Bab 11

"Tidak, Aron tidak salah, hanya saja aku sedang dalam mood yang buruk saat ini."

Walaupun Viviana marah tak senang dan tersiksa dengan cara Aron memperlakukan dirinya tapi dirinya tidak berani untuk mengungkapkannya.

"Maafkan aku ok?, pasti kamu sangat menderita karena luka ini? Jadi apa luka ini yang membuat moodmu jadi jelek?"tanya Aron membelai pipi Viviana.

Viviana hanya mengangguk sebagai jawaban dia sama sekali tidak berniat menjawab Aron.

"Lalu siapa yang melakukannya sayang, apa itu Crystal?"tanya Aron tepat sasaran.

Tapi karena Viviana ingat peringatan dari Qenan dia mencari jawaban lain untuk di berikan kepada Aron.

"Aku tidak tau siapa mereka, mereka tiba-tiba datang dan menamparku serta mengancamku untuk menjauhimu, kamu tau kan bahwa banyak gadis di sekolah ini yang menargetkanku karena mereka menyukaimu?"ujar Viviana buru-buru dia sungguh tak ingin masalah ini menjadi makin panjang.

"Lalu kamu mau aku melakukan apa kepada mereka?, apa kamu akan menyuruhku menghabisi mereka? Jika iya aku akan dengan senang hati melakukannya sayang,"ucap Aron dengan nada yang dingin, kilatan kekejaman kini melintas di matanya membuat Viviana bergetar karena ketakutan!.

Dia tau bahwa Aron tidak sebaik kelihatannya dia lebih kejam dan sadis.

"Tidak apa, lagi pula kita tidak tau siapa mereka aku baik-baik saja"ujar Viviana dengan cepat sambil menggelengkan kepalanya.

"Jika Kekasihku mengatakan seperti itu maka aku juga tidak bisa berbuat banyak"ucap Aron sambil mencium tangan kekasihnya itu lembut.

Sejujurnya Aron adalah tipe pria yang setia dan romantis namun dirinya juga tak segan menyakiti kekasihnya yang berani melawannya dan orang lain yang berani mengganggu kekasihnya.

Melihat sikap Aron yang manis Viviana hanya bisa tersenyum namun di dalam hati dan pikirannya dia sedang mencari 1000 cara agar bisa lepas dari jeratan cinta Aron.

Selama ini dia sudah berusaha untuk lepas dari Aron dengan cara sengaja mengganggu Crystal sambil memberi beberapa kode kepadanya namun sepertinya Crystal sama sekali tidak paham.

Jadi sepertinya dia harus mengganti rencananya?.

****

Hari perjamuan telah tiba ini adalah hari perayaan atas pengangkatan Qenan menjadi seorang Duke jadi sebagai pemeran utama di pesta ini Qenan secara khusus memakai baju yang lebih mewah dari biasanya!.

Berjalan keluar dari kamarnya sosoknya yang lebih tampan dan indah pada hari ini membuat seorang gadis ingin pingsan!.

Crystal dengan wajah cemberut keluar dari kamarnya, pertamuan atau pesta adalah suatu kegiatan yang sangat dia benci karena di sana dia akan bertemu dengan banyak orang yang selalu memakai topeng tersenyum, namun di hati mereka memiliki 1000 cara untuk menjatuhkan lawannya dengan licik.

Namun saat dirinya keluar kamar dirinya langsung merasa ingin pingsan!, lantaran sosok pria tampan yang tak lain adalah adiknya baru saja keluar dari kamarnya.

Ahhh! Dia salah! Perjamuan kali ini jelas sangat baik!.

Seketika itu juga Crystal ingat sesuatu dan mulai mengeluarkan ponselnya hal seperti ini tidak layak di sia-siakan!.

Memfoto beberapa kali dia bahkan mendapat foto dengan pose dimana tangan Qenan menyisir rambutnya kebelakang dan membuat jidatnya kelihatan, kalau begini caranya bisa-bisa dia benar-benar jadi fans sejati Qenan!!.

Dirinya sama sekali tidak sadar bahwa dia memang sudah menjadi fans-_-

Qenan yang tiba-tiba sadar dengan flash kamera kini menatap arah dimana flash itu berasal di sana kini dia bisa melihat Crystal berdiri mengarahkan kamera kearahnya.

