Bab 10

Namun siapa sangka bahwa kedatangan Crystal sungguh di waktu yang tepat di mana Qenan melepas bajunya dan memperlihatkan otot perutnya yang memiliki sixpack dengan bentuh tubuh atlentis, dengan bahu dan pundak lebar serta pinggang yang sempit, pemandangan ini sangat seksi!!.

Apa lagi di tambah bulir-bulir keringan yang menetes dari dahu kelehernya itu menambah kesan menawan padanya!

Ini baru namanya pesona pria muda!.

"!!!!"Crystal.

Kolom komentar.

'!!'

'?????'

'!!!!!???'

'!!?'

Segera saja seluruh kolom komentar menjadi heboh!

'Apa itu barusan?!'

'Yang Mulia apa anda mencoba menggoda saya?'

'Ahhhh!!, aku jadi gila karena seorang adik laki-laki yang lebih muda 10 tahun!!'

'Yang Mulia Duke aku mencintaimu!!'

'Berterima kasih kepada kakak Crystal yang bersedia berlari dari lantai 5 Mensionnya hanya untuk memberi kita pemandangan ini //stiker hormat'

'Aku iri'

'Bagimana dia bisa punya tubuh seperti itu?, aku sudah sering ke gym tapi sama sekali tidak bisa mendapatkan hasil seperti itu, kakak bisa kamu bertanya pada adikmu apa dia bersedia membocorkan beberapa tips?'

Crystal sendiri masih berdiri seperti patung sambil menutupi hidungnya yang sepertinya hampir berdarah.

Arghhhhh!!!, kenapa aku tidak sadar sebelumnya bahwa punya adik yang begitu bagus!!!

Segera saja ombak penyesalan dan kebanggaan menerjang hatinya.

Sehingga tanpa sadar dia ingin berlari kepelukan Qenan!

"Kakak kamu di sini?"tanya Qenan.

"Ah ya"segera saja Crystal tersadar dan menatap Qenan.

"Apa yang sedang kamu lakukan disini kak?"tanya Qenan.

"Aku hanya melihatmu dari balkon kamarku jadi aku berinisiatif untuk datang dan menyapa"ujar Crystal mencari alasan dia juga dengan diam-diam segera mematikan livenya, dan segera saja tindakannya menyebabkan banyak kekecewakan dari para penonton.

"Kamu tidak bekerja?"tanya Crystal.

"Aku baru saja selesai dan karena ada banyak waktu yang tersisa sampai makan malam aku berencana berlatih di sini tapi karena waktu sudah hampir jam 18.00 sebentar lagi aku akan masuk dan mandi dulu"ujar Qenan.

"Lalu aku akan pergi dulu"ujar Qenan kemudian pergi di ikuti Will.

Masuk kekamarnya Qenan mandi dan hendak istirahat tapi tiba-tiba dirinya ingat bahwa besok adalah hari ujian?!, jadi dengan setengah hati dia membuka buku pelajarannya dan mulai mencoret-coret bukunya di bagian yang sekiranya akan keluar.

Besoknya Qenan berangkat pagi-pagi sekali dirinya bahkan meninggalkan Crystal dan menyuruh supir lain untuk mengantar kakaknya kesekolah.

Tadi malam dia istirahat dengan sangat baik jadi hari ini dia ingin berangkat pagi dan melakukan piket kelasnya kebetulan sesudah dia menjadi sibuk teman-teman kelasnya membiarkan dia tidak melakukan piket kelas.

Namun karena saat ini dia punya banyak waktu jadi akan baik jika dia melakukan tugasnya sebagai bagian dari kelas.

Selama 1 minggu ini Kerajaan memberinya libur jadi hari ini dia berangkat dengan seragam sekolah, Raja hanya berkata bahwa dia harus belajar dengan baik.

Teman-teman satu kelasnya yang datang ke kelas sangat terkejut saat melihat Qenan sedang menyapu lantai, sehingga mereka semua segera menyapanya.

"Yang Mulia anda berangkat sangat pagi sekali?"tanya seorang siswa berkacamata dia punya julukan yaitu 'si cerdas mata empat'.

"Ah iya, kebetulan aku dapat cuti selama ujian jadi aku punya banyak waktu untuk bersantai"jawab Qenan.

