Bab 20

Aron yang merasakan tatapan panas dari ayahnya kini mulai menelan ludahnya secara kasar.

"Ini semua pasti gara-gara kamu Aron!, kenapa kamu sama sekali tidak bisa berbakti kepada orang tuamu!"marah Baron yang kini sudah meledak.

"Ayah aku sama sekali tidak melakukan apa-apa aku yakin Duke itu yang bermasalah!"ujar Aron dengan takut dan melempar semua tanggung jawab kepada Qenan.

Plak!

Sebuah tamparan yang sangat keras kini mendarat di pipi Aron membuat sudut bibirnya kini robek dan mengeluarkan darah, apa lagi kini jejak tangan Baron tercetak dengan jelas di pipi putih nan tampannya.

Aron hanya bisa meringis sambil memegang pipinya yang terasa perih.

Sedangkan Baroness segara saja berlari menuju anaknya dan memeluk Aron dengan erat sambil menangis tersedu-sedu.

"Cukup suami!, Aron tidak bersalah!, benar apa katanya Duke itu pasti dia yang sengaja,"ujar Baroness membela anaknya tersebut.

Tentu saja hal tersebut membuat Baron makin marah dia sama sekali tidak tahan dengan kelakuan kedua orang yang kini ada didepannya.

"Kamu...!jangan membela dia!, seandainya saja dia dari awal bisa berperan menjadi tunangan yang baik bagi Crystal apa kamu kira keluarga kita akan jadi begini!?, semua ini karena anakmu!, Duke sekarang marah dengan kita dan dia bahkan berniat membalas dendam!, pokoknya ayah tidak mau tau kamu harus bisa membujuk Duke agar mau mengembalikan uang subsidi seperti biasanya jika tidak lebih baik kamu keluar dari rumah ini!"ujar Baron dengan marah dan segara pergi dari sana.

Aron yang dimarahi kini hanya bisa mengigil di pelukan ibunya dengan ketakutan dia sama sekali belum pernah melihat ayahnya yang begitu marah sampai seperti ini.

"Aron sayang~, jangan dengarkan apa kata ayahmu ya?, ibu akan selalu mendukungmu,"ujar Baroness menangkan Aron yang kini ada di pelukannya.

"Iya bu,"ucap Aron memeluk ibunya erat dia sangat takut dengan ayahnya.

"Lalu cepat kembali kekamar mu ok?, ibu akan mengcek Mension,"ujar Baroness dan meninggalkan Aron di sana sendirian.

Aron sama sekali tidak bisa tenang selama duduk di sofa dia merasa harus segera menemui Crystal dan meminta bantuan.

Jadi dengan cepat Aron menyambar jaketnya dan segara pergi ke Mension Duke dengan motornya dia bahkan tak sempat untuk mengobati luka yang ada di pipi dan sudut mulutnya.

****

Crystal kini sedang menikmati minum teh dengan ibunya mereka terlihat sangat harmonis di sana.

"Crystal apa Qenan memberi tahumu bahwa akan ada lelang sebentar lagi?"tanya Mendia.

"Tidak Qenan belum mengatakan apapun padaku bu,"ujar Crystal.

"Benarkan, lalu nanti saat Qenan pulang mintalah dia untuk membawamu, disana banyak barang-barang bagus kamu tidak bisa melewatkan kesempatan seperti itu,"ujar Mendia kepada putrinya itu.

"Baik bu aku akan minta pada Qenan untuk membawaku,"Crystal nampak mengagguk mengiyakan perkataan ibunya.

Lagi pula tahun-tahun sebelumnya ayah tirinya Damian selalu mengajaknya untuk pergi ke pelelangan tersebut.

Saat keduanya sedang berbincang kini seorang Pelayan yang seperti Pelayan pribadi Crystal segara saja maju dan membisikkan beberapa kata kepada Crystal, jejak keterkejutan jelas sekali terpapang di wajahnya namun jelas ada juga perasaan bahagia di sana.

"Biarkan dia menunggu sebentar aku akan segera kesana,"perintah Crystal.

Pelayan itu nampak mengangguk dan segara mundur dari sana.

Mendia yang melihat putrinya begitu bahagia kini menjadi penasaran.

"Ada apa?, kenapa wajahmu sangat bahagia?"tanyanya dengan sedikit kepo.