Namun darah yang mengalir dari hidungnya membuat Qenan mengerutkan keningnya.

Menyadari bahwa dirinya tertangkap, dengan buru-buru dia menyembunyikan ponselnya namun sepertinya terlambat karena model fotonya itu sudah berjalan mendekat.

Dia kini sedikit panik apa lagi saat Qenan sudah berdiri dengan jarak satu langkah dari posisinya berdiri.

Awalnya dia berfikir Qenan akan memukulnya seperti dulu jadi dia menutup mata, tapi bukannya pukulan malah sebuah sapuan halus di bawah hidungnnya yang di rasakan!.

"Kak, kenapa kamu berdarah begitu banyak?"tanya Qenan menghapus darah itu dengan sapu tangannya.

Mendengar suara itu dia segera membuka matanya dan, bam!!.

Wajah Qenan yang berjarak sangat dekat cukup membuatnya pingsan karena darah yang mengalir deras keotaknya.

Qenan yang melihat Crystal jatuh jelas panik dan membawanya ke kamar tak lupa dia meminta Pelayan yang lewat untuk memberi tahu mamanya.

Qenan sebenarnya khawatir hanya saja dia di suruh mamanya untuk pergi dan sambut terlebih dahulu para tamu jadi dia pergi ke ruang perjamuan seorang diri.

Kedatangannya segera saja di umumkan kepada semua orang yang ada di pesta tersebut.

"Yang Mulia Grand Duke Qenan Satergonius Rilixks memasuki ruangan!"

Setelah suara itu jatuh dengan bantuan mic semua orang segera saja memalingkan wajah mereka untuk melihat kearah pintu aula yang terbuka lebar.

Di sana kini berdiri seorang remaja umur pertengahan antara 16-17 tahun, namun karena gayanya yang lebih dewasa dia kini terlihat seperti pria dengan umur 20 tahun.

Wajahnya yang tampan, serta berwibawa menarik perhatian mereka, setiap langkahnya membawa rasa penekanan yang menakjubkan.

Mereka tanpa sadar terus menatap sosok tersebut sampai sosok itu naik keatas panggung dan memberikan salam penyambutan.

"Selamat malam dan selamat datang semuanya, terima kasih karena sudah mau datang kepesta ini, saya benar-benar bahagia atas kehadiran anda semua termasuk juga kehadiaran Yang Mulia Raja, dan para Pangeran serta Putri yang secara khusus datang untuk memberi selamat kepada saya atas saya yang mewarisi gelar Grand Duke"ujar Qenan yang kemudian membungkuk dengan sopan kepada Raja dan keluarganya yang duduk di kursi khusus yang disediakan.

"Saya harap semua orang bisa menikmati jamuan malam ini"ungkap Qenan dengan sepenuh hati sebelum dirinya turun dari panggung dan jamuan resmi di mulai.

Alunan lagu kini di putar banyak dari mereka yang berdansa bersama, Qenan sendiri dia mengambil jus anggur dan segera berdiri di sudut sama sekali tidak berniat untuk bergabung.

Tapi matanya jelas menelusuri semua tamu yang ada dia sedang mencari Niel.

Hingga akhirnya dia bisa menemukan sahabatnya itu yang berdiri di tengah-tengah rekan bisnis ayahnya dengan Viscount di sampingnya wajahnya jelas sekali tertekan.

Jadi dia segera berdiri dan menyapa Niel.

"Niel rupanya kamu ada di sini?"sapa Qenan bahagia.

Niel yang melihat Qenan datang sangat senang.

Semua bangsawan yang melihat Qenan datang juga mulai menundukan kepala mereka memberi salam.

"Duke senang bertemu dengan anda"ujar salah satu dengan mereka dengan senyum.

"Iya senang juga bertemu dengan anda Count"balas Qenan juga dengan senyum.

Namun siapa sangka bahwa Qenan yang disangka oleh Niel adalah penyelamat hidupnya kini malah juga bergabung dan membahas bisnis serta politik yang sama sekali tidak Niel pahami jadi dia hanya bisa menangis dalam hati.

Qenan yang tau bahwa Niel tertekan akhirnya meminta ijin untuk mundur dari pembicaraan.

"Maafkan saya, tapi sepertinya saya harus pergi menyapa yang lainnya"ungkap Qenan.

