[72] The Prepare 1 of 3 (Part 02)

 

 

 

 

Odo menyalurkan Mana dalam jumlah sangat sedikit dan mengaktifkan salah satu fungsi tersebut. Dalam hitungan detik, kedua sarung tangan tersebut menstimulasi sirkuit-sirkuit sihir pada kedua tangannya dan garis-garis merah tampak di permukaan kulit. Saat cahaya padam, sihir penguatan pun aktif secara pasif pada kedua tangannya.

 

 

Secara garis besar, sarung tangan yang Odo kenakan sekarang memiliki fungsi tambahan karena ditanami beberapa struktur sihir tambahan. Selain fungsi dasar sebagai dimensi penyimpanan, alat sihir tersebut juga memiliki struktur sihir penguatan, sihir elemen dasar, sihir gelombang, lalu beberapa struktur sihir sederhana lain.

 

 

“Hmm, memanfaatkan Mana dalam jumlah sedikit semaksimal mungkin. Hem! Antisipasi ini sangat tepat! Kurasa sebaiknya nanti aku tambahkan beberapa struktur lain lagi atau membuat alat tambahan seperti jubah atau pedang ⸻ Eng?”

 

 

Sebelum Odo selesai bergumam, pintu kamar diketuk dari luar dan Julia memanggil, “Tuan Muda, pakaian Anda telah saya siapkan. Hari ini Anda akan pergi ke Kota Mylta lagi, bukan? Tuan Arca juga sudah menunggu Anda di depan ….”

 

 

Mendengar itu, sekilas Odo melirik ke dalam lemari yang juga terdapat pakaian kemeja dan celana hitam dalam jumlah beberapa pasang. Menghela napas dan merasa percuma telah mencemaskan Julia karena sebelumnya membentak pelayan tersebut, Odo segera berjalan ke arah pintu dan membukanya.

 

 

“Bilang ke Arca aku akan ke sana sebentar lagi….”

 

 

Julia sedikit terkejut, tak mengira Odo dengan cepat akan membuka pintu karena beberapa hari terakhir pemuda tersebut hanya diam di kamar meski dipanggil beberapa kali. Melihat Tuan Mudanya tersebut telanjang dada di hadapannya, dengan segera sang gadis kucing mengambil langkah ke belakang dan menyodorkan pakaian yang dibawanya.

 

 

“A-Akan saya sampaikan ke Tuan Arca. Tuan Muda …, silahkan ambil pakaian gantinya dan kenakan sesuatu dulu.”

 

 

Melihat reaksi Julia dan telinga kucingnya bergerak naik turun, Odo hanya memasang ekspresi datar. Tatapannya segera turun ke pakaian yang diserahkan. Itu terdiri dari kemeja putih dengan lengan panjang, celana hitam berwarna hitam, rompi merah berbahan kulit rusa, dan sepatu pantofel. Namun di antara kombinasi biasa tersebut, terdapat celana dalam yang juga telah disiapkan.

 

 

“Hmm, kalau dia tidak lagi menganggap ku anak-anak, kenapa malah yang itu masih disiapkan juga? Bukannya malah melanggar zona privasi?” benak Odo dengan senyum kecut. Menerima pakaian dari Julia, pemuda itu hanya memalingkan pandangan dan sesaat terdiam.

 

 

Mengingat ada sesuatu yang harus disampaikan, Odo kembali menatap ke arah Julia dan bertanya, “Arca datang dengan salah satu karyawan ku, ‘kan?”

 

 

“Eh? Hmm, benar …. Beliau bersama pria dengan mata heterochromia itu lagi ….”

 

 

Sekilas Odo merasa kalau Arca sudah mulai terbiasa untuk mempekerjakan Matius, tak seperti beberapa minggu lalu saat masih ragu untuk memberikan perintah kepada mantan penjahat tersebut. Sesaat Putra Tunggal Keluarga Luke kembali menatap ke arah Julia dan mengamati, melakukan spekulasi persepsi secara terpusat kepadanya.

 

 

“Terima kasih, Julia sampaikan kepadanya kalau aku akan ke sana setelah siap.”

 

 

Tanpa mengatakan apa-apa lagi, Odo berbalik ke samping dan berjalan meninggalkannya. Melihat itu, Julia sempat merasa bingung dan berpikir harus menemani tuannya tersebut. Sembari melangkah ia pun bertanya, “Anda mau ke mana? Bukanya ⸻?”

 

 

“Mandi! Aku tidak mandi dua hari ini …”

 

 

Mendengar hal tersebut, Julia menghentikan langkah dan mengendus-endus. Ia baru sadar, bau kecut yang seharusnya tercium dari orang yang baru saja berkeringat banyak tak ada pada Odo. Ditambah apa yang dikatakannya yang menyampaikan bahwa dirinya belum mandi selama dua hari, hal tersebut tambah membuat sang Nekomata bingung.

 

 

“Kalau Tuan Muda belum mandi sejak kemarin, kenapa Anda sama sekali tidak bau? Anehnya ….”

 

 

“Oh, itu karena ….” Odo menghentikan langkahnya, menoleh ke arah Julia dan dengan senyum tipis berkata, “Aku seorang Saint. Julia tahu Ibuku juga tidak mengeluarkan bau tak sedap meski berkeringat, bukan?”

 

 

“Eh?! Be-Benarkah?!”

 

 

Julia terkejut dan ekornya berdiri tegak, baru tahu kalau Saint memiliki seorang anak maka anak tersebut juga akan menjadi Saint. Namun sebelum benar-benar meyakini hal tersebut, Odo tertawak kecil dan menyampaikan, “Bohong kok, jangan langsung percaya dong. Ini hanya sihir pasif untuk memanipulasi aroma tubuh. Meski kemampuan sihir ku berkurang drastis, hal sederhana seperti ini masih bisa aku gunakan.”

 

 

Setelah melemparkan gurauan yang terdengar begitu serius tersebut, Odo kembali melangkahkan kakinya dan pergi. Tanpa menoleh kembali ke belakang, lalu berbelok di persimpangan lorong untuk pergi ke kamar mandi.

 

 

Meski Tuan Mudahnya sudah pergi, Julia masih memikirkan gurauan sebelumnya. Merasa ragu dan dalam hati bertanya-tanya bagian mana yang sebenarnya hanya gurauan. Benar seperti yang dikatakan Odo, Mavis yang seorang Saint memang tidak memiliki bau badan tak sedap karena punya sebuah keistimewaan.

 

 

Kembali mengingat desas-desus dari beberapa pelayan yang mengatakan bahwa The Pontiff dan Archbishop menganggap Odo spesial, Julia mulai tak bisa berhenti memikirkan keisengan Tuannya tersebut. Setelah menutup pintu kamar Tuan Mudanya, Julia berbalik dan mengambil arah yang berbeda untuk pergi ke depan.

 

 

Menghentikan langkah dan meletakan jari telunjuk ke pipi, sang Nekomata sedikit menoleh keluar jendela dan bergumam, “Kalau tidak salah, katanya juga Tuan Odo bisa mengakses dimensi tingkat tinggi dengan mudah. Jangan-jangan kabar simpang-siur kalau beliau sudah menguasai manifestasi malaikat dengan sempurna itu benar? Fiola juga … seingat saya sempat membicarakan itu juga dengan Nyonya.”

