Bab 2

Setelah mendapat ingatan pemilik tubuh Qenan kini paham akan semua situasi yang ada termasuk sebuah fakta bahwa dia masuk ke dalam novel kesukaan sepupunya yang berjudul 'Macha' judul yang unik, penulis memberikan judul itu hanya karena dia menyukai Macha.

Kini dia paham situasi bahwa kondisi dalam keluarganya tidak baik sama sekali, seingatnya jika mengikuti alur novelnya seharusnya itu sudah di mulai sejak lama.

Novel ini di mulai sejak Viviana Female Lead dari novel ini masuk ke SMA paling bergensi dan hanya bisa untuk kalangan bangsawan berkat kepintarannya sehingga dia mendapat beasiswa.

Siapa sangka di hari pertama dia masuk sekolah dengan penampilannya yang polos, dan lugu menarik perhatian Male Lead, tentu saja Antagonis di novel ini yang bernama Crystal cemburu pasalnya sang Male Lead adalah tunangannya malah jatuh cinta kepada Famale Lead.

Dan di mulainya perilaku buruk Crystal dia membully Viviana yang di anggapnya sangat caper, namun tentu saja Male Lead selalu melindungi Viviana yang merupakan kekasihnya.

Namun tentu saja Male Lead tak bisa berbuat banyak karena bagaimana pun ayah tiri Crystal adalah seorang Duke yang sangat berkuasa, namun sebuah kemalangan menimpa keluarga Duke di pertengahan cerita.

Duke yang merupakan Kepala Keluarga meninggal dunia dan satu-satunya darah murni dari keluarga Duke tak mau menjadi Kepala Keluarga sehingga otoritas mereka sebagai Duke mereka di cabut serta harta kekayaan mereka sebanyak 70% di ambil olah Kerajaan sama seperti surat wasiat yang di tinggalkan Kepala Keluarga sebelum kematiannya.

Dan kalian bisa menebak seperti apa bukan?, karena hal tersebut Male Lead tidak lagi takut akan Crystal sehingga dia mulai berani, dan akhirnya ending dari cerita ini Crystal yang merupakan Antagonis novel ini mati dan Male Lead serta Famele Lead menikah dan hidup bahagia selamanya.

Cerita yang klasik dan sebenarnya cukup membosankan.

Menghela nafas.

Qenan tak pernah menyangka bahwa dia akan masuk kedalam novel itu.

Oh ya ada juga fakta yang cukup membuatnya terkejut bahwa dia sepertinya masuk ke dalam tubuh adik sang Antagonis itu.

"Ugh! Kenapa sangat rumit sekali."desahnya tak habis pikir.

Hal itu tentu saja di dengar oleh saudarinya.

Melirik kearah saudarainya dia kini menutupi sebelah wajahnya dengan tangannya.

'Sepertinya aku mengubah sedikit alur cerita.'pikirnya namun siapa juga yang perduli akan hal itu ini hidupnya jadi terserah dia dong mau gimana.

Dia sama sekali tak perduli jika merusak alur cerita novel ini, lagian salah siapa yang membuatnya masuk ke dalam novel?.

Tak lama mobil segera berhenti di sebuah bangunan sekolah yang sangat mewah, dan Crystal saudarinya itu bersiap untuk turun.

"Jangan sok akrab."ujar Crystal sebelum membuka pintu.

Namun sebelum sempat Crystal turun dari mobil Qenan menarik tangannya hingga jarak antara Qenan dan Crystal sedikit terkikis.

"Kalau aku tidak mau? Memangnya kamu bisa apa?."ucap Qenan dengan seringan.

Sedikit syok sebelum akhirnya Crystal menyentakkan tangan Qenan yang memegangnya.

"Cih! Jangan berlaku seperti kita dekat."ucapnya sebelum keluar dari mobil.

Qenan yang melihat itu hanya menatap datar kepergian saudarinya dia sama sekali tak tertarik terlibat di dalam alur novel ini.

Setelah Crystal lumayan jauh barulah Qenan keluar dari mobil.

Dengan percaya diri dia berjalan menuju kelasnya dan segera duduk di kurisnya.

Baru saja duduk di kurisnya seorang anak di kelas itu menghampirnya.

