Termasuk dalam series Terpaksa Menikahi Tuan Muda (TMTM)
Sekretaris Han, bisakah dia jatuh cinta?
Kisah hidup Sekretaris Han, sekretaris pribadi Tuan Saga, sekaligus tangan kanan dan pengambil keputusan kedua di Antarna Group.
Dia meneruskan sumpah setia mengabdi pada Antarna Group, hidupnya hanyalah untuk melihat Tuan Saga bahagia. Bahkan saat Saga mengatakan dia bahagia bersama Daniah, laki-laki itu tidak bergeming, dia yang akan memastikan sendiri, kebahagiaan tuan yang ia layani.
Hubungannya dengan Arandita memasuki babak baru, setelah gadis itu dipecat dari pekerjaannya sebagai pengawal pribadi Nona Daniah.
Bagaimana hubungan mereka akan terjalin, akankah usaha Aran mengejar dan meraih Sekretaris Han membuahkan hasil.
Simak kisahnya hanya di novel Lihat Aku Seorang (LAS) 💖💖
ig : @la_sheira
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon LaSheira, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
32. Sesuka itu Kau padanya?
Sial!
Han sedang berusaha mengendalikan kestabilan emosinya. Dia yang membuat keputusan, dia yang kesal karena salah membaca.m situasi. Mengutuk kebodohannya sendiri, karena hatinya ikut terlibat terlalu jauh kalau menyangkut gadis itu benar-benar membuatnya salah mengambil keputusan.
Daniah yang melihat Han terdiam pikirannya sudah berlarian menebak-nebak. Tapi semua menjurus kearah yang negatif.
“Kenapa kau tidak memanggilnya? Jangan bilang, kau memarahi Aran secara berlebihan tanpa mendengarkan kebenarannya dulu?” Suara Daniah meninggi karena sepertinya apa yang ia pikirkan benar. Dari diamnya Han dengan ekspresi wajah seperti itu.
“Sudah kubilang pelankan suaramu, kau bisa membuat bayi kita kaget lagi nanti.” Saga mengeram sambil mengusap-usap perut Daniah.
Aaaaaaa aku jadi frustasi lagi kan gara-gara ini, belum lagi ini. Melirik Saga. Cuma mulutku yang bergerak Tuan Saga, nggak ada hubungannya sama perutku.
Kenapa situasinya cepat berbalik begini si, gumam Daniah.
“Panggil dia Han. Jangan membuat Niah kesal, kalau bayi kami kaget lagi bagaimana?”
Ucapan Tuan Saga menyetak kesadaran Han sekali lagi. Sebenarnya apa yang terjadi disini pikirnya. Dia memang melewatkan beberapa hal tadi. Setelah Tuan Saga masuk ke dalam kamar dia keluar untuk membereskan masalah di bawah. Hingga ada beberapa bagian kejadian yang luput darinya. Parahnya itu malah menjadi poin pentingnya.
Ternyata Tuan Saga tidak menyalahkan Arandita. Tidak, bukan begitu, Nona Daniah berhasil membuat kemarahan Tuan Saga mereda pada gadis itu.
“Maaf kan saya Tuan.” Han menjawab setelah yakin dengan situasi yang dihadapinya sekarang.
Eh kenapa? Kenapa kau minta maaf begitu? Kau benar-benar memarahi Aran. Tidak mungkin kau segila itu sampai memukulnya kan!
Antara geram dan takut itulah yang muncul dipikiran Daniah sekarang.
Semua pikiran dan kenangan masa lalu kelam tentang Han langsung datang berkelebat. Kalau sifat asli Han yang sebenarnya seperti apa. Walaupun akhir-akhir ini terlihat melembut dan melunak jika berhubungan dengan Aran, namun sebenarnya dia tetaplah sekretaris complex yang menakutkan kalau berhubungan dengan Tuan Saga.
“Kenapa?” Saga menyahut karena Daniah menarik-narik bajunya, penasaran apa yang sebenarnya sudah dilakukan Han. Memintanya untuk bertanya.
“Aran sudah saya pecat hari ini Tuan.”
Jawaban itu seperti menggelegar memenuhi langit kamar. Daniah refleks menyibak selimut dan bangun dari duduknya bersandar. Bertumpu pada lutut dan melotot geram ke arah Han yang terlihat tanpa ekspresi mengatakan kalau dia sudah memecat Aran.
“Duduk, kenapa bangun!” Saga sekali lagi menarik pelan Daniah. “ Aku bisa-bisa kesal kalau kau tidak menurut begini. Jangan bergerak spontan dan mengejutkan begitu.” Saga mengomel sambil menyelimuti istrinya lagi. "Bagaimana kalau kamu kaget lagi. Kalau kamu kontraksi mendadak lagi. Niah tenanglah."
Ia, ia.
“ Sayang, aku sudah menjelaskan semua kejadiannya kan. Kamu juga sudah dengar jelaskan tadi kalau Aran benar-benar sudah menjagaku dengan baik. Kamu kan sudah janji tidak akan marah pada Jen, Sofia atau Aran. Tapi kenapa malah Aran dipecat.” Berapi-api bicara panjang lebar.
