[73] The Prepare 2 of 3 (Part 03)

 

 

 

 

Segera mengusap air mata, Lileian berdiri dan menarik napasnya dalam-dalam. Ia berusaha menerima fakta bahwa jalan yang diberikan kepadanya telah hilang, lalu dalam benak memutuskan untuk mencari metode yang berbeda di lain waktu. Demi bisa mencapai impiannya untuk menguak semua pengetahuan dunia yang masih tersembunyi dan terus menetap di Dunia Nyata, ia dengan cepat berhenti meratapi.

 

 

Namun, itu bukan berarti kekecewaan dan amarah hilang darinya. Dengan jelas itu masih berkobar besar, membakar dadanya dan membuatnya tidak bisa berpikir secara rasional

 

 

“Pemuda itu sudah tidak ada, itu berarti … kalian juga sudah tidak lagi diriku perlukan.”

 

 

Lileian mengarahkan telapak tangannya kepada kedua perempuan Moloia, lalu mengaktifkan Inti Sihir dan mengumpulkan Mana serta Ether di sekitarnya dalam jumlah banyak. Itu dengan cepat membentuk padatan energi panas berwarna putih kehijauan, menjadi sihir yang belum pernah Di’in dan Ra’an lihat sebelumnya.

 

 

“Lenyaplah dari dunia ini⸻!”

 

 

Tiba-tiba potongan tangan kanan Odo yang terletak di lantai dengan sendirinya langsung melayang, mencengkeram erat pergelangan tangan Lileian dan menghentikan aktivasi sihir menggunakan Aitisal Almaelumat.

 

 

Semua orang yang melihat itu pun terkejut, begitu pula wanita rambut pirang tersebut yang dicengkeram tangannya. Untuk sesaat, mereka juga sempat merasa takut karena sebuah potongan tangan bisa bergerak sendiri seperti itu.

 

 

Namun hanya dalam hitungan kurang dari lima detik kemudian, anggota badan lainnya mulai bergerak dan dengan sangat cepat berkumpul kembali membentuk tubuh dari tangan itu secara utuh. Serpihan daging, tulang, dan bahkan sampai darah, semuanya berkumpul menuju tangan kanan tersebut dan dengan pasti membentuk kembali tubuh Odo Luke.

 

 

Dalam waktu kurang dari satu menit, tubuh pemuda itu dengan sempurna terbentuk kembali. Tanpa luka, goresan, atau bahkan kurang sedikitpun. Benar-benar tertara ulang dengan sempurna sebelum dirinya dibunuh beberapa saat lalu.

 

 

“Seharusnya di sini bahkan belum lewat setengah jam, ‘kan? Kenapa kau tiba-tiba ingin membunuh mereka, Lileian?” tanya pemuda itu.

 

 

“E-Engkau masih hidup?! Unsur Hitam! Sungguh engkau masih hidup?!”

 

 

Wanita rambut pirang tersebut seketika terlihat begitu bahagia, menatap dengan kedua mata berseri-seri dan segera memeluk Odo dengan sangat erat. Rasa lega memenuhi dada, kegembiraan tidak bisa dirinya sembunyikan dan air mata pun sedikit mengalir membasahi pipi.

 

 

“Hmm, aku paham ada banyak hal yang ingin kau tahu. Tapi …, pertama-tama lepaskan dulu dan beri aku pakaian. Telanjang seperti ini rasanya aneh.”

 

 

“A⸻!?”

 

 

Lileian baru sadar bahwa pemuda itu sama sekali tidak mengenakan pakaian, kecuali sarung tangan yang ada pada kedua tangan dan sepatu yang dikenakan oleh kakinya. Berhenti memeluk dan segera memalingkan pandangan, sang Witch segera menjentikkan jarinya.

 

 

Seketika suara gemuruh terdengar, seperti engsel-engsel pintu bergeser serta gerigi-gerigi roda gigi yang berputar. Saat suara berhenti, wanita rambut pirang tersebut menunjuk ke arah pintu sembari berkata, “Seharusnya sekarang di depan ruang tamu ini adalah kamar. Engkau bisa menggunakannya ….”

 

 

“Hmm, terima kasih.”

 

 

Layaknya orang berwajah tebal yang urat malunya sudah putus, tanpa sedikitpun berusaha menutupi bagian intim Odo berjalan keluar ruangan dan pergi menuju kamar yang dimaksud. Saat melihat hal itu, Di’in dan Ra’an untuk semakin tak mengerti sebenarnya pemuda itu makhluk semacam apa. Mereka benar-benar berhenti menganggapnya sebagai manusia.

 

 

“Letnan?” Ra’an menoleh ke arah atasannya dengan wajah pucat pasi, lalu dengan heran berkata, “Apa … dia itu benar-benar manusia?”

 

 

“Memangnya ada manusia yang bisa hidup lagi seperti tadi?” balas Di’in.

 

 

Tidak memedulikan ocehan kedua perempuan Moloia tersebut, Witch bertepuk tangan satu kali dan menata ulang ruang tamu. Darah yang sedikit masih tersisa pada lantai dan dinding seketika lenyap, lalu perabotan di atas meja yang berantakan pun dengan sendirinya kembali ke posisi semula, serta kursi-kursi pun masuk kembali ke dalam kolong meja.

 

 

“Sebelum dirinya selesai dan kembali ke sini, ada yang ingin diriku tanyakan kepada kalian.”

 

 

Lileian menatap ke arah keenam anak kembar secara bergantian, begitu mengintimidasi dengan sorot mata marahnya. Menghela napas dan memalingkan pandangan, ia berjalan menuju meja tamu sembari melewati mereka semua. Saat ia sampai, kursi utama bergerak dengan sendirinya dan menyediakan tempat untuknya duduk.

 

 

Sembari duduk, sosok yang dikenal sebagai The Witch of Orgin itu pun bertanya, “Anak-anakku, bisa kalian menjawab pertanyaan-pertanyaan Ibunda kalian ini dengan jujur?”

 

 

Setelah mengajukan pertanyaan tersebut, interogasi tentang apa yang sebenarnya telah terjadi sebelumnya pun dimulai. Sang Witch menanyakan semuanya dari awal kejadian sampai akhir, begitu detail sampai kejadian dimana Odo tiba-tiba bisa bangkit kembali dengan sebab yang tidak dirinya ketahui.

.

.

.

.

Tak sampai sepuluh menit waktu berlalu, Odo kembali ke ruang tamu tersebut. Ia sekarang mengenakan kemeja putih dengan bawahan celana hitam, lalu sepatu dan sarung tangan yang sebelumnya dari awal dirinya sudah kenakan. Menghentikan langkah setelah masuk ke dalam ruangan, pemuda rambut hitam itu menatap ke arah Lileian.

 

 

Wanita rambut pirang tersebut belum berganti pakaian dan masih mengenakan gaun dengan lubang pada bagian perut, tanda ia belum pergi dari ruang tamu dan malah melakukan hal lain. Berusaha tidak memedulikan alasan di balik hal tersebut, Odo kembali melangkahkan kaki sembari melihat ke arah keenam kembar dan kedua perempuan Moloia secara bergantian. Mengamati ekspresi mereka, lalu memperhitungkan dan mengambil spekulasi atas apa yang telah mereka bicarakan.

