Masalah Baru

Ferdian berdiri termangu di depan rumahnya. Ia urung untuk masuk kedalam rumah meski ia sangat menginginkannya.

"Mia, aku pulang." gumamnya lirih.

Suara tawa dan canda terdengar dari dalam rumah, Ferdian tersenyum pahit. Dari balik jendela ia bisa melihat Mia dan Agung sedang mengobrol santai sambil menikmati makan malam.

Ferdian menatap haru, "Aku senang kalian baik-baik saja."

Agung terlihat lebih dewasa, ia bahkan membantu Mia membersihkan piring kotor usai makan. Hal yang sangat jarang terjadi saat Ferdian masih bersama.

"Mah, besok kita masak apa ya? Besok ulang tahun papah lho." Agung bertanya usai mencuci piring.

Mia tak menjawab langsung, matanya membayang bersiap meneteskan bulir bening yang tertahan.

"Mah, sudahlah jangan nangis terus. Papah udah tenang disana, Agung juga kehilangan … sangat kehilangan malah, tapi kalo kita gini terus kasian papa kan?"

"Maaf Gung, mamah cuma kangen sama papah kamu."

"Agung tahu mah, Agung juga kangen banget sama papah. Tapi papah pasti juga nggak mau kita sedih terus. Papah juga tahu kita sayang banget sama papah meski papah nggak bisa sama-sama kita lagi."

Agung memeluk tubuh Mia yang berguncang. Tangisnya pecah mengingat sang suami yang pergi tanpa pesan. 

Malam itu adalah malam terakhir dirinya melihat Ferdian. Malam setelah Mia pulang dari rumah sakit, Ferdian hanya mengatakan akan menjalankan tugas di perusahaan milik Thomas. Perusahaan yang sampai detik ini pun Mia tak tahu menahu dimana itu.

Malam itu Mia bahkan tak mendengar suara apa pun, begitu juga dengan Agung. Keduanya tertidur begitu lelap hingga esok harinya sebuah kabar duka disampaikan Dimas.

Ferdian tewas dalam kecelakaan mobil, mayatnya ditemukan memakai seragam masinis lengkap. Hancur hati Mia mendapati suami tercintanya pergi tanpa pesan untuk selamanya. Kepergiannya membawa sejuta tanya yang masih menjadi misteri dalam benak Mia. 

Terlalu janggal baginya, terlalu mendadak, lalu siapa wanita cantik berbaju kuning itu? Apakah Ferdian melakukan sesuatu di belakangnya dengan wanita misterius itu? Kenapa Ferdian pergi dengan meninggalkan uang dalam jumlah banyak? Itulah sedikit dari sejumlah pertanyaan yang ada di benak Mia. 

Tapi takdir tak bisa dilawan, Ferdian telah pergi meninggalkan sejumlah kenangan dan juga kelegaan. Lega karena terbebas dari pinjaman online yang mencekik, lega karena bisa memiliki rumah impian, lega karena tak perlu lagi memikirkan biaya sekolah Agung.

Tapi seandainya boleh memilih, Mia tak ingin semua itu. Mia hanya ingin Ferdian kembali. Ia ingin berkumpul bersama lelaki yang menjadi cinta pertama dan terakhirnya itu. Andai serakah diperkenankan, Mia ingin Ferdian tetap disisinya dengan kondisi mereka saat ini. Menikmati hari-hari indah tanpa tekanan, bersama, utuh dalam kehangatan keluarga.

Ferdian hanya diam terpaku menatap dua orang yang dicintainya dari kejauhan. Ingin rasanya ia mendekat dan memeluk mereka berdua tapi itu tak mungkin. Perjanjian darah itu mengikatnya hingga akhir, perjanjian itu tak memungkinkan dirinya untuk menampakkan diri pada keluarganya.

"Semoga kalian selalu dalam lindungan-Nya. Maafkan aku yang harus pergi meninggalkan kalian sendiri."

"Mereka akan baik-baik saja." suara Louise menyapa Ferdian, wanita cantik itu muncul dengan misterius.

"Apa yang terjadi setelah aku pergi Louise?"

"Kami membuat tiruan dirimu," jawabnya singkat membuat Ferdian terkejut.

"Tiruan? Bagaimana bisa?"

Louise tersenyum dan balas tatapan Ferdian. "Magic! Tidak ada yang tak bisa dilakukan dengan sihir. Kami membuat duplikat mu terlibat dalam kecelakaan hebat.

"Jadi bagi mereka aku ini sudah, mati?"

"Yup,"

Ferdian berpikir sejenak, lalu menatap Mia dan Agung yang masih berpelukan saling menguatkan.

"Louise, jadi perjanjian yang aku buat dengan Thomas berlaku selamanya?"

"Sayangnya begitu, bukankah tertulis dalam kontrak?" tanya balik gadis cantik bergaun kuning itu.

Ferdian tersenyum getir, "Entahlah, aku bahkan tak membacanya dengan teliti. Pikiranku hanya satu, terbebas dari semua masalah hutang."

