NovelToon NovelToon
Ambil Saja Suamiku, Kak

Ambil Saja Suamiku, Kak

Status: tamat
Genre:Dokter / Kehidupan Manis Setelah Patah Hati / Penyesalan Suami / Selingkuh / Romantis / Crazy Rich/Konglomerat / Tamat
Popularitas:1.3M
Nilai: 4.5
Nama Author: Puji170

Riana pikir kakaknya Liliana tidak akan pernah menyukai suaminya, Septian. Namun, kecurigaan demi kecurigaan membawanya pada fakta bahwa sang kakak mencintai Septian.

Tak ingin berebut cinta karena Septian sendiri sudah lama memendam Rasa pada Liliana dengan cara menikahinya. Riana akhirnya merelakan 5 tahun pernikahan dan pergi menjadi relawan di sorong.

"Kenapa aku harus berebut cinta yang tak mungkin menjadi milikku? Bagaimanapun aku bukan burung dalam sangkar, aku berhak bahagia." —Riana

Bagaimana kisah selanjutnya, akankah Riana menemukan cinta sejati diatas luka pernikahan yang ingin ia kubur?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Puji170, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 16

Tiga hari sudah berlalu sejak Riana dirawat di rumah sakit. Selama itu pula, tak sekalipun Septian maupun Liliana datang menjenguk, bahkan sekadar menanyakan kabarnya pun tidak. Untung saja ada Alif, Nisa, dan Naya yang bergantian menemaninya, membuat Riana tidak merasa benar-benar sendirian.

Kadang ia bertanya dalam hati, mengapa justru orang-orang yang bukan sedarah lebih peduli dibanding keluarga sendiri? Sementara keluarganya sendiri terasa seperti musuh dalam selimut. Riana menarik napas panjang, berusaha menenangkan diri. Hari ini ia sudah dinyatakan sehat dan boleh pulang.

“Riana, gimana kalau aku yang nganterin kamu pulang?” ucap Nisa lembut. Saat itu hanya dia yang menemani, sementara Naya harus tetap di rumah mengurus anaknya yang sudah mulai masuk PAUD.

“Kak Nisa, apa nggak merepotkan? Sebenarnya aku mau bertemu dulu sama pengacara sebelum pulang, soalnya dia sudah menyiapkan draft perjanjian perceraianku,” jawab Riana hati-hati.

“Enggak kok, malah aku seneng bisa nemenin kamu. Lagi pula aku lagi bosan kerja terus. Mau pergi sama Dito, dia sibuk nyiapin keperluan kita buat ke Sorong,” balas Nisa sambil tersenyum.

Riana ikut tersenyum tipis, meski hatinya terasa getir. Ada sedikit rasa iri melihat pernikahan Nisa dengan Dito, juga Arsen dan Naya. Meski sering ribut kecil, mereka tetap saling mengasihi dan bertahan satu sama lain. Sementara pernikahannya sendiri hancur, karena hanya dirinya yang berjuang.

Untung saja kini ia sadar, sebelum semuanya benar-benar terlambat.

“Tapi beneran nggak merepotkan?”

“Enggak, Riana. Ayo, biar cepat,” ajak Nisa ketika semua sudah rapi dan siap pulang.

***

Beberapa jam kemudian, setelah bertemu dengan pengacara dan membawa pulang surat perjanjian perceraian, Riana kembali ke rumah yang selama ini terasa seperti neraka. Kaki jenjangnya melangkah penuh percaya diri, namun ia sama sekali tidak pernah menduga, kepulangannya justru disambut dengan kejutan yang begitu menusuk hati.

Dengan mata kepalanya sendiri, Riana melihat kakaknya bersama Septian, juga mertuanya yang duduk di kursi roda, tengah asyik menikmati makan malam di meja makan. Pemandangan itu membuat langkahnya terhenti.

“Oh… ini dia menantu keluarga Prawira yang katanya penuh pengertian itu?” sindir Rahayu begitu tatapannya jatuh pada Riana.