"Qenan aku turut berduka cita atas meninggalnya ayahmu aku harap kamu bisa ikhlas."ucap pemuda itu.

Qenan yang mendengar hal itu melihat pemuda itu dia seorang pemuda tampan seumuran dengannya.

Kalau tidak salah pemuda ini anak dari seorang Viscount dan juga merupakan bawahan dari keluarganya.

Mereka berteman sejak kecil jadi mereka sangat dekat.

"Iya terima kasih Niel."balas Qenan jujur saja Niel adalah orang pertama yang mengucapkan bela sungkawanya dan mungkin akan menjadi satu-satunya?.

Tentu saja Qenan tak merasa aneh akan hal itu karena brrdasarkan novelnya semua orang segera menjaga jarak darinya setelah meninggalnya Kepala Keluarga lantaran banyaknya rumor yang mengatakan bahwa Qenan tak mau mewarisi keluarga dan juga fakta bahwa bisa saja otoritasnya sebagai keluarga Duke di cabut, apa lagi hal itu di perkuat dengan ungkapan Qenan pada 2 hari yang lalu di mana dia mengatakan tak ingin menjadi Kepala Keluarga karena dia punya cita-cita menjadi seorang Jurnalis terkenal.

Dia ingat bahwa temannya Niel dan keluarga Niel lah satu-satunya yang tak menjauhinya bahwa masih menolongnnya.

Niel yang mendengar jawaban dari Qenan segera saja menaruh kotak bekal di atas meja.

"Hey lihat ibuku memberikan aku dan kamu bekal dia berkata agar kita makan bersama, hari ini itu adalah makanan kesukaanmu Qenan."ujar Niel semangat.

"Benarkan?, tolong sampaikan terima kasihku kepada bibi."ujar Qenan.

"Baiklah."ucap Niel.

Mereka sedikit mengobrol hingga guru memasuki kelas.

Bel istirahat sudah berbunyi dan kini Niel serta Qenan berencana untuk makan bekal di kantin saja sekalian beli minum.

Saat mereka sampai kantin terdengar suara piring pecah yang membuat Niel terkejut sambil mengelus dadanya.

"Allahu Akbar!."kagetnya sepontan.

Qenan yang ada di sebelahnya pun juga terlonjak kaget bukan karena suara piring pecah itu tapi karena pukulan yang secara tiba-tiba di dapatkannya dari Niel.

"Crystal!, bukannya aku sudah pernah memperingatimu agar jangan mengganggu Viviana?!."

Suara lantang itu terdengar di seluruh penjuru kantin membuat semua perhatian tertuju ke sumber suara termasuk Niel dan Qenan.

Seorang pemuda tampan kini tengah memarahi Crystal saudari Qenan di tempat umum, Qenan yang melihat itu mengangkat satu alisnya.

Kalau tidak salah ini adalah salah satu adegan yang terjadi setelah Duke meninggal dunia.

Adegannya sebenarnya cukup klasik sama seperti adegan di novel romansa remaja.

Yaitu yang Antagonis dengan sengaja menyenggol Protagonis yang membawa sup panas di tangannya dan membuat kuah sup yang panas terkena tangan dari Protagonis, cukup membosankan sebenarnya dan adegan itu cukup banyak di gunakan.

***

Crystal dan kedua temannya kini sedang ada di kantin.

"Crys, sana kamu saja yang pesen ya aku lagi malas nih."ujar temannya yang bernama Nabilla dengan lesu pasalnya dia baru saja putus dari pacarnya.

"Ya kamu aja ya Crys aku lagi push rank nih."ujar Winda si cewek tomboy sambil memainkan hpnya.

Crystal yang melihat keadaan kedua temannya hanya bisa menghela nafas lelah.

"Ok kalian mau apa?."tanya Crystal kepada kedua temannya.

"Kayak biasa aja."ujar kedunya Nabilla dengan nada lemas dan Winda dengan nada acuh karena sedang fokus ke hpnya.

Crystal yang mendengar itu segara saja berdiri dan berjalan namun saat dirinya hampir sampai seseorang menabraknya dan kemudian terdengar suara piring pecah serta isakan tangais dari seseorang yang terjatuh.

Crystal yang terkejut hendak menolong orang itu.