Ferdian terkekeh geli sesaat menyesali kebodohannya sebelum kembali bicara, "Entah aku ini tertipu atau memang sudah jalan takdirku."

"Takdir, dan ini jawaban dari umpatan tak sopan mu!" Louise mengerlingkan mata lalu berbalik pergi meninggalkan Ferdian.

"Sebaiknya kau cepat sayang, Tami tak punya waktu banyak! Kekuatan jahat akan mengambilnya segera jika kau tak menyelesaikan misi mu!" serunya sebelum menghilang dibalik dimensi gaib.

Ferdian mengingat kejadian sebelum bertemu Thomas, ia memang mengumpat dan menuduh Sang Kuasa atas nasib buruk yang dialaminya. Ucapan Louise benar, apa yang dijalani Ferdian saat ini adalah jawaban dari umpatannya.

Ferdian menarik nafas dalam-dalam, "Setidaknya mereka bahagia sekarang."

"Paman? Apa mereka keluargamu?" Tami muncul dan ikut melihat ke arah yang sama. 

"Ya, mereka anak dan istriku."

"Aku juga rindu ayah dan ibu," suara Tami terlihat menahan tangis.

Ferdian berjongkok menyamakan tinggi dengan Tami, ia merapikan anak rambut Tami ke belakang telinga.

"Kita akan mencarinya, ok? Paman akan membantumu."

Tami mengangguk senang, ia menautkan jemari ke tangan Ferdian membuat lelaki berusia tiga puluhan itu tersenyum.

"Kita pergi?" tanya Tami yang diikuti anggukan Ferdian.

*

*

Lima belas tahun lalu, Tami dan kedua orang tuanya hendak pergi mengunjungi sang nenek setelah sekian lama merantau. Tami, gadis kecil yang saat itu berusia enam tahun sangat senang dan begitu antusias dengan perjalanan kereta yang baru kali pertama dilakukannya.

Tami begitu aktif bahkan ketika hari sudah gelap dan tak terlihat apa pun di luar jendela. Ayah dan ibu Tami yang kelelahan tertidur dan Tami lepas dari pengawasan. Tami bermain di gerbong dan tanpa disadari ia berpindah ke gerbong lain ketika ada orang dewasa yang membuka pintu antar gerbong.

Saat kecelakaan terjadi Tami berada di gerbong pertama setelah lokomotif. Satu dari tiga gerbong yang mengalami kerusakan parah. Tami tewas dalam kondisi mengenaskan. Ayah dan ibunya berhasil selamat dan mengalami shock berat. 

Ferdian membawa Tami menembus batas ruang dan waktu informasi yang didapat dari Thomas ibu dari Tami berada di salah satu rumah sakit jiwa. 

"Kenapa kita disini paman?" tanya Tami yang merasa asing dengan keadaan sekitar.

"Rumahmu sudah lama dijual oleh keluarga untuk biaya perawatan ibu kamu dan …,"

Ferdian menghentikan langkahnya, lalu menurunkan sedikit tubuhnya. "Keadaan mereka tak lebih baik dari keadaan kamu, sayang. Ibumu sakit dan dia dirawat disini."

Tami menunduk lesu, "Apa karena aku, paman?"

Ferdian tersenyum mengusap lembut rambut gadis kecil yang murung. "Bukan, bukan karena kamu tapi karena mereka sangat sayang Tami."

"Benarkah, tapi kenapa mereka tidak pernah menjengukku bahkan memanggil namaku sekali saja." matanya mulai berkaca-kaca.

"Apa? Benarkah itu?" Tami mengangguk dan Ferdian terkejut, ada sesuatu yang harus dipastikan terlebih dahulu olehnya.

Kondisi Tami sepertinya lebih rumit dari perkiraannya. Tami mengatakan orang tuanya tak pernah menyebut namanya. Ini sedikit aneh karena seharusnya dalam setiap doa akan ada nama yang tersebut di dalamnya. Pikiran Ferdian dipenuhi berbagai pertanyaan, dan ia butuh bantuan.

'Louise bisakah kau datang?'

Pintu dimensi terbuka beberapa detik kemudian dan Louise muncul menjawab permintaan Ferdian.

"Merindukanku?"

Terpopuler

Comments

Kiki Rizkia Apriliani

Kiki Rizkia Apriliani

adakah keajaiban kelak ferdian akan kmbli brsma anak istri nya? itu crta versi kasat mata nya gmn y, apakah ferdian meninggal beneran? trus mnggle knpa apa tau2 hilang? stlh trkhr dtg k rmh baru trus gmn dr pov manusia

2024-05-01

0

Kiki Rizkia Apriliani

Kiki Rizkia Apriliani

owalah trjwb dsni😁

2024-05-01

0

Wandi Fajar Ekoprasetyo

Wandi Fajar Ekoprasetyo

Louis sepertinya suka nih sama ferdian

2024-04-03

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!