NovelToon NovelToon
Obsesi Cinta Tuan Gumiho

Obsesi Cinta Tuan Gumiho

Status: sedang berlangsung
Genre:Spiritual / Reinkarnasi / Beda Usia / Cinta Beda Dunia / Kehidupan di Sekolah/Kampus
Popularitas:9.6k
Nilai: 5
Nama Author: Heryy Heryy

Kim Min-seok siluman rubah tampan berekor sembilan, yang sudah hidup lebih dari 1000 tahun,Kim Min-seok hidup dengan menyembunyikan identitasnya sebagai seekor gumiho,Ia berkepribadian dingin dan juga misterius.

Dirinya menjalin hidupnya dengan kesepian menunggu reinkarnasi dari kekasihnya yang meninggal Beratus-ratus tahun yang lalu.

Kim Min-seok kemudian bertemu dengan Park sung-ah mahasiswi jurusan sejarah, saat itu dirinya menjadi dosen di universitas tersebut.

Mereka terjerat Takdir masa lalu yang mempertemukan mereka, mampukah Kim Min-seok mengubah takdir tragis di masalalu yang terulang kembali di masa depan.

apakah kejadian tragis di masalalu akan kembali terjadi kepada dirinya dan juga kepada park sung-ah.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Heryy Heryy, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

༿BAB༌༚11

Malam itu, setelah selesai bekerja paruh waktu di warung kopi, Park Sung-ah merasa sedikit lebih ringan. Hati dia masih sakit karena Baek Yi-jin, tapi kehadiran Yoo In-a yang selalu ceria membuatnya merasa tidak sendirian.

"Ayo, Sung-ah! Malam ini kita minum sedikit ya, biar lupa semua kesedihan!" ucap In-a dengan semangat, menarik lengan Sung-ah menuju warung minuman kecil yang terletak di sudut jalan, tempat mereka seringkali menghabiskan malam bersama.

Mereka duduk di meja luar warung, menghadapi jalan yang sibuk. In-a memesan dua gelas soju dan beberapa hidangan camilan—tteokbokki, odeng, dan samgyeopsal panggang.

Mereka bicara tentang banyak hal: kuliah, pekerjaan, dan cerita-cerita lucu yang terjadi di kampus. In-a selalu tahu cara membuat Sung-ah tersenyum, bahkan ketika hatinya sedang penuh dengan kesedihan.

Setelah meminum beberapa gelas soju, wajah mereka memerah dan badan mereka sedikit goyah—tapi mereka merasa senang dan bebas.

"In-a, aku senang banget punya temen kayak kamu," katanya Sung-ah dengan suara yang lemah tapi tulus, memegang tangan In-a.

In-a tersenyum lebar. "Aku juga senang punya temen kayak kamu, Sung-ah! Jangan pernah merasa sendirian ya—aku selalu ada untukmu!" ucapnya, lalu memegang tangan Sung-ah lebih erat.

Setelah selesai minum, In-a berdiri dengan langkah yang goyah. "Ayo, kita lanjut ke karaoke! Malam ini kita nyanyi sampai pusing, biar semua kesedihan hilang!" teriaknya dengan semangat, menarik Sung-ah pergi dari warung.

Mereka berjalan ke tempat karaoke yang terletak tidak jauh dari sana—tempat kecil yang tidak terlalu mahal, dengan ruangan-ruangan yang nyaman dan lagu-lagu yang banyak.

Mereka memesan ruangan kecil, menutup pintu, dan memulai memilih lagu. In-a pertama kali menyanyi—lagu pop Korea yang ceria dan penuh semangat.

Dia menari di depan layar, menggoyangkan tubuhnya dengan riang, membuat Sung-ah tersenyum lebar.

"Gimana, Sung-ah? Kamu mau nyanyi apa?" tanya In-a, memberikan remote ke Sung-ah.

Sung-ah memikirkan sebentar, lalu memilih lagu balada yang lemah dan menyentuh hati.

Dia mulai menyanyi dengan suara yang lemah tapi merdu, mata dia terlihat melamun ke arah layar. Lagu itu menceritakan tentang cinta yang hilang dan kesedihan yang tak terhindarkan—sesuatu yang dia rasakan saat ini.

In-a duduk di sampingnya, mendengarkan dengan tenang, matanya penuh dengan perhatian.

Setelah menyanyi satu bagian, In-a berdiri dan mulai menari lagi, coba membuat suasana lebih ceria. Dia berjalan ke depan Sung-ah, menggoyangkan pinggangnya, tapi tidak sengaja tersandung oleh kabel mikrofon yang tergeletak di lantai.

Dia meluncur, dan secara tidak sengaja menyenggol pundak Sung-ah dengan kekuatan yang cukup—membuat Sung-ah terjatuh ke sofa dengan bunyi yang lemah.

