Diriku sama sekali tak ingin menjadi musuh⸻!”

 

 

“Jika kau ingin menghapus ku, tentu saja kau adalah musuh.” Odo mengambil pisau makan yang ada di atas meja, lalu meletakkannya di lehernya sendiri dan berkata, “Tindakan yang Mahia lakukan sudah tepat dengan menjaga kepingan ku tetap utuh. Jika aku memilikinya, kepingan lain akan berkumpul dalam waktu dekat …. Ini deklarasi dariku, wahai Dewi! Kita lihat keinginan siapa yang akan bertahan sampai akhir!”

 

 

Tanpa ragu sedikitpun, Odo memotong nadi lehernya sendiri dan bunuh diri. Tubuhnya jatuh ke belakang, tergeletak di lantai dengan darah berwarna putih yang mengalir deras. Pada detik itu juga, jiwa yang mengambil alih tubuh malaikat tanpa kepribadian itu langsung keluar dan melesat pergi menebus lapisan pelindung Realm. Kembali menuju ke tempat asalnya.

 

 

Dalam hitungan detik, tubuh malaikat yang diambil alih tersebut kembali ke wujud semula. Kembali mirip dengan malaikat-malaikat lain yang berbaris rapi di sudut ruangan. Layaknya sebuah boneka hidup tanpa kehendak, malaikat yang sebelumnya diambil alih tersebut lukanya mulai sembuh dan kembali berdiri seakan tidak terjadi apa-apa.

 

 

Melihat hal tersebut, Dewi Helena hanya menatap kesal dan menunjuk ke sudut ruang untuk memerintah malaikat tersebut kembali ke barisan. Ia menghela napas dengan penuh rasa resah, kembali duduk di sofa dan bersandar.

 

 

Helena menutup wajahnya sendiri dengan kedua tangan, mulai menangis tersedu-sedu. Rasa sakit yang menyerang dadanya, kecewa, menyesal, dan sedikit amarah dengan jelas membuat sang Dewi Penata Ulang menangis senyap. “Kenapa bisa seperti ini …? Mahia …, apa yang sebenarnya kau inginkan? Dia Ayahmu, bukan? Kenapa kau ingin membuatnya menderita lebih jauh lagi?” gumam sang Dewi.

 

 

“Wahai pemimpin kami, sebenarnya apa hubungan Anda dengan⸻?”

 

 

“Kami musuh!” bentak Dewi Helena. Ia segera menatap tajam ke arah Dewi Asmali, lalu dengan kesal kembali membentak, “Apa engkau tidak mendengarnya tadi?!”

 

 

ↈↈↈ

 

 

Kediaman The Witch of Orgin, di dalam ruang tamu bangunan kastel tersebut mereka berkumpul. Baik yang merupakan penghuni tatap ataupun pendatang, semuanya menatap tak percaya dengan apa yang telah terjadi. Hanya dalam hitungan detik, pertumpahan darah membuat ruangan dengan tema musim gugur tersebut menjadi merah gelap.

 

 

Di lantai tergeletak seorang wanita rambut pirang, sosok yang juga dikenal sebagai The Witch of Orgin. Meskipun Maxi Dress yang dikenakannya kotor karena darah dan terbaring tidak sadarkan diri, luka yang seharusnya ada pada perutnya sama sekali tidak terlihat. Hanya pakaian saja yang berlubang pada bagian perut sampai membuat pusarnya terlihat jelas .

 

 

Pada detik itu, keenam anak kembar di ruangan tersebut sadar telah membuat kesalahan fatal. Tidak bisa menahan rasa bersalah, Riria, Wulan, dan En terduduk lemas sampai tidak bisa berdiri kembali. Air mata mengalir, tubuh gemetar kacau melihat hasil atas tindakan mereka sendiri.

 

 

Di sebelah saudara-saudarinya, Karl, Santo, dan Hilya terdiam dengan pikiran kacau. Wajah mereka pucat pasi, keringat dingin bercucuran dan hampir muntah melihat apa yang berceceran di lantai.

 

 

Satu pasang tangan terpotong rapi menjadi empat bagian, badan dengan tulang punggung dan rusuk hancur juga berserakan di lantai. Pada dinding di dekat pintu menempel beberapa serpihan daging dengan darah mengalir yang mulai kering.  Di atas lemari, menggantikan perabotan hias yang terjatuh, di atas sana tergeletak sepasang potongan kaki menggantung.

 

 

Untuk disebut mayat, bentuknya sudah terlalu tidak karuan dan bahkan sulit untuk diidentifikasi jika tidak melihat kejadian itu dari awal atau mengenal siapa orang yang menjadi mayat tersebut. Serpihan serta potongan tubuh yang sudah tak berbentuk itu tidak lain dan tidak bukan adalah Odo Luke.

 

 

Hal mengerikan yang membuatnya sampai seperti itu terjadi kurang dari sepuluh menit yang lalu. Pada hitungan detik setelah Odo menghantamkan pukulannya ke tubuh sang Witch sampai menembus perut wanita rabut pirang tersebut, anak-anak kembar yang tadinya duduk langsung meloncat ke arah mereka berdua.

 

 

Keenam anak Lileian itu tanpa ragu mengaktifkan sihir elemen tipe penyerangan dan mengarahkannya ke bagian-bagian vital Putra Sulung Keluarga Luke tersebut, lalu membunuhnya di tempat.

 

 

Namun saat anak-anak tersebut mengira Odo telah menyerang Ibu mereka, tubuh Lileian malah sama sekali tidak terluka dan hanya pingsan. Itu tentu saja membuat keenam anak itu jatuh dalam rasa bersalah yang sangat luar biasa, bingung harus mengatakan alasan seperti apa kepada Ibu mereka atas insiden itu.

