NovelToon NovelToon
Menikahi Calon Adik Ipar

Menikahi Calon Adik Ipar

Status: sedang berlangsung
Genre:Romantis / CEO / Cinta setelah menikah / Pengantin Pengganti / Beda Usia / Cinta Seiring Waktu
Popularitas:5.7k
Nilai: 5
Nama Author: Fitri Widia

Naifa, gadis berusia 18 tahun terjebak di sebuah pernikahan yang seharusnya diatur untuk sang kakak. Namun, ternyata sang suami adalah orang yang pernah menolongnya. Apakah Naifa bisa melewati kehidupan pernikahan di usia mudanya dan menjadi istri yang baik?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Fitri Widia, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Ayo Kencan!

"Aaaahhhhhh," teriakan Naifa begitu kencang saat dia melihat suaminya keluar dari mushola yang terhubung dengan walk in closet. Bagaimana tak terkejut, dirinya yang hanya memakai pakaian dalam harus terpergok oleh suaminya itu.

"Ya Allah, jangan teriak kencang-kencang istri. Nanti tetangga ngiranya ada apa-apa lagi," ucap Bian santai sambil mencubit pipi Naifa.

"Aww, sakit Kak Bian. Gimana aku gak teriak, kak Bian tiba-tiba muncul disitu," ucap Naifa sambil memakai bathrobe nya kembali.

"Kan ini musholla, saya habis shalat. Jadi saya ga salah kan?"

"Salah dong, harusnya pria itu shalat di masjid bukan di rumah." Naifa mendengus kesal, sambil memilih baju yang akan dia pakai hari ini.

"Saya kesiangan, biasanya suka ke masjid sebelum adzan subuh. Ya sudah, saya mau keluar nih. Awas yah jangan teriak-teriak lagi."

Naifa masih shock dengan kejadian tadi, sementara Bian hanya tersenyum santai, karena sudah kedua kalinya dia melihat sang istri dalam keadaan seperti itu.

"Hmm, kok wangi banget. Siapa yang masak nih?" Naifa yang sudah selesai shalat dan berpakaian pun segera keluar dari kamarnya, ketika aroma gurih menyerang indra penciumannya. Belum lagi perutnya yang kosong, dan cacingnya yang meronta-ronta mengeluarkan suara khas perut lapar.

Kruyuukkk~

Bian yang sedang memasak menatap istrinya yang sudah siap menyantap sarapan. Melihat wajah lapar sang istri, membuat pria itu ingin menjahilinya.

"Istri lagi apa disana?"

"Mau sarapan," jawab Naifa singkat.

"Oh, sarapan apa? Kalau saya sih lagi bikin nasi goreng pakai omelet Jepang," ucap Bian sambil menuangkan telur dadar khas Jepang di atas nasi goreng. Lalu membelahnya dan menunjukkan tekstur lembut pada telur itu.

Naifa menelan ludahnya, kelembutan telur itu terlihat menggoda lidah dan perutnya.

"Ta.. tapi... aku juga mau dong omelet itu," ucap Naifa terbata-bata.

"Mau? Masak aja sendiri."

Bian pun duduk di meja makan seraya menyendok telur dan nasi goreng, kombinasi yang terlihat sangat pas membuat Naifa terus-terusan menelan ludah.

Namun, rasa tak tega menyerang hati Bian. Apalagi melihat wajah kecewa istri bocilnya itu, membuatnya berhenti menjahilinya.

"Aku suapin yah," ucapnya sambil memberikan satu sendok makanannya. Namun Naifa yang tak percaya hanya menutup mulut sambil menggelengkan kepalanya. Bian pun mengerti, istrinya takut di jahili lagi.

"Janji, saya ga lagi jahil. Saya masak ini sebenarnya buat dua porsi, tapi saya sengaja masukin ke satu wadah biar kamu ga banyak cucian piring. Ayo dong, buka mulutnya."

Naifa pun membuka mulutnya dan mencicipi masakan suaminya. Enak, gurih, dan lembut berbaur menjadi satu. Naifa pun menebak pekerjaan suaminya, bisa saja chef profesional di sebuah restoran ternama.

