Bab 6

"Lalu mari kita lakukan ide dari Duke Rilixks"putus Raja setelah berdiskusi lebih jauh dengan para Bangsawan.

"Lalu Yang Mulia siapa yang akan kita kirim untuk masalah ini?"tanya seorang Baron.

Berfikir sejenak.

"Bagaimana jika kirim Duke Rilixks saja kesana dia paling paham dengan sistem ini jadi akan baik jika dia pergi"ujar seorang Count utara.

Tentu saja hal itu segera di tentang oleh Qenan sambil mendengus tidak senang.

"Aku tidak bisa pergi dalam 2 minggu dari sekarang akan ada ujian semester 1 jadi aku harus belajar dengan giat"ujar Qenan santai.

Pada saat itulah semuanya baru sadar bahwa Duke barat masihlah seorang mahasiswa!, jadi tidak mungkin mengirim dia pergi apa lagi ujian akan di adakan sebentar lagi, ujian ini bagi seorang mahasiswa sama pentingnnya dengan urusan negara!.

Tentu saja semua Bangsawan paham lagi pula mereka juga punya anak yang bersekolah dan saat ini masih belajar dengan giat.

"Lalu apa kamu punya saran Duke?"tanya Raja.

"Kirim saja Bangsawan selatan ke sana, masalah bagaimana itu berjalan aku akan segera membuat proposalnya sehingga memudahkan mereka, lagi pula akan buang-buang waktu jika mengirim Bangsawan dari daerah lain jadi akan lebih baik mengirim Bangsawan terdekat saja"usul Qenan yang langsung saja di setujui oleh semua Bangsawan yang ada di sana.

Raja yang mendengar itu segera saja meminta pendapat dari para Bangsawan yang ada di dalam ruangan rapat.

"Bagaimana semuanya apa kalian setuju?"tanya Raja sambil menatap semua orang menunggu jawaban.

"Saya setuju Yang Mulia"seorang Baron kini mengangkat tangannya setuju dan di ikuti oleh Bangsawan lainnya yang mengangkat tangan setuju.

"Baik lalu Duke Rilixks segera buat proposalnya dan kirim ke Bangsawan yang bersangkutan aku percayakan semuanya kepada Duke Rikixks dan para Bangsawan selatan"ujar Raja memberi kepercayaan kepada mereka.

"Baik Yang Mulia"ucap Qenan dan para Bangsawan selatan dengan hormat sambil berdiri.

"Lalu apakah ada masalah mendesak lainnya yang harus di diskusikan?"tanya Raja.

Setelah pertanyaan itu di ajukan seorang Bangsawan yang merupakan Mentri luar negeri segera saja bangkit dan mulai menyuarakan masalahnya.

"Yang Mulia ini soal perebutan wilayah dengan negara sebelah, ini tentang pertambangan nikel yang baru-baru ini di temukan di perbatasan negara kita dan negara mereka, negara Xidoniak mengatakan bahwa pertambangan itu adalah milik mereka padahal sudah sangat jelas bahwa pertambangan itu berada di wilayah kekuasaan kami, kami sudah mengajukan masalah ini kepada Persatuan Negara Negara (PNN) tapi sampai sekarang masalah ini belum selesai lantaran pihak lain yang masih saja tak mau menyerah"ujarnya.

Semua Bangsawan yang mendengarkan dengan cermat satu persatu mulai menyuarakan pendapat mereka dan dengan berbagai pendapat yang ada akhirnya mereka memutuskan untuk mengirim utusan diplomat ke negara tersebut dan mengirim surat.

Apa bila surat itu di tolak mereka akan mengadakan perjanjian dan apa bila itu tetap di tolak mereka tidak ada cara lain selain mengajukan masalah ini lagi ke (PNN) jika (PNN) tidak bisa menyelesaikan masalah tersebut dengan damai terpaksa mereka harus melakukan perang perebutan wilayah.

Qenan yang ada di tengah-tengah perdebatan dan diskusi yang panas tersebut diam-diam berfikir bahwa, dunia ini sangat moderen tapi masih memegang peraturan seperti jaman Kerajaan dan itu cukup unik apa lagi ternyata di dunia ini masih ada sihir namun walaupun begitu teknologi di dunia ini tak kalah saing dengan teknologi di dunianya dulu.

