Bab 17

Qenan dan Will saat ini sedang menelusuri setiap makanan yang ada di pusat kuliner.

Sebagaian besar makanan disana terbuat dari daging, dan itu cukup membuat Qenan senang.

"Bukankah daging kambing dengan kecap ini cukup enak?"tanya Qenan menatap Will yang juga dengan lahap memakan daging tersebut.

Mendengar apa yang dikatakan oleh Qenan, Will segara saja mengangguk setuju.

"Anda benar, aku sangat suka ini"ujar Will gembira, dia sama sekali sudah tidak canggung dengan Qenan.

Dia bahkan merasa seperti berbicara dengan orang-orang seumurannya saat berbicara dengan Qenan.

"Kamu suka, dan aku juga suka, lalu bisakah kita mencuri resep?"tanya Qenan menatap Will.

Will yang di tatap juga menatap balik dan merasa bahwa ide dari Tuannya tidak terlalu buruk.

"Lalu apakah kamu meminta saya untuk membeli resep ini dari pedagang dengan sejumlah uang?"tanya Will serius.

"Iya, ayo kita beli resep ini dan jadikan resep untuk di rumah Keluarga Rilixks"ucap Qenan.

Dan begitulah, Will kemudian membeli resep itu dari para pedagang dan membayar sejumlah uang tutup mulut untuk resep tersebut, jadi setelah ini para pedagang itu harus mengubah resep mereka.

Awalnya mereka juga ingin membeli koki dari restauran yang tadi mereka kunjungi hanya saja koki itu segera menolak, dia berkata bahwa dia sangat senang bekerja di restoran tersebut dengan banyak orang yang menikmati masakannya, jadi Qenan tentu saja tidak memaksakan kehendaknya.

Hari ini adalah hari terakhir Qenan akan ada di Kerajaan Salman dan nanti sore sekitar jam 3 sore dia akan naik pesawat untuk pulang artinya nanti jam 1 dia harus sudah di bandara.

Jadi pagi ini dia akan habiskan untuk membeli oleh-oleh bagi orang-orang di rumah.

Dan saat ini Qenan serta Will sedang ada di Mall terbesar di Kerajaan Salman.

"Will menurutmu mana yang bagus, ini atau ini?"tanya Qenan sambil menunjukan dua pakaian wanita kepada Will.

Will yang di tanya juga bingung dia sama sekali tidak paham fashion!.

"Yang kanan sepertinya lebih bagus"ujar Will yah dia hanya memilih berdasarkan hal yang bagus di matanya.

"Kamu benar yang kanan lebih bagus jadi aku akan pilih yang kiri"ujar Qenan.

Will yang pendapatnya tidak di hargai

"....."

Terserah! Terserah! Dia mah cuma apa!

Teriak hati Will menangis dan hanya bisa menatap Tuannya dengan mata pasrah dan sedihnya, sungguh memilukan!.

Qenan sendiri memilih sisi kiri bukan karena hal lain itu karena setelah dia pikir-pikir yang kiri lebih cocok untuk Crystal, apa lagi setaunya Crystal lebih suka warna biru dari pada warna pink, jadi dia pilih baju biru yang ada di sebelah kiri.

Mereka berdua pun kembali memilih banyak barang untuk di jadikan oleh-oleh, tentu saja semuanya adalah barang bermerek dengan harga jutaan.

"Akhirnya sudah selesai"ujar Qenan menatap jam di tangannya yang kini menunjukan pukul 11 siang itu berarti dia hanya punya waktu 2 jam untuk berberes barang-barangnya.

"Ayo kita pulang ke hotel dan bersiap untuk kebandara"ujar Qenan.

***

Kini mereka berdua telah sampai di bandara di antar oleh supir yang di berikan oleh Raja Salman.

Tak seperti saat pertama mereka pergi ke Kerajaan Salman, kali ini seseorang yang merupakan utusan dari Raja Yesdernia datang menyambut mereka berdua, tentu saja hal tersebut sudah di laporkan terlebih dahulu kepada Qenan.

Jadi dengan tenang Qenan mengikuti orang tersebut dan masuk kedalam pesawat VVIP/pesawat Pribadi milik Kerajaan Yesdernia.

