Pengakuan Dosa

Badri pucat pasi, ia gemetar ketakutan baginya menjelajah dimensi ruang dan waktu adalah hal yang menyeramkan. Dia berpikir tidak akan bisa kembali lagi ke dunia nyata dan Ferdian adalah makhluk halus penculik manusia yang siap menyantapnya sebagai makanan.

Ya, ya siapa yang tidak takut ketika mengalami kejadian yang aneh bin ganjil seperti Badri.

"Jadi dia yang membunuh pak Hadi?" Ferdian bertanya dengan sedikit menekan.

Badri mengangguk cepat dengan tangan di tangkupkan di depan dada, "Bang tolong bang, lepasin! Kasian anak istri saya dirumah bang?!"

Ferdian tak mengindahkan, ia menyeret Badri untuk mendekati Aji yang masih mendengkur. Mereka masih berada dalam tabir dimensi gaib hingga tak akan terlihat manusia lain.

"Pastikan apa dia orangnya!"

Badri memperhatikan sejenak lalu mengangguk lagi dengan cepat. "Iya bang, bener ini orangnya!"

Pak Hadi muncul begitu saja persis di sebelah Badri. "Dia yang membunuhku mas?"

Badri yang menoleh dengan ragu ke arah pak Badri seketika berteriak kencang.

"Se-setaaan! Ampun pak Hadi, ampuuuun saya kapok nyolong duit pak! Tolong lepasin saya, janji dah habis ini saya tobaaaat!"

Pak Hadi dalam pandangan Badri ada dalam posisi terjelek nya, dengan darah membasahi separuh wajahnya. Tubuh kebiruan serta berbau busuk. Badri menangis tersedu sedu, Ferdian melepaskan tubuhnya dengan kasar. 

"Sebaiknya kau katakan yang sebenarnya! Akui perbuatanmu kalau tidak, aku akan membuatmu menyesal seumur hidupmu!" Ferdian mengancam Badri.

Disaat yang sama pak Hadi mendekatkan wajahnya pada Badri membuat lelaki berkulit gelap itu ketakutan setengah mati.

"Ampuuuun pak, maafkan saya! Janji saya nggak akan ngulangin lagi!"

"Jauhi Ilham dan jangan pernah datang lagi ke rumahku! Apa kau mengerti?" Tanya pak Hadi dengan tatapan mengerikan.

Badri segera mengangguk cepat, "Iya pak, pasti, janji!"

Pak Hadi menegakkan tubuhnya, "Apa yang harus kita lakukan mas? Kita nggak punya bukti kuat untuk seret orang dungu ini ke polisi."

"Hhhm bisa, bapak sendiri yang akan melakukannya." Ferdian tersenyum.

Lambang dari pin yang disematkan Thomas padanya berkilau dan bersinar terang menyinari pak Hadi sesaat. Tabir dimensi muncul bak permukaan air yang bergelombang.

"Waktunya pertunjukan, bangun kan dia pak dan beri dia pelajaran!"

Pak Hadi mengangguk, ia menembus dimensi gaib dan berdiri tepat di sisi Aji si pemabuk. Pak Hadi hadir dalam bentuk menyeramkan, ia menatap dingin lelaki yang membuatnya meregang nyawa.

"Aji …,"

Suara panggilan mistis terdengar meremangkan bulu kuduk siapapun yang mendengarnya membuat Aji mulai terusik.

"Aji …,"

Aji menggeliat, suara panggilan itu terasa bergema di kepalanya dan mengganggu tidur.

"Cck, siapa sih? Berisik! Atuuun, Naira, bisa diem nggak!" Suara berat dan serak namun cukup lantang itu keluar dari mulut Aji.

Matanya masih tertutup, ia belum menyadari kehadiran arwah pak Hadi. Ferdian yang gemas membantu pak Hadi dengan meniup telinga Aji.

"Aaarrgh, brengsek! Siapa yang ganggu aku!"

Aji seketika terbangun dari tidurnya, hidungnya mengendus endus merasakan bau menyengat yang tak sedap. 

"Apa ini, bau banget, sampah atau bangkai tikus?" 

Bulu halus di tubuhnya mulai meremang, tubuhnya bereaksi tak wajar, "Atuuun! Nairaaa!" Ia kembali berteriak.

"Dekatkan wajahmu pada lelaki brengsek itu pak!" Perintah Ferdian menahan geram.

Pak Hadi menurut, ia sedikit membungkuk di sisi kiri Aji meniupkan hawa busuk ke wajah pria yang kini mulai terusik nyalinya.

"A-apa ini? Rasanya aneh dan …," mata Aji bertumbukan dengan mata merah penuh darah pak Hadi.

"A-a-aaarrrgh … se-se-setaaan!" Aji seketika gemetar dan menarik dirinya ke sudut ranjang, berlindung dengan kedua tangannya.

"Pergi! Pergiiii!" 

"Aajiiii … kenapa kau membunuhku!"

Pak Hadi terus melancarkan serangan mental untuk menakuti Aji. Ranjang dimana Aji berada bergoyang ke kanan dan ke kiri membuat tubuh besar Aji ikut bergoyang. Aji memegang erat tepian ranjang berteriak histeris sambil memohon ampun.