"Ibu aku harus segara pergi dari sini Aron sudah menungguku di luar,"ujarnya dengan malu-malu.

Mendengar apa yang dikatakan oleh putrinya, Mendi segera saja mengerutkan keningnya, sungguh hal langka mendengar Aron anak itu berniat mengunjungi anaknya terlebih dahulu.

"Hmm, ya pergilah tapi hati-hati di jalan,"ucap Mendi sambil meminim tehnya.

Crystal yang mendengar itu nampak senang dan segara saja pergi dari sana dengan gembira.

Saat punggung putrinya sudah menjauh dia segara memberi intruksi kepada salah satu pelayan disana dengan tangannya.

"Ikuti dia dan laporakan semua yang kamu lihat,"ujarnya menatap tajam kearah putrinya pergi.

Dia yakin Aron anak itu akan memanfaatkan putrinya lagi.

Pelayan yang menerima perintah segara saja mengangguk dan pergi dari sana mengikuti Crystal dia berusaha agar Nona Mudanya itu sama sekali tidak menyadari keberadaannya.

***

Qenan yang kini sedang beristirahat didalam mobil tiba-tiba dibangunkan dengan suara panggilan telepon dari ponsel milik Will.

"Hallo Manager Rion ada apa?"ucap Will ramah.

"....." suara diseberang saja hanya terdengar samar-samar.

"Baiklah saya akan laporkan hal tersebut kepada Duke,"ucap Will sebelum menutup teleponnya.

"Ada apa?, apa ada hal mendesak di perusahaan?"tanya Qenan.

Mendengar suara Tuannya Will segara saja menengok kebelakang, dia sama sekali tidak tau bahwa Tuannya itu sudah bangun, dia rasa Tuannya terbangun gara-gara ponselnya yang berbunyi.

"Itu Yang Mulia Duke, Managar Rion baru saja menelepon dan memberi tahu bahwa beberapa saat yang lalu Nona Crystal menelepon salah satu Manager di perusahaan dan menanyakan bagaimana keadaan perusahaan saat ini,"lapor Will dengan sangat jelas.

Qenan yang mendengar itu kini mengerutkan keningnya bingung dia sama sekali tidak tau kenapa kakaknya itu menanyakan suatu hal yang seharusnya dia tidak perlu dia ketahui.

"Lalu apa Manager itu memberi tahu kondisi perusahaan kepada kakak?"tanya Qenan.

"Manager Rion bilang, Manager itu memberi tahu Nona Crystal akan kondisi perusahaan,"jawab Will mengungkapkan kebenarannya.

Kini Qenan makin di buat bingung saat mendapatkan jawaban itu namun tiba-tiba saja Qenan merasa tercerahkan saat dia ingat bahwa Crystal adalah tunangan dari Aron.

Dia tebak bahwa pasti Baron kesal dengan dia jadi dia menyuruh Aron anaknya untuk bertanya pada kakaknya dengan cara memanfaatkan cinta buta gadis itu, dan karena begitu cinta dia bahkan memberikan informasi perusahaan kepada orang luar, tapi sepertinya Crystal juga bukan orang yang terlalu bodoh jadi tidak mungkin dia akan memberikan info tersebut pada Baron.

"Will hubungi orang rumah dan suruh mereka melaporkan semua hal yang terjadi di rumah kepadaku selama aku pergi jangan lewatkan sedikitpun bahkan jika itu pergerakan yang amat kecil dari luar Mension,"ujar Qenan dengan marah, dia saat ini sudah berniat untuk memantau segala situasi dengan sangat teliti dan tak akan pernah membiarkan musuhnya untuk mengambil kesempatan dari siapapun!.

Melihat bahwa Tuannya nampak sangat Marah Will tidak berani mengatakan hal lainnya.

"Baik Yang Mulia Duke,"jawab Will dan segera menelepon Manager Rion.

Dalam hati Will juga berharap agar Nona Mudanya kini baik-baik saja di rumah dan semoga dia tidak melakukan hal-hal aneh yang dapat memprovokasi Tuannya ini.

"Dan katakan pada Manager Rion untuk memberikanku data soal Manager yang memberikan informasi perusahaan kepada Crystal, dimasa depan dia sama sekali tidak diperbolehkan mengetahui apa-apa," ujar Qenan yang segara saja diangguki oleh Will.