 

 

Merasa memikirkan hal seperti itu sendiri tidak bisa membuahkan hasil jelas, Julia menghela napas kecil dan menurunkan jari dari pipi. Menatap ke depan dan membusungkan dada dengan rasa bangga dalam pekerjaannya, ia kembali melangkahkan kakinya untuk menemui tamu di depan dan menyampaikan pesan dari Tuan Mudanya.

 

 

ↈↈↈ

 

 

Ruang tamu sekunder Kediaman Luke, tempat tersebut terletak di lorong setelah pintu masuk utama dan berseberangan dengan ruang makan keluarga. Tak jauh berbeda dengan desain ruangan lain di Mansion tersebut, ruang tamu sekunder memiliki interior dengan bergaya Vitoria abad pertengahan.

 

 

Meja dari kayu jati, mahoni dan pinus, hiasan-hiasan dingin berupa pedang serta perisai hias yang terbuat dari perak dan platinum, lalu ada juga lampu gantung dengan sumber pencahayaan kristal sebagai penerang utama. Lantainya pun berupa keramik marmer berpola hias sama dengan yang dipakai pada ruangan-ruangan lain.

 

 

Duduk pada sofa dan berhadapan dengan tamunya, Odo malah sibuk membaca laporan-laporan yang dibawakan Arca untuknya. Sembari memeriksa dokumen satu persatu, Odo menyelingi dengan meminum kopi hangat dan makan sarapan berupa roti kering dengan selai plum.

 

 

“Arca, apa kau sudah sarapan? Kalau dipikir-pikir lagi, sadah hampir dua bulan ini kau juga tidak pulang-pulang ke rumah, ‘kan?”

 

 

Arca yang duduk di sebelah Matius hanya memasang ekspresi malas, tidak terlihat lelah namun tampak sedikit kesal. Menyandarkan tubuh ke sandaran sofa dan menghela napas, Putra Sulung Keluarga Rein tersebut mengeluarkan keluhan dengan nada resah, “Yah, andai saja kamu tidak memberi ku tugas dengan jumlah sebanyak ini ⸻”

 

 

“Meski kau pulang, pasti ujung-ujungnya bakal disuruh ayahmu pergi ke Wilayah Luke lagi untuk mendampingi ku sih,” potong Odo tanpa menunggu Arca selesai menjawab.

 

 

Pemuda rambut hitam tersebut sama sekali tidak menatap lawan bicaranya, bahkan sarapan yang dimakan. Mata Odo hanya fokus pada laporan, terus memeriksa dan ingin segera mengeluarkan keputusan untuk tindakan perusahaan Ordoxi Nigrum selanjutnya.

 

 

Kening Arca sedikit mengerut, lalu dengan kesal berkata, “Kalau sudah tahu, kenapa kamu menanyakannya? Menyebalkan ….”

 

 

“Yah ….” Odo selesai memeriksa laporan, lalu kembali meletakkannya ke atas meja di depan piring sarapannya. Sembari menatap ke arah salah satu orang yang bekerja untuknya tersebut, ia dengan nada serius berkata, “Aku hanya ingin memancing pembicaraan. Dari laporan ini, seharusnya ada hal yang perlu kau bicarakan, ‘kan? Terutama tentang desa yang baru dibangun untuk Suku Klista itu ….”

 

 

Arca segera duduk dengan tegap, paham pembicaraan mulai masuk ke topik serius. Mengambil salah satu perkamen yang sebelumnya Odo periksa dan melihatnya, Putra Sulung Keluarga Rein tersebut menyampaikan, “Seperti yang tertulis, orang-orang pemerintahan dari Kota Mylta mulai menunjukkan sifat aslinya. Mungkin karena perusahaan yang kamu bangun berkembang pesat melebihi perkiraan mereka, orang-orang itu mulai memberikan tekanan kepada kita ….”

 

 

“Dan hasilnya ini?” Odo memasang mimik wajah kesal, mengepalkan tangan kanannya dan kembali bertanya, “Mereka menuntut pajak lebih dan mulai mendorong Lisia untuk menghapus hak investasi milikku pada desa yang bahkan baru berdiri satu minggu?”

 

 

Arca terdiam dan untuk sesaat bingung harus berkata apa lagi. Reaksi orang-orang pemerintahan dari Kota Mylta yang terdiri dari konglomerat dan bangsawan memang merugikan, namun itu adalah langkah yang wajar mereka lakukan. Ketika ada sebuah perusahaan berkembang pesat di wilayah otoritas mereka, orang-orang pemerintahan pasti akan mulai melakukan penekanan dan berusaha mengambil keuntungan. Dengan mengatasnamakan pajak, administrasi, ataupun hal semacamnya.

 

 

“Apa perlu aku singkirkan mereka? Selagi kita masih … memegang aib si Wakil Walikota tidak kompeten itu ….”

 

 

Odo langsung menatap hina saat mendengar saran Arca, merasa sifat buruk Putra Sulung Keluarga Rein tersebut sama sekali tidak berubah sejak pertama kali bertemu dengannya. Kembali mengingat bagaimana rekannya tersebut dikenal oleh kalangan bangsawan, Odo hanya menghela napas.

 

 

“Maksudmu soal skandalnya dengan Madam Theodora?” tanya Odo memastikan.

 

 

“Memangnya apa lagi?” Arca sesaat mengangkat kedua sisi pundaknya, memalingkan pandangan dengan kesal dan menyampaikan, “Sebelum pak tua itu menyingkirkan saksi penting itu, lebih baik kita segera menggunakannya. Terlebih lagi, kamu juga sudah menanamkan investasi dengan uang pribadi di tempat itu, ‘kan?”

 

 

Mulai mendapat tatapan menuntut dari Arca, sekilas Odo meletakkan telapak tangan di depan mulutnya sendiri dan berpikir. Dalam satu bulan ini Ordoxi Nigrum memang berkembang dengan pesat dan bahkan berhasil memonopoli pelabuhan bersama Serikat Dagang Lorian.

 

 

Bukan hanya itu saja, usaha baru yang dibuka perusahaan juga membuat daya serap tenaga kerja meningkat dan mengurangi orang-orang kumuh di Kota Mylta. Itu secara teknis meningkatkan kualitas hidup secara bertahap, mengurangi beban pemerintah Kota.

 

 

Meski belum bisa memberikan tempat tinggal dan membiarkan orang-orang kumuh tersebut tidur di pasar distrik perniagaan ataupun distrik rumah bordil, namun dengan jelas kualitas kehidupan mereka meningkat berkat pekerjaan yang jelas. Dengan bayaran yang lumayan, mereka bahkan bisa membeli pakaian yang layak dan makanan setiap harinya.

 

 

“Kalau ditinjau ulang, perusahaan ku malah menggantikan fungsi pemerintahan untuk menyejahterakan penduduk, ‘kan? Apa karena itu mereka jadi tak suka?” gumam Odo.

 

 

Mendengar hal tersebut, Arca bertambah kesal dan malah berkata, “Singkirkan saja mereka! Menyusahkan saja! Bukannya kau berkata ingin memotong ranting-ranting yang tidak perlu?!”

 

 

Odo menurunkan tangan dari mulut dan menatap datar, lalu setelah hela napas ringan ia pun menyampaikan, “Aku juga ingin melakukan apa yang kau katakan itu, Arca. Tapi ….” Odo sedikit menyipitkan tatapannya, meninjau kembali rasa kemanusiaan dalam hati dan mengingat-ingat kesalahan yang pernah dirinya lakukan di masa lalu.