 

 

Pada tempat yang sama, Ra’an dan Di’in yang melihat hal tersebut pun benar-benar terbelalak. Mereka tak mengira bahwa keenam anak kembar bisa menggunakan sihir mematikan seperti itu dan langsung menghabisi Odo.

 

 

Dengan jelas kedua perempuan Moloia mengingat kejadian beberapa menit yang lalu. Tepat setelah Odo menghantamkan pukulan kuat ke tubuh Witch, semua anak kembar yang melihatnya langsung mengaktifkan Inti Sihir mereka dan menggunakan sihir tanpa merapalkan mantra.

 

 

Anak bernama En menggunakan sihir angin dan memotong tangan kanan Odo menjadi dua bagian, membuat pemuda yang sama sekali tidak berniat melawan tersebut menoleh. Tidak membiarkannya melakukan perlawanan, Karl memotongkan tangan kiri Odo menjadi dua bagian menggunakan sihir yang sama. Tidak berhenti sampai di situ, dalam waktu yang sangat singkat Santo juga menggunakan sihir angin untuk memotong kedua kakinya.

 

 

Saat tubuh pemuda rambut hitam tersebut jatuh ke arah mereka, Riria dan Wulan langsung melesat dan menggunakan sihir suara secara langsung untuk menyerang Odo dari depan. Itu merupakan serangan resonansi yang menciptakan gelombang kejut mematikan, membuat udara serta zat cair yang ada di dalam tubuh makhluk hidup bergerak tidak beraturan dan pada akhirnya meledak dari dalam.

 

 

Saat hanya tinggal kepala Odo yang masih utuh, dari udara Hilya langsung menghajarnya dengan tangan kanan yang sudah dilapisi sihir penguatan sampai kepala tersebut membentur lantai dan pecah. Layaknya sebuah tomat matang yang jatuh dari meja.

 

 

Peristiwa itu terjadi kurang dari hitungan sepuluh detik, membuat Di’in dan Ra’an tidak bisa bereaksi. Bahkan mereka tidak sempat bangun dan tetap duduk di kursi, dengan ekspresi terbelalak dan langsung gemetar.

 

 

Melihat anak-anak itu terdiam sekarang dan sama sekali tidak bergerak dari tempat selama beberapa menit, kedua perempuan Moloia itu saling menatap satu sama lain. Keduanya menelan air liur dengan berat, merasa telah masuk ke dalam situasi yang sangat gawat.

 

 

Meski melihat langsung apa yang terjadi pada Odo, mereka berdua sama sekali tidak menunjukkan rasa iba terhadapnya. Di dalam kepala Di’in dan Ra’an hanya penuh untuk memikirkan cara kabur dari kastel sebelum menjadi korban selanjutnya anak-anak sang Witch.

 

 

Perlahan bangun dari tempat duduk, kedua perempuan itu menoleh ke arah jendela dan berpikir untuk meloncat. Kabur selagi sang pembuat Penghalang Sihir sedang tidak sadarkan diri.

 

 

Namun sebelum sempat melangkah, The Witch of Orgin mulai siuman dan duduk di lantai dengan ekspresi bingung. Wanita rambut pirang itu lekas mengingat apa yang dirinya lihat sebelum tidak sadarkan diri, lalu segera meletakkan tangannya ke perut. Tidak menemukan lubang yang seharusnya ada, ia untuk sesaat terdiam dan berusaha mengingat-ingat dengan jelas kejadian sebelumnya.

 

 

Melihat ke arah anak-anaknya, Lileian bertambah bingung saat tahu mereka tampak cemas dan ketakutan. Segera berdiri, wanita rambut pirang itu mengambil satu langkah ke arah mereka.

 

 

“Kenapa kalian menatap diriku seperti itu? Memangnya apa yang terjadi? Di mana Unsur Hitam yang tadi ingin menemui diriku ini ⸻?”

 

 

Perkataan dan langkah Lileian langsung terhenti saat menginjak sesuatu yang licin. Ia perlahan menurunkan pandangan, lalu langsung terbelalak melihat apa yang ada sekelilingnya. Organ tubuh berceceran, darah menggenang, dan tulang-tulang berserakan. Tanpa diberitahukan siapa pun, The Witch of Orgin langsung paham milik siapa semua itu.

 

 

“Ka …. Ka-Kalian membunuhnya?!!” bentak Lileian kepada anak-anaknya.

 

 

Wajah mantan Dewi yang haus akan pengetahuan tersebut seketika memucat, dipenuhi rasa takut sebab beberapa saat lalu baru saja dirinya diberitahu oleh penciptanya untuk menjaga pemuda itu. Sebagai kompensasi atas ikut campur dirinya dalam kehidupan para mortal.

 

 

Kedua kaki Lileian gemetar, semakin lemas dan pada akhirnya jatuh terduduk di antara serpihan tulang, daging, serta darah yang membuat gaun hitam serta kakinya menjadi merah. Meletakkan kedua tangan ke wajah, ekspresi tenangnya mulai kacau dan dipenuhi rasa takut.

 

 

“Kenapa kalian membunuhnya …? Padahal pemuda itu satu-satunya jalan yang tersisa untuk diriku bisa menetap di dunia ini …. Dia satu-satunya petunjuk kebenaran dunia bagiku! Sekarang diriku ini harus bagaimana? Di-Diriku tak ingin kembali lagi ke kayangan!”

 

 

Keenam anak kembar takut dan bingung harus melakukan apa setelah mendengar ibu mereka berkata seperti itu. Tidak ada yang berani mendekat, memanggil, ataupun memberikan penjelasan kepada wanita rambut pirang itu. Anak-anak tersebut terlalu takut jika Ibunda mereka semakin marah setelah mendengar penjelasan.

 

 

Tangisan sedu menguasai ruangan, membuat semua orang yang melihat wanita itu mulai iba meski rasa takut serta bingung masih ada di dalam hati. Ra’an dan Di’in yang sebelumnya berniat kabur melalui jendela mengurungkan niat mereka karena hal itu. Kedua perempuan tersebut berjalan ke arah anak-anak kembar, lalu menatap ke arah sang Witch.