Rapat segara saja di bubarkan setalah beberapa kali berdiskusi tentang masalah yang sulit untuk di tangani.

Keluar dari ruang rapat sambil menghela nafas seorang Marques segera saja menyapanya.

"Yang Mulia Duke senang bisa bertemu dengan anda"ujarnya sopan.

"Senang juga bisa bertemu dengan anda"jawab Qenan sopan dia kenal siapa Marques ini kalau tidak salah dia merupakan salah satu Bangsawan di bawah pemimpinannya.

"Yang Mulia tadi anda di ruang rapat sangat hebat sekali bisa memberikan solusi paling baik dan efisien yang ada saya sangat kagum"puji Marquess tersebut.

"Itu hanya hal biasa saja tidak ada yang istimewah"ucap Qenan.

"Ngomong-omong apa Duke tidak mengadakan pesta perayaan?, pesta untuk merayakan pengangkat anda menjadi Duke kalau saya tidak salah hitung itu sudah 1 bulan sejak hari itu bukan?"tanyanya dengan cukup penasaran.

Tentu saja Qenan tau, bahkan mamanya sudah sering membicarakan hal ini dengannya hanya saja karena pekerjaan yang menumpuk Qenan selalu menunda pembahasan tersebut namun sepertinya baru-baru ini pekerjaan nya sudah tak sebanyak dulu jadi mungkin pulang dari sini dia akan membicarakan hal tersebut dengan mamanya.

"Itu sebenarnya aku selalu menunda pembicaraan ini karena aku yang baru di angkat memiliki banyak pekerjaan di kantor dan hampir tak memiliki waktu untuk makan, tapi mungkin aku akan mengadakan dalam bulan ini"jawab Qenan.

"Pasti anda sangat lelah bukan?, apa lagi bukan hanya bekerja di Kerajaan anda juga harus pergi ke sekolah dan mengerjakan banyak tugas aku dengar dari anak ku bahwa akhir-akhir ini di sekolah menjadi sangat sulit karena guru sering memberi tugas"ucapnya merasa iba dan khawatir dengan Qenan.

"Lalu apa anda tidur dengan teratur?, apa anda makan dengan baik?, Yang Mulia jangan terlalu memaksakan diri dalam bekerja, Kerajaan memang penting tapi anda masih muda jadi sedikit bersantai sama sekali bukan masalah"ucapnya menambahkan dengan cepat.

"Tentu saja aku akan menjaga diriku dengan sangat baik"ujar Qenan.

"Lalu Yang Mulia saya harus undur diri"ucap Marquess itu dengan sopan dan membungkuk ke Qenan sebelum pergi dari sana.

Karena pembicaraan barusan Qenan jadi ingat masa-masa dulu saat dia mengikuti perjamuan kelas atas.

Perjamuan pertamanya menjadi perjamuan paling buruk yang masih dia kenang dengan baik, pada saat itu Qenan bukanlah seorang bos besar dan masihlah pemula dalam dunia bisnis sehingga dia banyak di remehkan oleh mereka para bos besar.

Bahkan di dalam perjamuan itu dia mengalami bebarapa penghinaan dari mereka para Tuan Muda yang bahkan masih makan dan minum dari uang orang tua mereka.

Hanya saja pada saat itu dia cukup bersyukur karena dia datang dengan seorang teman yang cukup terkenal dan di takuti di dalam lingkungan tersebut jadi dia bisa bersembunyi di belakang punggungnya!.

Namun karena usahanya yang gigih bisnisnya mulai berkembang dengan pesat dan berangsur-angsur dia semakin di hormati oleh mereka semua jadi sedikit demi sedikit dia tidak lagi bergantung pada temannya bahkan dia naik ke perjamuan kelas internasional.

Bukan hanya dirinya saja bahkan teman-temannya yang setia memberi semangat maju secara bersamaan dengannya dan berkembang bersama-sama.