 

 

Sekilas kornea mata Odo berubah hijau, tanda Spekulasi Persepsi aktif dan proses kalkulasi atas apa saja yang telah mereka bicara selama dirinya pergi. Sampai di depan meja dan menghela napas ringan, ia memilih untuk duduk di kuris yang berhadapan dengan Hilya, salah satu anak-anak kembar. Posisinya tepat di dekat kursi utama tempat Lileian duduk, lalu di sebelah kanannya duduk juga salah satu anak kembar Lileian yang bernama En.

 

 

Lekas menatap ke arah sang Witch, pemuda rambut hitam itu membuka pembicaraan dengan sebuah pertanyaan, “Kenapa kau belum ganti? Tak masalah pakai pakaian seperti itu?” Hal tersebut merupakan topik sepele untuk ditanyakan. Namun, begitu tepat untuk memulai pembicaraan dalam suasana yang terasa sedikit tegang.

 

 

“Benar juga, ini memang terlihat tidak sopan.” Lileian sekilas menajamkan sorot mata, lalu meletakkan kedua tangannya sendiri ke bagian perut gaun yang terdapat lubang dan kembali berkata, “Namun ini perlu sebagai bukti. Bukankah engkau … sebelumnya yang membuat lubang pada pakaian ini? Beserta diriku …. Sebenarnya apa yang telah engkau lakukan?”

 

 

“Ah, ternyata kau penasaran soal itu?” Odo sekilas memalingkan pandangan dan pura-pura bodoh. Ia pindah menatap ke arah Di’in dan Ra’an secara bergantian seakan memastikan sesuatu dari mereka. Kembali menatap Lileian, sang pemuda dengan santai menjelaskan, “Sebelumnya aku hanya ingin menggunakan riwayat jiwamu, untuk melacak kau sudah melakukan Astral Projection ke mana belakangan ini.”

 

 

“Astral Projection …?” Lileian cukup binging mendengar hal tersebut.

 

 

“Melepas jiwa dari raga. Apa kau lebih paham kalau aku menyebutnya teknik Pelepasan Kesadaran Jiwa milik Dewi Kota?”

 

 

Penjelasan itu cukup untuk membuat sosok yang dikenal sebagai The Witch of Orgin paham, tentang apa yang telah pemuda itu lakukan kepadanya. “Apa … engkau mencoba untuk mencari tahu keberadaan sang Dewi Sejati? Sang Dewi Penata Ulang, Helena?”

 

 

Mengucapkan perkataan tersebut, itu menunjukkan dirinya tidak tahu apa-apa soal pertemuan yang telah terjadi di Celah Dimensi. Odo hanya memasang senyum kecil dan mengangguk. Ia memilih untuk tidak memberitahukan fakta, lalu sembari meletakkan kedua tangannya ke atas meja dirinya pun menyampaikan, “Begitulah! Jadi, apa kau sekarang marah karena tadi tiba-tiba dihajar pada bagian perut? Meski tidak sakit karena aku langsung menyerang wujud astral, namun sensasi dipukul jelas terasa dan kau kaget, ‘kan?”

 

 

Setiap makhluk mortal memang bisa memiliki wujud astral, namun itu haruslah dilatih dalam waktu yang tidak singkat dan tidak semua orang bisa mempertahankan kesadaran jiwa sembari melepasnya dari tubuh. Bahkan dikatakan seorang pertapa pun butuh waktu puluhan tahun untuk bisa menguasai teknis seperti itu.

 

 

Bagi Lileian sendiri, teknik Pelepasan Jiwa dirinya pelajari dari rekannya sebagai ganti dari transaksi yang pernah dirinya lakukan. Namun mengingat Odo bisa menyerang wujud astral yang masih menempel dengan tubuh dan langsung mengincar kesadaran jiwa, Lileian merasa itu cukup membuktikan Odo memiliki penguasaan yang lebih tinggi tentang konsep jiwa jika dibandingkan dengannya.

 

 

Sang Witch untuk sesaat merasa bunging, dalam hati bertanya-tanya mengapa pemuda itu bisa melakukan sesuatu hal seperti itu. Meski saat pertama kali mereka pernah berbincang tantang beberapa jenis sihir dan juga membicarakan konsep jiwa serta tubuh astral, namun yang dibahas hanyalah dasar dan mereka pun tidak melakukan praktik.

 

 

“Diriku tak ingin marah kepada engkau ….” Menarik napas dalam-dalam, Lileian menggelengkan kepala satu kali. Dalam ketidaktahuan, tanpa mengetahui kebenaran yang telah terjadi, wanita rambut pirang itu pun bertanya, “Diriku hanya ingin tahu, mengapa engkau ingin menemui Dewi Sejati tersebut? Terlebih lagi, mengapa engkau bisa tahu … kalau diriku akan bertemu dengannya hari ini?”

 

 

“Ah, soal itu ….” Odo meletakkan telunjuknya ke keningnya sendiri, lalu sembari tersenyum kecil menjawab, “Seharusnya salah satu anakmu sudah menyampaikan pesanku pada musim dingin tahun lalu, ‘kan? Alasan aku bisa tahu hal tersebut, tentu karena ingatan dari Raja Iblis Kuno …. Sosok malang yang menanggung dosa dunia itu memberitahu aku soal tenggang waktu perjanjian kalian, para Dewi yang memilih untuk menetap di Dunia Nyata dan hidup dalam keterbatasan fisik layaknya para mortal.”

 

 

Jawaban tersebut cukup membuat Lileian terkejut, begitu pula kedua perempuan Moloia yang baru mendengar Odo mewarisi hal semacam itu dari Raja Iblis Kuno. Namun, untuk semua anak-anak kembar sama sekali tidak mengubah ekspresi mereka dan masih tampak merasa bersalah karena telah menyerang Odo Luke sebelumnya.

 

 

“Apa … engkau juga ingin meneruskan kehendaknya? Engkau ingin membangkitkan kejayaan bangsa Iblis dan ⸻?”

 

 

“Kenapa aku harus melakukan itu,” potong Odo sebelum Lileian selesai berbicara. Menurunkan telunjuk dari kening, pemuda rambut hitam itu kembali menyampaikan, “Asal kau tahu, wahai mantan Dewi. Raja Iblis Kuno, Odrania Dies Orion, makhluk menyedihkan itu sama sekali tidak mengharapkan kejayaan bangsanya …. Sejarah yang engkau tahu selama di kayangan itu adalah kebohongan.”

 

 

“Ke-Kebohongan?!” Lileian benar-benar terkejut sampai bangun dari tempat duduk. Ia menatap dengan penuh rasa penasaran dan bertanya, “Kalau itu kebohongan, lalu apa yang menggerakkan Raja Iblis Kuno untuk berperang dengan Langit?! Mengapa jauh di masa lalu para Iblis menentang kodrat mereka dan memanjat ke Dunia Nyata ini untuk menjatuhkan Langit?”

 

 

Odo sama sekali tidak mengubah ekspresi wajahnya yang dasar, hanya menggeser pandangan ke atas meja dan menjawab, “Aku tidak akan memberitahu kau soal itu …. Ini ingatan orang lain, aku tak berhak membeberkannya. Apalagi, kepada makhluk kayangan sepertimu.”

 

 

“Itu … benar juga. Bangsa kami adalah musuhnya.” Lileian kembali duduk, memasang mimik wajah gelisah dan tampak ingin tahu kebenaran tersebut. Sebagai salah satu Dewi yang haus akan pengetahuan, sifat tersebut sangatlah wajar ditunjukkan olehnya. Kembali menatap ke arah lawan bicaranya, sekali lagi wanita rambut pirang tersebut bertanya, “Bagaimana kalau kita lakukan pertukaran? Untuk membuat engkau mengatakan kebenaran itu, apa yang perlu diriku berikan?”