"Maafkan aku! Maafkan akuuu!" teriaknya sambil menangis.

Pak Hadi terus meneror Aji, Ferdian terkekeh geli ia ikut andil dalam menciptakan suasana menyeramkan. Menyalakan dan mematikan lampu, melempar benda-benda ke arah Aji. Tentu saja semua itu dilakukannya dari dimensi gaib, dengan kekuatan yang diberikan Thomas.

Badri meringkuk ketakutan di kaki Ferdian, ia tak berani menatap sosok pak Hadi yang juga terus menari nari di pikirannya. Tak hentinya ia bergumam meminta maaf dan memanggil manggil nama sang istri.

Badri yang angkuh, sombong, dan tak peduli dengan dosa kini meringkuk tak berdaya dengan celana basah oleh air seni nya sendiri. Ia ketakutan setengah mati.

Aji terus berteriak histeris, ia berusaha melepaskan diri dari sosok pak Hadi yang terus mengejarnya. Pak Hadi bak lem tikus yang menempel pada korbannya, tak mau lepas dan terus membuntuti Aji kemana pun ia berlari. Mata Aji tak lepas dari sosok mengerikan penuh darah itu, ia berlari kesana kemari mengabaikan seruan Bu Atun.

Wanita itu terus memanggil manggil nama Aji tapi tak dihiraukan oleh suaminya itu. Aji seolah tak melihat keberadaan Atun. Ferdian tertawa terbahak bahak melihat aji bertingkah seperti orang gila.

"Ampun, ampun pak Hadi! Saya ngaku salah saya minta maaf!" Aji berkata disela Isak tangis sambil memeluk salah satu pohon pisang yang ada di kebun tak jauh dari rumahnya.

"Sudah cukup puas pak Hadi? Kalo sudah kita antar dia ke kantor polisi setempat sebelum dia …," Ferdian menghentikan kalimatnya tapi kemudian ia tertawa terbahak bahak.

Tubuh aji melorot ke bawah dan pakaiannya basah oleh keringat bercampur urine persis seperti Badri.

"Aku rasa sudah cukup waktunya mengantar mereka berdua ke kantor polisi."

Ferdian melangkah mendekati Aji, tabir dimensi gaib terbuka hingga dirinya terlihat oleh Aji. 

"Ampuuuun, saya masih pengen hidup …,"

"Masih pengen hidup tapi kamu bunuh orang yang tak berdosa?! Nggak salah kamu?!" hardik Ferdian sambil berjongkok dan menatap tajam lelaki yang sudah lemas itu.

"Ampuuuun, saya khilaf … saya cemburu karena Atun selalu pulang larut dan pasti bawa sesuatu dari sana.," Jawabnya disisa tenaga.

"Cemburu? Istri kamu itu kerja mati matian buat bayar semua hutang kamu, kalau nggak ada juragan Hadi jadi apa kamu, heh!"

Suara Aji terdengar lirih menjawab ia sudah kehabisan energi. Ferdian menggelengkan kepala lalu kembali berkata.

"Dengarkan aku, pergi akui kesalahanmu pada polisi atau kau bakal terus dihantui pak Hadi?!"

"Jangaaaan, iya iya … aku mengaku! Tapi tolong suruh dia pergi! Tolong aku!" Aji kembali menangis seperti anak kecil.

Ferdian berdiri dan menoleh ke arah Badri yang juga ketakutan. "Mari kita antar para pecundang ini ke penjara pak!"

Ferdian lagi-lagi membuka pintu dimensi membawa keduanya ke kantor polisi. Ia melepaskan keduanya ditempat yang tak menarik banyak perhatian orang. Ferdian membisikkan ancaman pada keduanya hingga mata mereka terbelalak dan segera berlari menuju pos pengaduan lalu mengakui kesalahan mereka.

Sesekali keduanya menoleh ke belakang menatap ke arah Ferdian dan arwah pak Hadi. Ferdian tersenyum dari jauh dan melambaikan tangan pada mereka. Aji dan Badri kembali histeris mereka bahkan meminta masuk ke dalam sel demi terlepas dari dua sosok hantu bagi mereka.

"Apa yang mas bisikkan? Mereka ketakutan sekali."

"Hhhm, sesuatu yang membuat mereka tak bisa makan dan tidur."

"Apa itu mas?" Pak Hadi kembali bertanya.

"Rahasia perusahaan, ayo kita selesaikan urusan dengan Ilham kita harus mengejar kereta malam!"

Ferdian tersenyum ganjil sebelum pergi meninggalkan tempat itu, ia hanya mengancam akan membawa Aji dan Badri ke neraka dan memanggangnya hidup-hidup. Setelah kejadian ganjil yang menimpa keduanya bisa dipastikan mereka langsung percaya pada ancaman Ferdian. 

Terpopuler

Comments

FiaNasa

FiaNasa

aji & Badri sama² Pesing tuh masuk kantor polisi 🤣

2024-04-29

0

Mahesa

Mahesa

sama setan takut tapi sama Tuhan ga takut.

2024-04-26

0

Ali B.U

Ali B.U

ha ha ha ha ha.,!!!
lanjut lah

2023-07-28

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!