NovelToon NovelToon
HASRAT SANG TUAN MUDA

HASRAT SANG TUAN MUDA

Status: sedang berlangsung
Genre:Hamil di luar nikah / Obsesi / Mengubah Takdir / Keluarga / Romansa / Pembantu / Tamat
Popularitas:28.2M
Nilai: 4.7
Nama Author: Mae_jer

Follow My IG : @mae_jer23

Geyara, gadis kampung berusia dua puluh tahun yang bekerja sebagai pembantu di rumah keluarga Cullen. Salah satu keluarga terkaya di kota.

Pada suatu malam, ia harus rela keperawanannya di renggut oleh anak dari sang majikan.

"Tuan muda, jangan begini. Saya mohon, ahh ..."

"Kau sudah kupilih sebagai pelayan ranjangku, tidak boleh menolak." laki-laki itu terus menggerakkan jarinya sesuka hati di tempat yang dia inginkan.

Tiga bulan setelah hari itu Geyara hamil. Masalah makin besar ketika mama Darren mengetahui sang pembantu di hamili oleh sang anak.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Mae_jer, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Pusing menghadapi mama dan kak Tini

Benar kata si tuan muda kemarin, bahwa dia akan sibuk selama beberapa hari ke depan. Entah laki-laki itu pergi kemana. Sudah empat hari ia tidak kembali ke rumah. Dan entah kenapa Yara kangen.

Wanita itu sudah bekerja kembali seperti biasa. Untung tidak dimarahi karena waktu itu tiba-tiba pergi begitu saja. Mbok Ipe walaupun tegas tapi baik hati. Jadi dia hanya menegur dengan ringan dan tidak sampai ketahuan nyonya Lika. Untungnya ada banyak sekali pembantu di rumah besar ini jadi nyonya besar mereka tidak memperhatikan sendiri kehadiran para pembantunya.

Kondisi papanya sudah membaik. Ia menelpon dan bertanya ke mamanya kemarin. Walaupun mamanya menjawab dengan suara ketus yang membuatnya kebingungan, yang penting dirinya sudah mengetahui kondisi papanya seperti apa. Yara sudah dapat ijin dari mbok Ipe, jadi nanti besok dia bisa ke rumah sakit buat besuk papanya.

Sekarang Yara sedang berada di bawah pohon di belakang rumah keluarga Cullen. Ia baru habis menyapu dan sedang bersantai. Wanita itu melamunkan si tuan muda.

"Kemana sebenarnya dia pergi?"

Gumamnya pelan. Terakhir kali sebelum Darren pergi, pria itu memperlakukannya dengan sangat  lembut. Bahkan mas Irgo tidak pernah selembut itu padanya. Yara mengeluarkan ponsel dari seragam pembantunya dan mencari nomor Darren yang dia simpan dengan inisial D.

"Untuk apa aku menelponnya? Dia saja tidak pernah menghubungiku. Akan kan hanya sebatas pelayan ranjangnya. Harga dirimu harus tinggi Yara. Laki-laki itu tidak menaruh hati padamu. Perbedaan kalian bak langit dan bumi." gumam Yara lagi pelan. Setelah itu ia menarik napas panjang dan kembali melanjutkan pekerjaannya.

"Yara!" Yara menatap ke arah panggilan.

"Ada apa Lusi?" Lusi berjalan mendekati Yara.

"Kata mbok Ipe kalau kamu mau ijin besuk papa kamu di rumah sakit pergi sekarang aja. Karena nanti besok ada pesta di rumah ini. Jadi kita semua bakal kerja full, nggak bisa ijin keluar."

"Pesta? Pesta apa?"

"Nggak tahu. Aku nggak sempat tanya ke mbok Ipe. Udah pergi aja sana, biar aku gantiin pekerjaan kamu."

"Makasih ya Lusi." Lusi memang paling baik padanya.

Setelah berganti seragam pembantunya dengan pakaian biasa, Yara langsung meluncur ke rumah sakit. Semua keluarganya di sana lengkap. Papanya sedang tertidur, kondisinya cukup baik. Yaya senang melihatnya.

"Kemana saja kamu Yara? Papa kamu lagi sakit tapi kamu seenaknya pergi-pergi!" kata mamanya ketus.

Tini disebelah sang mama juga menatap sinis padanya. Kakak beradik itu belum pernah saling menghubungi lagi semenjak kejadian waktu itu. Yara betul-betul marah dan merasa dikhianati oleh kakak dan tunangannya sendiri. Mas Irgo memang sempat menghubunginya beberapa kali tapi tidak dia angkat.