 

 

Paham bahwa bertindak agresif dan menyingkirkan komponen-komponen dengan cepat bisa mendatangkan hal buruk, Odo memikirkan alasan dengan baik-baik dan berkata, “Seperti yang kau tahu Pak Wiskel punya keluarga dan bahkan ada juga anaknya. Kalau kita bermain asal tebang seperti itu, kelak pasti efek baliknya akan datang. Contohnya ..., seperti teritorial Kota Localias Tiber sekarang. Kau paham apa yang aku maksud, ‘kan? Karena dahulu, saat ayahmu masih muda melakukan apa yang kau sering lakukan sekarang ini.”

 

 

Arca tersentak, dirinya tak mengira akan dinasihati seperti itu dan kembali diingatkan masalah yang ditinggalkan Thomas Rein di teritorial Kota Localias. Memang benar seperti yang Odo katakan, Thomas Rein pada masa setelah peperangan melakukan banyak pergantian Kepala Keluarga Bangsawan dengan cara yang memaksa.

 

 

Menguak skandal, korupsi, penyuapan, bahkan ada juga perdagangan budak. Dengan cara membongkar kejahatan yang melanggar peraturan Raja dan para Senat, Kepala Keluarga Rein dengan dalih yang kuat memberikan ancaman jelas dan bahkan memenjarakan hampir 40% dari semua bangsawan yang ada di Localias, lalu juga mencopot gelar bangsawan dan memberikannya kepada orang yang lebih layak.

 

 

Hasil dari itu adalah kebencian dari keluarga yang dicopot gelarnya dan dipermalukan karena kejahatan mereka telah dibongkar di depan umum. Mereka yang masih memiliki koneksi dengan dunia pemerintahan perlahan menumpuk pengaruh pada masyarakat dan orang-orang besar, lalu mempengaruhi dan membuat pergerakan untuk kembali memulai perebutan kekuasaan atas teritorial tersebut.

 

 

“Odo, memangnya kamu punya cara yang lebih tepat? Diriku akui kalau cara yang Ayahanda lakukan saat muda kurang tepat, hasil yang ada sekarang membuktikan itu. Namun, aku tak yakin kamu memiliki langkah yang lebih baik ….”

 

 

Putra Tunggal Keluarga Luke mengendus ringan dan tertawa ringan mendengar hal tersebut. Lalu, sembari mengangkat telunjuknya ia pun berkata, “Tak perlu mengambil langkah adalah langkah yang akan aku ambil.”

 

 

““Hah?””

 

 

Baik Arca ataupun Matius yang berada di tempat tersebut menatap bingung, tak mengerti apa yang dimaksudnya. Sebelum mereka bertanya, Odo menurunkan jarinya dan dengan nada percaya diri menyampaikan, “Pak Wiskel sudah berumur, beberapa tahun lagi dia juga akan jatuh sakit dan harus menyerahkan pekerjaannya kepada anaknya atau orang lain. Tepat yang kalian pikirkan sekarang, kasusnya akan mirip seperti kondisi Tuan Argo sekarang. Tanpa aku beritahu lebih jelas lagi soal ini, kalian sudah paham apa yang aku maksud, ‘kan?”

 

 

Matius tidak mengerti apa yang dimaksud karena memang dirinya tidak terlalu paham dunia politik. Namun, bagi Arca itu sangatlah jelas. Hal yang dimaksud selanjutnya adalah sama seperti apa yang telah Odo lakukan kepada Lisiathus Mylta, membuat relasi dengan sang anak yang akan meneruskan pekerjaan ayahnya dan mempengaruhinya. Sebuah metode sederhana yang hanya bisa dilakukan oleh generasi muda, berkedok pertemanan untuk memanfaatkan satu sama lain.

 

 

“Jangan-jangan … kamu dekat dengan Nona Lisia juga sudah direncanakan dari awal?” tanya Arca dengan tatapan sedikit cemas. Ia juga mulai merasa telah diincar dari awal sehingga berakhir menjadi bawahan Odo.

 

 

Putra Tunggal Keluarga Luke tersebut tersenyum kecil, memalingkan pandangan dan hanya berkata, “Entahlah, aku bukan seorang orakel. Meskipun benar kalau aku sudah mengincar Lisia dari awal, itu bukan berarti aku tidak mengendalikannya seperti boneka, ‘kan?”

 

 

“Benar sekali, kamu malah terlalu banyak membantunya.” Arca hanya memasang senyum kecil setelah mendengar itu, lalu sembari kembali bersandar ia pun berkata, “Jujur saat pertama kali bertemu Nona Lisia, aku sempat merasa perempuan itu tidak cocok hidup di dunia politik para bangsawan.”

 

 

“Kalau sekarang?”

 

 

“Dia mulai mirip dengan Ibunda, tegas dan kukuh pada cara pandangnya sendiri.”

 

 

Mendengar pendapat rekannya tentang Lisiathus Mylta, Odo hentak menanyakan sesuatu terkait hubungan mereka secara pribadi. Namun sebelum kalimat keluar dari mulut, pintu ruang tamu terbuka dan Julia masuk ke dalam ruangan membawakan dua porsi sarapan yang baru saja matang.

 

 

“Ah, akhirnya datang juga,” ucap Odo dengan ringan. Ia menarik kertas perkamen dari Arca, lalu menumpuknya bersama laporan lain dan membereskan meja untuk meletakan piring serta cangkir.

 

 

“Silakan Tuan Arca dan Tuan Matius,” ucap Julia sembari meletakkan dua porsi sarapan tersebut di depan mereka. Ia memperlakukan Arca dan Matius sebagai tamu, sebagaimana mestinya seorang pelayan bersikap.

 

 

“Odo …, kapan kamu meminta Nona Julia membuatkan sarapan untuk kami?” tanya Arca heran.

 

 

Untuk sesaat, ia merasa kalau ucapan Odo terkait orakel bukan tanpa alasan. Samar-samar mulai menganggap kalau pemuda yang dirinya hormati tersebut juga memiliki kemampuan meramal layaknya seorang orakel.

 

 

“Yah, aku hanya menebak-nebak saja kalau kalian pastinya belum makan. Karena itulah, sebelum masuk aku meminta Julia untuk membuatkan dua porsi lagi.” Odo sedikit memasang senyum tipis yang mencurigakan. Tanpa membuat pertanyaan semakin membesar, ia dengan segera berkata, “Sudahlah, nikmati dulu sarapan kalian …. Setelah ini, aku juga akan pergi ke Kota Mylta untuk memeriksa beberapa hal di sana.”

 

 

Perkataan tersebut mengingatkan Arca dan Matius dengan urusan yang juga harus mereka selesaikan di Kota. Tanpa bertanya lebih lanjut, mereka berdua pun langsung menyantap sarapan karena merasa harus segera kembali ke Mylta untuk melanjutkan pekerjaan mereka.

.

.

.

.

Seperempat jam berlalu dengan cepat. Setekah selesai sarapan, mereka pun pergi ke halaman depan untuk pergi menuju Kota Mylta. Namun sebelum mereka bersiap-siang menggunakan kekuatan Matius untuk berpindah ke Toko Ordoxi Nigrum, Odo tiba-tiba berhenti melangkahkan kakinya dan menyampaikan.

