Jadi Istri Pengganti Untukmu

Luna berada di kamar utama saat ini dan melihat-lihat seisi ruangan itu penuh takjub, Luna tidak berhenti berdecak kagum. bahkan kamar ini 5 kali lipat luasnya ketimbang kamar Luna di rumah orang tuanya.

Kamar ini tidak lain yaitu kamar Liam. seharusnya Lena yang menempati kamar ini, namun Luna mendengar gosip para maid kalau Lena bahkan tidak pernah menginjakkan kaki di kamar utama.

Sebenarnya apa yang terjadi? dan kakaknya hilang tanpa satupun jejak. Luna dan orang tuanya hanya tahu bahwa Lena melarikan diri dengan pria selingkuhannya. berita itupun langsung dari mulut asisten Dimitri dan tadi Luna mendengarnya langsung dari Tuan Liam.

Nomor serta akun sosial media Lena senyap, tidak bisa dihubungi sama sekali. mungkin benar, kakaknya melarikan diri dan menonaktifkan semuanya agar tidak bisa dihubungi. mengingat kembali sikap dingin William, pasti Lena tidak betah pikir Luna.

Ada sedikit kejanggalan dihati Luna, sebab Lena selama ini begitu baik dan pendiam. mana mungkin berani melanggar kontrak pernikahannya dengan William.

Yah... Lena menandatangani sejumlah persyaratan untuk menjadi istri William, itupun agar mengganti rugi kesalahan sang ayah yang menabrak mobil Rolls Royce kesayangan pria itu di sebuah gang sempit tak jauh dari rumah Luna.

Luna dan Lena saudari kandung tetapi bukanlah kembar, nama mereka cukup unik yang diberikan kedua orang tuanya. Lena berusia 25 tahun sementara Luna baru saja genap 19 untuk tahun ini.

"Usiaku bahkan berjarak 13 tahun dengan Tuan Liam yang pas banget berusia 32 tahun di bulan ini, astaga Luna..... kau resmi menyandang gelar simpanan om-om yang kalau sebutan saat ini itu......" Luna berpikir keras.

"Sugar baby, oh fuck!" Teriak Luna memaki nasib buruknya.

Ia memang berbeda dengan kakaknya yang pendiam, Luna berbanding terbalik dan sangat nakal di usianya saat ini.

Luna menghitung umur Liam dengan kalkulator ponselnya dan betul saja memang usia pria itu sudah berkepala tiga.

"Kalau memang ingin jadi wanita simpanan kenapa tidak katakan sejak awal. dengan begitu kita tidak perlu nikah agama." Suara Liam menyahut secara tiba-tiba dan mengagetkan Luna yang membelakangi pria itu.

"Akhh kaget, Tuan kenapa tiba-tiba ada disini. Tuan selalu ada dimana-mana?" Luna terlonjak dari tempatnya dan menatap sosok Liam yang ternyata berdiri di belakangnya.

'Tapi benar juga, aku bukan simpanan Tuan Liam, meski tidak tercatat secara hukum, sekarang aku juga salah satu istrinya. ah terkutuklah nasibmu Luna, padahal aku sudah jadi anak yang berbakti untuk ayah dan ibu.'

Batin Luna tersadar dan meratapi kenyataannya yang begitu pahit. "Seperti di judul sinetron, iparku istriku atau istriku adalah iparku, huwaaaa." Luna betingkah dan Liam masih mendengar celetuk gadis itu.

"Etssss tunggu dulu... siapa juga yang ingin menikah denganmu Tuan, berpikir pun tak sudi." Gumam Luna memaknai ucapan Liam barusan padanya dan menjawabnya begitu pelan.

"Kau berani berbicara seperti itu Luna? Aku mendengarnya!" Timpal Liam.

"Ahh maaf Tuan, saya tidak sengaja mengatakan kebenaran ini." Balas Luna dengan cepat ketika melihat Liam mendekatinya.

"Mansion punyaku, kamar punyaku, kamu juga milikku, kenapa kaget begitu?" Tambah Liam santai dan membuka kancing kemejanya satu persatu.

Luna terdiam, menelan salivanya dengan susah payah, matanya melotot saat dada kekar Liam begitu jelas di pandangannya. Pria itu perlahan membuka celana juga, menyisakan boxer saja.

"Tu-an mau apa? jangan itu dulu yah?" Kata Luna mulai takut dia akan diperkaos oleh Liam.

"Itu apa?" Goda Liam pada Luna dan meraih tangan Luna dan menyuruhnya memegang perut sixpack nya.

"Tuan, tolong lepaskan. ini menyalahi aturan rumah tangga kita!" Kata Luna enggan menyudahi perbuatan Liam.

"Aturan mana yang melarangmu Menyentuhku, aku juga bebas menyentuhmu kapan saja. ternyata otakmu cukup liar," Kata Liam mendorong pelan dahi Luna karena mata wanita itu jelas memerhatikan badan kekarnya. tangan Luna meraba-raba dada Liam membuat Liam susah bernapas.

"Aku mau mandi." Balas Liam, dia sudah puas membuat Luna salah tingkah.

Luna mengangguk lalu membiarkan Liam pergi begitu saja.

Plak! Luna memukul jidatnya.

"Astaga Luna, kau baru saja berpikiran mesum terhadap Tuan Liam. bagaimana ini, kalau aku hilang kendali apa yang bakal terjadi ahk. aku bisa memperkosa Tuan Liam dengan otak mesumku." Kata Luna menyadarkan dirinya untuk patuh pada kontrak perjanjian, Luna menyiapkan pakaian ganti Liam dan menaruhnya di atas tempat tidur. Luna berlalu ke dapur untuk mengisi air di teko kamar yang habis.

Sementara Liam yang mendengar celotehan gadis itu menyisakan senyum smirk di bibirnya. "Selalu menarik." Kata Liam.

Bersambung.....