Kenapa malah jadi begini!
“Bukan aku yang memecatnya.” Menjawab enteng, meletakan kepala Daniah di dadanya. Lalu ia menciumi rambut istrinya. Memeriksa gerakan bayi dalam perut Daniah, mengikuti setiap gerakan tendangan bayi. Dia benar-benar tidak tertarik dengan masalah Aran.
Bisa-bisanya kau tidak perduli, dia memecat Aran kan karena kamu. Karena dia sekretaris complex yang mengutamakan tuannya.
“Sekretaris Han.”
“Ini kesalahan saya Nona, saya sudah membawa pegawai tidak berkompeten untuk menjaga Anda. Saya yang akan bertanggung jawab.” Saga hanya melirik sekilas saat mendengar jawaban Han. Dia terlihat menyeringai tipis. “Saya sudah membereskan semuanya, gadis itu sudah keluar dari rumah ini tadi.”
Apa!
“Kau mengusirnya malam-malam begini?” Kepala Daniah berdenyut. Padahal semua sudah berjalan lancar saat dia menangis dan menjelaskan semuanya pada suaminya. Kenapa malah jadi begini.
“Hentikan Niah, sekarang aku akan marah kalau kau meneruskan membahas gadis itu lagi.” Melihat raut wajah Daniah yang berubah pias karena kaget. “Mana yang sakit? Bahumu sakit.” Ikut memijat tengkuk yang dipegang Daniah karena menahan perasaan kesalnya.
“Tapi sayang.”
“Niah,” Meraih tangan Daniah. Menciumi setiap sudut tangan itu. “Kau tahu kan aku sedang sangat menahan diri sekarang. Jadi berhenti membahas tentang gadis itu. Lebih baik kamu istirahat.”
Saga membaringkan tubuh istrinya yang sebenarnya masih terlihat tidak terima dengan jawaban Han, lalu menarik selimut sampai ke bahunya. mengusap kepala Daniah lembut, sambil tersenyum. Tapi senyumnya penuh ancaman.
“Jangan bergerak-gerak, jangan bicara dan pejamkan matamu. Sekarang.” Bagaimana mungkin aku bisa memejamkan mata disituasi seperti ini pekik Daniah dalam hati. Saat di sampingnya, suaminya memelototinya, tidak jauh dari tempatnya ada yang sedang berdiri diam tapi sudah melemparkan bom dengan mengatakan kalau dia sudah memecat Aran. “ Pejamkan matamu,” ujar Saga lagi.
“Aku masih kepikiran Aran.”
“Cih.”
Saga bangun dari tempat tidur. Meraih bantal yang tergeletak sembarangan di tempat tidur dan tiba-tiba tanpa peringatan dia melemparkannya keras bantal itu ke wajah Han, laki-laki itu tak menepisnya ataupun mengelak. Membiarkan bantal itu membentur wajahnya dan jatuh ke lantai. Padahal kalau dia menggeser sedikit saja bantal itu akan melayang jauh tidak mengenainya.
Daniah melotot kaget menarik selimut sampai menutupi wajahnya. Dia turunkan sedikit mengintip apa yang terjadi selanjutnya. Jantungnya berdegup.
Apa dia akan memukul Han? Haaa, menyeramkan!
“Sampai akhir gadis itu membuatku kesal.”
Saga berjalan meninggalkan tempat tidur, melewati Han yang berjongkok mengambil bantal. Lalu meletakkannya ke tempat semula dengan hati-hati. Pandangan matanya bertemu dengan Daniah yang menarik selimut dengan cepat.
Han dilempar bantal, kalau tidak dalam situasi begini aku ingin merekamnya dan memberikan pada Aran. Aib besar Sekretaris Han.
Sekretaris Han sudah berdiri di depan Saga. Laki-laki itu duduk di sofa, melihat ke arah tempat tidur.
“Kau memecatnya malah membuat Niah khawatir. Bodoh!” Mata kecewanya menorehkan sayatan untuk harga diri Sekretaris Han, yang selama ini selalu melakukan pekerjaan tanpa cela.
“Maafkan saya Tuan sudah membuat Nona merasa cemas.”
“Dimana dia sekarang? Keluar gerbang?”
Diam.
“Jangan bilang kau menunggu masuk setelah memastikan dia selamat sampai di rumahnya.” Saga tergelak dengan kata-katanya sendiri. Tapi dugaannya memang benar. Kalau gadis yang baru di usir Han memang seberharga itu baginya.
Kau sudah mulai merasakannya juga ya sekarang. Rasakan.
Yang di bawah selimut semakin menajamkan pendengaran.
“Maafkan saya Tuan.”
Pada akhirnya datang juga situasi semacam ini. Saat laki-laki dihadapannya kehilangan kata-kata karena seorang wanita. Saat dia membuat kesalahan memprediksi apa yang ia mau, karena ingin melindungi seorang Wanita.
“Sesuka itu kau padanya?”
Pupil mata Han bergetar, tapi dia belum memberi jawaban, dia malah melirik ketempat tidur memastikan kalau Daniah tak mendengar.