 

 

“Kalian pergi dulu, aku nanti akan menyusul kalian.” Pemuda rambut hitam tersebut tidak turun dari teras. Hanya menatap kosong ke arah Arca dan Matius, lalu kembali berkata, “Aku baru ingat ada keperluan lain.”

 

 

““Eh?””

 

 

Arca dan Matius menoleh dengan mimik wajah heran, menatap bingung pemuda yang seharusnya mengajak mereka berdua segera kembali ke Kota Mylta. Dalam rutinitas selama beberapa dua minggu terakhir, pemuda itu seharusnya pergi bersama mereka ke Kota Mylta menggunakan Puddle milik Matius.

 

 

Mendengar hal yang terkesan plain-plan itu, Arca sempat merasa Odo marah karena sebelumnya membicarakan saran rencana yang tidak disukai pemuda itu. “Ke-Kenapa? Apa ada yang ketinggalan?” tanya Arca sedikit tergagap. Ia berusaha tidak menyinggung apa yang dirinya cemaskan.

 

 

Mendengar ucapan kaku tersebut, Odo tersenyum kecil seakan menikmati kesalahpahaman yang ada. Setelah menggelengkan kepala satu kali, Putra Tunggal Kelurga Luke tersebut menyampaikan, “Tidak juga, aku baru ingat ada yang perlu diselesaikan di tempat lain. Kalian pergi saja dulu, nanti siang atau sore aku ke sana kok.”

 

 

Setelah menyampaikan hal tersebut, Odo segera berbalik dan berjalan kembali ke dalam Mansion. Julia yang menemaninya sempat bingung karena tuannya tersebut malah mengubah agenda harian dengan seenaknya.

 

 

Sang Nekomata segera membungkuk ke arah Arca dan Matius sembari berkata, “Ma-Maaf, Tuan Arca dan Tuan Matius ….” Segera kembali menegakkan postur tubuh, ia mengejar Odo seraya menyampaikan, “Seperti yang Tuan Muda bilang, Anda sekalian bisa pergi dulu ke Mylta. Sepertinya Tuan Odo sedang tidak ingin ke sana dulu.”

 

 

Melihat betapa seenaknya Odo mengubah agenda, Matius menghela napas dan merasa mulai terbiasa dengan suasana hati majikannya tersebut yang suka berubah-ubah dengan cepat.

 

 

Berbeda dengan mantan bandit itu, Arca merasakan hal yang berbeda. Putra Sulung Keluarga Rein tersebut samar-samar tahu apa yang ingin Odo ingin lakukan.

 

 

“Odo, aku tak akan tanya kamu akan melakukan apa nanti setelah ini. Tapi …, apa ada saran yang ingin kamu sampaikan kepada kami?” tanya Arca dengan volume suara sedikit dikeraskan.

 

 

Odo Luke menghentikan langkah tepat sebelum membuka pintu. Menoleh ke arah pemuda rambut pirang yang memanggil, ia pun menyampaikan, “Kalian pagi ini sudah sarapan, bukan? Sebaiknya kalian semua tidak usah makan apa-apa sampai siang atau sore nanti. Itu demi kebaikan kalian.” Tanpa menjelaskan lebih lanjut, pemuda rambut hitam itu pun membuka pintu dan masuk ke dalam Mansion.

 

 

Arca terdiam memikirkan perkataan Odo dalam-dalam, merasa itu bukanlah saran biasa karena kebanyakan tindakan rekannya tersebut selalu memiliki maksud lain di baliknya. Memalingkan pandangan dan menyimpan itu di sudut pikiran untuk dipecahkan nanti, ia menepuk pundak Matius dan berkata, “Ayo kita kembali, Matius!”

 

 

“Ba-Baik, Tuan Arca ….”

 

 

 

 

Terpopuler

Comments

ime Queen

ime Queen

up up up

2021-01-31

2

Xeviorynz

Xeviorynz

!