 

 

“Itu tidak bisa dimungkiri, Odo yang lebih dulu menyerang kamu. Anak-anak itu hanya ingin membalas dan segera menyelamatkan kamu,” ucap Di’in dengan niat mengurangi kesedihannya.

 

 

Tetapi saat mendengar hal tersebut, Lileian malah tambah murka dan segera menatap tajam ke arah perempuan rambu cokelat tersebut. “Diam! Memangnya makhluk rendahan seperti kau tahu apa!” bentak sang Witch.

 

 

Pada waktu yang bersamaan, hembusan angin yang sangat kuat terpancar darinya dan seketika menerbangkan Di’in sampai terpelanting ke atas meja tamu. Ra’an yang berada di sebelahnya tidak bisa bereaksi, ia mulai gemetar dan mulutnya langsung tertutup rapat tanpa bisa memberikan satu kalimat pun.

 

 

Di’in segera bangun, turun dari atas meja dan mengaktifkan Inti Sihirnya yang bisa dikatakan jauh lebih lemah jika dibandingkan Witch atau bahkan anak-anak kembar. Lileian melihat jelas aliran sihir yang mulai aktif di tubuh perempuan Moloia tersebut, lalu seakan menertawakan ia pun mengendus ringan dan memalingkan pandangan.

 

 

 

 

Terpopuler

Comments

Ken Arrock

Ken Arrock

👍

2021-03-25

1

ime Queen

ime Queen

masalah rumah tangga yang rumit

2021-02-01

2

Lu Pa

Lu Pa

1 anak ingin ayahanda memaafkan ibunda ... anak yang lain tidak ... ayahanda ... ibunda ... akankah kalian bersua kembali ...