 

 

“Tamak. Kau benar-benar rakus akan pengetahuan, ya?”

 

 

Odo kembali menatap lurus mata Lileian. Dalam benak, ia merasa nafsu seperti itu seharusnya tidak ada pada makhluk ilahi. Mereka yang bisa mencapai dimensi tingkat tinggi biasanya akan cenderung memiliki sedikit emosi, bertindak dengan dingin dan sangat rasional.

 

 

Namun melihat sang Witch memiliki sikap tak jauh berbeda dengan para penyihir di kota Mylta, untuk sesaat Odo merasa ilmu pengetahuan juga bisa menjadi sebuah candu berat. Membuat orang-orang yang mengejarnya dengan penuh gairah menjadi buta dengan sekitar.

 

 

“Tak masalah jika engkau menyebut diriku rakus! Diriku turun dari kayangan dan menetap lebih dari seribu tahun untuk mengetahui kebenaran yang dilarang langit!” Lileian meletakkan tangan kanannya ke depan dada, lalu dengan penuh rasa bangga menyampaikan, “Seluruh pengorbanan yang diriku curahkan selama ini setara dengan pengetahuan yang diriku dapat! Sesuatu yang dilarang oleh mereka para penghuni Langit! Namun! Semakin banyak pengetahuan yang didapat, diriku malah semakin merasa tidak tahu apa-apa! Karena itulah diriku ini belum terpuaskan! Alasan diriku waktu itu mengundang engkau ke kastel ini pun demi hal tersebut! Untuk memenuhi rasa ingin tahu ini!”

 

 

“Kau benar-benar mabuk pengetahuan,” ujar Odo dengan suara pelan.

 

 

Itu membuat Lileian tersentak, langsung kehilangan hasrat yang beberapa saat lalu meluap-luap. Kalimat tersebut bagikan sebuah tombak sindiran atas tingkahnya yang tidak mencerminkan makhluk berpengetahuan luas.

 

 

Lileian segera memalingkan pandangan dan malu pada dirinya sendiri, lalu dengan lirih berkata, “Maaf, sepertinya diriku terbawa suasana ….”

 

 

“Tidak masalah, aku tak kesal atau keberatan ….” Odo bangun dari tempat duduk, berjalan menghampiri Lileian dan berdiri di hadapannya. Mengangkat dagu wanita itu dengan lembut, sang pemuda memaksanya saling bertatap mata dari dekat. “Jika, kau memang ingin mengetahui rahasia dunia ini, maka patuhi aku!” perintahnya dengan tegas.

 

 

Itu cukup untuk membuat Lileian terkejut, sampai terlihat kikuk dan matanya berenang ke kanan dan kiri. Ia menggeser kuris dan mundur untuk menjauh, namun Odo malah mendekat dan kembali mengangkat wajahnya. Memaksa wanita rambut pirang tersebut saling bertatap mata dari dekat.

 

 

“Eng? U-Unsur Hitam …? O-Odo? Apa yang engkau sedang lakukan?” tanya Lileian dengan gugup.

 

 

Odo menyeringai tipis melihat reaksi seperti itu, lalu sembari berhenti mengangkat dagunya ia pun bertanya, “Sebelumnya, engkau juga mengatakan sesuatu tentang harus menjaga diriku, bukan? Itu pasti dari Dewi itu, bukan? Bukankah ini terdengar sangat menguntungkan? Tinggal patuh saja kepadaku!”

 

 

“Patuh?” Lileian benar-benar bingung karena perkataan Odo, hanya sedikit menangkap maksudnya, lalu selebihnya ia tidak paham mengapa pemuda tersebut berkata seperti itu sekarang. Saat pemuda rambut hitam tersebut mengambil satu langkah ke belakang, Lileian kembali bertanya, “Apa … yang sebenarnya engkau maksud? Tolong gunakan kalian yang bisa diriku mengerti.”

 

 

“Setiap hal di dunia ini selalu ada kompensasi, entah itu kebebasan, perdamaian, atau bahkan pengetahuan. Jika kau ingin mengetahui sesuatu, maka kau juga harus menanggung beban dari pengetahuan tersebut.”

 

 

“Beban … dari pengetahuan?”

 

 

“Benar, itu yang aku maksud.” Odo mengangkat telunjuk, lalu sembari tersenyum kecil mulai menjelaskan, “Dalam masyarakat, setiap orang yang memiliki pengetahuan lebih akan mendapat beban lebih. Namun, sebagai gantinya ia juga akan mendapatkan kemudahan yang lebih …. Itulah inti dari pengetahuan. Tidak seperti harta, kau tidak perlu takut itu akan berkurang setiap kali digunakan. Hanya harus menanggung kewajiban dari pengetahuan tersebut. Jika kau ingin mengetahuinya, maka⸻”

 

 

“Diriku bersedia!” jawaban Lileian langsung tanpa menunggu Odo menyelesaikan perkataan. “Jika engkau memberi diriku ini pengetahuan yang tidak diberikan oleh Dewi Penata Ulang, maka dengan senang hati diriku akan menjadi sekutu kekal engkau! Diriku akan mematuhi perintah engkau tanpa meragukannya!”

 

 

“Langsung jawab, ya?” Odo sesaat memasang wajah kecut, merasa Lileian memang tipe wanita yang tidak berpikir dua kali sebelum mengambil keputusan. Menghela napas dengan berat sekali, pemuda rambut hitam itu bertanya, “Apa kau tidak akan menyesal nantinya? Apa … Dewi Sejati memang separah itu? Dia selalu tidak menjawab pertanyaan yang kau ajukan? Sampai-sampai kau berpindah pihak semudah ini ….”

 

 

“Eh? Berpindah pihak?” Lileian benar-benar terkejut mendengarnya. Bangun dari tempat duduk, wanita rambut pirang tersebut sekali lagi memasang mimik wajah tidak percaya dengan apa yang dirinya dengar. Dengan penuh rasa cemas ia memastikan, “Diriku tidak sedang salah dengar, bukan? Atau … ini hanya hal yang diriku pikirkan saja? Rasanya yang engkau katakan sebelumnya ….”

 

 

“Hmm, kehendakku bertentangan dengan sang Dewi Penata Ulang dan aku berniat melawannya.”

 

 

“A⸻!!?”

 

 

Sosok The Witch of Orgin benar-benar terbelalak mendengar penyataan tersebut, ia seketika bingung harus mengambil keputusan apa. Bagi makhluk kayangan sepertinya, menentang sang pencipta merupakan hal yang bahkan tidak dirinya pernah bayangkan.

 

 

Meski demi mendapatkan pengetahuan yang dirinya damba-dambakan, ketetapan yang tertanam jauh di dalam jiwanya itu sangat melanggar kodrat dan merupakan dosa besar. Tetapi, di sisi lain pengetahuan yang berada di hadapannya lebih menggiurkan.

 

 

Tak bisa menahannya lebih lama dan kehilangan kontrol nafsu atas pengetahuan, Lileian dalam benak berkata, “Daripada Dewi Sejati yang selalu menyembunyikan kebenaran dan mempermainkan diriku, bukankah lebih baik sekarang diriku memihak pemuda ini? Ia telah memberitahu diriku tentang fakta dunia yang berbeda, ia seharusnya juga memiliki pengetahuan lebih dari itu?”