Entah kenapa dia merasa bahwa dia terlalu lembut pada kakaknya itu lihat saja nanti saat dia pulang akan dia hukum!.

****

Crystal yang mendengar kabar kedatangan Aron segera saja melangkah dengan buru-buru menuju ruang tamu.

Disana dia bisa melihat Aron yang duduk di sofa dengan memakainkaus abu-abu dan celana hitamnya, serta jagetnya yang berwarna hitam kini dia taruh di sampingnya.

"Aron,"panggil Crystal, membuat Aron segara saja menatap kearahnya.

"Crystal kamu sudah datang?"ucap Aron dengan bahagia.

Crystal yang melihat wajah bahagia tunangannya itu kini juga tersenyum dia tidak pernah menyangka bahwa ada saatnya dimana Aron akan bahagia karena kedatangannya.

Segara saja dia duduk di samping Aron.

"Ada hal apa?"tanya Crystal lembut.

Mendapat pertanyaan to the point tersebut cukup membuat Aron gugup, apa lagi saat di tatap langsung oleh Crystal.

"Itu soal yang tadi, bisakah kamu mencoba bertanya lagi soal situasi didalam perusahaan?"ucap Aron tanpa malu-malu, sambil memgang kedua tangan Crystal.

Jika itu dengan orang lain maka dia akan malu tapi dengan Crystal seorang gadis yang sudah sejak lama selalu membuat dirinya lebih rendah dari pada Aron padahal derajatnya saat ini lebih tinggi, Aron sama sekali tidak merasa malu.

Dia justru terkesan sudah terbiasa di hormati oleh Crystal.

Crystal yang mendengar itu kini nampak terdiam, sejujurnya dia sama sekali tidak tau apa yang harus dia lakukan di saat seperti ini.

"Baiklah aku akan coba tanyakan lagi, siapa tau mereka mau memberiku beberapa petunjuk,"ujar Crystal ragu-ragu.

Aron yang mendengar itu nampak senang hingga dia sama sekali tidak bisa menahan senyumnya, Ceystal yang melihat orang yang dia cintai bahagai juga kini memiliki senyum di wajahnya.

Namun seketika matanya tertuju pada sudut bibir Aron yang sedikit terluka.

Tanpa sadar tangannya menyentuh luka tersebut yang membuat Aron sedikit memundurkan tubuhnya sambil meringis kesakitan.

"Ah!, maaf, apa ini sangat sakit?"tanya Crystal hati-hati dengan ekspresi sedih di wajahnya jelas sekali bahwa dia sangat khawatir.

Aron yang melihat wajah khawatir dan sedih gadis di depannya kini mulai merengek.

"Iya ini sangat sakit,"rengeknya dengan sangat manja.

Dia berfikir bahwa tidak ada salahnya berakting secara lebih, jika hanya dengan akting ini dia bisa membuat gadis bodoh ini semakin menyukainya maka akan dia lakukan, sekarang ini Aron sudah berniat untuk memanfaatkan Crystal sebaik-baiknya.

Lantaran dia tau bahwa ayahnya mungkin saja bisa sewaktu-waktu menganiyayanya, jadi setidaknya dia harus mencari paha besar untuk di peluk.

"Sayang ini sangat sakit,"rengek Aron lagi sambil menyenderkan kepalanya di pundak Crystal dengan manja.

"Ah!, benarkah itu?, lalu aku akan mengambil obat untukmu,"ujar Crystal sambil mengelus kepala Aron lembut.

"Iya,"jawab Aron dengan seringannya, saat ini Crystal sama sekali tidak bisa melihat eksperesi wajahnya.

Tapi tanpa dia sadari bahwa orang dalam milik Qenan menangkap semua ekperesi yang ada di wajahnya dia bahkan mengambil vidio, dan segera saja vidio itu di kirim ke Will sekertaris Duke.

Crystal segara menyuruh pelayan yang ada di sana untuk mengambil P3K.

Tak lama pelayan itu kembali dengan P3K ditangannya.

"Aku akan membantumu, jika sakit tolong katakan sakit ok?"ucap Crystal sambil mengeluarkan kapas dan alkohol medis dari kotak tersebut dan mulai dengan perlahan mengaplikasikannya di luka Aron.