2020-12-14

0

SleepySloth

SleepySloth

Semangat terus Thor, ditunggu lanjutannya~

2020-09-20

0

lihat semua
Episodes
1 Prolog Arc 03 "War of Altair Vega" (Part 01)
2 Prolog Arc 03 "War of Altair Vega" (Part 02)
3 [72] The Prepare 1 of 3 (Part 01)
4 [72] The Prepare 1 of 3 (Part 02)
5 [72] The Prepare 1 of 3 (Part 03)
6 [72] The Prepare 1 of 3 (Part 04)
7 [73] The Prepare 2 of 3 (Part 01)
8 [73] The Prepare 2 of 3 (Part 02)
9 [73] The Prepare 2 of 3 (Part 03)
10 [73] The Prepare 2 of 3 (Part 04)
11 [73] The Prepare 2 of 3 (Part 05)
12 [74] The Prepare 3 of 3 (Part 01)
13 [74] The Prepare 3 of 3 (Part 02)
14 [74] The Prepare 3 of 3 (Part 03)
15 [74] The Prepare 3 of 3 (Part 04)
16 [74] The Prepare 3 of 3 (Part 05)
17 [74] The Prepare 3 of 3 (Part 06)
18 [75] Cogitation (Part 01)
19 [75] Cogitation (Part 02)
20 [75] Cogitation (Part 03)
21 [75] Cogitation (Part 04)
22 [75] Cogitation (Part 05)
23 [76] The Fear to Bear (Part 01)
24 [76] The Fear to Bear (Part 02)
25 [76] The Fear to Bear (Part 03)
26 [76] The Fear to Bear (Part 04)
27 [77] Tanpa sadar dirinya memandang rendah orang-orang (Part 01)
28 [77] Tanpa sadar dirinya memandang rendah orang-orang (Part 02)
29 [77] Tanpa sadar dirinya memandang rendah orang-orang (Part 03)
30 [77] Tanpa sadar dirinya memandang rendah orang-orang (Part 04)
31 [77] Tanpa sadar dirinya memandang rendah orang-orang (Part 05)
32 [78] Egosentrisme (Part 01)
33 [78] Egosentrisme (Part 02)
34 [78] Egosentrisme (Part 03)
35 [78] Egosentrisme (Part 04)
36 [78] Egosentrisme (Part 05)
37 [79] True, Truth, Turn (Part 01)
38 [79] True, Truth, Turn (Part 02)
39 [79] True, Truth, Turn (Part 03)
40 [79] True, Truth, Turn (Part 04)
41 [79] True, Truth, Turn (Part 05)
42 [79] True, Truth, Turn (Part 06)
43 [80] Antara malam dan fajar (Part 01)
44 [80] Antara malam dan fajar (Part 02)
45 [80] Antara malam dan fajar (Part 03)
46 [80] Antara malam dan fajar (Part 04)
47 [81] When they don't want to pass a path full of puddles (Part 01)
48 [81] When they don't want to pass a path full of puddles (Part 02)
49 [81] When they don't want to pass a path full of puddles (Part 03)
50 [81] When they don't want to pass a path full of puddles (Part 04)
51 [81] When they don't want to pass a path full of puddles (Part 05)
52 [82] Every path has its puddle (Part 01)
53 [82] Every path has its puddle (Part 02)
54 [82] Every path has its puddle (Part 03)
55 [82] Every path has its puddle (Part 04)
56 [82] Every path has its puddle (Part 05)
57 [83] Keturunan ular tua (Part 01)
58 [83] Keturunan ular tua (Part 02)
59 [83] Keturunan ular tua (Part 03)
60 [83] Keturunan ular tua (Part 04)
61 [84] Dekadensi Kota Rockfield I (Part 01)
62 [84] Dekadensi Kota Rockfield I (Part 02)
63 [84] Dekadensi Kota Rockfield I (Part 03)
64 [84] Dekadensi Kota Rockfield I (Part 04)
65 [84] Dekadensi Kota Rockfield I (Part 05)
66 [85] Dekadensi Kota Rockfield II – Arti bangsawan (Part 01)
67 [85] Dekadensi Kota Rockfield II – Arti bangsawan (Part 02)
68 [85] Dekadensi Kota Rockfield II – Arti bangsawan (Part 03)
69 [85] Dekadensi Kota Rockfield II – Arti bangsawan (Part 04)
70 [85] Dekadensi Kota Rockfield II – Arti bangsawan (Part 05)
71 [86] Dekadensi Kota Rockfield III – Perih (Part 01)
72 [86] Dekadensi Kota Rockfield III – Perih (Part 02)
73 [86] Dekadensi Kota Rockfield III – Perih (Part 03)
74 [86] Dekadensi Kota Rockfield III – Perih (Part 04)
75 [86] Dekadensi Kota Rockfield III – Perih (Part 05)
76 [87] Dekadensi Kota Rockfield IV – Refleksi Diri (Part 01)
77 [87] Dekadensi Kota Rockfield IV – Refleksi Diri (Part 02)
78 [87] Dekadensi Kota Rockfield IV – Refleksi Diri (Part 03)
79 [87] Dekadensi Kota Rockfield IV – Refleksi Diri (Part 04)
80 [88] Dekadensi Kota Rockfield V – Entropi Kota (Part 01)
81 [88] Dekadensi Kota Rockfield V – Entropi Kota (Part 02)
82 [88] Dekadensi Kota Rockfield V – Entropi Kota (Part 03)
83 [88] Dekadensi Kota Rockfield V – Entropi Kota (Part 04)
84 [89] Dekadensi Kota Rockfield VI – Paradigm (Part 01)
85 [89] Dekadensi Kota Rockfield VI – Paradigm (Part 02)
86 [89] Dekadensi Kota Rockfield VI – Paradigm (Part 03)
87 [89] Dekadensi Kota Rockfield VI – Paradigm (Part 04)
88 [90] Dekadensi Kota Rockfield VII – Gadis (Part 01)
89 [90] Dekadensi Kota Rockfield VII – Gadis (Part 02)
90 [90] Dekadensi Kota Rockfield VII – Gadis (Part 03)
91 [90] Dekadensi Kota Rockfield VII – Gadis (Part 04)
92 [90] Dekadensi Kota Rockfield VII – Gadis (Part 05)
93 [91] Dekadensi Kota Rockfield VIII – Merasakan (Part 01)
94 [91] Dekadensi Kota Rockfield VIII – Merasakan (Part 02)
95 [91] Dekadensi Kota Rockfield VIII – Merasakan (Part 03)
96 [91] Dekadensi Kota Rockfield VIII – Merasakan (Part 04)
97 [91] Dekadensi Kota Rockfield VIII – Merasakan (Part 05)
98 [92] Dekadensi Kota Rockfield IX – Dosa (Part 01)
99 [92] Dekadensi Kota Rockfield IX – Dosa (Part 02)
100 [92] Dekadensi Kota Rockfield IX – Dosa (Part 03)
101 [92] Dekadensi Kota Rockfield IX – Dosa (Part 04)
102 [93] Dekadensi Kota Rockfield X – Mulai Menyimpang (Part 01)
103 [93] Dekadensi Kota Rockfield X – Mulai Menyimpang (Part 02)
104 [93] Dekadensi Kota Rockfield X – Mulai Menyimpang (Part 03)
105 [93] Dekadensi Kota Rockfield X – Mulai Menyimpang (Part 04)
106 [94] Dekadensi Kota Rockfield XI – Merembas (Part 01)
107 [94] Dekadensi Kota Rockfield XI – Merembas (Part 02)
108 [94] Dekadensi Kota Rockfield XI – Merembas (Part 03)
109 [94] Dekadensi Kota Rockfield XI – Merembas (Part 04)
110 [95] Dekadensi Kota Rockfield XII – Hal yang tidak diketahui (Part 01)
111 [95] Dekadensi Kota Rockfield XII – Hal yang tidak diketahui (Part 02)
112 [95] Dekadensi Kota Rockfield XII – Hal yang tidak diketahui (Part 03)
113 [95] Dekadensi Kota Rockfield XII – Hal yang tidak diketahui (Part 04)
114 [95] Dekadensi Kota Rockfield XII – Hal yang tidak diketahui (Part 05)
115 [96] Angelus I – Red Arrival (Part 01)