"Aku kerja ma." Yara menjawab mamanya.

"Kerja? Jadi pekerjaan kamu lebih penting dari papa kamu begitu?!" tukas wanita paruh baya itu kasar. Yara sampai kaget. Mamanya memang jarang berbicara lembut padanya, tapi tidak sekasar ini juga.

"Nggak gitu ma, mama tahu aku baru berhutang banyak pada majikan aku. Aku tetap harus kerja kan? Lagian aku tetap pantau keadaan papa dari jauh." Yara memakai alasan itu ke mamanya.

"Halah, jangan cari alesan kamu. Kalau memang kamu nggak datang, paling nggak kirimin kami uang. Kamu tahu biaya rumah sakit papa kamu itu tinggi sekali. Uang yang kemaren nggak cukup untuk biaya makan dan transportasi kakak kamu bolak balik ke rumah sakit. Kalau kakak kamu sudah berkorban gantian jagain papa kamu sama mama, berarti kamu juga harusnya berkorban uang dong. Kakak kamu sibuk kuliah aja masih bisa datang. Masa kamu nggak datang, nggak bisa kirimin uang? Liat papa kamu, masih lemah banget. Cuma kamu yang bisa cari uang buat keluarga kita sekarang."

Betapa sakitnya hati Yara mendengar kalimat panjang mamanya. Intinya hanyalah uang. Selalu begitu. Baik kakak dan mamanya selalu mengangkat masalah uang tiap kali bicara dengannya. Memangnya dia mesin uang apa? Dari SMP dia sudah dipaksa kerja meski harus sibuk belajar. Sampai sekarang mereka pun terus menekannya dengan masalah yang sama.

"Ma, kenapa mama sama kak Yara selalu minta uang ke aku sih?"

"Ya karena kamu yang kerja!"

"Tapi sekarang aku nggak ada uang. Gajiku minggu lalu sudah di ambil semua sama kak Tini. Aku bahkan punya hutang sama majikan aku. Terus kalian mau aku ambil uang di mana?" Yara tidak tahan lagi. Dulu dia selalu diam, sekarang tidak lagi. Tidak akan.

"Terserah kamu mau ambil di mana. Kamu kan biasa kerja, pasti tahu." Tini angkat bicara.

"Ya udah, kalo gitu kak Tini kerja juga. Setahu aku bisa tuh kuliah sambil kerja. Apalagi selama ini aku liat kak Tini lebih banyak bolosnya dengan alasan sakit."

"Kamu!"

"Ehem, maaf. Di sini kamar pasien. Bukan tempat kalian buat ribut-ribut begitu. Tolong keluar kalau masih mau bertengkar." seorang dokter berpenampilan keren masuk bersama seorang dua perawat.

Tini langsung cepat-cepat mengatur rambutnya. Dokter itu sangat tampan, namanya Arka. Nama lengkapnya Arka Camaro. Anak pemilik rumah sakit ini. Tini sudah mencari tahu semua tentang pria itu. Dokter Arka juga yang mengoperasi papa mereka. Alasan Tini selalu rajin ke rumah sakit pun karena dokter tampan itu. Irgo kalah jauhlah jelas. Kalau di kampung si oke, tapi kalau di kota jelas tidak ada apa-apanya. Tini harus mendekati laki-laki kaya raya seperti dokter Arka ini. Dia bermimpi menjadi istri dari anak sang pemilik rumah sakit. Hidupnya pasti enak sekali. Bergelimang harta dan bisa melakukan apapun yang dia mau.

"Maaf dok, adik saya memang selalu bikin emosi bawaannya." kata Tini mendekati dokter Arka dan berbicara semanis mungkin. Arka menatap ke perempuan muda lain di ruangan itu. Yara juga balik menatapnya. Mereka saling menatap. Entah kenapa Arka merasa wanita itu familiar.

"Yara, kamu keluar dulu. Jangan ganggu pekerjaan  dokter dan suster." usir Tini.

Yara tertawa hambar. Ia menatap mamanya yang langsung membuang muka darinya.

"Kalian semua keluar dulu." ucap dokter Arka.

"Semua dok? Tapi biasanya," Tini maju lebih dekat ke pria itu.

"Suster, tolong bawah mereka keluar."

