Sosok Misterius

Erna dan Rangga saling menatap tak percaya. Ingin menolak pernyataan Ferdian tapi nyatanya banyak hal diluar sana yang tak bisa dijelaskan secara logika.

"Putri saya mendatangi pak Ferdi? Kenapa, apa yang terjadi?" Rangga memastikan ucapan Ferdian.

"Dia terjebak di dua dunia karena … keinginan terakhirnya." 

Erna tak bisa lagi berkata kata, hanya isak tangis yang terdengar pilu. Rangga memeluk tubuh lemas istrinya.

"Maaf, tapi pak Ferdi bisa tinggalin kami berdua sebentar?" pinta Rangga tanpa bermaksud tak sopan dan Ferdian memakluminya.

"Saya ada di taman kalau kalian butuh bantuan."

Ferdian melangkah pergi tepat disaat pintu dimensi gaib terbuka, Louise muncul dan segera menarik tangan Ferdian.

"Ikut aku!"

"Hei, apa yang terjadi!"

Louise tak menjawab, ia memaksa Ferdian untuk terus mengikutinya. Hantaman energi dahsyat menyapa Ferdian saat mereka keluar dari lubang dimensi. Ferdian terkejut, matanya menatap sosok gadis kecil berbaju merah yang kini melayang beberapa meter dari tanah. 

Pusaran angin kencang berputar mengelilingi gadis kecil yang sedang menundukkan kepala.

"Dia lepas kendali! Kekuatan jahat menemukannya dan kami kewalahan!" suara Louise nyaris tertelan deru angin ribut yang mulai menggerus apapun di sekitar Tami.

"Dimana Thomas, kenapa tidak minta bantuannya?!" Ferdian ikut berteriak kencang, suaranya pun nyaris tak terdengar.

"Kau penjaganya, kau kurirnya! Selama kau masih hidup maka hanya kau yang bisa mengendalikannya!"

"Apa? Bagaimana bisa, apa yang harus aku lakukan? Ini gila, aku nggak mungkin melakukannya Louise!"

Louise terlihat kesal, ia mendekati Ferdian dengan susah payah karena pusaran angin kini semakin kuat dan besar. 

"Hei, lihat aku baik-baik! Apa aku kelihatan bercanda sekarang? Kau, hanya kau yang bisa mengendalikan Tami! Cepat atasi dia sebelum dia berubah menjadi roh jahat sepenuhnya. Dan jika itu terjadi, mau tidak mau kamu harus menghancurkan roh gadis kecil itu!"

Ferdian terbelalak tak percaya, baru saja ia menawarkan kepada kedua orang tua Tami untuk bisa bertemu dengan roh putrinya dan sekarang ia harus menghancurkannya? Oh tidak, itu bukan pilihan terbaik!

"Jadi apa pilihanmu tuan yang baik hati?!" sarkas Louise pada Ferdian.

Ferdian menatap manik mata Louise yang kecoklatan, ia menoleh pada Tami dan memutuskan. "Aku sudah berjanji akan menemukan kedua orang tuanya, jadi aku tidak akan melanggarnya!"

"Good, jadi tangkap dan taklukan dia sekarang sebelum dia menghancurkan dimensi paralel ini!" Louise membakar semangat Ferdian.

Ferdian berjalan dengan susah payah menembus pusaran angin yang terus berputar kencang, sesekali ia menghindar dari benda padat yang ikut terbang di dalamnya. Tami masih di posisinya dan terlihat semakin melayang tinggi.

"Tami! Dengarkan aku, kau bisa melawannya! Aku menemukan ayah dan ibumu! Kendalikan dirimu Tami!"

Tami merespon, kepalanya yang menunduk perlahan mendongak, mata Tami menghitam sempurna, wajah imutnya berubah seram, bibirnya menghitam dan mengelupas.

"Dimana ayahku, dimana ibuku …," Tami bersuara serak dan parau. Suaranya menggaung dan bertumpuk.

"Turunlah sayang, ayolah kendalikan dirimu! Jangan biarkan mereka menguasai mu lagi! Apa kau tidak ingin bertemu dengan ayah dan ibumu!"