116 [96] Angelus I – Red Arrival (Part 02)
117 [96] Angelus I – Red Arrival (Part 03)
118 [96] Angelus I – Red Arrival (Part 04)
119 [97] Angelus II – Blue Action (Part 01)
120 [97] Angelus II – Blue Action (Part 02)
121 [97] Angelus II – Blue Action (Part 03)
122 [97] Angelus II – Blue Action (Part 04)
123 [97] Angelus II – Blue Action (Part 05)
124 [98] Angelus III – Grey Duty (Part 01)
125 [98] Angelus III – Grey Duty (Part 02)
126 [98] Angelus III – Grey Duty (Part 03)
127 [98] Angelus III – Grey Duty (Part 04)
128 [98] Angelus III – Grey Duty (Part 05)
129 [98] Angelus III – Grey Duty (Part 06)
130 [99] Angelus IV – Magenta Warmth (Part 01)
131 [99] Angelus IV – Magenta Warmth (Part 02)
132 [99] Angelus IV – Magenta Warmth (Part 03)
133 [99] Angelus IV – Magenta Warmth (Part 04)
134 [100] Angelus V – Green Slumber (Part 01)
135 [100] Angelus V – Green Slumber (Part 02)
136 [100] Angelus V – Green Slumber (Part 03)
137 [100] Angelus V – Green Slumber (Part 04)
138 [100] Angelus V – Green Slumber (Part 05)
139 [101] Serpent I – Persiapan & Pembicaraan (Part 01)
140 [101] Serpent I – Persiapan & Pembicaraan (Part 02)
141 [101] Serpent I – Persiapan & Pembicaraan (Part 03)
142 [101] Serpent I – Persiapan & Pembicaraan (Part 04)
143 [101] Serpent I – Persiapan & Pembicaraan (Part 05)
144 [102] Serpent II – Dipenuhi Keinginan (Part 01)
145 [102] Serpent II – Dipenuhi Keinginan (Part 02)
146 [102] Serpent II – Dipenuhi Keinginan (Part 03)
147 [102] Serpent II – Dipenuhi Keinginan (Part 04)
148 [103] Serpent III – Bay Leaf and Bittersweet (Part 01)
149 [103] Serpent III – Bay Leaf and Bittersweet (Part 02)
150 [103] Serpent III – Bay Leaf and Bittersweet (Part 03)
151 [103] Serpent III – Bay Leaf and Bittersweet (Part 04)
152 [103] Serpent III – Bay Leaf and Bittersweet (Part 05)
153 [104] Serpent IV – Warisan Kebohongan (Part 01)
154 [104] Serpent IV – Warisan Kebohongan (Part 02)
155 [104] Serpent IV – Warisan Kebohongan (Part 03)
156 [104] Serpent IV – Warisan Kebohongan (Part 04)
157 [104] Serpent IV – Warisan Kebohongan (Part 05)
158 [105] Serpent V – Malam Putih (Part 01)
159 [105] Serpent V – Malam Putih (Part 02)
160 [105] Serpent V – Malam Putih (Part 03)
161 [105] Serpent V – Malam Putih (Part 04)
162 [105] Serpent V – Malam Putih (Part 05)
163 [106] Serpent VI – Memories of Names and Shapes (Part 01)
164 [106] Serpent VI – Memories of Names and Shapes (Part 02)
165 [106] Serpent VI – Memories of Names and Shapes (Part 03)
166 [106] Serpent VI – Memories of Names and Shapes (Part 04)
167 [106] Serpent VI – Memories of Names and Shapes (Part 05)
168 [107] Serpent VII – Saraḷa Aastitva (Part 01)
169 [107] Serpent VII – Saraḷa Aastitva (Part 02)
170 [107] Serpent VII – Saraḷa Aastitva (Part 03)
171 [107] Serpent VII – Saraḷa Aastitva (Part 04)
172 [107] Serpent VII – Saraḷa Aastitva (Part 05)
173 [108] Serpent VIII – Buhul Dependensi (Part 01)
174 [108] Serpent VIII – Buhul Dependensi (Part 02)
175 [108] Serpent VIII – Buhul Dependensi (Part 03)
176 [108] Serpent VIII – Buhul Dependensi (Part 04)
177 [108] Serpent VIII – Buhul Dependensi (Part 05)
178 [109] Serpent IX – Dikara (Part 01)
179 [109] Serpent IX – Dikara (Part 02)
180 [109] Serpent IX – Dikara (Part 03)
181 [109] Serpent IX – Dikara (Part 04)
182 [109] Serpent IX – Dikara (Part 05)
183 [110] Serpent X – Fionnuala (Part 01)
184 [110] Serpent X – Fionnuala (Part 02)
185 [110] Serpent X – Fionnuala (Part 03)
186 [110] Serpent X – Fionnuala (Part 04)
187 [110] Serpent X – Fionnuala (Part 05)
188 [111] Serpent XI – Remorse (Part 01)
189 [111] Serpent XI – Remorse (Part 02)
190 [111] Serpent XI – Remorse (Part 03)
191 [111] Serpent XI – Remorse (Part 04)
192 [111] Serpent XI – Remorse (Part 05)
193 [112] Flamboyan Akhir Zaman I - Solemnly Swear (Part 01)
194 [112] Flamboyan Akhir Zaman I - Solemnly Swear (Part 02)
195 [112] Flamboyan Akhir Zaman I - Solemnly Swear (Part 03)
196 [112] Flamboyan Akhir Zaman I - Solemnly Swear (Part 04)
197 [112] Flamboyan Akhir Zaman I - Solemnly Swear (Part 05)
198 [113] Flamboyan Akhir Zaman II - Uncrowned King (Part 01)
199 [113] Flamboyan Akhir Zaman II - Uncrowned King (Part 02)
200 [113] Flamboyan Akhir Zaman II - Uncrowned King (Part 03)
201 [113] Flamboyan Akhir Zaman II - Uncrowned King (Part 04)
202 [113] Flamboyan Akhir Zaman II - Uncrowned King (Part 05)
203 [114] Flamboyan Akhir Zaman III – Buket Mayat (Part 01)
204 [114] Flamboyan Akhir Zaman III – Buket Mayat (Part 02)
205 [114] Flamboyan Akhir Zaman III – Buket Mayat (Part 03)
206 [114] Flamboyan Akhir Zaman III – Buket Mayat (Part 04)
207 [114] Flamboyan Akhir Zaman III – Buket Mayat (Part 05)
208 [115] Flamboyan Akhir Zaman IV – Pedang Kerajaan (Part 01)
209 [115] Flamboyan Akhir Zaman IV – Pedang Kerajaan (Part 02)
210 [115] Flamboyan Akhir Zaman IV – Pedang Kerajaan (Part 03)
211 [115] Flamboyan Akhir Zaman IV – Pedang Kerajaan (Part 04)
212 [115] Flamboyan Akhir Zaman IV – Pedang Kerajaan (Part 05)
213 [116] Flamboyan Akhir Zaman V – Komitmen dan Loyalitas (Part 01)
214 [116] Flamboyan Akhir Zaman V – Komitmen dan Loyalitas (Part 02)
215 [116] Flamboyan Akhir Zaman V – Komitmen dan Loyalitas (Part 03)
216 [116] Flamboyan Akhir Zaman V – Komitmen dan Loyalitas (Part 04)
217 [116] Flamboyan Akhir Zaman V – Komitmen dan Loyalitas (Part 05)
218 [117] Flamboyan Akhir Zaman VI – Inkarnasi (Part 01)
219 [117] Flamboyan Akhir Zaman VI – Inkarnasi (Part 02)
220 [117] Flamboyan Akhir Zaman VI – Inkarnasi (Part 03)
221 [117] Flamboyan Akhir Zaman VI – Inkarnasi (Part 04)
222 [118] Flamboyan Akhir Zaman VII – Altair (Part 01)
223 [118] Flamboyan Akhir Zaman VII – Altair (Part 02)
224 [118] Flamboyan Akhir Zaman VII – Altair (Part 03)
225 [118] Flamboyan Akhir Zaman VII – Altair (Part 04)
226 [118] Flamboyan Akhir Zaman VII – Altair (Part 05)
227 Epilog Arc 03 - Vega - (Part 01)
228 Epilog Arc 03 -Vega - (Part 02)
Episodes