"Ah! Maaf_."namun belum sepat dirinya berucap lebih panjang serta belum sempat pula dirinya menolong orang itu sebuah tarikan kasar membuatnya terjungkal ke belakang hingga terjatuh.

"Ugh!."

"Crystal!, bukankah aku sudah pernah memperingatimu agar jangan mengngganggu Viviana?!."ujar seorang pemuda yang kini membantu Viviana berdiri dan memeluknya.

Crystal yang melihat itu jujur saja merasa sakit, wanita mana yang tak akan merasa sakit hati saat tunangan yang di cintainya memeluk wanita lain di hadapannya.

"Aku_."

Namun lagi-lagi saat dirinya ingin membantah sebuah tamparan mendarat di pipinya membuat sudut bibirnya robek.

"Ingat ya Crystal orang yang ku suka itu Viviana jadi jangan ganggu dia!."ucap tunangan Crystal yang bernama Aron.

"Jangan hanya mentang-mentang kamu anak Duke Rilixks jadi kamu bertingkah!, lagi pula sebentar lagi Duke Rilixks akan hancur dan aku akan membatalkan pertunangan ku denganmu!."ujar Aron sambil menatap jijik kearah Crystal.

Crystal yang mendengar nama Rilixks di bawa-bawa kini nampak marah, jika Aron hanya menghina dirinya dia akan diam dan menerimanya tapi beraninya dia menghina marga milik ayah angkatnya.

Walaupun dia dan Qenan tidak dekat atau bahkan musuh tapi jujur saja ayah tirinya Damian sangat baik sehingga dia menyayangi Damian seperti ayah kandungnya sendiri.

"Kamu! Boleh menghinaku tapi jangan hina Rilixks!."ujar Crystal yang kini langsung berdiri membentak Aron.

Aron yang melihat reaksi Crystal hanya masa bodo dan tak perduli bahkan hanya menatap Crystal sebelah mata, dia sama sekali tak menganggap amarah Crystal serius.

"Kamu berbicara seperti itu seperti kamu berdarah Rilixks saja, lagian yang ku katakan-kan fakta 'bahwa Rilixks akan hancur'."ucap Aron dengan seringannya, dan berbisik di telinga Crystal di kalimat terakhir.

"Dasar bajingan!."suara tamparan kini terdengar dengan nyaring.

Kini kepala Aron menoleh ke samping dengan jejak tangan di pipinya, ya baru saja Crystal menampar Aron.

"Ahh!!."Viviana yang melihat kejadian itu dari dekat berteriak keras dan mundur satu langkah dari posisinya.

Aron yang di tampar kini mematung hingga dirinya melihat kearah Crystal dengan mata yang dingin.

"Ah!_, Aron_aku_tidak_."ujar Crystal dengan gagap dia sungguh tak bermaksud untuk menampar Aron.

Rasa bersalah kini menghampiri hatinya, bahkan seluruh tubuhnya bergetar.

Aron yang sudah marah kini melangkah selangkah demi langlah kearah Crystal dengan mata yang dingin serta mengintimindasi, Crystal yang melihat Aron mendekat kini berjalan mundur dia takut.

"Kamu_!"

Prang!

Segera saja Aron membanting gelas di dekatnya di sebelah Crystal, pecahan kaca dari gelas itu kini tersebar bahkan sebagian kecil melukai kaki Crystal, membuat kaki Crystal bergetar hebat karena rasa sakit.

"Ahh!"teriaknya kesakitan saat pecahan kaca itu menggores kakinya hingga mengeluarkan darah.

Tak hanya sampai itu Aron sama sekali tak berhenti dan terus mendekati Crystal dirinya sudah di luar kendali akal sehat.

Mengangkat botol kecap kearah Crystal dirinya berniat untuk memukul Crystal.

Crystal yang melihat botol kecap hendak mengenainya kini memejamkan mata sambil mengangkat kedua tangannya untuk melindungi dirinya, namun sampai suara botol pecah pun serta teriakan dari para penghuni kantin Crystal sama sekali tak merasakan rasa sakit di tubuhnya, hingga akhirnya dia mulai memberanikan diri untuk membuka matanya.