2020-11-09

0

lihat semua
Episodes
1 Prolog Arc 03 "War of Altair Vega" (Part 01)
2 Prolog Arc 03 "War of Altair Vega" (Part 02)
3 [72] The Prepare 1 of 3 (Part 01)
4 [72] The Prepare 1 of 3 (Part 02)
5 [72] The Prepare 1 of 3 (Part 03)
6 [72] The Prepare 1 of 3 (Part 04)
7 [73] The Prepare 2 of 3 (Part 01)
8 [73] The Prepare 2 of 3 (Part 02)
9 [73] The Prepare 2 of 3 (Part 03)
10 [73] The Prepare 2 of 3 (Part 04)
11 [73] The Prepare 2 of 3 (Part 05)
12 [74] The Prepare 3 of 3 (Part 01)
13 [74] The Prepare 3 of 3 (Part 02)
14 [74] The Prepare 3 of 3 (Part 03)
15 [74] The Prepare 3 of 3 (Part 04)
16 [74] The Prepare 3 of 3 (Part 05)
17 [74] The Prepare 3 of 3 (Part 06)
18 [75] Cogitation (Part 01)
19 [75] Cogitation (Part 02)
20 [75] Cogitation (Part 03)
21 [75] Cogitation (Part 04)
22 [75] Cogitation (Part 05)
23 [76] The Fear to Bear (Part 01)
24 [76] The Fear to Bear (Part 02)
25 [76] The Fear to Bear (Part 03)
26 [76] The Fear to Bear (Part 04)
27 [77] Tanpa sadar dirinya memandang rendah orang-orang (Part 01)
28 [77] Tanpa sadar dirinya memandang rendah orang-orang (Part 02)
29 [77] Tanpa sadar dirinya memandang rendah orang-orang (Part 03)
30 [77] Tanpa sadar dirinya memandang rendah orang-orang (Part 04)
31 [77] Tanpa sadar dirinya memandang rendah orang-orang (Part 05)
32 [78] Egosentrisme (Part 01)
33 [78] Egosentrisme (Part 02)
34 [78] Egosentrisme (Part 03)
35 [78] Egosentrisme (Part 04)
36 [78] Egosentrisme (Part 05)
37 [79] True, Truth, Turn (Part 01)
38 [79] True, Truth, Turn (Part 02)
39 [79] True, Truth, Turn (Part 03)
40 [79] True, Truth, Turn (Part 04)
41 [79] True, Truth, Turn (Part 05)
42 [79] True, Truth, Turn (Part 06)
43 [80] Antara malam dan fajar (Part 01)
44 [80] Antara malam dan fajar (Part 02)
45 [80] Antara malam dan fajar (Part 03)
46 [80] Antara malam dan fajar (Part 04)
47 [81] When they don't want to pass a path full of puddles (Part 01)
48 [81] When they don't want to pass a path full of puddles (Part 02)
49 [81] When they don't want to pass a path full of puddles (Part 03)
50 [81] When they don't want to pass a path full of puddles (Part 04)
51 [81] When they don't want to pass a path full of puddles (Part 05)
52 [82] Every path has its puddle (Part 01)
53 [82] Every path has its puddle (Part 02)
54 [82] Every path has its puddle (Part 03)
55 [82] Every path has its puddle (Part 04)
56 [82] Every path has its puddle (Part 05)
57 [83] Keturunan ular tua (Part 01)
58 [83] Keturunan ular tua (Part 02)
59 [83] Keturunan ular tua (Part 03)
60 [83] Keturunan ular tua (Part 04)
61 [84] Dekadensi Kota Rockfield I (Part 01)
62 [84] Dekadensi Kota Rockfield I (Part 02)
63 [84] Dekadensi Kota Rockfield I (Part 03)
64 [84] Dekadensi Kota Rockfield I (Part 04)
65 [84] Dekadensi Kota Rockfield I (Part 05)
66 [85] Dekadensi Kota Rockfield II – Arti bangsawan (Part 01)
67 [85] Dekadensi Kota Rockfield II – Arti bangsawan (Part 02)
68 [85] Dekadensi Kota Rockfield II – Arti bangsawan (Part 03)
69 [85] Dekadensi Kota Rockfield II – Arti bangsawan (Part 04)
70 [85] Dekadensi Kota Rockfield II – Arti bangsawan (Part 05)
71 [86] Dekadensi Kota Rockfield III – Perih (Part 01)
72 [86] Dekadensi Kota Rockfield III – Perih (Part 02)
73 [86] Dekadensi Kota Rockfield III – Perih (Part 03)
74 [86] Dekadensi Kota Rockfield III – Perih (Part 04)
75 [86] Dekadensi Kota Rockfield III – Perih (Part 05)
76 [87] Dekadensi Kota Rockfield IV – Refleksi Diri (Part 01)
77 [87] Dekadensi Kota Rockfield IV – Refleksi Diri (Part 02)
78 [87] Dekadensi Kota Rockfield IV – Refleksi Diri (Part 03)
79 [87] Dekadensi Kota Rockfield IV – Refleksi Diri (Part 04)
80 [88] Dekadensi Kota Rockfield V – Entropi Kota (Part 01)
81 [88] Dekadensi Kota Rockfield V – Entropi Kota (Part 02)
82 [88] Dekadensi Kota Rockfield V – Entropi Kota (Part 03)
83 [88] Dekadensi Kota Rockfield V – Entropi Kota (Part 04)
84 [89] Dekadensi Kota Rockfield VI – Paradigm (Part 01)