"Aw! Pelan-pelan ini sakit,"eluh Aron sambil meringis, dengan mata yang berair.

Crystal yang mendengar eluhan dari Aron kini menggigit bibir bawahnya dan mulai melembutkan lagi gerakan tangannya.

"Iya aku minta maaf, aku akan berusaha agar kamu tidak merasa sakit,"

Diam-diam mata Aron kini mengamati wajah Crystal yang nampak sangat gugup, sebenarnya dia sama sekali tidak merasakan sakit jadi dia hanya berakting, kalau boleh jujur wajahnya itu sebenarnya lebih cantik dari pada Viviana, tapi sayang sekali bahwa wajah itu adalah wajah orang yang dia benci.

"Nah sudah selesai,"ucap Crystal dengan bahagia sambil menempelkan plester di sudut bibir Aron

Di tangga Niel yang dari tadi menyasikkan pertunjukan sepasang kekasih fake itu hanya bisa menatap dengan jijik.

Dia sama sekali tidak berharap bahwa kakak dari temannya itu masih saja mau memaafkan tunangannya yang jelas-jelas sudah selingkuh.

"Tsk!, Qenan dia sama sekali tidak beruntung punya kakak dan calon kakak ipar sepertinya,"gumamnya tidak senang.

Dia merasa bahwa jika keduanya menikah maka akan makin membuat temannya kelelahan.

Sejujurnya dia kasian kepada sahabatnya itu pasalnya temannya saja selalu punya kantung mata di bawah matanya, seandainya Qenan tidak sedikit memoles wajahnya dengan make up mungkin saja wajah Qenan akan seperti mayat.

Niel kini bergidik ngeri membayangkan wajah Qenan tanpa make up itu dia yakin itu sangat menyeramkan!.

Jika saat ini saja temannya tidak bisa istirahat lalu bagaimana jika dia juga harus mengurus rumah tangga milik kakaknya juga di masa depan?, bukankah kakaknya itu hanya ingin Qenan mati dengan cepat dan menguasai hartanya?.

Memikirkan hal itu entah kenapa membuat Niel nampak marah.

Tidak!

Tidak bisa dibiarkan!, dia harus mencari cara agar Qenan bisa lepas dari urusan internal rumah tangga mereka dimasa depan!.

Qenan yang saat ini sedang mengaplikasikan bedak untuk menutupi wajahnya kini bersin berulang-ulang kali kini dia yakin bahwa ada orang yang membicarakannya.

Will yang ada di sebelahnya kini merasa khawatir dengan kesehatan Tuannya itu.

"Yang Mulia apa anda baik-baik saja?"tanya Will.

"Aku baik-baik saja tapi mungkin ada seseorang yang membicarakanku atau kangen denganku?, menurutmu Will lebih mungkin yang mana?"tanya Qenan kepada asisitennya itu.

Will yang ditanya seperti itu kini nampak sangat bingung, sebenarnya Will tidak percaya dengan mitos seperti itu.

"Menurut saya lebih masuk akal jika anda bersin karena bedak anda?"jawab Will yang membuat Qenan mendengus.

"Lalu aku yakin kalau ada seseorang yang kangen aku,"ucap Qenan dengan bahagia dan melanjutkan kegiatannya untuk menutupi wajah mayatnya dia sama sekali tidak mau terlihat seperti orang sakit dan malah membuat orang disekitarnya khawatir kepadanya.

Menatap wajahnya di cermin itu nampak sedikit lebih segar dari pada tadi.

"Lumayan, walaupun lebih bagus jika aku istirahat dan mendapatkan lagi wajahku yang segar itu,"ucap Qenan yang nampak sedikit puas.

"Berhenti di toko serba ada di depan aku ingin membeli minuman dingin,"ucap Qenan.

"Baik Yang Mulia"jawab Will dan segara saja memperintahkan supir untuk berhenti di toko tersebut.

Terpopuler

Comments

☠zephir atrophos☠

☠zephir atrophos☠

*lembut

2024-01-15

1

ミ⁠●⁠﹏⁠☉⁠ミ

ミ⁠●⁠﹏⁠☉⁠ミ

pertama 👣👣

2023-11-09

2

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!