Tiara pergi ke kantor catatan sipil menemani bibinya yang akan bercerai dengan suaminya. Siapa sangka seorang pria menarik tangannya dan memperkenalkan dirinya sebagai calon istri pada seorang wanita tua yang berada di sebuah kursi roda.
"Ibu, dia calon istriku. Aku pasti akan menikah lagi, dan memberikan Andrew seorang ibu. Sekarang ibu sudah mau di operasi kan?" tanya pria yang menggenggam erat tangan Tiara.
"Eh, pak ini apa..."
Mata Tiara melebar, pria itu menciumnya. Begitu saja. Lalu berbisik pada Tiara.
"Bekerja samalah dengan ku. Aku akan berikan apapun yang kamu mau!"
"Wah, kalian benar-benar mesra. Baiklah, kalau begitu langsung masuk saja. Ibu baru mau dioperasi kalau kalian sudah dapat sertifikat pernikahan!"
Rahang Tiara nyaris jatuh.
"Me.. menikah? nyonya, aku masih SMA" kata Tiara tergagap.
Pria matang dan dewasa yang menciumnya tadi cukup terkejut.
'Dia masih SMA?' batinnya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon noerazzura, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 3
Tiara dan bibinya sudah masuk ke dalam kantor catatan sipil itu. Mereka sedang berada di ruangan, dimana nanti akan dipertemukan dulu dengan suami Rose. Tapi, pria itu bahkan berkata akan membawa selingkuhannya supaya perpisahan itu cepat terjadi. Kejam sekali memang.
"Bibi, mana sih paman Bruno?" tanya Tiara yang tidak sabaran.
"Tiara, bibi ajak kamu supaya bibi lebih tenang. Kenapa malah kamu bikin bibi semakin gugup. Jangan tanya-tanya!" kata Rose yang sangat gugup menunggu kedatangan suaminya dengan selingkuhannya.
Rose memang telat menikah, bisa di bilang begitu. Bahkan setelah 10 menikah, dia baru dikaruniai satu anak laki-laki. Yang sekarang tinggal dengan ibunya, karena memang dia harus bekerja. Rose tidak seberuntung Seruni, dia sudah telat menikah, salah pula memilih suami.
"Bibi kenapa gugup? sudah seperti mau dilamar saja? bibi ini kak mau cerai..."
Rose sungguh ingin menangis. Mulut keponakannya itu kenapa lebih pedas dari cabai setann sih.
"Tiara!" geram Rose tertahan.
Kalau saja mereka tidak sedang berada di tempat umum sekarang. Mungkin Rose benar-benar akan memekik pada keponakannya itu.
Tiara menepuk punggung tangan bibinya.
"Bi, kalau kata pribahasa 'hilang satu, tumbuh seribu' bi. Jangan khawatir, hilang paman Bruno, nanti pasti ada itu paman Ferguso, paman Blacky, paman Goofy, paman Pluto dan paman Scooby-Doo!" kata Tiara sambil menepuk-nepuk punggung tangan bibinya.
Seolah dia adalah malaikat yang memberikan secercah harapan pada Rose yang memang sangat putus asa dan sedih saat ini.
Tapi, mendengar nama-nama yang disebutkan oleh Tiara. Rose merasa bingung. Kenapa nama-nama itu sangat familiar untuk sesuatu yang iconik ya. Nama-nama yang biasanya menjadi nama tokoh yang tidak asing. Kening Rose masih berkerut. Ketika Bruno dan wanita selingkuhannya datang.
"Kalian sudah datang, bagus. Dimana aku harus langsung tanda tangan!" kata Bruno begitu arogan.
Rose terlihat sangat sedih, dia terus menggandeng Tiara, karena takut akan menangis sangking sedihnya.
Sedangkan Tiara, dia sejak tadi terus memperhatikan wanita yang ada di samping Bruno itu. Dan caranya melihat, seperti melihat seekor ulat bulu yang menempel pada batang pohon. Tatapannya setengah jijik, setengah ingin membasmi.
"Jadi ini selingkuhan paman Bruno? duh Tiara jadi pengen pantun deh sumpah. Sudah paling bener pacaran sama Yeon Jeonghan. Aku kira Kendall Jenner ternyata papan penggilesan!" kata Tiara yang kalau bicara memang seperti apa yang ada di kepalanya saja.
Di keluarkan begitu saja tanpa di edit dan di crop dulu, atau semacamnya. Bahkan ketika Tiara mengatakan semua itu, ekspresi julid terlihat sangat jelas di mata dan bibirnya. Dia benar-benar bicara sambil melirik ke arah wanita di samping Bruno itu dari bagian tengah sampai ke bawah.
"Bibi, masih mending bibi ukuran 36-38, dia ini sih 24 juga muat!" bisik Tiara pada Rose.
Mata Rose melebar, tapi karena dia juga perempuan, dia tentu saja tahu apa yang dimaksud oleh Tiara. Dan tanpa dia sadari, dia terkekeh pelan saat Tiara berkata seperti itu.
Bahkan mendengar semua yang dikatakan keponakannya, Rose merasa memiliki kepercayaan diri yang cukup tinggi.
Sayangnya, karena selingkuhan pamannya juga wanita. Tentu dia juga paham. Wanita itu tampak kesal.