85 [89] Dekadensi Kota Rockfield VI – Paradigm (Part 02)
86 [89] Dekadensi Kota Rockfield VI – Paradigm (Part 03)
87 [89] Dekadensi Kota Rockfield VI – Paradigm (Part 04)
88 [90] Dekadensi Kota Rockfield VII – Gadis (Part 01)
89 [90] Dekadensi Kota Rockfield VII – Gadis (Part 02)
90 [90] Dekadensi Kota Rockfield VII – Gadis (Part 03)
91 [90] Dekadensi Kota Rockfield VII – Gadis (Part 04)
92 [90] Dekadensi Kota Rockfield VII – Gadis (Part 05)
93 [91] Dekadensi Kota Rockfield VIII – Merasakan (Part 01)
94 [91] Dekadensi Kota Rockfield VIII – Merasakan (Part 02)
95 [91] Dekadensi Kota Rockfield VIII – Merasakan (Part 03)
96 [91] Dekadensi Kota Rockfield VIII – Merasakan (Part 04)
97 [91] Dekadensi Kota Rockfield VIII – Merasakan (Part 05)
98 [92] Dekadensi Kota Rockfield IX – Dosa (Part 01)
99 [92] Dekadensi Kota Rockfield IX – Dosa (Part 02)
100 [92] Dekadensi Kota Rockfield IX – Dosa (Part 03)
101 [92] Dekadensi Kota Rockfield IX – Dosa (Part 04)
102 [93] Dekadensi Kota Rockfield X – Mulai Menyimpang (Part 01)
103 [93] Dekadensi Kota Rockfield X – Mulai Menyimpang (Part 02)
104 [93] Dekadensi Kota Rockfield X – Mulai Menyimpang (Part 03)
105 [93] Dekadensi Kota Rockfield X – Mulai Menyimpang (Part 04)
106 [94] Dekadensi Kota Rockfield XI – Merembas (Part 01)
107 [94] Dekadensi Kota Rockfield XI – Merembas (Part 02)
108 [94] Dekadensi Kota Rockfield XI – Merembas (Part 03)
109 [94] Dekadensi Kota Rockfield XI – Merembas (Part 04)
110 [95] Dekadensi Kota Rockfield XII – Hal yang tidak diketahui (Part 01)
111 [95] Dekadensi Kota Rockfield XII – Hal yang tidak diketahui (Part 02)
112 [95] Dekadensi Kota Rockfield XII – Hal yang tidak diketahui (Part 03)
113 [95] Dekadensi Kota Rockfield XII – Hal yang tidak diketahui (Part 04)
114 [95] Dekadensi Kota Rockfield XII – Hal yang tidak diketahui (Part 05)
115 [96] Angelus I – Red Arrival (Part 01)
116 [96] Angelus I – Red Arrival (Part 02)
117 [96] Angelus I – Red Arrival (Part 03)
118 [96] Angelus I – Red Arrival (Part 04)
119 [97] Angelus II – Blue Action (Part 01)
120 [97] Angelus II – Blue Action (Part 02)
121 [97] Angelus II – Blue Action (Part 03)
122 [97] Angelus II – Blue Action (Part 04)
123 [97] Angelus II – Blue Action (Part 05)
124 [98] Angelus III – Grey Duty (Part 01)
125 [98] Angelus III – Grey Duty (Part 02)
126 [98] Angelus III – Grey Duty (Part 03)
127 [98] Angelus III – Grey Duty (Part 04)
128 [98] Angelus III – Grey Duty (Part 05)
129 [98] Angelus III – Grey Duty (Part 06)
130 [99] Angelus IV – Magenta Warmth (Part 01)
131 [99] Angelus IV – Magenta Warmth (Part 02)
132 [99] Angelus IV – Magenta Warmth (Part 03)
133 [99] Angelus IV – Magenta Warmth (Part 04)
134 [100] Angelus V – Green Slumber (Part 01)
135 [100] Angelus V – Green Slumber (Part 02)
136 [100] Angelus V – Green Slumber (Part 03)
137 [100] Angelus V – Green Slumber (Part 04)
138 [100] Angelus V – Green Slumber (Part 05)
139 [101] Serpent I – Persiapan & Pembicaraan (Part 01)
140 [101] Serpent I – Persiapan & Pembicaraan (Part 02)
141 [101] Serpent I – Persiapan & Pembicaraan (Part 03)
142 [101] Serpent I – Persiapan & Pembicaraan (Part 04)
143 [101] Serpent I – Persiapan & Pembicaraan (Part 05)
144 [102] Serpent II – Dipenuhi Keinginan (Part 01)
145 [102] Serpent II – Dipenuhi Keinginan (Part 02)
146 [102] Serpent II – Dipenuhi Keinginan (Part 03)
147 [102] Serpent II – Dipenuhi Keinginan (Part 04)
148 [103] Serpent III – Bay Leaf and Bittersweet (Part 01)
149 [103] Serpent III – Bay Leaf and Bittersweet (Part 02)
150 [103] Serpent III – Bay Leaf and Bittersweet (Part 03)
151 [103] Serpent III – Bay Leaf and Bittersweet (Part 04)
152 [103] Serpent III – Bay Leaf and Bittersweet (Part 05)
153 [104] Serpent IV – Warisan Kebohongan (Part 01)
154 [104] Serpent IV – Warisan Kebohongan (Part 02)
155 [104] Serpent IV – Warisan Kebohongan (Part 03)
156 [104] Serpent IV – Warisan Kebohongan (Part 04)