Sejujurnya terlalu banyak bekerja memang tidak baik tapi setelah dia mengalami libur itu malah membuat Qenan merasa seperti ada yang kurang jadi dia hanya bisa mengalihkan rasa kekurangan dihatinya dengan cara mengerjakan banyak hal.

Dan karena dia masih sekolah salah satu dari pekerjaannya adalah piket kelas, dan berhubung masih ujian dia jadi banyak membaca buku.

"Jadi Yang Mulia Raja memberi anda cuti untuk anda belajar?"tanya siswa itu dengan penasaran.

"Iya"

Bel sudah berbunyi dan ujian akan segera di mulai 5 menit lagi, Qenan sebenarnya merasa cukup gugup.

Apa lagi saat guru memasuki kelas dan membagikannya kertas ujian.

Qenan nampak berdoa dalam hati dengan tulus sebelum dengan takut-takut membuka soal ujian, namun siapa sangka bahwa akibat dirinya yang membaca terlalu sering buku pelajaran yang sama membuatnya menjadi familiar dengan soal tersebut.

Sehingga secara alami berbagai macam jawaban segera mengalir di kepalanya seperti air.

Dengan senyum mengambang Qenan sangat senang karena dia bisa mengerjakan semua soal ujian tersebut.

Hal itu juga terjadi di ujian berikutnya, dan secara lancar terjadi selama 1 minggu itu dan hari ini adalah hari dimana kita bisa melihat hasil ujian di mading sekolah.

Karena pada pagi hari banyak siswa/i yang berdesak-desakan melihat hasil ujian mereka dengan antusias dan kemudian keluar dari kerumunan dengan wajah bahagia dan juga sedih membuat Qenan berfikir untuk melihatnya saat sudah tidak terlalu banyak orang.

Dan saat inilah dia berdiri sambil terus membaca nama-nama yang ada di sana.

"Kenapa namaku tidak ada?"ujarnya kecewa dan terus mencari kebawah.

"Yang Mulia ini milik anda!"seru Will keras sambil menunjuk bagian paling atas yaitu nomer 1.

Disana terlihat dengan jelas dengan cetakan tebal 'Qenan Satergonius Rilixks'.

Mendengar hal tersebut segera saja Qenan mengarahkan pandangannya kearah dimana Will menunjuk.

Betapa terkejutnya dia bahwa dia mendapat peringkat satu diangkatan dan juga skornya itu skor sempurna!, siapa saja tolong katakan bahwa ini bukan mimpi!.

//menangis karena kebahagiaan.

Padahal dulu waktu sekolah dia memang jenius tapi dia sangat buruk dalam pelajaran IPS jadi dia selalu dapat nilai 90! Tapi kali ini semua nilainya 100, ahh! Dia sangat senang.

"Yang Mulia bukankah ini perlu dirayakan?, lihat Nona Muda juga dapat peringkat ke-1 di angkatannya, dan peringkat ke-2 adalah Viviana?"

Will nampak berfikir sejenak sebelum akhirnya mata terbelak secara lebar.

"Aku ingat dia, kalau tidak salah dia adalah gadis rakyat biasa yang mendapat beasiswa tidak heran dia adalah peringkat 2,"ujar Will seakan itu bukan hal yang luar biasa.

Karena menurutnya itu hal yang wajar, jika Viviana tidak bisa mempertahankan nilainya bukankah dia sama saja dengan sampah alias tidak berguna? Kalau tidak berguna untuk apa Kerajaan memberinya beasiswa?, buang-buang uang saja.

Yang lebih penting adalah bahwa Grand Dukenya peringkat 1!!, sebagai asistennya dia merasa senang:,)

"Viviana itu apa dia satu angkatan dengan kakak?"tanya Qenan.

"Iya dia satu angkatan dengan Nona Muda tapi sayang sekali mau sepintar apapun dia, dia sama sekali tidak sebanding dengan Nona Muda kita"sedikit rasa bangga kini ada di diri Will, kedua Tuannya sangat pintar bagaimana dia tidak bangga?.

"Apa kita perlu memotong kue?"tanya Will dengan serius.

"Tidak perlu, bukankah itu hal yang biasa saja aku seorang Grand Duke jadi tentu saja peringkat 1 harus menjadi milikku"ungkap Qenan dengan sombong.