 

 

Tanpa mempertimbangkannya lama-lama, wanita yang cenderung jarang berpikir dua kali dalam mengambil keputusan tersebut segera menjawab, “Diriku … tetap akan menerima risikonya dan memilih untuk memihak engkau! Asalkan engkau bisa memberikan pengetahuan yang belum diriku miliki, itu tak masalah!”

 

 

“Oh, itu berarti kau akan melawan pencipta mu sendiri loh. Apa tak masalah? Aku tak ingin tiba-tiba di tengah jalan kau berkhianat dan menusuk dari belakang,” ucap Odo memastikan jawaban tersebut.

 

 

Lileian berdiri tegak dan meletakkan tangan kanannya ke depan dada, lalu dengan penuh rasa percaya diri ia bersumpah, “Atas takhta yang agung dari sosok yang menyandang nama Dewa Cuaca, sosok yang terbagi darinya, Dewi Angin Iratia dan Dewi Petir Baraq, diriku ini, Lileian Argarisa, salah satu dari 100 putri mereka bersumpah!”

 

 

“Ribet amat sumpahnya,” gumam Odo seraya memalingkan pandangan.

 

 

“Kasarnya! Itu sumpah atas nama Ilahi! Tolong hormati sedikit!” bentak Lileian dengan kesal.

 

 

Sama sekali tidak menunjukkan rasa menyesal, Odo menggaruk bagian belakang kepala dengan tangan kanan dan berkata, “Maaf, aku tak bermaksud menghina. Hanya saja ….” Ia menurunkan tangan kanan, langsung memasang ekspresi serius dan bertanya, “Tak masalah kau bersumpah atas nama Ilahi seperti itu? Bukannya sekarang kau ingin menentang pencipta mu sendiri?”

 

 

“Hmm ….” Lileian juga mulai merasa seperti itu, sangat konyol jika ia masih mengatasnamakan para makhluk Langit meski sekarang dirinya akan menentang mereka. Sembari memikirkan alternatif lain dirinya pun berkata, “Kalau dipikir-pikir, itu benar juga …. Rasanya malah diriku sudah niat berkhianat sejak awal. A⸻! Bukan berarti diriku ingin berkhianat! Sungguh!”

 

 

“Sumpah saja demi namamu sendiri,” ucap Odo tanpa memedulikan tingkah kikuk wanita di hadapannya. Sembari mengacungkan telunjuk ke arahnya, pemuda rambut hitam tersebut kembali menegaskan, “Ucapkan sumpah atas identitas yang kau miliki.”

 

 

“Identitas?” Lileian sedikit memiringkan kepala, tampak bingung dengan apa yang dimaksud.

 

 

“Ya, identitas kau sebagai satu individu yang bebas. Hanya memakai namamu sendiri.”

 

 

Mendengar hal tersebut, untuk sesaat Lileian menurunkan alisnya dan merasa ragu. Ia memalingkan pandangan ke sudut ruang, memikirkan banyak hal dan kembali bertanya, “Apa … engkau tak masalah dengan itu? Engkau tidak keberatan?”

 

 

“Hmm, tak masalah ….” Odo menurunkan jari telunjuk, memasang senyum tipis dan menyampaikan, “Daripada bersumpah atas nama Dewi yang bahkan tidak pernah aku temui, lebih baik kau bersumpah atas namamu sendiri. Kau juga seorang Dewi, bukan? Meski sekarang ada imbuhan mantan.”

 

 

Lileian merasa ada sebuah sindiran di dalam kalimat tersebut, membuatnya mengerutkan kening dan alisnya semakin turun. Menggelengkan kepala dan berusaha untuk fokus, ia pun segera menjawab, “Baiklah!”

 

 

Wanita rambut pirang tersebut meletakkan kedua telapak tangannya ke depan dada, memejamkan mata dan dengan hikmat bersumpah, “Diriku, Lileian Argarisa, dengan ini bersumpah akan menjadi sekutu kekal pemuda di hadapan diriku ini, Odo Luke …. Selama ia memberikan pengetahuan yang diriku inginkan, jiwa dan raga ini⸻!”

 

 

“Sudahlah, kalau dipikir-pikir sumpah juga tidak meyakinkan.”

 

 

 

 