157 [104] Serpent IV – Warisan Kebohongan (Part 05)
158 [105] Serpent V – Malam Putih (Part 01)
159 [105] Serpent V – Malam Putih (Part 02)
160 [105] Serpent V – Malam Putih (Part 03)
161 [105] Serpent V – Malam Putih (Part 04)
162 [105] Serpent V – Malam Putih (Part 05)
163 [106] Serpent VI – Memories of Names and Shapes (Part 01)
164 [106] Serpent VI – Memories of Names and Shapes (Part 02)
165 [106] Serpent VI – Memories of Names and Shapes (Part 03)
166 [106] Serpent VI – Memories of Names and Shapes (Part 04)
167 [106] Serpent VI – Memories of Names and Shapes (Part 05)
168 [107] Serpent VII – Saraḷa Aastitva (Part 01)
169 [107] Serpent VII – Saraḷa Aastitva (Part 02)
170 [107] Serpent VII – Saraḷa Aastitva (Part 03)
171 [107] Serpent VII – Saraḷa Aastitva (Part 04)
172 [107] Serpent VII – Saraḷa Aastitva (Part 05)
173 [108] Serpent VIII – Buhul Dependensi (Part 01)
174 [108] Serpent VIII – Buhul Dependensi (Part 02)
175 [108] Serpent VIII – Buhul Dependensi (Part 03)
176 [108] Serpent VIII – Buhul Dependensi (Part 04)
177 [108] Serpent VIII – Buhul Dependensi (Part 05)
178 [109] Serpent IX – Dikara (Part 01)
179 [109] Serpent IX – Dikara (Part 02)
180 [109] Serpent IX – Dikara (Part 03)
181 [109] Serpent IX – Dikara (Part 04)
182 [109] Serpent IX – Dikara (Part 05)
183 [110] Serpent X – Fionnuala (Part 01)
184 [110] Serpent X – Fionnuala (Part 02)
185 [110] Serpent X – Fionnuala (Part 03)
186 [110] Serpent X – Fionnuala (Part 04)
187 [110] Serpent X – Fionnuala (Part 05)
188 [111] Serpent XI – Remorse (Part 01)
189 [111] Serpent XI – Remorse (Part 02)
190 [111] Serpent XI – Remorse (Part 03)
191 [111] Serpent XI – Remorse (Part 04)
192 [111] Serpent XI – Remorse (Part 05)
193 [112] Flamboyan Akhir Zaman I - Solemnly Swear (Part 01)
194 [112] Flamboyan Akhir Zaman I - Solemnly Swear (Part 02)
195 [112] Flamboyan Akhir Zaman I - Solemnly Swear (Part 03)
196 [112] Flamboyan Akhir Zaman I - Solemnly Swear (Part 04)
197 [112] Flamboyan Akhir Zaman I - Solemnly Swear (Part 05)
198 [113] Flamboyan Akhir Zaman II - Uncrowned King (Part 01)
199 [113] Flamboyan Akhir Zaman II - Uncrowned King (Part 02)
200 [113] Flamboyan Akhir Zaman II - Uncrowned King (Part 03)
201 [113] Flamboyan Akhir Zaman II - Uncrowned King (Part 04)
202 [113] Flamboyan Akhir Zaman II - Uncrowned King (Part 05)
203 [114] Flamboyan Akhir Zaman III – Buket Mayat (Part 01)
204 [114] Flamboyan Akhir Zaman III – Buket Mayat (Part 02)
205 [114] Flamboyan Akhir Zaman III – Buket Mayat (Part 03)
206 [114] Flamboyan Akhir Zaman III – Buket Mayat (Part 04)
207 [114] Flamboyan Akhir Zaman III – Buket Mayat (Part 05)
208 [115] Flamboyan Akhir Zaman IV – Pedang Kerajaan (Part 01)
209 [115] Flamboyan Akhir Zaman IV – Pedang Kerajaan (Part 02)
210 [115] Flamboyan Akhir Zaman IV – Pedang Kerajaan (Part 03)
211 [115] Flamboyan Akhir Zaman IV – Pedang Kerajaan (Part 04)
212 [115] Flamboyan Akhir Zaman IV – Pedang Kerajaan (Part 05)
213 [116] Flamboyan Akhir Zaman V – Komitmen dan Loyalitas (Part 01)
214 [116] Flamboyan Akhir Zaman V – Komitmen dan Loyalitas (Part 02)
215 [116] Flamboyan Akhir Zaman V – Komitmen dan Loyalitas (Part 03)
216 [116] Flamboyan Akhir Zaman V – Komitmen dan Loyalitas (Part 04)
217 [116] Flamboyan Akhir Zaman V – Komitmen dan Loyalitas (Part 05)
218 [117] Flamboyan Akhir Zaman VI – Inkarnasi (Part 01)
219 [117] Flamboyan Akhir Zaman VI – Inkarnasi (Part 02)
220 [117] Flamboyan Akhir Zaman VI – Inkarnasi (Part 03)
221 [117] Flamboyan Akhir Zaman VI – Inkarnasi (Part 04)
222 [118] Flamboyan Akhir Zaman VII – Altair (Part 01)
223 [118] Flamboyan Akhir Zaman VII – Altair (Part 02)
224 [118] Flamboyan Akhir Zaman VII – Altair (Part 03)
225 [118] Flamboyan Akhir Zaman VII – Altair (Part 04)
226 [118] Flamboyan Akhir Zaman VII – Altair (Part 05)
227 Epilog Arc 03 - Vega - (Part 01)
228 Epilog Arc 03 -Vega - (Part 02)
Episodes