Updated 228 Episodes

1
Prolog Arc 03 "War of Altair Vega" (Part 01)
2
Prolog Arc 03 "War of Altair Vega" (Part 02)
3
[72] The Prepare 1 of 3 (Part 01)
4
[72] The Prepare 1 of 3 (Part 02)
5
[72] The Prepare 1 of 3 (Part 03)
6
[72] The Prepare 1 of 3 (Part 04)
7
[73] The Prepare 2 of 3 (Part 01)
8
[73] The Prepare 2 of 3 (Part 02)
9
[73] The Prepare 2 of 3 (Part 03)
10
[73] The Prepare 2 of 3 (Part 04)
11
[73] The Prepare 2 of 3 (Part 05)
12
[74] The Prepare 3 of 3 (Part 01)
13
[74] The Prepare 3 of 3 (Part 02)
14
[74] The Prepare 3 of 3 (Part 03)
15
[74] The Prepare 3 of 3 (Part 04)
16
[74] The Prepare 3 of 3 (Part 05)
17
[74] The Prepare 3 of 3 (Part 06)
18
[75] Cogitation (Part 01)
19
[75] Cogitation (Part 02)
20
[75] Cogitation (Part 03)
21
[75] Cogitation (Part 04)
22
[75] Cogitation (Part 05)
23
[76] The Fear to Bear (Part 01)
24
[76] The Fear to Bear (Part 02)
25
[76] The Fear to Bear (Part 03)
26
[76] The Fear to Bear (Part 04)
27
[77] Tanpa sadar dirinya memandang rendah orang-orang (Part 01)
28
[77] Tanpa sadar dirinya memandang rendah orang-orang (Part 02)
29
[77] Tanpa sadar dirinya memandang rendah orang-orang (Part 03)
30
[77] Tanpa sadar dirinya memandang rendah orang-orang (Part 04)
31
[77] Tanpa sadar dirinya memandang rendah orang-orang (Part 05)
32
[78] Egosentrisme (Part 01)
33
[78] Egosentrisme (Part 02)
34
[78] Egosentrisme (Part 03)
35
[78] Egosentrisme (Part 04)
36
[78] Egosentrisme (Part 05)
37
[79] True, Truth, Turn (Part 01)
38
[79] True, Truth, Turn (Part 02)
39
[79] True, Truth, Turn (Part 03)
40
[79] True, Truth, Turn (Part 04)
41
[79] True, Truth, Turn (Part 05)
42
[79] True, Truth, Turn (Part 06)
43
[80] Antara malam dan fajar (Part 01)
44
[80] Antara malam dan fajar (Part 02)
45
[80] Antara malam dan fajar (Part 03)
46
[80] Antara malam dan fajar (Part 04)
47
[81] When they don't want to pass a path full of puddles (Part 01)
48
[81] When they don't want to pass a path full of puddles (Part 02)
49
[81] When they don't want to pass a path full of puddles (Part 03)
50
[81] When they don't want to pass a path full of puddles (Part 04)
51
[81] When they don't want to pass a path full of puddles (Part 05)
52
[82] Every path has its puddle (Part 01)
53
[82] Every path has its puddle (Part 02)
54
[82] Every path has its puddle (Part 03)
55
[82] Every path has its puddle (Part 04)
56
[82] Every path has its puddle (Part 05)
57
[83] Keturunan ular tua (Part 01)
58
[83] Keturunan ular tua (Part 02)
59
[83] Keturunan ular tua (Part 03)
60
[83] Keturunan ular tua (Part 04)
61
[84] Dekadensi Kota Rockfield I (Part 01)
62
[84] Dekadensi Kota Rockfield I (Part 02)
63
[84] Dekadensi Kota Rockfield I (Part 03)
64
[84] Dekadensi Kota Rockfield I (Part 04)
65
[84] Dekadensi Kota Rockfield I (Part 05)
66
[85] Dekadensi Kota Rockfield II – Arti bangsawan (Part 01)
67
[85] Dekadensi Kota Rockfield II – Arti bangsawan (Part 02)
68
[85] Dekadensi Kota Rockfield II – Arti bangsawan (Part 03)
69
[85] Dekadensi Kota Rockfield II – Arti bangsawan (Part 04)
70
[85] Dekadensi Kota Rockfield II – Arti bangsawan (Part 05)
71
[86] Dekadensi Kota Rockfield III – Perih (Part 01)
72
[86] Dekadensi Kota Rockfield III – Perih (Part 02)
73
[86] Dekadensi Kota Rockfield III – Perih (Part 03)
74
[86] Dekadensi Kota Rockfield III – Perih (Part 04)
75
[86] Dekadensi Kota Rockfield III – Perih (Part 05)
76
[87] Dekadensi Kota Rockfield IV – Refleksi Diri (Part 01)
77
[87] Dekadensi Kota Rockfield IV – Refleksi Diri (Part 02)
78
[87] Dekadensi Kota Rockfield IV – Refleksi Diri (Part 03)
79
[87] Dekadensi Kota Rockfield IV – Refleksi Diri (Part 04)
80
[88] Dekadensi Kota Rockfield V – Entropi Kota (Part 01)
81
[88] Dekadensi Kota Rockfield V – Entropi Kota (Part 02)
82
[88] Dekadensi Kota Rockfield V – Entropi Kota (Part 03)
83
[88] Dekadensi Kota Rockfield V – Entropi Kota (Part 04)
84
[89] Dekadensi Kota Rockfield VI – Paradigm (Part 01)
85
[89] Dekadensi Kota Rockfield VI – Paradigm (Part 02)
86
[89] Dekadensi Kota Rockfield VI – Paradigm (Part 03)
87
[89] Dekadensi Kota Rockfield VI – Paradigm (Part 04)
88
[90] Dekadensi Kota Rockfield VII – Gadis (Part 01)
89
[90] Dekadensi Kota Rockfield VII – Gadis (Part 02)
90
[90] Dekadensi Kota Rockfield VII – Gadis (Part 03)
91
[90] Dekadensi Kota Rockfield VII – Gadis (Part 04)
92
[90] Dekadensi Kota Rockfield VII – Gadis (Part 05)
93
[91] Dekadensi Kota Rockfield VIII – Merasakan (Part 01)
94
[91] Dekadensi Kota Rockfield VIII – Merasakan (Part 02)
95
[91] Dekadensi Kota Rockfield VIII – Merasakan (Part 03)
96
[91] Dekadensi Kota Rockfield VIII – Merasakan (Part 04)
97
[91] Dekadensi Kota Rockfield VIII – Merasakan (Part 05)
98
[92] Dekadensi Kota Rockfield IX – Dosa (Part 01)
99
[92] Dekadensi Kota Rockfield IX – Dosa (Part 02)
100
[92] Dekadensi Kota Rockfield IX – Dosa (Part 03)
101
[92] Dekadensi Kota Rockfield IX – Dosa (Part 04)
102
[93] Dekadensi Kota Rockfield X – Mulai Menyimpang (Part 01)
103
[93] Dekadensi Kota Rockfield X – Mulai Menyimpang (Part 02)
104
[93] Dekadensi Kota Rockfield X – Mulai Menyimpang (Part 03)
105
[93] Dekadensi Kota Rockfield X – Mulai Menyimpang (Part 04)
106
[94] Dekadensi Kota Rockfield XI – Merembas (Part 01)
107
[94] Dekadensi Kota Rockfield XI – Merembas (Part 02)
108
[94] Dekadensi Kota Rockfield XI – Merembas (Part 03)
109
[94] Dekadensi Kota Rockfield XI – Merembas (Part 04)
110
[95] Dekadensi Kota Rockfield XII – Hal yang tidak diketahui (Part 01)
111
[95] Dekadensi Kota Rockfield XII – Hal yang tidak diketahui (Part 02)
112
[95] Dekadensi Kota Rockfield XII – Hal yang tidak diketahui (Part 03)
113
[95] Dekadensi Kota Rockfield XII – Hal yang tidak diketahui (Part 04)
114
[95] Dekadensi Kota Rockfield XII – Hal yang tidak diketahui (Part 05)
115
[96] Angelus I – Red Arrival (Part 01)
116
[96] Angelus I – Red Arrival (Part 02)
117
[96] Angelus I – Red Arrival (Part 03)