Terpopuler

Comments

Ken Arrock

Ken Arrock

👍🙂

2021-03-25

1

ime Queen

ime Queen

wkwkwkwk odo ribet amat hidupmu

2021-02-01

4

Myura

Myura

aqua dgn rambut pirang:v

2020-12-14

0

lihat semua
Episodes
1 Prolog Arc 03 "War of Altair Vega" (Part 01)
2 Prolog Arc 03 "War of Altair Vega" (Part 02)
3 [72] The Prepare 1 of 3 (Part 01)
4 [72] The Prepare 1 of 3 (Part 02)
5 [72] The Prepare 1 of 3 (Part 03)
6 [72] The Prepare 1 of 3 (Part 04)
7 [73] The Prepare 2 of 3 (Part 01)
8 [73] The Prepare 2 of 3 (Part 02)
9 [73] The Prepare 2 of 3 (Part 03)
10 [73] The Prepare 2 of 3 (Part 04)
11 [73] The Prepare 2 of 3 (Part 05)
12 [74] The Prepare 3 of 3 (Part 01)
13 [74] The Prepare 3 of 3 (Part 02)
14 [74] The Prepare 3 of 3 (Part 03)
15 [74] The Prepare 3 of 3 (Part 04)
16 [74] The Prepare 3 of 3 (Part 05)
17 [74] The Prepare 3 of 3 (Part 06)
18 [75] Cogitation (Part 01)
19 [75] Cogitation (Part 02)
20 [75] Cogitation (Part 03)
21 [75] Cogitation (Part 04)
22 [75] Cogitation (Part 05)
23 [76] The Fear to Bear (Part 01)
24 [76] The Fear to Bear (Part 02)
25 [76] The Fear to Bear (Part 03)
26 [76] The Fear to Bear (Part 04)
27 [77] Tanpa sadar dirinya memandang rendah orang-orang (Part 01)
28 [77] Tanpa sadar dirinya memandang rendah orang-orang (Part 02)
29 [77] Tanpa sadar dirinya memandang rendah orang-orang (Part 03)
30 [77] Tanpa sadar dirinya memandang rendah orang-orang (Part 04)
31 [77] Tanpa sadar dirinya memandang rendah orang-orang (Part 05)
32 [78] Egosentrisme (Part 01)
33 [78] Egosentrisme (Part 02)
34 [78] Egosentrisme (Part 03)
35 [78] Egosentrisme (Part 04)
36 [78] Egosentrisme (Part 05)
37 [79] True, Truth, Turn (Part 01)
38 [79] True, Truth, Turn (Part 02)
39 [79] True, Truth, Turn (Part 03)
40 [79] True, Truth, Turn (Part 04)
41 [79] True, Truth, Turn (Part 05)
42 [79] True, Truth, Turn (Part 06)
43 [80] Antara malam dan fajar (Part 01)
44 [80] Antara malam dan fajar (Part 02)
45 [80] Antara malam dan fajar (Part 03)
46 [80] Antara malam dan fajar (Part 04)
47 [81] When they don't want to pass a path full of puddles (Part 01)
48 [81] When they don't want to pass a path full of puddles (Part 02)
49 [81] When they don't want to pass a path full of puddles (Part 03)
50 [81] When they don't want to pass a path full of puddles (Part 04)
51 [81] When they don't want to pass a path full of puddles (Part 05)
52 [82] Every path has its puddle (Part 01)
53 [82] Every path has its puddle (Part 02)
54 [82] Every path has its puddle (Part 03)
55 [82] Every path has its puddle (Part 04)
56 [82] Every path has its puddle (Part 05)
57 [83] Keturunan ular tua (Part 01)
58 [83] Keturunan ular tua (Part 02)
59 [83] Keturunan ular tua (Part 03)
60 [83] Keturunan ular tua (Part 04)
61 [84] Dekadensi Kota Rockfield I (Part 01)
62 [84] Dekadensi Kota Rockfield I (Part 02)
63 [84] Dekadensi Kota Rockfield I (Part 03)
64 [84] Dekadensi Kota Rockfield I (Part 04)
65 [84] Dekadensi Kota Rockfield I (Part 05)
66 [85] Dekadensi Kota Rockfield II – Arti bangsawan (Part 01)
67 [85] Dekadensi Kota Rockfield II – Arti bangsawan (Part 02)
68 [85] Dekadensi Kota Rockfield II – Arti bangsawan (Part 03)
69 [85] Dekadensi Kota Rockfield II – Arti bangsawan (Part 04)
70 [85] Dekadensi Kota Rockfield II – Arti bangsawan (Part 05)
71 [86] Dekadensi Kota Rockfield III – Perih (Part 01)
72 [86] Dekadensi Kota Rockfield III – Perih (Part 02)
73 [86] Dekadensi Kota Rockfield III – Perih (Part 03)
74 [86] Dekadensi Kota Rockfield III – Perih (Part 04)
75 [86] Dekadensi Kota Rockfield III – Perih (Part 05)
76 [87] Dekadensi Kota Rockfield IV – Refleksi Diri (Part 01)
77 [87] Dekadensi Kota Rockfield IV – Refleksi Diri (Part 02)
78 [87] Dekadensi Kota Rockfield IV – Refleksi Diri (Part 03)
79 [87] Dekadensi Kota Rockfield IV – Refleksi Diri (Part 04)
80 [88] Dekadensi Kota Rockfield V – Entropi Kota (Part 01)
81 [88] Dekadensi Kota Rockfield V – Entropi Kota (Part 02)
82 [88] Dekadensi Kota Rockfield V – Entropi Kota (Part 03)
83 [88] Dekadensi Kota Rockfield V – Entropi Kota (Part 04)
84 [89] Dekadensi Kota Rockfield VI – Paradigm (Part 01)
85 [89] Dekadensi Kota Rockfield VI – Paradigm (Part 02)
86 [89] Dekadensi Kota Rockfield VI – Paradigm (Part 03)
87 [89] Dekadensi Kota Rockfield VI – Paradigm (Part 04)
88 [90] Dekadensi Kota Rockfield VII – Gadis (Part 01)
89 [90] Dekadensi Kota Rockfield VII – Gadis (Part 02)
90 [90] Dekadensi Kota Rockfield VII – Gadis (Part 03)
91 [90] Dekadensi Kota Rockfield VII – Gadis (Part 04)
92 [90] Dekadensi Kota Rockfield VII – Gadis (Part 05)
93 [91] Dekadensi Kota Rockfield VIII – Merasakan (Part 01)
94 [91] Dekadensi Kota Rockfield VIII – Merasakan (Part 02)
95 [91] Dekadensi Kota Rockfield VIII – Merasakan (Part 03)
96 [91] Dekadensi Kota Rockfield VIII – Merasakan (Part 04)
97 [91] Dekadensi Kota Rockfield VIII – Merasakan (Part 05)
98 [92] Dekadensi Kota Rockfield IX – Dosa (Part 01)
99 [92] Dekadensi Kota Rockfield IX – Dosa (Part 02)
100 [92] Dekadensi Kota Rockfield IX – Dosa (Part 03)
101 [92] Dekadensi Kota Rockfield IX – Dosa (Part 04)
102 [93] Dekadensi Kota Rockfield X – Mulai Menyimpang (Part 01)
103 [93] Dekadensi Kota Rockfield X – Mulai Menyimpang (Part 02)
104 [93] Dekadensi Kota Rockfield X – Mulai Menyimpang (Part 03)
105 [93] Dekadensi Kota Rockfield X – Mulai Menyimpang (Part 04)
106 [94] Dekadensi Kota Rockfield XI – Merembas (Part 01)
107 [94] Dekadensi Kota Rockfield XI – Merembas (Part 02)
108 [94] Dekadensi Kota Rockfield XI – Merembas (Part 03)
109 [94] Dekadensi Kota Rockfield XI – Merembas (Part 04)
110 [95] Dekadensi Kota Rockfield XII – Hal yang tidak diketahui (Part 01)
111 [95] Dekadensi Kota Rockfield XII – Hal yang tidak diketahui (Part 02)
112 [95] Dekadensi Kota Rockfield XII – Hal yang tidak diketahui (Part 03)
113 [95] Dekadensi Kota Rockfield XII – Hal yang tidak diketahui (Part 04)
114 [95] Dekadensi Kota Rockfield XII – Hal yang tidak diketahui (Part 05)