Tini dan Weni mamanya terpaksa ikut keluar bersama Yara. Diluar mereka terus menyalah-nyalahkan Yara. Yara yang kesal hanya memilih diam. Mereka di rumah sakit, tidak sepantasnya ribut-ribut begini.

"Yara, kamu pergi ke kantin beliin kakak minum. Kakak sudah haus." perintah Tini.

"Kakak pergi saja sendiri. Memangnya nggak punya kaki?"

"Yara kamu!"

Yara memutar bola matanya malas lalu pergi dari situ. Tapi bukan untuk membelikan Tini minum. Terlalu bodoh kalau dia sampai pergi.

1
LibraGirls
jiaaaahhhhh vira elooo siapa sich mau ngatur² arka eh lo hanya sebatas suka bertepul sebelah tangan ya mau arka suka sama taya yg notaben 19 itu hak arka ibu aninun aja gk ngelarang ank mau sama siapa aja 😤😤
phity
kasian zia...mamanya sndiri menyebutnya anak haram tdk mengakuinya. sakit macam bgmn lgi thor yg paling parah dr luka berdarah manapun
Irah Santoso
ternyata yg jahat dan licik orang tuanya,zora cuma di jadin umpannya.semoga dpt cinta tulus dari arsen.
anonim
Yaaa mana mau Ansel tinggal se- rumah dengan Damian. Yang ada kepala Arsen pusing mulu, urat-urat mengencang semua. Bagi Arsen Damian menyebalkan, bikin naik pitam - bisa-bisa Ansel dapat darah tinggi

Sampai mendapat tegoran dari Kael, yang menurut pandangannya Daddynya sedang bertengkar sama Omnya.
LibraGirls
🥺🥺🥺🥺🥺🥺🥺🥺🥺🥺🥺🥺🥺🥺
Dian Rosita Rosita
Luar biasa
siti Komariyah
jangan" Zia sm Zidan sodaraan
Rosna Marleni
Ratna kelakuan mu yang haram
,kau menikmatinya sekarang kau malah mencaci hasil perbiatanmu sendiri...semoga Zia bisa keluar dari ibu durhakim seperti Ratna...
anonim
Arsen masih nambah wkwkwk.

Talia sebagai istri dan sebagai mama hampir sempurna. Memasak untuk keluarga, anak-anaknya membantu memasak - keluarga bahagia.

Kebahagiaan keluarga Talia menular kepada Ansel dan Zora.

Anak-anak Talia suka sama Om dan Tantenya - Talia bahagia melihatnya.

Damian datang, anak-anaknya riuh menyambutnya. Ucapan selamat pagi dari Damian - Talia dan Zora menjawab. Ansel mah wajahnya pasti langsung masam /Facepalm/
mang tri
mungkin ibunya zia diperkosa makanya beda ayahnya🥺
Tuti Tyastuti
𝚐𝚒𝚖𝚊𝚗𝚊 𝚜𝚒 𝚋𝚞 𝚛𝚊𝚗𝚝𝚗𝚊 𝚣𝚒𝚊𝚍𝚒 𝚋𝚒𝚕𝚊𝚗𝚐 𝚊𝚗𝚊𝚔 𝚑𝚊𝚛𝚊𝚖 𝚋𝚞𝚔𝚊𝚗𝚢𝚊 𝚍𝚒𝚊 𝚊𝚗𝚊𝚔𝚖𝚞🤔
Herman Lim
kayak hanya ayah tiri y bgs Sam Zia
LibraGirls
luar kota apa luar negri perasan tadi kata taya papanya keluar negri 😂
LibraGirls
😭😭😭😭😭😭😭😭😭😭😭😭😭😭😭😭😭😭😭😭😭😭😭😭😭😭😭😭😭😭😭😭😭😭😭😭😭😭
Muvita Rochmah
kayaknya pernah baca tokoh Ratna..di novel yang manan ya
Asyatun 1
lanjut
LibraGirls
jagan bilang km suka sama taya ya arka semntara km da celup tante nya kebayang gk tuuuuuu🙈🙊🙈🙈
Ais
khan terjawab sdh klo zia dan zidane kakak adik beda ayah apakah ibu kandung zia ini korban perkosaan makanya muak banget sm ayah biologis zia dan knp hny ayah sambungnya aja yg syg sm zia kasihan kamu zia😭😭
LANY SUSANA
kasihan zia hidup bersama ini kandung tp berasa ibu tiri ta😭😭
Atik Marwati
Zia 😭😭😭😭 kasihan banget
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!