Updated 228 Episodes

1
Prolog Arc 03 "War of Altair Vega" (Part 01)
2
Prolog Arc 03 "War of Altair Vega" (Part 02)
3
[72] The Prepare 1 of 3 (Part 01)
4
[72] The Prepare 1 of 3 (Part 02)
5
[72] The Prepare 1 of 3 (Part 03)
6
[72] The Prepare 1 of 3 (Part 04)
7
[73] The Prepare 2 of 3 (Part 01)
8
[73] The Prepare 2 of 3 (Part 02)
9
[73] The Prepare 2 of 3 (Part 03)
10
[73] The Prepare 2 of 3 (Part 04)
11
[73] The Prepare 2 of 3 (Part 05)
12
[74] The Prepare 3 of 3 (Part 01)
13
[74] The Prepare 3 of 3 (Part 02)
14
[74] The Prepare 3 of 3 (Part 03)
15
[74] The Prepare 3 of 3 (Part 04)
16
[74] The Prepare 3 of 3 (Part 05)
17
[74] The Prepare 3 of 3 (Part 06)
18
[75] Cogitation (Part 01)
19
[75] Cogitation (Part 02)
20
[75] Cogitation (Part 03)
21
[75] Cogitation (Part 04)
22
[75] Cogitation (Part 05)
23
[76] The Fear to Bear (Part 01)
24
[76] The Fear to Bear (Part 02)
25
[76] The Fear to Bear (Part 03)
26
[76] The Fear to Bear (Part 04)
27
[77] Tanpa sadar dirinya memandang rendah orang-orang (Part 01)
28
[77] Tanpa sadar dirinya memandang rendah orang-orang (Part 02)
29
[77] Tanpa sadar dirinya memandang rendah orang-orang (Part 03)
30
[77] Tanpa sadar dirinya memandang rendah orang-orang (Part 04)
31
[77] Tanpa sadar dirinya memandang rendah orang-orang (Part 05)
32
[78] Egosentrisme (Part 01)
33
[78] Egosentrisme (Part 02)
34
[78] Egosentrisme (Part 03)
35
[78] Egosentrisme (Part 04)
36
[78] Egosentrisme (Part 05)
37
[79] True, Truth, Turn (Part 01)
38
[79] True, Truth, Turn (Part 02)
39
[79] True, Truth, Turn (Part 03)
40
[79] True, Truth, Turn (Part 04)
41
[79] True, Truth, Turn (Part 05)
42
[79] True, Truth, Turn (Part 06)
43
[80] Antara malam dan fajar (Part 01)
44
[80] Antara malam dan fajar (Part 02)
45
[80] Antara malam dan fajar (Part 03)
46
[80] Antara malam dan fajar (Part 04)
47
[81] When they don't want to pass a path full of puddles (Part 01)
48
[81] When they don't want to pass a path full of puddles (Part 02)
49
[81] When they don't want to pass a path full of puddles (Part 03)
50
[81] When they don't want to pass a path full of puddles (Part 04)
51
[81] When they don't want to pass a path full of puddles (Part 05)
52
[82] Every path has its puddle (Part 01)
53
[82] Every path has its puddle (Part 02)
54
[82] Every path has its puddle (Part 03)
55
[82] Every path has its puddle (Part 04)
56
[82] Every path has its puddle (Part 05)
57
[83] Keturunan ular tua (Part 01)
58
[83] Keturunan ular tua (Part 02)
59
[83] Keturunan ular tua (Part 03)
60
[83] Keturunan ular tua (Part 04)
61
[84] Dekadensi Kota Rockfield I (Part 01)
62
[84] Dekadensi Kota Rockfield I (Part 02)
63
[84] Dekadensi Kota Rockfield I (Part 03)
64
[84] Dekadensi Kota Rockfield I (Part 04)
65
[84] Dekadensi Kota Rockfield I (Part 05)
66
[85] Dekadensi Kota Rockfield II – Arti bangsawan (Part 01)
67
[85] Dekadensi Kota Rockfield II – Arti bangsawan (Part 02)
68
[85] Dekadensi Kota Rockfield II – Arti bangsawan (Part 03)
69
[85] Dekadensi Kota Rockfield II – Arti bangsawan (Part 04)
70
[85] Dekadensi Kota Rockfield II – Arti bangsawan (Part 05)
71
[86] Dekadensi Kota Rockfield III – Perih (Part 01)
72
[86] Dekadensi Kota Rockfield III – Perih (Part 02)
73
[86] Dekadensi Kota Rockfield III – Perih (Part 03)
74
[86] Dekadensi Kota Rockfield III – Perih (Part 04)
75
[86] Dekadensi Kota Rockfield III – Perih (Part 05)
76
[87] Dekadensi Kota Rockfield IV – Refleksi Diri (Part 01)
77
[87] Dekadensi Kota Rockfield IV – Refleksi Diri (Part 02)
78
[87] Dekadensi Kota Rockfield IV – Refleksi Diri (Part 03)
79
[87] Dekadensi Kota Rockfield IV – Refleksi Diri (Part 04)
80
[88] Dekadensi Kota Rockfield V – Entropi Kota (Part 01)
81
[88] Dekadensi Kota Rockfield V – Entropi Kota (Part 02)
82
[88] Dekadensi Kota Rockfield V – Entropi Kota (Part 03)
83
[88] Dekadensi Kota Rockfield V – Entropi Kota (Part 04)
84
[89] Dekadensi Kota Rockfield VI – Paradigm (Part 01)
85
[89] Dekadensi Kota Rockfield VI – Paradigm (Part 02)
86
[89] Dekadensi Kota Rockfield VI – Paradigm (Part 03)
87
[89] Dekadensi Kota Rockfield VI – Paradigm (Part 04)
88
[90] Dekadensi Kota Rockfield VII – Gadis (Part 01)
89
[90] Dekadensi Kota Rockfield VII – Gadis (Part 02)
90
[90] Dekadensi Kota Rockfield VII – Gadis (Part 03)
91
[90] Dekadensi Kota Rockfield VII – Gadis (Part 04)
92
[90] Dekadensi Kota Rockfield VII – Gadis (Part 05)
93
[91] Dekadensi Kota Rockfield VIII – Merasakan (Part 01)
94
[91] Dekadensi Kota Rockfield VIII – Merasakan (Part 02)
95
[91] Dekadensi Kota Rockfield VIII – Merasakan (Part 03)
96
[91] Dekadensi Kota Rockfield VIII – Merasakan (Part 04)
97
[91] Dekadensi Kota Rockfield VIII – Merasakan (Part 05)
98
[92] Dekadensi Kota Rockfield IX – Dosa (Part 01)
99
[92] Dekadensi Kota Rockfield IX – Dosa (Part 02)
100
[92] Dekadensi Kota Rockfield IX – Dosa (Part 03)
101
[92] Dekadensi Kota Rockfield IX – Dosa (Part 04)
102
[93] Dekadensi Kota Rockfield X – Mulai Menyimpang (Part 01)
103
[93] Dekadensi Kota Rockfield X – Mulai Menyimpang (Part 02)
104
[93] Dekadensi Kota Rockfield X – Mulai Menyimpang (Part 03)
105
[93] Dekadensi Kota Rockfield X – Mulai Menyimpang (Part 04)
106
[94] Dekadensi Kota Rockfield XI – Merembas (Part 01)
107
[94] Dekadensi Kota Rockfield XI – Merembas (Part 02)
108
[94] Dekadensi Kota Rockfield XI – Merembas (Part 03)
109
[94] Dekadensi Kota Rockfield XI – Merembas (Part 04)
110
[95] Dekadensi Kota Rockfield XII – Hal yang tidak diketahui (Part 01)
111
[95] Dekadensi Kota Rockfield XII – Hal yang tidak diketahui (Part 02)
112
[95] Dekadensi Kota Rockfield XII – Hal yang tidak diketahui (Part 03)
113
[95] Dekadensi Kota Rockfield XII – Hal yang tidak diketahui (Part 04)
114
[95] Dekadensi Kota Rockfield XII – Hal yang tidak diketahui (Part 05)
115
[96] Angelus I – Red Arrival (Part 01)
116
[96] Angelus I – Red Arrival (Part 02)
117
[96] Angelus I – Red Arrival (Part 03)