115 [96] Angelus I – Red Arrival (Part 01)
116 [96] Angelus I – Red Arrival (Part 02)
117 [96] Angelus I – Red Arrival (Part 03)
118 [96] Angelus I – Red Arrival (Part 04)
119 [97] Angelus II – Blue Action (Part 01)
120 [97] Angelus II – Blue Action (Part 02)
121 [97] Angelus II – Blue Action (Part 03)
122 [97] Angelus II – Blue Action (Part 04)
123 [97] Angelus II – Blue Action (Part 05)
124 [98] Angelus III – Grey Duty (Part 01)
125 [98] Angelus III – Grey Duty (Part 02)
126 [98] Angelus III – Grey Duty (Part 03)
127 [98] Angelus III – Grey Duty (Part 04)
128 [98] Angelus III – Grey Duty (Part 05)
129 [98] Angelus III – Grey Duty (Part 06)
130 [99] Angelus IV – Magenta Warmth (Part 01)
131 [99] Angelus IV – Magenta Warmth (Part 02)
132 [99] Angelus IV – Magenta Warmth (Part 03)
133 [99] Angelus IV – Magenta Warmth (Part 04)
134 [100] Angelus V – Green Slumber (Part 01)
135 [100] Angelus V – Green Slumber (Part 02)
136 [100] Angelus V – Green Slumber (Part 03)
137 [100] Angelus V – Green Slumber (Part 04)
138 [100] Angelus V – Green Slumber (Part 05)
139 [101] Serpent I – Persiapan & Pembicaraan (Part 01)
140 [101] Serpent I – Persiapan & Pembicaraan (Part 02)
141 [101] Serpent I – Persiapan & Pembicaraan (Part 03)
142 [101] Serpent I – Persiapan & Pembicaraan (Part 04)
143 [101] Serpent I – Persiapan & Pembicaraan (Part 05)
144 [102] Serpent II – Dipenuhi Keinginan (Part 01)
145 [102] Serpent II – Dipenuhi Keinginan (Part 02)
146 [102] Serpent II – Dipenuhi Keinginan (Part 03)
147 [102] Serpent II – Dipenuhi Keinginan (Part 04)
148 [103] Serpent III – Bay Leaf and Bittersweet (Part 01)
149 [103] Serpent III – Bay Leaf and Bittersweet (Part 02)
150 [103] Serpent III – Bay Leaf and Bittersweet (Part 03)
151 [103] Serpent III – Bay Leaf and Bittersweet (Part 04)
152 [103] Serpent III – Bay Leaf and Bittersweet (Part 05)
153 [104] Serpent IV – Warisan Kebohongan (Part 01)
154 [104] Serpent IV – Warisan Kebohongan (Part 02)
155 [104] Serpent IV – Warisan Kebohongan (Part 03)
156 [104] Serpent IV – Warisan Kebohongan (Part 04)
157 [104] Serpent IV – Warisan Kebohongan (Part 05)
158 [105] Serpent V – Malam Putih (Part 01)
159 [105] Serpent V – Malam Putih (Part 02)
160 [105] Serpent V – Malam Putih (Part 03)
161 [105] Serpent V – Malam Putih (Part 04)
162 [105] Serpent V – Malam Putih (Part 05)
163 [106] Serpent VI – Memories of Names and Shapes (Part 01)
164 [106] Serpent VI – Memories of Names and Shapes (Part 02)
165 [106] Serpent VI – Memories of Names and Shapes (Part 03)
166 [106] Serpent VI – Memories of Names and Shapes (Part 04)
167 [106] Serpent VI – Memories of Names and Shapes (Part 05)
168 [107] Serpent VII – Saraḷa Aastitva (Part 01)
169 [107] Serpent VII – Saraḷa Aastitva (Part 02)
170 [107] Serpent VII – Saraḷa Aastitva (Part 03)
171 [107] Serpent VII – Saraḷa Aastitva (Part 04)
172 [107] Serpent VII – Saraḷa Aastitva (Part 05)
173 [108] Serpent VIII – Buhul Dependensi (Part 01)
174 [108] Serpent VIII – Buhul Dependensi (Part 02)
175 [108] Serpent VIII – Buhul Dependensi (Part 03)
176 [108] Serpent VIII – Buhul Dependensi (Part 04)
177 [108] Serpent VIII – Buhul Dependensi (Part 05)
178 [109] Serpent IX – Dikara (Part 01)
179 [109] Serpent IX – Dikara (Part 02)
180 [109] Serpent IX – Dikara (Part 03)
181 [109] Serpent IX – Dikara (Part 04)
182 [109] Serpent IX – Dikara (Part 05)
183 [110] Serpent X – Fionnuala (Part 01)
184 [110] Serpent X – Fionnuala (Part 02)
185 [110] Serpent X – Fionnuala (Part 03)
186 [110] Serpent X – Fionnuala (Part 04)
187 [110] Serpent X – Fionnuala (Part 05)
188 [111] Serpent XI – Remorse (Part 01)
189 [111] Serpent XI – Remorse (Part 02)
190 [111] Serpent XI – Remorse (Part 03)
191 [111] Serpent XI – Remorse (Part 04)
192 [111] Serpent XI – Remorse (Part 05)
193 [112] Flamboyan Akhir Zaman I - Solemnly Swear (Part 01)
194 [112] Flamboyan Akhir Zaman I - Solemnly Swear (Part 02)
195 [112] Flamboyan Akhir Zaman I - Solemnly Swear (Part 03)
196 [112] Flamboyan Akhir Zaman I - Solemnly Swear (Part 04)
197 [112] Flamboyan Akhir Zaman I - Solemnly Swear (Part 05)
198 [113] Flamboyan Akhir Zaman II - Uncrowned King (Part 01)
199 [113] Flamboyan Akhir Zaman II - Uncrowned King (Part 02)
200 [113] Flamboyan Akhir Zaman II - Uncrowned King (Part 03)
201 [113] Flamboyan Akhir Zaman II - Uncrowned King (Part 04)
202 [113] Flamboyan Akhir Zaman II - Uncrowned King (Part 05)
203 [114] Flamboyan Akhir Zaman III – Buket Mayat (Part 01)
204 [114] Flamboyan Akhir Zaman III – Buket Mayat (Part 02)
205 [114] Flamboyan Akhir Zaman III – Buket Mayat (Part 03)
206 [114] Flamboyan Akhir Zaman III – Buket Mayat (Part 04)
207 [114] Flamboyan Akhir Zaman III – Buket Mayat (Part 05)
208 [115] Flamboyan Akhir Zaman IV – Pedang Kerajaan (Part 01)
209 [115] Flamboyan Akhir Zaman IV – Pedang Kerajaan (Part 02)
210 [115] Flamboyan Akhir Zaman IV – Pedang Kerajaan (Part 03)
211 [115] Flamboyan Akhir Zaman IV – Pedang Kerajaan (Part 04)
212 [115] Flamboyan Akhir Zaman IV – Pedang Kerajaan (Part 05)
213 [116] Flamboyan Akhir Zaman V – Komitmen dan Loyalitas (Part 01)
214 [116] Flamboyan Akhir Zaman V – Komitmen dan Loyalitas (Part 02)
215 [116] Flamboyan Akhir Zaman V – Komitmen dan Loyalitas (Part 03)
216 [116] Flamboyan Akhir Zaman V – Komitmen dan Loyalitas (Part 04)
217 [116] Flamboyan Akhir Zaman V – Komitmen dan Loyalitas (Part 05)
218 [117] Flamboyan Akhir Zaman VI – Inkarnasi (Part 01)
219 [117] Flamboyan Akhir Zaman VI – Inkarnasi (Part 02)
220 [117] Flamboyan Akhir Zaman VI – Inkarnasi (Part 03)
221 [117] Flamboyan Akhir Zaman VI – Inkarnasi (Part 04)
222 [118] Flamboyan Akhir Zaman VII – Altair (Part 01)
223 [118] Flamboyan Akhir Zaman VII – Altair (Part 02)
224 [118] Flamboyan Akhir Zaman VII – Altair (Part 03)
225 [118] Flamboyan Akhir Zaman VII – Altair (Part 04)
226 [118] Flamboyan Akhir Zaman VII – Altair (Part 05)
227 Epilog Arc 03 - Vega - (Part 01)
228 Epilog Arc 03 -Vega - (Part 02)
Episodes