Dalam perjalanan kali ini mereka berdua kembali bekerja yah setelah ini tidak ada waktu libur.

***

Pagi yang indah dengan kicauan burung, serta sinar matahari yang hangat, saat ini para Pelayan rumah besar dengan 3 lantai sedang bekerja dengan sangat rajin, apa lagj tukang kebun yang saat ini sedang menyirami tanaman sambil bersenandung riang.

Pagi yang indah dan tenang, sebelum sebuah tali tambang di lempar dari lantai 3 rumah tersebut, dan tak lama seorang remaja dengan ransel besar juga keluar turun dari jendela dengam bantuan tali tersebut.

"Heh!, ingin mengurungku?, tidak akan bisa, dadah ayah anakmu ini akan kabur"ujar pemuda tersebut yang tak lain adalah Niel.

Niel kini melambaikan tangan kerumah besar itu dengan senyum jahilnya sebelum dengan riang dia keluar dari gerbang, hal yang dia kira sangat mudah ternyata tidak seperti itu.

Karena baru saja 1 langkah dirinya keluar dari gerbang di belakangnya para bodyguard mengejarnya.

"Tuan Muda kembalilah!"

"Tuan Muda jangan buat Viscount marah!"

"Tuan Muda ayo kembali!"

"Tuan Muda!"

Niel yang melihat begitu banyaknya orang yang mengejarnya kini mengumpat dengan sangat keras dan segera saja berlari.

Saat ini dirinya sedang kabur dari rumah hal ini di karenakan Viscount atau ayahnya menghukumnya untuk menyalin buku tata karma sebanyak 500 kali, dia sudah memulai hukuman ini sejak pesta perjamuan waktu itu.

Alasannya lantaran dia tidak sopan dengan Duke!, padahal Duke itu kan temannya.

"Aku tidak akan kembali!, aku benci ayah!"teriaknya sepanjang jalan tanpa menghentikan larinya.

Tapi tetap saja para pria dewasa yang mengejarnya masih bisa untuk menghadang jalannya.

Dan saat ini sekitar 10 orang menghadang jalannya.

"Tuan Muda ayo kembali, Viscount sangat mengkhawatirkanmu"

Ucap salah satu dari mereka berusaha membujuk Niel dengan lembut.

"Tidak mau!, jika aku kembali aku yakin si tua bangka itu akan memaksaku menyalin banyak buku!"ujar Niel keras kepala dan mulai berjalan melewati mereka.

Namun seketika mereka semua merentangkan tangan untuk mencegah Niel kabur.

"Tuan Muda jangan pergi dan tunggu sebentar Viscount akan segara tiba"

Mendengar apa yang di katakan oleh salah satu Bodyguard tersebut Niel segara saja menedang perut salah satu bodyguard yang ada di depannya.

Dan dengan cela itu dia segara saja kabur dengan berlari, jika ayahnya tiba maka dia sudah habis!, dia tidak mau menyalin lebih banyak buku!.

Para bodyguard yang melihat bahwa Tuan Mudanya kabur segara saja kembali mengejar bahkan kini mereka dengan tidak ragu menyerang Tuan Muda mereka itu setalah mendapat ijin dari Viscount dari benda yang ada di telinga mereka.

Tapi siapa itu Niel?, sekali lagi dia adalah putra seorang Bangsawan dengan gelar Viscount jadi secara otomatis dia juga tau bagaimana caranya bertarung.

Jadi saat seorang bodyguard menerjang kearahnya dia langsung saja menghindar dan membuat bodyguard itu hanya menangkap udara kosong!, bukan hanya itu dia juga menendang bokong bodyguard tersebut hingga tersungkur ketanah!.

Niel sendiri tidak terlalu kejam jika itu bukan pekerjanya sendiri mungkin dia akan memberikan beberapa pukulan diwajahnya!.

Jadi dia melakukan hal yang sama dengan yang lainnya dan membuat mereka semua menumpuk menjadi gunung di tanah sambil memegang pantat mereka yang sakit.

Niel sendiri kini melihat kearah pada Bodyguard sambil mendengus.