Mengingat hal-hal tersebut membuat Qenan sangat menantikan perjamuan yang akan datang, karena setidaknya mungkin akan ada beberapa drama yang bisa dia tonton.

Lagi pula Qenan cukup yakin tidak akan ada yang berani menyerangnya dan jika itu ada maka Qenan akan menerkam mereka semua tanpa ampun.

Masih terhanyut dalam pikirannya Qenan segera di tarik ke dunia nyata oleh Will sekertarisnya.

"Yang Mulia, setelah ini anda tak memiliki jadwal, lalu anda ingin pergi ke mana?"tanya Will membangunkan Qenan.

"Ah ya!"berfikir sejenak sebelum akhirnya memilih untuk pulang saja lagi pula waktu sudah menjelang malam dan Qenan yakin kalau teman satu kelompoknya pasti sudah kembali apa lagi ini sudah jam makan malam.

"Kita pulang saja, aku lelah"ucap Qenan menghela nafas sambil memijat pangkal hidungnya terlihat dengan jelas sekali kalau dirinya sangatlah lelah.

Melihat bahwa Tuannya lelah segera saja Will menelepon supir kediaman Duke untuk menjemput.

"Yang Mulia ayo lewat sini"ujar Will sopan.

Qenan berjalan di depan sedangkan Will sekertarisnya berjalan di belakangnya.

*****

Time skip.

Sampai di rumah, Qenan tiba tepat jam makan malam sama sekali tidak terlambat.

Masuk ke dalam Mension semua Pelayan pria dan Pelayan wanita menundukan kepala kepadanya.

"Apa semua orang sudah ada di meja makan?"tanya Qenan yang kini sedang melepas jasnya di dalam kamar di bantu Will.

"Semuanya sudah menunggu anda Yang Mulia"jawab Will yang sudah menerima laporan dari para Waiter yang ada di rumah.

"Kalau begitu ayo bergegas, jangan membuat semua orang menunggu lama hanya untuk makan"ujar Qenan yang kini sedang menggulung lengan bajunya dan membuka dua kancing atasnya.

Berjalan ke meja makan Qenan di sambut oleh semua orang di sana.

Duduk di kursi utama sebelah kanannya ada mama tirinya ibu kandung Crystal dan sebelah kirinya ada Crystal yang berwajah buruk bisa Qenan tebak bahwa dia ada masalan dengan Aron tapi tentu saja Qenan tidak berniat ikut campur.

"Yang Mulia apa hari ini sangat sulit?"tanya sang ibu penuh kekhawatiran dalam suaranya.

"Tidak sulit ma"jawab Qenan

"Syukurlah kalau begitu ibu sedang mendengarnya"ucapnya lega.

"Lalu Crystal bagaimana dengan sekolahmu apa itu lancar? Dan bagaimana hubunganmu dengan tunanganmu apa sudah mulai membaik?"tanya Mendia kepada putrinya itu.

Semua masalah bahwa Aron tunangan putrinya tidak menyukai putrinya itu tentu saja Mendia tau sebagai seorang mantan Duchess hal seperti itu sama sekali bukan masalah untuknya untuk mendapat informasi.

Dirinya juga tau kalau Aron malah menyukai seorang gadis dari desa dan malah mengabaikan putrinya yang merupakan seorang saudari dari Duke Rilixks.

Dengan tersenyum Crystal menjawab, sama sekali tidak ingin membuat ibunya khawatir dengan dirinya.

"Bu, sekolahku sangat lancar, guru dan para teman-teman sangat baik dan perhatian hanya saja karena ujian akan datang sebentar lagi aku harus belajar dengan lebih giat lagi, tapi ibu tenang saja pelajaran di kelas 2 SMA sama sekali tidak terlalu sulit!"

"Untuk hubunganku dengan Aron, semakin hari kami semakin menjadi akur jadi ibu bisa tenang tentang pernikahanku di masa depan"ujarnya dengan berbohong masalah dirinya dengan Aron tidak mungkin dia akan berkata jujur dan membuat ibunya khawatir dengan dirinya.