"Tentu saja Yang Mulia"ucap seorang Baron membiarkan Qenan pergi bersama Niel.

Jadi Qenan pergi sambil menarik Niel kesudut.

//mendungus!

"Kamu bilang ingin aku menemanimu tapi kamu malah asik membahas politik dan bisnis!"ujar Niel dengan tidak puas.

"Maafkan aku tanpa sadar aku malah bergabung dengan mereka semua"ujar Qenan dengan canggung.

"Baiklah aku maafkan kali ini"ucap Niel masih dengan nada kesal.

"Tapi jujur saja jika berdasarkan apa yang bisa aku cerna dalam pembicaraan tadi sepertinya kamu sangat baik dalam mengerjakan tugasmu sebagai seorang Duke ya?"ujar Niel menggoda temannya.

"Tidak itu biasa saja mereka para orang dewasa hanya membesar-besarkannya"ujar Qenan mengelak.

"Ah masa sih!"Niel terus saja menggoda temannya itu sambil menyenggol-nyenggol lengan temannya dengan tatapan menggoda.

Yah pemandangan itu terlihat bahwa keduanya sangat dekat dan layak dikatakan sebagai sahabat, jelas sekali bahwa semua Bangsawan yang ada di sana juga memperhatikan hal tersebut.

Namun satu hal yang tidak Niel ketahui adalah bahwa ayahnya sang Viscount yang ada dibelakangnya sedang menatapnya dengan senyum mengancam.

"Eh...?"Niel terlihat linglung sambil memegang lehernya yang entah kenapa terasa dingin.

"Kamu kenapa?"tanya Qenan mengangkat satu alisnya bingung.

"Aku tidak apa-apa hanya saja hari ini AC-nya sangat dingin ya?"ujar Niel dengan sedikit bercanda.

Qenan yang mendengar itu hanya mengangkat alisnya berfikir bahwa temannya ini sebenarnya sangat aneh dan unik.

"Wah sepertinya anakmu sangat dekat dengan Duke ya?"ujar seorang wanita sambil menutup mulutnya dengan kipas.

"Iya mereka adalah teman satu kelas"jawab Viscount.

//tertawa

"Jadi begitu, jadi Viscount bukankah berlebihan bagimu menatap anakmu dengan tatapan seperti itu?"

"Apa maksud anda Duchess, saya hanya tersenyum bangga kok"elak Viscount tapi jelas sekali itu senyum yang seperti mengatakan.

'Bocah nakal, awas saja sampai rumah!'

Duchess yang melihat itu hanya bisa tersenyum canggung.

"Hohoho, iya benar sekali jangan terlalu keras kepada anakmu dulu saat kamu muda bukankah kamu juga seperti itu dengan Duke Rilixks yang sebelumnya"ujar seseorang dia adalah pria tua yang ada di bab 5 yang duduk di sebelah kanan Raja.

Akhirnya Viscount hanya bisa diam jika di ingat-ingat dirinya yang lebih muda bahkan lebih berani.

***

Crystal yang sudah bangun dari pingsannya segera saja pergi keaula perjamuan dan mulai berbaur dengan teman-temannya serta banyak Nona Bangsawan lainnya.

"Nona Rilixks, ku dengar kamu pada ujian kali ini mendapat peringat pertama diangkatanmu, aku ucapkan selamat untuk hal itu"ujar seorang gadis muda dengan gaun birunya.

"Yang Mulia Putri itu bukan hal yang perlu di banggakan, aku bahkan tidak bekerja terlalu keras jadi itu hanya keberuntungan saja"ujar Crystal.

"Apa maksdumu hanya keberuntungan?, bahkan adikmu yang seorang Duke itu bisa mendapat peringkat 1 di angkatannya padahal aku yakin bahwa Yang Mulia Raja atau ayahku selalu membuat dia bekerja terlalu keras"ujar sang Putri berbisik hingga hanya dia dan Crystal yang dapat saling tau pembicaraan keduanya.

Tentu saja itu karena bergosip tentang anggota keluarga Kerajaan adalah suatu hal yang tidak di perbolehkan lantaran itu sama saja melakukan penghinaan, namun kali ini mereka bahkan merani bergosip tentang Raja di aula perjamuan jadi setidaknya mereka harus berhati-hati agar apa yang mereka katakan tidak sampai di telinga Raja.