"Heh, tahu apa kamu. Buktinya mas Bruno pilih aku, itu membuktikan aku lebih segalanya dari bibi kamu." kata wanita itu dengan penuh percaya diri.
Wanita itu bahkan membusungkan dadanya yang meski sudah dibusungkan sedemikian rupa, juga tidak ada yang terlalu menonjol.
Rose kembali terlihat sedih, Tiara yang mendengar itu tentu saja tidak terima. Kedua tangan gadis itu dia letakkan di pinggang, dan kembali dengan wajah tengilnya maju di depan Rose.
"Eh papan penggilesan, triplek PT Andatu Lestari Plywood. Buat jadi selingkuhan itu gak perlu kelebihan you know? buat jadi selingkuhan itu cuma butuh gak tahu malu!"
Jlebb
Wanita itu merasa darahnya mendidih, dan Rose membuka lebar matanya. Dia tidak menyangka keponakannya bisa melakukan double kill seperti itu pada selingkuhan suaminya.
"Heh, Tiara. Kamu jangan kurang ajar...!" Bruno baru mau membantu selingkuhannya, mau membela wanita itu.
Tapi Tiara kembali bicara.
"Paman juga gak usah banyak omong. Manusia yang dipegang ucapannya, dulu paman janji apa sama bibi waktu nikah? mana semua janji manis paman itu? jadi gak usah banyak omong. Urus saja dengan cepat perceraian paman dan bibi!" kata Tiara yang kali ini terkesan begitu serius.
Rose sampai mau menangis. Keponakannya itu ternyata sangat berguna. Dia benar-benar merasa sangat tepat membawa Tiara. Semua sakit hatinya, dan apa yang ingin disampaikan pada suaminya. Terwakilkan oleh apa yang dilakukan dan dikatakan oleh keponakannya itu.
"Atas nama Tuan Bruno dan nyonya Rose!" sebuah panggilan membuat mereka menoleh.
Bruno dan selingkuhannya yang pergi lebih dulu, disusul oleh Rose dan Tiara.
Setelah menjawab banyak pertanyaan dan diberikan banyak penjelasan. Rose pada akhirnya menandatangani surat perceraian itu.
"Aktanya bisa di ambil satu minggu lagi" kata petugas itu.
Bruno dan selingkuhannya langsung pergi begitu saja. Tiara hanya bisa mendengus pelan. Ketika tangan bibinya terlihat gemetaran.
"Bibi..."
"Tiara, bibi ke toilet dulu ya. Kamu tunggu bibi di luar ya. Cuma sebentar kok. Ya!" kata Rose yang langsung berlari ke arah toilet yang ada di gedung itu.
Tiara kembali menghela nafas panjang. Dia tahu, mungkin bibinya itu ingin menangis. Pasti sangat menyakitkan. Dia juga banyak melihat orang-orang dengan mata merah, hidung merah, wajah sembab keluar dari tempat ini.
Tiara tidak banyak berkomentar. Dia tahu, kehidupan ya seperti ini. Mau dia tidak percaya pada cinta. Tapi ayah dan ibunya benar-benar saling mencintai dan sangat bahagia. Mau percaya juga, bahkan dia baru saja di selingkuhi. Dia sungguh tidak ingin berkomentar apapun tentang apa yang terjadi di gedung ini.
Tiara pergi agak jauh, supaya tidak melihat orang menangis lagi. Dia terus mondar-mandir menunggu bibinya.
"Katanya sebentar, sebentarnya bibi itu ternyata lebih dari setengah jam ya?" gerutunya.
Tapi dia masih terus menunggu, kalau di tinggal yang ada bibinya ngomel.
Tapi saat dia sedang menikmati pemandangan taman yang ada di depan gedung pencatatan sipil itu. Dia merasa ada yang menarik tangannya.
"Ehhhh...."
***
Bersambung...
malu Ama umur pak? tengah jalan di culik anak mu baru tau rasa🫣
kalau tuan nya ditalak 3😜🤣🤣
kira kira Tiara akan nurut gak ya 🤔🤔
jadi gaes,selama masih bisa dengerin Omelan mamah kalian
nikmati aja. percayalah ketika itu sudah ga kedengaran. rasanya malah hampa🥹
tapi ada benernya si
tapi..kalau mau disalahkan,ya bibinya
ngapain anak gadis ditinggalkan sendirian
kangen mamah ku🥹🥹🥹
tapi emang beda sih horang kayah smaa yg kayah" pas dulu cari receh di Singapura laki CEO bininya setara lah pergi cuma pakai sederhana make up pun tipis
pasti klu Andrew tau ya cuman dikit ada perang dunia ke3😃😃
biar seruuu
aku mau tau si Andrew playboy cap Kampak itu Tau mantannya jadi ibu tiri 🤣🤣😜
ug bertanggung jawab,penuh dukungan Ampe kadang rada jorokin.
Ama bau uit lah kyk om nicho🫣😜🤣
kalau mau ngurusin pernikahan Tiara itu gampang tinggal nanti aja setelah Tiara lulus bikin resepsi mewah, kan menantu mu si gapura kabupaten orang kaya tujuh turunan 🤣
bener apa enggak belakang
🤣🤣