Septian ikut menoleh. Sorot matanya dingin, nadanya tajam.

“Tiga hari ini puas kamu menghilang, Riana? Sekarang, sudah siap mengakui kesalahanmu?”

Sesaat Septian terdiam. Ingatannya melayang pada tiga hari lalu, saat dirinya berniat mencari Riana yang sama sekali tidak memberi kabar. Namun niat itu dicegah oleh Rahayu dan Liliana. Menurut mereka, yang terbaik adalah memberi waktu agar Riana bisa introspeksi diri. Dan kini, istrinya benar-benar pulang dengan sendirinya.

Perasaan Septian bercampur aduk, ada lega yang menyelinap, tapi amarah yang ia pendam belum sepenuhnya reda.

Riana menatap mereka dengan mata yang berkilat, lalu melangkah mendekat. Suaranya bergetar namun penuh tekad.

“Memang masih ada tempatku di rumah ini?”

Septian sontak menggebrak meja. Suara dentumannya membuat sendok dan piring bergetar, mengoyak hening yang sempat menyelimuti ruangan.

“Apa tiga hari waktu yang aku berikan tidak cukup untukmu introspeksi, Riana? Sekarang kamu sudah kembali, jadilah istri seperti kemarin!” sergahnya dengan nada penuh perintah.

Riana mendengus. Air matanya menahan di pelupuk, tetapi bibirnya tersenyum getir. “Septian! Ingat baik-baik nama ini, aku Riana. Dulu aku sudah pernah bilang, kalau panggilan Mas tak lagi terucap dariku, itu tandanya rumah tangga kita sudah berada di ujung tanduk.”

Kening Septian berkerut, wajahnya menegang. “Apa maksudmu?”

Riana menatap lurus ke matanya, tatapan itu tersirat rasa dingin dan tajam. Seolah tatapan yang dulu penuh cinta sudah terhapus begitu saja. “Kamu pura-pura lupa? Atau memang benar-benar menderita amnesia? Baiklah… kalau itu yang kamu mau, aku akan mengingatkan. Dan kali ini, di depan ibumu dan kakakku, supaya mereka jadi saksi.”

Ruangan seketika hening. Liliana menahan napas, sementara Rahayu hanya memutar matanya dengan sinis.

Wajah Septian menegang, rahangnya mengeras. Ada kegelisahan yang terselip di balik amarahnya. Ia ingin menyela, tetapi kata-kata Riana menusuk lebih dulu.

“Kamu sudah memberiku talak pertama jika kamu lupa aku ingatkan, saat itu perusahaanmu merugi, dan aku hanya mengingatkanmu untuk tidak gila kerja sampai lupa makan.” Riana berhenti sejenak, menahan getar di suaranya.

“Talak kedua, saat aku menegurmu agar tidak ikut campur urusan Kak Lili dan Mas Irfan.” Mata Riana berkaca-kaca, namun tatapannya tetap tegak. “Dan talak ketiga… beberapa hari lalu, di rumah sakit. Kamu ucapkan tanpa pikir panjang.”

Riana menarik napas, lalu menekankan kata-katanya. “Dengar baik-baik, Septian Prawira. Secara agama… kita ini sudah bercerai.”

Suasana meja makan membeku. Kata-kata Riana menggema, membuat semua orang terdiam. Liliana melirik ke arah Rahayu, ada kepuasan samar yang sulit disembunyikan.

Sementara jantung Septian serasa diremas. Tubuhnya kaku, matanya membelalak. Untuk sesaat, ia hanya bisa menatap Riana dengan napas tersengal, antara tidak percaya, marah, sekaligus takut kehilangan.

“Riana… berani sekali kamu bicara seperti itu di depanku,” ucapnya dengan suara rendah, nyaris bergetar, seolah ada api yang siap menyala kapan saja.

Riana tidak mengalihkan pandangan. “Aku hanya mengingatkan apa yang sudah kamu lakukan, Septian. Kalau kamu masih mau menyangkal, silakan. Tapi ingat, Tuhan tidak lupa, dan aku pun tidak.”