Orang-orang ini sebenarnya sangat lemah! Mungkin karena sekarang Dunia sudah sangat damai.

Dia segara saja berbalik dan hendak kabur lagi namun dari kejauhan dia seperti melihat mobil yang dia kenal, jadi dia segara berdiri di tengah jalan dan menghentikan mobil tersebut.

Qenan sendiri yang pagi-pagi sekali telah tiba di tanah air kini dia sedang berada di mobil sambil menompa kepalanya untuk tidur.

Namun tiba-tiba saja mobilnya itu berhenti membuat Qenan segera membuka matanya.

"Ada apa?"tanya Qenan lembut.

Will yang duduk di samping pengemudi kini menjawab.

"Yang Mulia Duke ada seseorang di tengah jalan, itu adalah Tuan Muda Niel"ujar Will.

Qenan yang mendengar nama Niel kini mengangkat satu alisnya, dalam hati dia berfikir apa yang sedang di lakukan temannya pagi-pagi di tengah jalan?, apa dia ingin bunuh diri?, jika iya bisakah dia pergi dan cari mobil lain?, dia sama sekali tidak ingin ganti rugi dengan uang!.

Saat dirinya berberperang dalam hatinya, tiba-tiba saja pintu mobil di sebelahnya di buka dan memperlihatkan Niel yang tersenyum cerah kepadanya.

"Selamat pagi Qenan~ jadi bisakah kamu geser?"ujar Niel.

Qenan yang mendengar itu segara bergeser dan mempersilakan Niel memasuki mobilnya.

Niel pun masuk dan menaruh ransel besarnya di tengah-tengah, melihat Niel membawa ransel dia cukup bertanya-tanya.

"Pagi juga, apa yang kamu lakukan sambil membawa ransel yang besar itu?"tanya Qenan.

"Aku kabur dari rumah"

"...."

Sulit di percaya bahwa temannya ini kabur dari rumah, lalu apakah dia mengalami sesuatu yang sulit di rumah?.

Melihat bahwa Qenan akan membuka mulutnya untuk bertanya, Niel segara memotong dengan eksperesi tidak senang.

"Jangan tanyakan apapun padaku aku sedang dalam mood yang buruk"ujar Niel dan membuang muka ke luar jendela.

Qenan yang hendak bertanya segara menutup mulutnya kembali dan menyuruh supir untuk menjalankan lagi mobilnya.

Dari seberang jalan sosok lain kini menatap mobil tersebut melaju lagi dan menghela nafas.

Voscount Daren kini hanya bisa menghela nafas saat melihat putranya pergi untuk mencari perlindungan dan bersembunyi di balik punggung temannya Duke Rilixks!.

"Anak itu kenapa sangat nakal dan sulit untuk diatur"ujarnya dengan lelah.

Namun seketika dia ingat seberapa nakalnya dia saat masih muda dan seberapa banyak ayahnya dulu menghela nafas karena kelakuannya.

Sifat anak itu benar-benar mirip sepertinya saat masih muda, mungkin ini juga karma baginya karena dulu sering membuat ayahnya juga pusing.

Dan sekarang dia tau sebarapa kesulitan ayahnya saat dia menjadi ayah untuk cucu ayahnya.

Viscount kini menyesali waktu mudanya dan diam-diam ingin kembali kemasa itu, jika dia bisa maka dia tidak akan nakal.

Sambil memijat keningnya yang pusing dia menyuruh sopir untuk mengendarai mobil kembali kerumah.

"Qenan aku seorang gelandangan sekarang jadi bisakah aku menginap di rumahmu?"ujar Niel.

"Ya tentu saja, ayo masuk dan anggap saja rumahmu sendiri"ujar Qenan membuka pintu mobil mendahului sopir yang hendak membukakan pintu untuknya.

Mendengar balasan dari Qenan, Niel sangat senang dan tanpa malu-malu keluar dari mobil dari pintu yang masih di buka lebar oleh Qenan, jadi itu terlihat seperti Qenan membukakan pintu untuknya.

Sopir : "....."

Will : "......"

Melihat sikap tak sopan dari Niel, Will hendak memperingatinya namun saat dirinya melihat wajah tidak keberatan dari Tuannya dia hanya diam.