"Enak kan? Saya dulu sering masak ini waktu kuliah di Jepang. Apalagi resep ini otentik, jadi pastinya enak dan cocok juga buat diet karena ga banyak garam."

"Jadi Kak Bian diet pas kuliah di Jepang?"

"Bisa di bilang begitu, apalagi angin Jepang. Bikin kulit wajah glowing, makanya saya sekarang ganteng kan." Ucap Bian dengan pedenya. Naifa ingin memaki, namun yang dikatakan sang suami adalah kenyataan.

"Habis juga kan sarapannya, ah sudah jam setengah 8. Saya harus pergi ke kantor sekarang," Bian pun segera menyiapkan tas kerjanya. Memakai dasi dan juga jasnya, belum lagi rambutnya yang di rapikan.

"Sebenarnya, aku mau nanya sesuatu sama kak Bian."

"Nanya apa?"

"Waktu kak Bian ngasih aku payung, apa sebenarnya kak Bian buntutin aku?" Tanya Naifa dengan wajah curiganya.

"Ya ampun, ngapain saya ngelakuin hal kaya gitu. Kebetulan aja saya lewat karena mau pulang, Eh ngelihat bocil neduh sendiri kan kasian. Gak tahunya ternyata calon adik ipar, eh istri deng."

"Oh gitu yah," ucap Naifa dengan polosnya. Dia pun segera menyiapkan sepatu kerja untuk sang suami.

"Makasih yah istri, salim dulu dong."

Dengan wajah malas, Naifa mencium tangan suaminya.

"Pinter," ucap Bian sambil mengusap kepala istrinya. Membuat Naifa menunjukkan semburat merah di pipinya.

***

Sepanjang meeting, Dani melihat sahabatnya yang gelisah dan tak fokus. Tak biasanya, karena Bian bukanlah orang seperti itu. Apalagi persahabatan mereka yang cukup lama, membuat Dani sangat mengenali sahabatnya itu.

"Kenapa sih Ian, kurang fokus tadi pas meeting. Mikirin apa nih, jangan-jangan galauin cewek lagi," tanya Dani yang penasaran. Bian hanya menghela nafas panjang, dia tak bisa fokus karena memikirkan kejadian subuh tadi. Sebagai pria dewasa, sesungguhnya hal yang ingin Bian lakukan tadi adalah menerkam sang istri, jika dia tak ingat dengan persyaratan nikahnya.

"Udah kan meetingnya, mau pulang nih. Harusnya sekarang libur, kenapa tuh klien malah ngajak meeting pas weekend," keluh Bian sambil merapikan pakaiannya. Dani segera mencegah bosnya untuk pergi.

"Ga asyik banget deh, ada apaan sih di rumah. Tumben amat betah, biasanya juga ngajak nongki di cafe sambil nandain cewe cakep. Atau, ngajak main PS di private game room." Ujar Dani yang tak biasa melihat perubahan pada Bian.

"Kelakuan lu kali nandain cewe, sorry aja hati gue ga semurahan lo ya," ucap Bian sambil meraih tas kerjanya. Dia pun keluar dari ruang meeting disusul oleh sahabatnya.

"Gak apa-apa kali, gue kan cowo normal. Apa jangan-jangan lo, ihh jangan deket-deket gue," canda Dani sambil menggigil kan badannya.

Pletak!

Bogem mentah dari Bian melayang di jidat sahabatnya.

"Enak aja lu, udah ah gua mau pulang. Jangan kirim pesan apapun, hari ini gua gamau di ganggu."

Bian pun meninggalkan sahabatnya itu, entah rasa tak sabar apa yang membuatnya ingin segera pulang. Apa itu karena Naifa, istri yang terpaksa menikah dengannya. Tiba-tiba, dia punya ide.

"Istri, berdandan yang cantik yah. Kita nonton ke bioskop."

Naifa yang sedang bermain game, membulatkan matanya melihat pesan dari sang suami.

"Kesambet apaan sih om om ini. Tapi, lumayan juga lah nonton. Selama ini kan ga pernah di kasih izin sama umi buat nonton, kalau ga sama kak Sofia."