118
[96] Angelus I – Red Arrival (Part 04)
119
[97] Angelus II – Blue Action (Part 01)
120
[97] Angelus II – Blue Action (Part 02)
121
[97] Angelus II – Blue Action (Part 03)
122
[97] Angelus II – Blue Action (Part 04)
123
[97] Angelus II – Blue Action (Part 05)
124
[98] Angelus III – Grey Duty (Part 01)
125
[98] Angelus III – Grey Duty (Part 02)
126
[98] Angelus III – Grey Duty (Part 03)
127
[98] Angelus III – Grey Duty (Part 04)
128
[98] Angelus III – Grey Duty (Part 05)
129
[98] Angelus III – Grey Duty (Part 06)
130
[99] Angelus IV – Magenta Warmth (Part 01)
131
[99] Angelus IV – Magenta Warmth (Part 02)
132
[99] Angelus IV – Magenta Warmth (Part 03)
133
[99] Angelus IV – Magenta Warmth (Part 04)
134
[100] Angelus V – Green Slumber (Part 01)
135
[100] Angelus V – Green Slumber (Part 02)
136
[100] Angelus V – Green Slumber (Part 03)
137
[100] Angelus V – Green Slumber (Part 04)
138
[100] Angelus V – Green Slumber (Part 05)
139
[101] Serpent I – Persiapan & Pembicaraan (Part 01)
140
[101] Serpent I – Persiapan & Pembicaraan (Part 02)
141
[101] Serpent I – Persiapan & Pembicaraan (Part 03)
142
[101] Serpent I – Persiapan & Pembicaraan (Part 04)
143
[101] Serpent I – Persiapan & Pembicaraan (Part 05)
144
[102] Serpent II – Dipenuhi Keinginan (Part 01)
145
[102] Serpent II – Dipenuhi Keinginan (Part 02)
146
[102] Serpent II – Dipenuhi Keinginan (Part 03)
147
[102] Serpent II – Dipenuhi Keinginan (Part 04)
148
[103] Serpent III – Bay Leaf and Bittersweet (Part 01)
149
[103] Serpent III – Bay Leaf and Bittersweet (Part 02)
150
[103] Serpent III – Bay Leaf and Bittersweet (Part 03)
151
[103] Serpent III – Bay Leaf and Bittersweet (Part 04)
152
[103] Serpent III – Bay Leaf and Bittersweet (Part 05)
153
[104] Serpent IV – Warisan Kebohongan (Part 01)
154
[104] Serpent IV – Warisan Kebohongan (Part 02)
155
[104] Serpent IV – Warisan Kebohongan (Part 03)
156
[104] Serpent IV – Warisan Kebohongan (Part 04)
157
[104] Serpent IV – Warisan Kebohongan (Part 05)
158
[105] Serpent V – Malam Putih (Part 01)
159
[105] Serpent V – Malam Putih (Part 02)
160
[105] Serpent V – Malam Putih (Part 03)
161
[105] Serpent V – Malam Putih (Part 04)
162
[105] Serpent V – Malam Putih (Part 05)
163
[106] Serpent VI – Memories of Names and Shapes (Part 01)
164
[106] Serpent VI – Memories of Names and Shapes (Part 02)
165
[106] Serpent VI – Memories of Names and Shapes (Part 03)
166
[106] Serpent VI – Memories of Names and Shapes (Part 04)
167
[106] Serpent VI – Memories of Names and Shapes (Part 05)
168
[107] Serpent VII – Saraḷa Aastitva (Part 01)
169
[107] Serpent VII – Saraḷa Aastitva (Part 02)
170
[107] Serpent VII – Saraḷa Aastitva (Part 03)
171
[107] Serpent VII – Saraḷa Aastitva (Part 04)
172
[107] Serpent VII – Saraḷa Aastitva (Part 05)
173
[108] Serpent VIII – Buhul Dependensi (Part 01)
174
[108] Serpent VIII – Buhul Dependensi (Part 02)
175
[108] Serpent VIII – Buhul Dependensi (Part 03)
176
[108] Serpent VIII – Buhul Dependensi (Part 04)
177
[108] Serpent VIII – Buhul Dependensi (Part 05)
178
[109] Serpent IX – Dikara (Part 01)
179
[109] Serpent IX – Dikara (Part 02)
180
[109] Serpent IX – Dikara (Part 03)
181
[109] Serpent IX – Dikara (Part 04)
182
[109] Serpent IX – Dikara (Part 05)
183
[110] Serpent X – Fionnuala (Part 01)
184
[110] Serpent X – Fionnuala (Part 02)
185
[110] Serpent X – Fionnuala (Part 03)
186
[110] Serpent X – Fionnuala (Part 04)
187
[110] Serpent X – Fionnuala (Part 05)
188
[111] Serpent XI – Remorse (Part 01)
189
[111] Serpent XI – Remorse (Part 02)
190
[111] Serpent XI – Remorse (Part 03)
191
[111] Serpent XI – Remorse (Part 04)
192
[111] Serpent XI – Remorse (Part 05)
193
[112] Flamboyan Akhir Zaman I - Solemnly Swear (Part 01)
194
[112] Flamboyan Akhir Zaman I - Solemnly Swear (Part 02)
195
[112] Flamboyan Akhir Zaman I - Solemnly Swear (Part 03)
196
[112] Flamboyan Akhir Zaman I - Solemnly Swear (Part 04)
197
[112] Flamboyan Akhir Zaman I - Solemnly Swear (Part 05)
198
[113] Flamboyan Akhir Zaman II - Uncrowned King (Part 01)
199
[113] Flamboyan Akhir Zaman II - Uncrowned King (Part 02)
200
[113] Flamboyan Akhir Zaman II - Uncrowned King (Part 03)
201
[113] Flamboyan Akhir Zaman II - Uncrowned King (Part 04)
202
[113] Flamboyan Akhir Zaman II - Uncrowned King (Part 05)
203
[114] Flamboyan Akhir Zaman III – Buket Mayat (Part 01)
204
[114] Flamboyan Akhir Zaman III – Buket Mayat (Part 02)
205
[114] Flamboyan Akhir Zaman III – Buket Mayat (Part 03)
206
[114] Flamboyan Akhir Zaman III – Buket Mayat (Part 04)
207
[114] Flamboyan Akhir Zaman III – Buket Mayat (Part 05)
208
[115] Flamboyan Akhir Zaman IV – Pedang Kerajaan (Part 01)
209
[115] Flamboyan Akhir Zaman IV – Pedang Kerajaan (Part 02)
210
[115] Flamboyan Akhir Zaman IV – Pedang Kerajaan (Part 03)
211
[115] Flamboyan Akhir Zaman IV – Pedang Kerajaan (Part 04)
212
[115] Flamboyan Akhir Zaman IV – Pedang Kerajaan (Part 05)
213
[116] Flamboyan Akhir Zaman V – Komitmen dan Loyalitas (Part 01)
214
[116] Flamboyan Akhir Zaman V – Komitmen dan Loyalitas (Part 02)
215
[116] Flamboyan Akhir Zaman V – Komitmen dan Loyalitas (Part 03)
216
[116] Flamboyan Akhir Zaman V – Komitmen dan Loyalitas (Part 04)
217
[116] Flamboyan Akhir Zaman V – Komitmen dan Loyalitas (Part 05)
218
[117] Flamboyan Akhir Zaman VI – Inkarnasi (Part 01)
219
[117] Flamboyan Akhir Zaman VI – Inkarnasi (Part 02)
220
[117] Flamboyan Akhir Zaman VI – Inkarnasi (Part 03)
221
[117] Flamboyan Akhir Zaman VI – Inkarnasi (Part 04)
222
[118] Flamboyan Akhir Zaman VII – Altair (Part 01)
223
[118] Flamboyan Akhir Zaman VII – Altair (Part 02)
224
[118] Flamboyan Akhir Zaman VII – Altair (Part 03)
225
[118] Flamboyan Akhir Zaman VII – Altair (Part 04)
226
[118] Flamboyan Akhir Zaman VII – Altair (Part 05)
227
Epilog Arc 03 - Vega - (Part 01)
228
Epilog Arc 03 -Vega - (Part 02)

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!