Apa lagi saat melihat Tuannya malah benar-benar bersikap sebagai supir yang membuka pintu untuk Tuannya dia lebih tak ingin bicara.

"Terima kasih"ujar Niel dan mendapat anggukan dari Qenan.

Kini keduanya mulai berjalan memasuki Mension di ikuti Will di belakangnya, meninggalkan pak supir sendirian.

Pak supir sekali lagi : "....."

Katakan kepadanya siapa orang di Dunia ini yang dengan berani membuat seorang Duke Rilixks membukakan pintu mobil untuknya?, dia rasa hanya Tuan Muda dari keluarga Viscount Deren-lah yang berani!.

"Kamar di rumah ini sangat banyak jadi kamu bisa pilih kamar manapun yang kamu sukai"ujar Qenan.

Melihat sekitar dan memang banyak ruangan di rumah ini apa lagi Mension ini sampai 6 lantai.

"Lalu di mana kamarmu?"tanya Niel.

"Kamarku ada di sebelah sana, dulu itu kamar ayahku tapi sekarang jadi kamarku"jawab Qenan sambil menunjuk sebuah pintu kamar dengan ukiran naga.

Niel pun mengangguk dan berjalan kearah kamar Qenan membuka pintunya dia segara berlari keatas kasur dan meloncat keatasnya.

"Lalu aku akan tidur di sini bersamamu"ujar Niel yang kini berbaring diatas kasur.

"....."Qenan yang mengikuti setiap langkah Niel.

Will yang ikut di belakang Qenan merasa bahwa Tuan Muda Niel ini sungguh tak tau malu.

"Kalau kamu suka kamar ini maka aku akan pindah"ujar Qenan mengalah lagi pula dia sebanarnya jarang di kamar dia lebih sering di kantornya jadi tak masalah jika kamarnya di huni oleh Niel.

Kini Will merasa bahwa Tuannya itu sangat murah hati.

Niel yang mendengar iti cemberut dia tidak senang dengan pengaturan Qenan.

"Bukan itu maksudku, ayo kita tidur di ranjang yang sama, ku dengar bahwa anak laki-laki lainnya yang menginap di rumah temannya mereka berbagi kamar dan memainkan game hingga pagi jadi ayo kita lalukan itu"ujar Niel.

Dia sebenarnya lelah dengan kehidupan Bangsawan, sebenarnya kehidupan Bangsawan sama sekali tidak asik, sama sekali tidak bebas, bahkan dengan teman mereka tidak bisa main game hingga subuh.

Qenan yang mendengar keluhan dari Niel tentu saja mengerti bagaimana perasaannya bagaimanapun juga dulu saat dia belum mati, dia juga suka berbagi kamar dengan temannya dan main game sampai pagi jadi dia hanya mengangguk.

Niel yang melihat bahwa Qenan setuju dia sangat senang, dan Will dia nampak terkejut sekaligus khawatir dengan kesehatan Tuannya ini, pasalnya dengan semua dokumen di meja yang setiap hari berdatangan saja Tuannya ini hampir tidak dapat tidur, lalu jika sekarang dia juga akan menemani seseorang main game bukankah dia akan menyiksa tubuhnya sendiri?.

"Lalu Qenan ayo kita main game!, aku baru saja mendownload sebuah game yang bagus!"seru Niel bersemangat.

"Hari ini tidak bisa aku harus mengurus dokumen di mejaku mungkin nanti sore aku bisa menemanimu"ujar Qenan menolak dengan halus ajakan Niel.

Niel nampak kecewa tapi dia juga tidak bisa memaksa temannya untuk bermain dengannya lagi pula temannya ini lebih sibuk dari anak-anak seusianya.

"Baiklah, pergi dan kerjakan pekerjaanmu aku bisa main sendiri"ujar Niel dengan kecewa.

Qenan sebenarnya merasa tidak enak tapi pekerjaannya harus di urus.

Seperginya Qenan, Niel hanya berbaring seperti ikan asin dan dengan malas tidur, main game sendirian tidak seru!.

Terpopuler

Comments

* nia *

* nia *

lanjut

2023-11-06

2

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!