Maaf ya, tapi aku dengar. Yang mengintip di sela-sela selimut.
“Saya sudah melakukan kesalahan Tuan, Anda bisa menghukum saya apa pun itu.”
Sesungguhnya kekesalan Saga memuncak saat dia mendengar istrinya terluka. Bahkan dia sudah melampiaskan kemarahannya pada Han saat di kantor. Karena laki-laki itulah yang membawa Aran ke hadapannya. Dia yang harus bertanggungjawab karena kebodohannya itu. Namun karena janjinya pada istrinya yang bercerita sambil bercucuran airmata membuatnya melunak. Dia hanya akan melarang Jen dan Sofia keluar kamar seminggu. Terserah Han akan menghukumnya bagaimana, dia tidak perduli. Itulah pada akhirnya, masalah selesai.
Tapi sekarang rencana berubah, karena laki-laki di hadapannya.
“ Cih, sesuka itu kau padanya?” Mengulang pertanyaan yang tadi belum terjawab. Atau memang yang ditanya tidak berniat membeberkan perasaannya secara terbuka. “Jawab!”
“Saya hanya ingin melindunginya Tuan.”
Aku hanya tidak ingin melihatnya terluka, karena aku yang membawanya. Maaf Tuan, seharusnya aku tidak melibatkan perasaanku seperti ini dalam bekerja.
Wahhh, apa itu terdengar seperti pengakuan cinta? Tentu tidak Sekretaris Han! Apa sih susahnya bilang kalau suka pada Aran. Dasar! Yang masih di bawah selimut sewot sendiri, tadinya dia sudah senang karena berfikir akan mendengar Han mengaku cinta. Tapi ternyata zonk.
“Hah! Jawabanmu aneh sekali.”
Ia, ngaku kalau cinta. Biar aku rekam dan kirim pada Aran. Daniah makin sewot saja.
“Aku tidak perduli kau akan memanggilnya lagi atau tidak.” Saga bicara lagi. “Tapi aku tidak mau melihatnya di samping Niah, taruh saja dia dibagian mana di perusahaan. Terserah padamu.” Yang penting aku tak perlu mendengarnya merengek tentang tentang gadis itu lagi pikir Saga sambil melihat ke arah tempat tidur.
“Baik Tuan.”
Saat itu Sekretaris Han belum mengambil keputusan apa pun perihal Aran.
“Niah, kau dengarkan. Masalah gadis itu selesai, jangan membahasnya lagi.” Diam tidak ada sahutan. Saga bangun berjalan menuju tempat tidur. “Kau pura-pura tidur. Hei!”
“Haha, ia aku dengar semua.” Tertawa karena kakinya sudah digerayangi. "Terimakasih sayang." Melihat Han. "Berjuanglah Sekretaris Han, hati wanita yang tersakiti, dia rapuh dan mudah goyang lho. Hiks, hiks semangat ya." Bersembunyi di balik dada Saga setelah menggoda.
“Kita lihat nanti sampai sejauh apa kau memperjuangkan gadis yang ingin kau lindungi itu.” Bicara tanpa melihat ke arah Han, “Pergilah, urus percintaanmu sana.”
Hah! Kalian benar-benar cocok sekali kalau begini.
“Baik Tuan, saya permisi. Selamat malam.”
"Semangat ya, Aran aku mendukungmu." Daniah yang masih menjawab dengan kata-kata godaan.
"Kenapa kau memelukku tapi memberi semangat pada wanita lain!"
Mulai deh.
“Sayang menurutmu Aran akan memaafkan Han?” Cari topik lain dulu yang dilakukan Daniah sekarang.
“Hemm.”
“Eh, jawab yang benar. Dia kehilangan pekerjaan dua kali gara-gara Han. Menurutmu apa dia masih suka pada Han.”
“Hemm.”
“Ahh, kau ini.” Kesal sendiri. “Eh Lihat bayi kita menendang, sebulan lagi ya sayang, lahirlah ke dunia dengan sehat.”
“Ahh, benar. Hei anak hebat, kau sudah menjaga ibumu dengan baik hari ini. Baiklah, aku akan sedikit mengalah nanti kalau kau lahir.” Akhirnya memberi reaksi dengan kata-kata istrinya.
“Sayang, menurutmu secinta apa Han pada Aran, apa mereka bakal bersatu.” Mulai lagi mencoba membahas Aran karena tadi suaminya menjawab panjang saat bicara tentang bayinya.
“Hemmm.”
Aaaaa, sambil dipukul bahu Saga sampai laki-laki itu mengerang.
Cinta memang bisa merubah seseorang ya. Han bergumam. Tuan Saga bahkan bisa berubah sejauh ini karena Nona Daniah. Ah, apa perasaan ini juga berhasil merubah pendirianku.
Klik, pendar lampu tidur menyala, terdengar pintu tertutup setelahnya. Dua orang di dalam kamar masih berkomunikasi dengan cara yang aneh.
Bersambung....
apa si Arya mnjdi cerita kisah key dn Abian yah
sweet banget.