Updated 228 Episodes

1
Prolog Arc 03 "War of Altair Vega" (Part 01)
2
Prolog Arc 03 "War of Altair Vega" (Part 02)
3
[72] The Prepare 1 of 3 (Part 01)
4
[72] The Prepare 1 of 3 (Part 02)
5
[72] The Prepare 1 of 3 (Part 03)
6
[72] The Prepare 1 of 3 (Part 04)
7
[73] The Prepare 2 of 3 (Part 01)
8
[73] The Prepare 2 of 3 (Part 02)
9
[73] The Prepare 2 of 3 (Part 03)
10
[73] The Prepare 2 of 3 (Part 04)
11
[73] The Prepare 2 of 3 (Part 05)
12
[74] The Prepare 3 of 3 (Part 01)
13
[74] The Prepare 3 of 3 (Part 02)
14
[74] The Prepare 3 of 3 (Part 03)
15
[74] The Prepare 3 of 3 (Part 04)
16
[74] The Prepare 3 of 3 (Part 05)
17
[74] The Prepare 3 of 3 (Part 06)
18
[75] Cogitation (Part 01)
19
[75] Cogitation (Part 02)
20
[75] Cogitation (Part 03)
21
[75] Cogitation (Part 04)
22
[75] Cogitation (Part 05)
23
[76] The Fear to Bear (Part 01)
24
[76] The Fear to Bear (Part 02)
25
[76] The Fear to Bear (Part 03)
26
[76] The Fear to Bear (Part 04)
27
[77] Tanpa sadar dirinya memandang rendah orang-orang (Part 01)
28
[77] Tanpa sadar dirinya memandang rendah orang-orang (Part 02)
29
[77] Tanpa sadar dirinya memandang rendah orang-orang (Part 03)
30
[77] Tanpa sadar dirinya memandang rendah orang-orang (Part 04)
31
[77] Tanpa sadar dirinya memandang rendah orang-orang (Part 05)
32
[78] Egosentrisme (Part 01)
33
[78] Egosentrisme (Part 02)
34
[78] Egosentrisme (Part 03)
35
[78] Egosentrisme (Part 04)
36
[78] Egosentrisme (Part 05)
37
[79] True, Truth, Turn (Part 01)
38
[79] True, Truth, Turn (Part 02)
39
[79] True, Truth, Turn (Part 03)
40
[79] True, Truth, Turn (Part 04)
41
[79] True, Truth, Turn (Part 05)
42
[79] True, Truth, Turn (Part 06)
43
[80] Antara malam dan fajar (Part 01)
44
[80] Antara malam dan fajar (Part 02)
45
[80] Antara malam dan fajar (Part 03)
46
[80] Antara malam dan fajar (Part 04)
47
[81] When they don't want to pass a path full of puddles (Part 01)
48
[81] When they don't want to pass a path full of puddles (Part 02)
49
[81] When they don't want to pass a path full of puddles (Part 03)
50
[81] When they don't want to pass a path full of puddles (Part 04)
51
[81] When they don't want to pass a path full of puddles (Part 05)
52
[82] Every path has its puddle (Part 01)
53
[82] Every path has its puddle (Part 02)
54
[82] Every path has its puddle (Part 03)
55
[82] Every path has its puddle (Part 04)
56
[82] Every path has its puddle (Part 05)
57
[83] Keturunan ular tua (Part 01)
58
[83] Keturunan ular tua (Part 02)
59
[83] Keturunan ular tua (Part 03)
60
[83] Keturunan ular tua (Part 04)
61
[84] Dekadensi Kota Rockfield I (Part 01)
62
[84] Dekadensi Kota Rockfield I (Part 02)
63
[84] Dekadensi Kota Rockfield I (Part 03)
64
[84] Dekadensi Kota Rockfield I (Part 04)
65
[84] Dekadensi Kota Rockfield I (Part 05)
66
[85] Dekadensi Kota Rockfield II – Arti bangsawan (Part 01)
67
[85] Dekadensi Kota Rockfield II – Arti bangsawan (Part 02)
68
[85] Dekadensi Kota Rockfield II – Arti bangsawan (Part 03)
69
[85] Dekadensi Kota Rockfield II – Arti bangsawan (Part 04)
70
[85] Dekadensi Kota Rockfield II – Arti bangsawan (Part 05)
71
[86] Dekadensi Kota Rockfield III – Perih (Part 01)
72
[86] Dekadensi Kota Rockfield III – Perih (Part 02)
73
[86] Dekadensi Kota Rockfield III – Perih (Part 03)
74
[86] Dekadensi Kota Rockfield III – Perih (Part 04)
75
[86] Dekadensi Kota Rockfield III – Perih (Part 05)
76
[87] Dekadensi Kota Rockfield IV – Refleksi Diri (Part 01)
77
[87] Dekadensi Kota Rockfield IV – Refleksi Diri (Part 02)
78
[87] Dekadensi Kota Rockfield IV – Refleksi Diri (Part 03)
79
[87] Dekadensi Kota Rockfield IV – Refleksi Diri (Part 04)
80
[88] Dekadensi Kota Rockfield V – Entropi Kota (Part 01)
81
[88] Dekadensi Kota Rockfield V – Entropi Kota (Part 02)
82
[88] Dekadensi Kota Rockfield V – Entropi Kota (Part 03)
83
[88] Dekadensi Kota Rockfield V – Entropi Kota (Part 04)
84
[89] Dekadensi Kota Rockfield VI – Paradigm (Part 01)
85
[89] Dekadensi Kota Rockfield VI – Paradigm (Part 02)
86
[89] Dekadensi Kota Rockfield VI – Paradigm (Part 03)
87
[89] Dekadensi Kota Rockfield VI – Paradigm (Part 04)
88
[90] Dekadensi Kota Rockfield VII – Gadis (Part 01)
89
[90] Dekadensi Kota Rockfield VII – Gadis (Part 02)
90
[90] Dekadensi Kota Rockfield VII – Gadis (Part 03)
91
[90] Dekadensi Kota Rockfield VII – Gadis (Part 04)
92
[90] Dekadensi Kota Rockfield VII – Gadis (Part 05)
93
[91] Dekadensi Kota Rockfield VIII – Merasakan (Part 01)
94
[91] Dekadensi Kota Rockfield VIII – Merasakan (Part 02)
95
[91] Dekadensi Kota Rockfield VIII – Merasakan (Part 03)
96
[91] Dekadensi Kota Rockfield VIII – Merasakan (Part 04)
97
[91] Dekadensi Kota Rockfield VIII – Merasakan (Part 05)
98
[92] Dekadensi Kota Rockfield IX – Dosa (Part 01)
99
[92] Dekadensi Kota Rockfield IX – Dosa (Part 02)
100
[92] Dekadensi Kota Rockfield IX – Dosa (Part 03)
101
[92] Dekadensi Kota Rockfield IX – Dosa (Part 04)
102
[93] Dekadensi Kota Rockfield X – Mulai Menyimpang (Part 01)
103
[93] Dekadensi Kota Rockfield X – Mulai Menyimpang (Part 02)
104
[93] Dekadensi Kota Rockfield X – Mulai Menyimpang (Part 03)
105
[93] Dekadensi Kota Rockfield X – Mulai Menyimpang (Part 04)
106
[94] Dekadensi Kota Rockfield XI – Merembas (Part 01)
107
[94] Dekadensi Kota Rockfield XI – Merembas (Part 02)
108
[94] Dekadensi Kota Rockfield XI – Merembas (Part 03)
109
[94] Dekadensi Kota Rockfield XI – Merembas (Part 04)
110
[95] Dekadensi Kota Rockfield XII – Hal yang tidak diketahui (Part 01)
111
[95] Dekadensi Kota Rockfield XII – Hal yang tidak diketahui (Part 02)
112
[95] Dekadensi Kota Rockfield XII – Hal yang tidak diketahui (Part 03)
113
[95] Dekadensi Kota Rockfield XII – Hal yang tidak diketahui (Part 04)
114
[95] Dekadensi Kota Rockfield XII – Hal yang tidak diketahui (Part 05)
115
[96] Angelus I – Red Arrival (Part 01)
116
[96] Angelus I – Red Arrival (Part 02)
117
[96] Angelus I – Red Arrival (Part 03)