Dentuman keras terdengar ketika kursi Septian terdorong ke belakang. Semua mata langsung tertuju padanya. Rahayu menahan napas, Liliana tersenyum tipis penuh arti. Hanya Riana yang kini menegakkan badannya seolah siap menghadapi kemarahan Septian.

1
Tieny Roesmiasih
5 thn hidup bersama suami dedemit.. buang aja cepet² kelaut.. biar dimakan hiu
☠ ❤️⃟Wᵃf🍾⃝ͩ ᷞᴛͧʀᷡɪͣ𝗚ˢ⍣⃟ₛ🤎♨️
dasar Kakak sama suamimu itu dah terciduk masih saja pada ngeles belom lagi keluar cuma pakai camisole tipis tak patut ini gak bener kakakmu terutama ini
☠ ❤️⃟Wᵃf🍾⃝ͩ ᷞᴛͧʀᷡɪͣ𝗚ˢ⍣⃟ₛ🤎♨️
wesss tinggalin suamimu itu buat apa bertahan ini di depan mata dan kau lihat sendiri kira kira apa patut seorang suami tidur di kamar kakak ipar ORA patut blasss 😡😱
Anonymous
nenekkkkkk🤣🤣
☠ ❤️⃟Wᵃf🍾⃝ͩ ᷞᴛͧʀᷡɪͣ𝗚ˢ⍣⃟ₛ🤎♨️
harusnya ini judul ipar adalah maut kakak macam apa ini yang dengan santainya kek gak punya perasaan aja 🤔🤦🏻‍♀️
Indra Wahyu Rianti
katanya alif mau dampingi riana cek stok. katanya mau memperhatikan setiap gerak sinta, kl ada yg mencurigakan, akan lgs bertindak.
katanya mencurigakan koq malah istrinya ditinggal sm sinta doang 🤦‍♀️
Noneng Halimah
Riana terlalu sabar huh
Aji Priatun
suka
𝐇⃟⃝ᵧꕥ➋⓿➋➏🅡ᴇᴢᴇᴋɪᴋᴜ🅜ᴇʟɪᴍᴘᴀʜ
suami gak ada akhlak
𝐇⃟⃝ᵧꕥ📴𝓗𝓪𝔂𝓾𝓻𝓪𝓹𝓾𝓳𝓲: omelin. kak
total 1 replies
Nelke Moonik
bagus dan saya menikmati ceritanya, samai kebawa perasaan
𝐇⃟⃝ᵧꕥ📴𝓗𝓪𝔂𝓾𝓻𝓪𝓹𝓾𝓳𝓲: terimakasih kakak
total 1 replies
☠ ❤️⃟Wᵃf🍾⃝ͩ ᷞᴛͧʀᷡɪͣ𝗚ˢ⍣⃟ₛ🤎♨️
mampir kesini nanti lagi ya
Nani Te'ne
Suka
𝐇⃟⃝ᵧꕥ📴𝓗𝓪𝔂𝓾𝓻𝓪𝓹𝓾𝓳𝓲: terimakasih kakak
total 1 replies
Herlambang Lutvi
tegang dan mencekam sekali ,,Alif cepat selamatakan istri km
Herlambang Lutvi
tegang dan mencekam sekali ,,Alif cepat selamatakan istri km
Yasni
awal yg baik untuk di baca
Herna Wati
ikut sedih membacanya
Mia Awalia
riana terlalu bodoh jadi istri ktnya dokter kok lemot gitu otaknya.,....
Katherina Ajawaila
mmg harus ada kejujuran di dlm rmh tangga, awal nya jujur semua nya akan berjalan lancar 🤭
Katherina Ajawaila
Riana jgn mau di bodokkin org, jawab kalau merasa ngk salah jgn. hanya air mata bikin yg baca gemes 😣
Katherina Ajawaila
di mana keamanan setempat dan para aparat. aneh aja bisa msk seperti bukan tempat resepsi 🤭
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!