Jika saja semua adegan ini berada di komik-komik bisa diyakinkan bahwa semua orang akan melihat hidungnya yang makin panjang.

"Tentu saja Duke Rilixks sangat berbakat dan pintar"puji Will dengan senyumnya.

Sebagai seseorang yang lebih tua tentu saja dia paham dan tau bahwa Duke ingin di beri pujian lagi pula dia masih anak-anak.

"Lalu ayo kita kembali kekelas dan bekerja lagi"

Entah kenapa Qenan menjadi sangat bersemangat kali ini sehingga dia mengerjakan pekerjaannya dengan cepat, hal itu tentu membuat Will bahagia

Diam-diam dia berfikir bahwa mungkin saja hari ini dia bisa beristirahat lebih awal.

Hari ini Niel tidak berangkat karena sakit dan itu cukup membuat Qenan kesepian.

Tidak ada teman yang mengajak makan, turut berduka cita untuk dirinya sendiri :(

Jadi dari pada makan di kantin Qenan lebih memilih pergi ke belakang sekolahan dan menyuruh Will membeli salad buah untuknya.

Duduk dibangku penuh martabat Qenan kini menikmati pemandangan taman bunga sambil menyesap tehnya.

Entah sejak kapan dia menjadi terbiasa dengan itu, padahal Qenan yakin dirinya tak suka teh.

Namun pendengarannya yang tajam dia bisa mendengar beberapa keributan di balik bangunan gudang di seberang sana jaraknya agak jauh tapi sebagai Master Pedang itu adalah jarak yang dekat.

Suara tamparan kini terdengar membuat Qenan mengangkat satu alisnya sambil minum teh.

"Sudah ku katakan bukan? Bahwa kamu menjauhlah dari Aron! Dia tunanganku jadi jangan jadi parasit dan pergilah!"

Lagi-lagi nama Aron di sebut itu cukup membuat Qenan bosan, mamanya sudah berkali-kali menemuinya hanya karena masalah Aron ini.

"Aku tidak "suara yang seperti menahan tangis itu terdengar sangat menyedihkan.

"Kamu bilang tidak? Bukankah kamu hanya mengatakan omong kosong?, kamu mengatakan tidak tapi kamu sering berperilaku polos di depannya!"sebuah suara yang keras kini terdengar.

"Tapi aku benar-benar tidak bermaksud begitu,"ujarnya lirih.

"Viviana kamu pikir aku akan percaya?, sedangkan kamu terus mengibaskan ekormu di depannya sambil menggodanya? Bahkan orang butapun akan tau kalau kamu benar-benar mengoda Aron!"

Helaan nafas kini terdengar.

"Pokoknya ini peringatan terakhir dariku jika kamu terus saja mengibaskan ekormu dan merayunya aku benar-benar akan membuatmu tidak bisa melihat matahari lagi."

Sesudah suara itu jatuh dia bisa melihat bahwa Crystal dan ke-2 temannya keluar dari balik tembok gudang itu.

Sebenarnya Qenan tidak ingin ikut campur tapi entah kenapa kakinya mengkhianatinya.

Dia berjalan kearah dimana Viviana mungkin masih terduduk di tanah dengan menyedihkan?.

Ternyata benar tebakannya dia benar-benar masih ada di sana sambil menangis.

Menyandarkan dirinya di tembok suara Qenan kini terdengar membuat Viviana melihat kearahnya.

"Apakah itu sakit?"

Segera saja Viviana menatap kesumber suara dan dia melihat Qenan yang bersandar di tembok memandangnnya dengan wajah kasian, tapi yang lebih menjadi fokusnya adalah pose Qenan seperti model dan enak dipandang.

Tidak mendengar jawaban Qenan mendekat dan berjongkok di depan Viviana sambil mengeluarkan obat dan mulai mengoleskan dengan pelan di wajah Viviana yang terkena tamparan.

Tindakan itu membuat Viviana terkejut dan tanpa sadar memundurkan tubuhnya tapi saat merasa pihak lain tak memberikan ancaman dirinya hanya diam sambil menatap wajah dan mata Qenan yang nampak menawan.

"Jadi apa sekarang kamu sudah paham?"tanya Qenan.