118
[96] Angelus I – Red Arrival (Part 04)
119
[97] Angelus II – Blue Action (Part 01)
120
[97] Angelus II – Blue Action (Part 02)
121
[97] Angelus II – Blue Action (Part 03)
122
[97] Angelus II – Blue Action (Part 04)
123
[97] Angelus II – Blue Action (Part 05)
124
[98] Angelus III – Grey Duty (Part 01)
125
[98] Angelus III – Grey Duty (Part 02)
126
[98] Angelus III – Grey Duty (Part 03)
127
[98] Angelus III – Grey Duty (Part 04)
128
[98] Angelus III – Grey Duty (Part 05)
129
[98] Angelus III – Grey Duty (Part 06)
130
[99] Angelus IV – Magenta Warmth (Part 01)
131
[99] Angelus IV – Magenta Warmth (Part 02)
132
[99] Angelus IV – Magenta Warmth (Part 03)
133
[99] Angelus IV – Magenta Warmth (Part 04)
134
[100] Angelus V – Green Slumber (Part 01)
135
[100] Angelus V – Green Slumber (Part 02)
136
[100] Angelus V – Green Slumber (Part 03)
137
[100] Angelus V – Green Slumber (Part 04)
138
[100] Angelus V – Green Slumber (Part 05)
139
[101] Serpent I – Persiapan & Pembicaraan (Part 01)
140
[101] Serpent I – Persiapan & Pembicaraan (Part 02)
141
[101] Serpent I – Persiapan & Pembicaraan (Part 03)
142
[101] Serpent I – Persiapan & Pembicaraan (Part 04)
143
[101] Serpent I – Persiapan & Pembicaraan (Part 05)
144
[102] Serpent II – Dipenuhi Keinginan (Part 01)
145
[102] Serpent II – Dipenuhi Keinginan (Part 02)
146
[102] Serpent II – Dipenuhi Keinginan (Part 03)
147
[102] Serpent II – Dipenuhi Keinginan (Part 04)
148
[103] Serpent III – Bay Leaf and Bittersweet (Part 01)
149
[103] Serpent III – Bay Leaf and Bittersweet (Part 02)
150
[103] Serpent III – Bay Leaf and Bittersweet (Part 03)
151
[103] Serpent III – Bay Leaf and Bittersweet (Part 04)
152
[103] Serpent III – Bay Leaf and Bittersweet (Part 05)
153
[104] Serpent IV – Warisan Kebohongan (Part 01)
154
[104] Serpent IV – Warisan Kebohongan (Part 02)
155
[104] Serpent IV – Warisan Kebohongan (Part 03)
156
[104] Serpent IV – Warisan Kebohongan (Part 04)
157
[104] Serpent IV – Warisan Kebohongan (Part 05)
158
[105] Serpent V – Malam Putih (Part 01)
159
[105] Serpent V – Malam Putih (Part 02)
160
[105] Serpent V – Malam Putih (Part 03)
161
[105] Serpent V – Malam Putih (Part 04)
162
[105] Serpent V – Malam Putih (Part 05)
163
[106] Serpent VI – Memories of Names and Shapes (Part 01)
164
[106] Serpent VI – Memories of Names and Shapes (Part 02)
165
[106] Serpent VI – Memories of Names and Shapes (Part 03)
166
[106] Serpent VI – Memories of Names and Shapes (Part 04)
167
[106] Serpent VI – Memories of Names and Shapes (Part 05)
168
[107] Serpent VII – Saraḷa Aastitva (Part 01)
169
[107] Serpent VII – Saraḷa Aastitva (Part 02)
170
[107] Serpent VII – Saraḷa Aastitva (Part 03)
171
[107] Serpent VII – Saraḷa Aastitva (Part 04)
172
[107] Serpent VII – Saraḷa Aastitva (Part 05)
173
[108] Serpent VIII – Buhul Dependensi (Part 01)
174
[108] Serpent VIII – Buhul Dependensi (Part 02)
175
[108] Serpent VIII – Buhul Dependensi (Part 03)
176
[108] Serpent VIII – Buhul Dependensi (Part 04)
177
[108] Serpent VIII – Buhul Dependensi (Part 05)
178
[109] Serpent IX – Dikara (Part 01)
179
[109] Serpent IX – Dikara (Part 02)
180
[109] Serpent IX – Dikara (Part 03)
181
[109] Serpent IX – Dikara (Part 04)
182
[109] Serpent IX – Dikara (Part 05)
183
[110] Serpent X – Fionnuala (Part 01)
184
[110] Serpent X – Fionnuala (Part 02)
185
[110] Serpent X – Fionnuala (Part 03)
186
[110] Serpent X – Fionnuala (Part 04)
187
[110] Serpent X – Fionnuala (Part 05)
188
[111] Serpent XI – Remorse (Part 01)
189
[111] Serpent XI – Remorse (Part 02)
190
[111] Serpent XI – Remorse (Part 03)
191
[111] Serpent XI – Remorse (Part 04)
192
[111] Serpent XI – Remorse (Part 05)
193
[112] Flamboyan Akhir Zaman I - Solemnly Swear (Part 01)
194
[112] Flamboyan Akhir Zaman I - Solemnly Swear (Part 02)
195
[112] Flamboyan Akhir Zaman I - Solemnly Swear (Part 03)
196
[112] Flamboyan Akhir Zaman I - Solemnly Swear (Part 04)
197
[112] Flamboyan Akhir Zaman I - Solemnly Swear (Part 05)
198
[113] Flamboyan Akhir Zaman II - Uncrowned King (Part 01)
199
[113] Flamboyan Akhir Zaman II - Uncrowned King (Part 02)
200
[113] Flamboyan Akhir Zaman II - Uncrowned King (Part 03)
201
[113] Flamboyan Akhir Zaman II - Uncrowned King (Part 04)
202
[113] Flamboyan Akhir Zaman II - Uncrowned King (Part 05)
203
[114] Flamboyan Akhir Zaman III – Buket Mayat (Part 01)
204
[114] Flamboyan Akhir Zaman III – Buket Mayat (Part 02)
205
[114] Flamboyan Akhir Zaman III – Buket Mayat (Part 03)
206
[114] Flamboyan Akhir Zaman III – Buket Mayat (Part 04)
207
[114] Flamboyan Akhir Zaman III – Buket Mayat (Part 05)
208
[115] Flamboyan Akhir Zaman IV – Pedang Kerajaan (Part 01)
209
[115] Flamboyan Akhir Zaman IV – Pedang Kerajaan (Part 02)
210
[115] Flamboyan Akhir Zaman IV – Pedang Kerajaan (Part 03)
211
[115] Flamboyan Akhir Zaman IV – Pedang Kerajaan (Part 04)
212
[115] Flamboyan Akhir Zaman IV – Pedang Kerajaan (Part 05)
213
[116] Flamboyan Akhir Zaman V – Komitmen dan Loyalitas (Part 01)
214
[116] Flamboyan Akhir Zaman V – Komitmen dan Loyalitas (Part 02)
215
[116] Flamboyan Akhir Zaman V – Komitmen dan Loyalitas (Part 03)
216
[116] Flamboyan Akhir Zaman V – Komitmen dan Loyalitas (Part 04)
217
[116] Flamboyan Akhir Zaman V – Komitmen dan Loyalitas (Part 05)
218
[117] Flamboyan Akhir Zaman VI – Inkarnasi (Part 01)
219
[117] Flamboyan Akhir Zaman VI – Inkarnasi (Part 02)
220
[117] Flamboyan Akhir Zaman VI – Inkarnasi (Part 03)
221
[117] Flamboyan Akhir Zaman VI – Inkarnasi (Part 04)
222
[118] Flamboyan Akhir Zaman VII – Altair (Part 01)
223
[118] Flamboyan Akhir Zaman VII – Altair (Part 02)
224
[118] Flamboyan Akhir Zaman VII – Altair (Part 03)
225
[118] Flamboyan Akhir Zaman VII – Altair (Part 04)
226
[118] Flamboyan Akhir Zaman VII – Altair (Part 05)
227
Epilog Arc 03 - Vega - (Part 01)
228
Epilog Arc 03 -Vega - (Part 02)

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!