Qenan yang mendengar itu mengangkat satu alisnya dirinya jelas tau kalau hubungan saudarinya dengan tunangannya sama sekali tidak akur tapi dirinya hanya diam saja sungguh tidak ada niat untuk ikut campur dalam urusan tersebut yah setidaknya selagi dirinya tidak di mintai tolong.

Mendia jelas tau bahwa putrinya berbohong dan hanya bisa menghela nafas dan memberi semangat kepada putrinya.

Dirinya tau bahwa putrinya sangat mencintai tunangannya itu, tapi sejujurnya dia merasa tidak puas dengan calon menantunya beraninya dirinya yang rendahan mengabaikan putrinya yang cantik!, sungguh tidak bisa di biarkan!.

"Baguslah kalau begitu, kamu harus berusaha lebih keras lagi di masa depan dan apa bila ada suatu masalah kamu bisa minta tolong pada Qenan, ibu yakin saudaramu akan membantumu"ucapnya menatap Qenan seakan menyuruh Qenan juga berbicara.

"Mama benar saudari jangan sungkan meminta bantuan kepadaku"ucap Qenan tanpa menoleh kearah Crystal tapi dia jelas sadar akan Mendia yang memandangnya.

Crsytal samar-samar tersenyum lembut dia suka suasana saat ini.

"Ya tentu saja aku tidak akan sungkan lain kali"

Makan malam, malam ini berjalan dengan lancar, dan semua orang kembali kedalam kegiatan masing-masing Qenan sendiri dia langsung pergi kantornya dan mulai membuat proposal untuk pembangunan irigrasi bagi wilayah selatan hanya saja pekerjaannya untuk hari ini masih banyak jadi sepertinya malam ini dia akan tidak tidur.

Jam sudah menujukan pukul 1 malam dan Will yang ikut membantu mengerjakan dokumen di sebelahnya jelas sudah merasa ngantuk.

"Will, jika kamu lelah kembalilah dan tidur"ucap Qenan menyuruh sekertarisnya untuk istirahat.

"Yang Mulia bagimana saya bisa pergi, saya akan di sini dan menemani anda begadang bahkan jika itu sampai pagi"ucap Will dengan keras kepala dan mulai membaca dokumen lain di atas meja.

"Tidak, pergi dan istirahatlah Will, kamu dan aku cukup berbeda, aku mungkin bisa tidur besok di kelas atau di dalam mobil namun kamu bukankah harus tetap terjaga sepanjang siang jadi pergilah untuk istirahat"ujar Qenan menyakinkan sekertarisnya tersebut.

Setelah melakukan bebarapa pertimbangan akhirnya Will setuju untuk kembali kekamar.

"Lalu Yang Mulia saya akan kembali kekamar setelah membuatkan anda kopi"ucap Will segera pergi ke dapur.

Beberapa saat kemudian Will kembali dengan secangkir kopi di atas nampan dan meletakannya di atas meja milik Qenan.

"Yang Mulia silakan di nikmati kopinya dan saya ijin undur diri"ujar Will sopan dan mundur secara perlahan setelah mendapatkan sepertujuan dari Qenan.

Qenan hanya mangangguk dan kini dirinya sendirian di dalam kantornya mungkin hanya bebarapa Satpam dan Bodyguard yang berjaga malam yang menemaninya.

Qenan bisa tau karena mendengar suara langkah kaki mereka yang sedang berpatroli.

Sudah lama Qenan terus membalikkan kertas dokumen yang ada di mejanya dan proposal untuk wilayah selatan sudah selesai dari tadi.

Hanya saja masalah baru kini muncul saat Qenan hendak meminum kopinya, ternyata kopinya kini sudah habis dan hanya dirinya sendiri yang ada di ruangan tersebut jadi sepertinya dia harus pergi kedapur seorang diri.

Membuka pintu kantornya Qenan segara saja berjalan kearah dapur dengan cangkir kosongnya.

Sampai di pintu dapur telingannya yang sensitif seperti mendengar pergerakan di dalam dapur jadi dirinya dengan cepat menyelakan lampu.

Betapa terkejutnya dia bahwa bukan maling disana tapi itu adalah Crystal yang kini memegang sepotong roti kering di tangannya!!!

????

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!