"Sung-ah! Maaf banget! Kamu baik-baik saja?" teriak In-a dengan khawatir, langsung mendekati dan membangunkannya.

Sung-ah mengangguk perlahan, tapi kepalanya tiba-tiba berputar dengan cepat. Dia merasa pusing dan mual, dan tiba-tiba—seolah-olah pintu yang tertutup selama lama tiba-tiba terbuka—kenangan-kenangan dari malam itu muncul kembali, satu demi satu, dengan jelas dan mendalam.

Dia melihat dirinya sendiri—mabuk dan sedih, berjalan di jalan yang sepi. Dia melihat dua orang laki-laki yang kasar mengikutinya, menangkap lengannya dengan kuat.

Dia mendengar suara mereka yang jahat, merasa ketakutan yang luar biasa. Lalu, dia melihat seseorang muncul dari kegelapan—seseorang yang tinggi dan tampan, dengan mata yang ceria tapi dingin.

Orang itu menyerang dua laki-laki itu dengan kecepatan dan kekuatan yang luar biasa, melindunginya dari bahaya.

Kemudian, momen yang dia selalu anggap sebagai mimpi—momen yang dia tidak bisa ingat dengan jelas—muncul dengan sangat jelas. Dia melihat dirinya sendiri bersandar di tubuh orang itu, berpikir bahwa itu adalah Baek Yi-jin.

Dia menarik dirinya lebih dekat, menyentuh wajahnya, lalu mencium bibirnya dengan cepat. Dan kemudian—dia melihat wajahnya. Bukan Yi-jin. Tapi Kim Min-seok—dosen sejarahnya yang selalu terlihat dingin dan misterius.

Sung-ah terkejut sepenuhnya. Matanya terbuka lebar, mulutnya terbuka tapi tidak bisa mengeluarkan suara apa-apa. Darahnya berhenti mengalir, dan dia merasa seolah-olah dunia itu berhenti berputar.

Semua yang dia anggap sebagai mimpi—semua itu benar-benar terjadi. Dia benar-benar mencium Kim Min-seok, dosennya sendiri.

"Sung-ah? Kamu baik-baik saja? Kamu terlihat pucat banget!" ucap In-a dengan khawatir, menepuk bahunya dengan lemah.

Sung-ah akhirnya bisa berbicara, suara dia serak dan gemetar. "In-a... malam itu... bukan mimpi. Aku benar-benar mencium seseorang. Dan orang itu... orang itu adalah dosen Kim Min-seok."

In-a terkejut, matanya juga terbuka lebar. "Apa? Kamu beneran? Dosen Kim? Bagaimana bisa? Kenapa kamu tidak ingat?" tanya dia dengan cepat, suara dia penuh dengan keheranan.

Sung-ah menundukkan kepala, air mata menetes ke lantai. "Aku tidak tahu, In-a. Aku mabuk parah malam itu, dan aku berpikir itu adalah Yi-jin. Tapi sekarang... semua ingatan itu kembali. Aku benar-benar mencium dia. Bagaimana aku bisa melakukan hal seperti itu? Dia adalah dosenku !" katanya dengan suara yang lemah, menangis dengan bebas.

In-a duduk di sampingnya, memeluknya erat. "Jangan sedih, Sung-ah. Itu bukan salahmu. Kamu mabuk parah, dan kamu berpikir itu adalah Yi-jin. Dosen Kim pasti memahami. Dia bukan orang yang buruk, kan?" ucapnya dengan suara yang lemah, membelai punggung Sung-ah.

Tapi Sung-ah tidak bisa mendengarnya. Pikirannya hanya terisi dengan wajah Kim Min-seok—wajah yang tercengang ketika dia menciumnya, wajah yang tampan tapi dingin.

Dia merasa malu dan bersalah. Bagaimana dia bisa mencium dosennya sendiri? Bagaimana dia akan menghadapi dia di kelas nanti? Apa dia akan diusir dari kampus? Semua pertanyaan itu muncul di benaknya, membuatnya semakin sedih dan takut.

1
𝓪𝓻𝓽𝓾𝓻 𝚝𝚎𝚖
crezy up thr
Almahira
🤭🤭🤭 kisss lagi🤭
𝓪𝓻𝓽𝓾𝓻 𝚝𝚎𝚖: ko kamu gak ada novel?
total 1 replies
Almahira
gue juga pengen 😭
Almahira
wah nafsunya memuncak, nih dosen 🤭
Almahira
wah udah Kiss kissan aja
Almahira
kaya adegan sinetron aja🤣
Almahira
pasti nangis lah jadi cewek kalo di kasih harapan palsu 😭😭
Almahira
wah di kasih harapan palsu,😭😭😭
Almahira
seneng banget tuh 🤭🤭
Almahira
kalau kaya gitu visualnya saya juga mau
Han Sejin: haaa🤣
total 1 replies
🐌KANG MAGERAN🐌
semangat
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!