"Kau tau saudara ke-2 ku, dia bahkan tidak bisa meraih peringkat ke 30 di angkatannya, ayahku memarahinya sambil mengatakan dia tidak berguna!"sambung sang Putri.

"Lagi pula siapa yang menyuruhnya hanya pergi bermain-main sepanjang hari?, aku sangat puas saat dia menerima hukuman menyalin beberapa buku sejarah di perpustakaan"

"Benarkah?, apa tangan Yang Mulia Pangeran baik-baik saja?"tanya Crystal dengan penasaran.

"Bahkan sampai sekarang tangannya masih gemetar hebat, kamu bisa melihatnya dengan jelas jika melihatnya dari sini"ujar sang Putri menatap saudara keduanya yang hanya duduk di kurisnya.

Dari sini mereka bisa melihat bahwa sang Pangeran mencoba menyembunyikan tangannya yang gemetar.

"Pfttt_, bukankah itu lucu?"tanya sang Putri sambil menutupi mulutnya dengan kipas.

"Tuanganmu Aron itu bukankah juga datang?, kenapa kamu tidak pergi dan mencarinya?"tanya sang Putri penuh arti saat dia melihat siluet Aron yang memakai jas merah.

"Iya Aron memang datang, lalu apakah Yang Mulia berniat mengusir saya?"tanya Crystal sedih.

"Bukan, bukan begitu hanya saja pasangan yang sedang dimabuk cinta bukankah biasanya ingin menghabiskan waktu bersama sebanyak mungkin?"ucap sang Putri cepat-cepat.

"Tapi aku dan Aron berbeda Yang Mulia"ujar Crystal sedih.

Sang Putri yang melihat adegan ini mengerutkan keningnya dan seketika paham akan apa yang di maksud oleh Crystal, lagi pula siapa yang tidak tau bahwa Crystal tidak akur dengan tunangannya serta tunangannya itu lebih memilih jatuh cinta dengan gadis dari desa!.

"Kalau begitu kamu jangan menyerah dengan mudah dia tunanganmu jelas sekali kamu punya hak dari pada gadis itu yang sama sekali tidak ada hubungannya dengan Aron"sang Putri memberi semangat.

Keduanya adalah teman, hal itu sudah terjadi sejak 4 tahun yang lalu, itu karena Duke Rilixks sebelumnya benar-benar menyayangi Crystal seperti anak kandungnnya sendiri dan selalu saja membawa Crystal dalam urusan dinasnya.

Jadi saat Duke sedang melakukan pekerjaannya di dalam rapatlah mereka bertemu.

Sang Putri yang lebih tua dari Crystal sebanyak 3 tahun tentu saja bersikap lebih dewasa dari pada Crystal pada saat itu jadi dia memberikan Crystal sebuah permen saat dirinya menangis akibat kuenya jatuh kelantai dengan sangat menyedihkan.

Jujur saja kalau di ingat lagi Crystal pada saat itu sangatlah manis dan imut.

"Tentu saja aku tidak akan membiarakan gadis itu menang Yang Mulia!"ujar Crytal dengan penuh semangat dan segera pergi mencari Aron di bawah tatapan membara dari Putri Amellia.

Dalam hati Putri Amellia berkata.

'Semoga sukses'

Dia juga berdoa agar Crystal baik-baik saja lantaran kalau tidak salah tadi dia juga melihat seorang gadis di sisi Aron jadi kalau tidak salah maka dialah orangnya.

Crystal sendiri yang mencari Aron menjadi sangat marah saat melihat bahwa tunangannya itu ternyata membawa Viviana di sisinya.

Dan saat ini keduanya sedang berjalan ketaman yang ada di dekat Aula, dengan api amarah dalam hatinya Crystal mengikuti mereka, namun betapa terkejutnya dia melihat pemandangan di depannya.

Terpopuler

Comments

☠zephir atrophos☠

☠zephir atrophos☠

bukan ternyata🗿

2024-01-15

1

☠zephir atrophos☠

☠zephir atrophos☠

fujo kah

2024-01-15

1

☠zephir atrophos☠

☠zephir atrophos☠

em!! makin parak nih penyakit brocomnya, walaupun gak kandung sih

2024-01-15

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!