118
[96] Angelus I – Red Arrival (Part 04)
119
[97] Angelus II – Blue Action (Part 01)
120
[97] Angelus II – Blue Action (Part 02)
121
[97] Angelus II – Blue Action (Part 03)
122
[97] Angelus II – Blue Action (Part 04)
123
[97] Angelus II – Blue Action (Part 05)
124
[98] Angelus III – Grey Duty (Part 01)
125
[98] Angelus III – Grey Duty (Part 02)
126
[98] Angelus III – Grey Duty (Part 03)
127
[98] Angelus III – Grey Duty (Part 04)
128
[98] Angelus III – Grey Duty (Part 05)
129
[98] Angelus III – Grey Duty (Part 06)
130
[99] Angelus IV – Magenta Warmth (Part 01)
131
[99] Angelus IV – Magenta Warmth (Part 02)
132
[99] Angelus IV – Magenta Warmth (Part 03)
133
[99] Angelus IV – Magenta Warmth (Part 04)
134
[100] Angelus V – Green Slumber (Part 01)
135
[100] Angelus V – Green Slumber (Part 02)
136
[100] Angelus V – Green Slumber (Part 03)
137
[100] Angelus V – Green Slumber (Part 04)
138
[100] Angelus V – Green Slumber (Part 05)
139
[101] Serpent I – Persiapan & Pembicaraan (Part 01)
140
[101] Serpent I – Persiapan & Pembicaraan (Part 02)
141
[101] Serpent I – Persiapan & Pembicaraan (Part 03)
142
[101] Serpent I – Persiapan & Pembicaraan (Part 04)
143
[101] Serpent I – Persiapan & Pembicaraan (Part 05)
144
[102] Serpent II – Dipenuhi Keinginan (Part 01)
145
[102] Serpent II – Dipenuhi Keinginan (Part 02)
146
[102] Serpent II – Dipenuhi Keinginan (Part 03)
147
[102] Serpent II – Dipenuhi Keinginan (Part 04)
148
[103] Serpent III – Bay Leaf and Bittersweet (Part 01)
149
[103] Serpent III – Bay Leaf and Bittersweet (Part 02)
150
[103] Serpent III – Bay Leaf and Bittersweet (Part 03)
151
[103] Serpent III – Bay Leaf and Bittersweet (Part 04)
152
[103] Serpent III – Bay Leaf and Bittersweet (Part 05)
153
[104] Serpent IV – Warisan Kebohongan (Part 01)
154
[104] Serpent IV – Warisan Kebohongan (Part 02)
155
[104] Serpent IV – Warisan Kebohongan (Part 03)
156
[104] Serpent IV – Warisan Kebohongan (Part 04)
157
[104] Serpent IV – Warisan Kebohongan (Part 05)
158
[105] Serpent V – Malam Putih (Part 01)
159
[105] Serpent V – Malam Putih (Part 02)
160
[105] Serpent V – Malam Putih (Part 03)
161
[105] Serpent V – Malam Putih (Part 04)
162
[105] Serpent V – Malam Putih (Part 05)
163
[106] Serpent VI – Memories of Names and Shapes (Part 01)
164
[106] Serpent VI – Memories of Names and Shapes (Part 02)
165
[106] Serpent VI – Memories of Names and Shapes (Part 03)
166
[106] Serpent VI – Memories of Names and Shapes (Part 04)
167
[106] Serpent VI – Memories of Names and Shapes (Part 05)
168
[107] Serpent VII – Saraḷa Aastitva (Part 01)
169
[107] Serpent VII – Saraḷa Aastitva (Part 02)
170
[107] Serpent VII – Saraḷa Aastitva (Part 03)
171
[107] Serpent VII – Saraḷa Aastitva (Part 04)
172
[107] Serpent VII – Saraḷa Aastitva (Part 05)
173
[108] Serpent VIII – Buhul Dependensi (Part 01)
174
[108] Serpent VIII – Buhul Dependensi (Part 02)
175
[108] Serpent VIII – Buhul Dependensi (Part 03)
176
[108] Serpent VIII – Buhul Dependensi (Part 04)
177
[108] Serpent VIII – Buhul Dependensi (Part 05)
178
[109] Serpent IX – Dikara (Part 01)
179
[109] Serpent IX – Dikara (Part 02)
180
[109] Serpent IX – Dikara (Part 03)
181
[109] Serpent IX – Dikara (Part 04)
182
[109] Serpent IX – Dikara (Part 05)
183
[110] Serpent X – Fionnuala (Part 01)
184
[110] Serpent X – Fionnuala (Part 02)
185
[110] Serpent X – Fionnuala (Part 03)
186
[110] Serpent X – Fionnuala (Part 04)
187
[110] Serpent X – Fionnuala (Part 05)
188
[111] Serpent XI – Remorse (Part 01)
189
[111] Serpent XI – Remorse (Part 02)
190
[111] Serpent XI – Remorse (Part 03)
191
[111] Serpent XI – Remorse (Part 04)
192
[111] Serpent XI – Remorse (Part 05)
193
[112] Flamboyan Akhir Zaman I - Solemnly Swear (Part 01)
194
[112] Flamboyan Akhir Zaman I - Solemnly Swear (Part 02)
195
[112] Flamboyan Akhir Zaman I - Solemnly Swear (Part 03)
196
[112] Flamboyan Akhir Zaman I - Solemnly Swear (Part 04)
197
[112] Flamboyan Akhir Zaman I - Solemnly Swear (Part 05)
198
[113] Flamboyan Akhir Zaman II - Uncrowned King (Part 01)
199
[113] Flamboyan Akhir Zaman II - Uncrowned King (Part 02)
200
[113] Flamboyan Akhir Zaman II - Uncrowned King (Part 03)
201
[113] Flamboyan Akhir Zaman II - Uncrowned King (Part 04)
202
[113] Flamboyan Akhir Zaman II - Uncrowned King (Part 05)
203
[114] Flamboyan Akhir Zaman III – Buket Mayat (Part 01)
204
[114] Flamboyan Akhir Zaman III – Buket Mayat (Part 02)
205
[114] Flamboyan Akhir Zaman III – Buket Mayat (Part 03)
206
[114] Flamboyan Akhir Zaman III – Buket Mayat (Part 04)
207
[114] Flamboyan Akhir Zaman III – Buket Mayat (Part 05)
208
[115] Flamboyan Akhir Zaman IV – Pedang Kerajaan (Part 01)
209
[115] Flamboyan Akhir Zaman IV – Pedang Kerajaan (Part 02)
210
[115] Flamboyan Akhir Zaman IV – Pedang Kerajaan (Part 03)
211
[115] Flamboyan Akhir Zaman IV – Pedang Kerajaan (Part 04)
212
[115] Flamboyan Akhir Zaman IV – Pedang Kerajaan (Part 05)
213
[116] Flamboyan Akhir Zaman V – Komitmen dan Loyalitas (Part 01)
214
[116] Flamboyan Akhir Zaman V – Komitmen dan Loyalitas (Part 02)
215
[116] Flamboyan Akhir Zaman V – Komitmen dan Loyalitas (Part 03)
216
[116] Flamboyan Akhir Zaman V – Komitmen dan Loyalitas (Part 04)
217
[116] Flamboyan Akhir Zaman V – Komitmen dan Loyalitas (Part 05)
218
[117] Flamboyan Akhir Zaman VI – Inkarnasi (Part 01)
219
[117] Flamboyan Akhir Zaman VI – Inkarnasi (Part 02)
220
[117] Flamboyan Akhir Zaman VI – Inkarnasi (Part 03)
221
[117] Flamboyan Akhir Zaman VI – Inkarnasi (Part 04)
222
[118] Flamboyan Akhir Zaman VII – Altair (Part 01)
223
[118] Flamboyan Akhir Zaman VII – Altair (Part 02)
224
[118] Flamboyan Akhir Zaman VII – Altair (Part 03)
225
[118] Flamboyan Akhir Zaman VII – Altair (Part 04)
226
[118] Flamboyan Akhir Zaman VII – Altair (Part 05)
227
Epilog Arc 03 - Vega - (Part 01)
228
Epilog Arc 03 -Vega - (Part 02)

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!