Namun Viviana yang terlalu tersihir dengan wajah Qenan sama sekali tidak mendengarkan, dan hal itu membuat Qenan kesal.

Sehingga dengan wajah marah kilatan rasa dingin terlihat dimatanya sambil menekan luka Viviana, membuat dia memekik kesakitan.

"Jadi apa kamu paham bahwa kamu harus menjauh dari Aron tunangan kakakku?"dengan penuh rasa dingin Qenan benar-benar menekan Viviana dengan auranya yang mendominasi.

Viviana hanya menangis saat lukanya ditekan dengan sangat kejamnya dan terlihat sangat menyedihkan.

Qenan yang kesal mendorong Viviana kebelakang hingga dia terjatuh tapi tentu saja itu tidak terlalu sakit karena posisinya Viviana yang sedang duduk ditanah.

Berdiri dan menepuk bajunya Qenan melempar obat kedepan Viviana dengan kasar.

"Berhenti menangis dan obati lukamu jangan sampai Aron tau dan membuat masalah untuk kakakku, jika sampai hal ini terdengar olehnya maka ini sepenuhnya salahmu dan aku tidak akan segan-segan membuat hidupmu menderita"ujar Qenan merapikan bajunya dan segera pergi meninggalkan Viviana yang masih menangis dengan menyedihkan.

Viviana berfikir bahwa Qenan adalah orang yang sangat lembut tapi siapa yang mengira dia lembut namun juga kejam, dia baik kepada dirinya hanya untuk kakaknya agar tidak terkena masalah, tidak heran bahwa dirinya dipercaya Raja untuk menjadi Grand Duke muda dan menanggung banyak tanggung jawab Kerajaan serta Keluarga.

Pada saat itu dia benar-benar merasa bahwa hidupnya dalam bahaya jika berurusan dengan Qenan lebih jauh.

...****************...

Viviana kembali kekelasnya dengan pipi yang membengkak tapi itu sudah lebih baik dari pada awalnya karena dia sudah memakai obat yang di berikan oleh Qenan siapa yang menyangka bahwa obat itu sangat bagus.

Viviana yakin bahwa itu adalah obat dengan kualitas terbaik dan tentu saja harganya sangat mahal.

"Vivi kamu dari mana sajs,"suara lembut seorang pria kini terdengar di telingannya memeluk tubuhnya dari belakang.

Viviana jelas terkejut dan seketika teringat dengan apa yang terjadi dibelakang sekolahan, sehingga dengan buru-buru dia melepaskan pelukan dari pria tersebut yang tak lain adalah Aron.

Aron yang merasa bahwa dirinya ditolak tentu saja merasa tak senang.

Jadi dengan wajah cemberut dia memegang dahu Viviana dengan lembut menatap mata kekasihnya itu dengan lembut.

Betapa terkejutnya dia saat melihat luka memar di pipi Viviana, sehingga tanpa sadar dia mengeratkan tangannya dan menekan luka Viviana.

"Ah, Aron ini sakit,"keluh Viviana dengan wajah menahan air mata yang siap meluncur dari matanya.

Aron yang sadar akan kesalahannya segera meminta maaf.

"Maafkan aku sayang, apa itu sangat sakit?"tanya Aron dengan penuh perhatian dan hendak mencium pipi Viviana yang terluka namun segera saja di hindari oleh Viviana.

Viviana tau bahwa apa yang dia lakukan salah!, tidak bahkan dia tau dari awal bahwa itu salah!, tapi beberapa kondisi membuatnya harus menuruti Aron.

Aron yang di hindari sangat tak senang hingga dengan amarah di menarik tangan Viviana dengan kasar.

"Kenapa kamu menghindariku hmm? Apa aku berbuat salah?"ujar Aron.

Viviana jelas mengeryitkan keningnya menahan rasa sakit namun Aron sama sekali tidak perduli dan malah mempererat pegangan tangannya pada Viviana.

Viviana tidak suka hal ini dia tak suka cara Aron memperlakukannya hingga dia tanpa sadar memikirkan bagaimana Qenan yang dengan lembut mengoleskan obat kepipinya.

Namun segera saja pemikirannya itu di singkirakan olehnya, memikirkan bahwa Duke Rilixks menjadi suaminya bukankah sangat tidak tahu diri untuknya yang hanya seorang rakyat biasa?!.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!