"Ayah, ibu?" Kepala Tami menggeleng pelan, lalu dengan kecepatan yang luar biasa ia menghampiri Ferdian. Mendekatkan wajah seramnya pada Ferdian seraya berteriak.

Sama seperti saat di rumah sakit teriakan Tami mampu meretakkan dan menghancurkan benda yang terbuat dari kaca. Serpihan kaca pun berhamburan dan melukai Ferdian. Untungnya mereka ada di dimensi paralel. 

Dimensi paralel sengaja diciptakan Thomas untuk menutupi jejak Tami dari mata gelap. Dimensi itu terdiri dari bangunan-bangunan kosong tak berpenghuni, mirip dengan duplikat kota. Ini dilakukan untuk mencegah Tami melukai manusia lagi. Tami hanya memiliki satu kesempatan dan jika kesempatan itu hilang maka Tami tidak akan pernah bisa mengikuti putaran akhir takdir. Tami akan hilang, musnah menjadi debu.

"Mereka kejam! Mereka tak sayang padaku! Mereka meninggalkanku, bahkan tak pernah menyebut namaku!" Tami kembali berteriak.

Ferdian memejamkan matanya, wajah Tami terlihat begitu menyeramkan dari dekat, rongga-rongga menganga terlihat jelas di beberapa bagian wajahnya seperti daun termakan ulat.

"Annisa!"

Tami yang masih melayang seketika berhenti berteriak, ia menatap Ferdian seolah menunggu pengulangan kalimat.

"Annisa, itu namamu yang sebenarnya Tami!"

Tami melunak, tubuhnya yang melayang melebihi tinggi Ferdian perlahan turun. 

"Annisa? Namaku Annisa?" tanya Tami berulang.

"Iya kau benar, namamu Annisa. Ayah dan ibumu menunggu diluar sana. Ia ingin bertemu denganmu dan mereka sangat rindu padamu, sayang."

Ferdian memegang lembut bahu Tami lalu membacakan mantra penenang, tak lama Tami perlahan kembali normal. Pusaran angin menghilang dan semua benda di dimensi paralel yang melayang kembali terjatuh.

"Anak pintar, sekarang ikut denganku. Kita temui orang tuamu."

Tami masih diam membisu, mulutnya bergumam dan menyebutkan namanya. "Annisa, namaku Annisa … Annisa bukan Tami,"

Ferdian mengernyit, ia menoleh ke arah Louise yang tengah memperhatikan sekitar. Hawa tak biasa mulai dirasakan Ferdian, kulitnya terasa panas dan nyeri, tekanan udara berat mulai dirasakan Ferdian, semakin lama semakin berat hingga ia kesulitan bernafas.

Ferdian seolah dipaksa menunduk oleh tekanan super yang terus menghimpit nya ke tanah. "Louise …,"

Tangannya ingin menggapai Louise tapi wanita cantik itu pun mengalami hal yang sama. Keduanya dilemahkan, keduanya dilumpuhkan oleh suatu kekuatan tak terlihat. Pembuluh darah Ferdian tak mampu lagi menahan tekanan besar, darah segar keluar dari hidung, mata dan telinganya.

"Annisa, A-apa yang kau lakukan?"

Tangan Ferdian menggapai tangan mungil Tami, ia kembali merapalkan mantra penenang dengan susah payah. Ferdian tak ingin kalah, Ferdian ingin menepati janjinya. Ia berjuang sampai batas kekuatan akhir. Hingga akhirnya sesuatu yang hangat mengaliri tubuh Ferdian.

Diambang batas kesadarannya, ia melihat wajah lelaki tampan berkulit bersih tersenyum padanya.

"Butuh bantuan?"

 

Terpopuler

Comments

Kustri

Kustri

penasaran gmn akhir kisah ferdi

2024-05-03

1

alena

alena

poin sudah aku serahkan semua ka,lia 😍

2023-05-24

3

Mikha

Mikha

Tengkiuu kak lia byk update hr ini 😘🙏🏼

2023-05-23

2

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!