Naifa segera bersiap dan memilih pakaian yang dirasanya cukup cantik. Dia mengenakan blouse putih dengan variasi karet di tangan dan juga overall jeans rok panjang. Tak lupa pashmina meleyott berwarna khaki dan sneakers putih yang dia kenakan.

"Duh, gimana ini. Kalau sampingan sama Kak Bian takutnya dikira ponakan sama om lagi."

Mendengar suara mobil, Naifa pun segera keluar. Dia melihat suaminya yang keluar dari mobil dan memperhatikan dari atas sampai bawah.

"Kenapa istri, kok lihatnya gitu banget? Eh udah cantik aja, nurut juga yah," ucap pria itu sambil mengusap kepala sang istri. Entah kenapa dia sangat senang melakukannya, begitu pula Naifa yang juga senang saat Bian melakukannya.

"Ayo langsung berangkat," ucap Bian yang hanya menyimpan tas kerjanya di meja kerja kamarnya.

"Nanti dulu, Kak Bian ikut aku ke kamar dulu."

Bian membelalakkan matanya, bisa saja Naifa ingin mengajaknya melakukan sesuatu.

"Mau apa ke kamar?"

"Pokoknya ikut dulu." Naifa menarik lengan suaminya. Bian merasakan dadanya berdebar, pikirannya mulai kemana-mana.

Namun, ekspektasinya hancur saat Naifa menyuruhnya mengganti baju dengan yang istrinya pilihkan.

"Kalau ke bioskop nya kaya gitu, nanti orang-orang ngiranya aku sama sugar daddy."

Dengan terpaksa, pria itu menuruti sang istri. Kaos oblong warna putih, dan celana jeans yang senada dengan overall Naifa membuatnya terlihat seperti ABG.

"Outfit check banget nih," ucap Bian sambil tersenyum. Entah kenapa dia merasa suka berpakaian yang senada dengan Naifa.

"Tuh kan gak kaya om-om lagi. Rambutnya juga agak diginiin deh," ucap Naifa sambil mengacak rambut suaminya.

Mereka pun berjalan menuju mobil dan bersiap untuk kencan pertama kali sebagai pasangan. Namun mereka berdua tak tahu hal apa yang akan terjadi saat berkencan.

1
tse
3 buaya sedang mereberutkan 1 kelinci manis....
Bina gelisa karna 2 buaya ganguin Naifa
sedangkan Naifa gelisah karna sofia belum tau kalo Naif sudah memikah sama Bian...
piye iki... makin seru
tse
wow...ternyata sofia itu karyawannya Bian...tapi masa dia ga ngenalin mukanya ya...apa bener2 jauh perbedaannya dulu dan sekarang ya sampai sofia ataupun Bina ga saling kenal...
kira2 apa yang akn di lakukan sofia ya kalo tau Naifa yang menggnatikan posisi dia jadi istrinya Bian....
masa pelakornya kaka kandung sediri
Fitri Widia: soalnya dulu Sofia ga merhatiin wajah Bian remaja, katanya jelek cuma karena Bian gendut.
wait and see ya. terimakasih supportnya 🥰
total 1 replies
tse
oh berarti sofia ga tau ya kalo ifa yang gantiin dia menikah sama Bian...
gimana jadinya yah...
tse
wah Bian keluar tanduknya tuh fia masa kamu ga liat sih....
maklum sih masih bocil....
kalea rizuky
makanya suami di jaga jangan kek bocah lu kudu lah ngerti suami dewasa ya sikapnya dewasa dikit neng qm. bukan anak smp
kalea rizuky
terlalu kekanakan
kalea rizuky
panas/Angry//Drool/
Fitri Widia
Mohon dukung karya pertama saya, beri saran dan koreksi agar saya lebih baik lagi dalam menulis karya ini. Terima kasih 😘💕
Miu Nih.: siap mah kalo dukung. yg penting jangan patah semangat yaa... buat aja novel sesuai karakter/ ciri kita masing2... nanti sambil jalan bakal berkembang lebih maju...

cemungudt author baru ❤🌹
Fitri Widia: Terima kasih sarannya, jujur saya masih amatir. Mohon dukung yah supaya saya bisa menyajikan cerita yang lebih baik lagi. Kalau konflik pasti ada sih, tapi rahasia 🤫
total 3 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!