Dan betapa terkejutmya dia saat mendapati Qenan berdiri di depannya dengan guyuran kecap serta sisa-sisa kaca yang ada di rambutnya, dan juga kepalanya yang kini mengeluarkan darah, bahkan baju putihnya kini ternoda darah miliknya sendiri, kecap dalam botol itu sendiri tinggal sedikit sehingga hanya ada beberapa bercak kecap di tubuh Qenan.

Kini Aronlah yang tergagap dia sama sekali tidak menyangka bahwa Qenan akan ada di sana menghadang botol yang dia ayunkan untuk memukul Crystal.

"Qe_Qenan_."ujarnya takut-takut.

Seluruh kantin kini juga menatap takut-takut kearah Qenan di mana Qenan sendiri bahkan masih saja diam.

Tiba-tiba saja aura mencekam dan mengintimindasi menyerbak keluar dari Qenan aura hitam ke merahan kini menyelimuti tubuh Qenan bahkan aura yang sama juga menyebar ke seluruh penjuru kantin.

Semua orang yang ada di kantin kini merasa tercekik mereka sama sekali tidak bisa bernafas dengan baik bahkan mereka yang posisinya dekat dengan Qenan kini telah terkapar pingsan dengan darah yang keluar dari mulut, hidung serta kedua telingannya, dan mereka yang jauh dari Qenan kini berlutut di tanah, bahkan mereka yang ada di luar kantin tidak dapat bergerak dari posisi mereka dan mereka yang ada di luar sekolahan kini tak bisa mengangkat kepala mereka yang jadi tertunduk.

Dengan mata dingginnya Qenan kini mengangkat kepalanya yang tertuduk dan mendekat kearah Aron yang berlutut sambil terbatuk-batuk lantaran tak dapat bernafas.

Viviana sendiri anak itu sudah pingsan, sedangkan Crystal dia hanya terduduk tak bisa bangun.

"Berani-beraninya bangsawan rendahan sepertimu menghina Rilixks?, apa kamu sudah bosan hidup?."tanya Qenan dengan suara dingin.

Suara itu menusuk indra pendengaran semua orang di kantin bagai pedang.

"Dan apa kamu bilang Rilixks akan hancur?, sebelum Rilixks hancur akanku pastikan klanmu hancur terlebih dahulu sialan!."ucap Qenan lagi dengan nada penuh penekanan.

"Orang sepertimu yang bahkan berani menghina klan dengan darah Kerajaan yang mengalir di dalamnya bukankah akan bagus jika di bunuh saja?."ucap Qenan sambil memiringkan kepalanya dan kakinya sendiri kini tengah terangkat dan membanting kepala Aron agar bersujud di tanah.

Crystal yang melihat Qenan murka sangat takut tapi dia tau bahwa saat ini dia harus menghentikan Qenan mengeluarkan Aura Sang Penakluk.

Dengan sekuat tenaga Crystal berusaha menggapai Qenan yang ada di depannya yang saat ini sedang asik memukul-mukul kepala Aron ketanah dengan kakinya.

Tawa jahat dan ekpresi puas terlukis dengan jelas di wajah Qenan saat melihat Aron yang lemas tak berdaya dengan darah yang bercucuran tapi Aron masih sadar.

"Hey!, lihatlah orang rendahan ini?, masih saja bisa menjaga kesadarannya."ujar Qenan senang dengan tawa mengerikan.

Saat ini Qenan sedang di kendalikan oleh Aura Sang Penakluk.

Aura Sang Penakluk sendiri hanya di miliki oleh keluarga Duke Rilixks, sebenarnya di Kerajaan ini ada 5 orang yang memiliki kemampuan unik yang sama dengan nama yang berbeda yaitu Duke Barat, Utara, Timur, Selatan dan Keluarga Kerajaan, hanya saja seiring berjalannya waktu kekuatan garis keturunan mereka melemah kecuali satu garis keturunan yaitu garis keturunan Aura Sang Penakluk.

Terpopuler

Comments

☠zephir atrophos☠

☠zephir atrophos☠

anjay~ haushoku hakinya keluar

2024-01-15

1

Stephen (Phoenix dalam celana)

Stephen (Phoenix dalam celana)

Allahu Akbar.

2023-12-02

1

Frando Kanan

Frando Kanan

ahhh......novel zaman modern...tpi ada klan...ini sih... seperti... setengah zaman modern Dan kuno

2023-11-28

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!