CTD16

Disepanjang jalan menuju Cafe, Zaa yang masih mengingat adegan ciuman panas Brayen dengan seorang wanita dan bahkan masih terekam jelas diotaknya Zaa, bahkan adegan itu seperti kaset rusak yang terus berputar-putar.

'Kenapa rasanya sesakit ini ya Allah.'

"Sudah sampai non..?" Suara tukang Ojol menyadarkan lamunan Zaa.

"Ehh... maaf pak." Zaa yang baru sadar kalo sudah sampai, langsung membayar dan masuk kedalam Cafe.

Ririn yang melihat Zaa masuk Cafe dengan muka kusut bahkan matanya masih terlihat sembab.

"Loe kenapa Zaa? loe habis nangis?"

"Eng... " Zaa menatap Ririn." gak papa tadi hanya kemasukan debu pas dijalan." Mencari alasan agar temanya tidak curiga.

"Apa loe ada masalah, cerita sama gue."

"Gak ada. aku baik-baik saja."

"Tapi muka loe gak nunjukin baik-baik saja Zaa.!" kesal Ririn bereaksi sedikit bernada keras. karna sudah dipastikan terjadi sesuatu terhadap Zaa.

"tidak apa-apa jangan khawatir, sudah ayo kita kerja lagi." buru-buru Zaa berjalan dan masuk kebelakang, untuk menghindar.

"Maaf Rin bukanya aku gak mau cerita,tapi aku juga bingung kenapa aku bisa Sekacau ini, padahal dia bukan siapa-siapa aku.." Zaa

☘️☘️☘️

Dikantor Brayen yang tidak bisa konsentrasi dengan Pekerjaannya dibuat prustasi. karna sedari tadi bayangan Zaa selalu mengganggu pikirannya.

"Aku tidak bisa terus-terusan begini,yaa aku harus menemui Zaa, aku akan jelaskan ke dia semuanya.!"

Brayen yang merasakan kepalanya berdenyut hanya bisa memijit pangkal hidungnya.

Suara ketukan pintu menyadarkan Brayen dari pikirannya yang kacau.

"Masuk.!"

"Tuan ada pertemuan dengan Claen pukul tiga sore diCafe Xxx." Sam yang datang keruangan Brayen memberi tahu kalau ada pertemuan dengan Claenya.

"Hem... kenapa harus dicafe Xxx?"

"Saya juga kurang tau tuan,karna Asisten Mr.Cris Anderson, yang Mereservasi tempatnya."

"Baiklah kita berangkat sekarang."

"Mungkin aku bisa menemui Zaa untuk minta maaf ."

Brayen melihat jam yang melingkar ditangan nya sudah pukul 14:30. Bersiap untuk menemui Claen nya diluar.

Setelah 30menit berkendara Sam yang mengemudi sudah sampai diparkiran cafe.

"Sudah sampai tuan." Sam membukakan pintu mobil untuk Brayen, tapi pria itu tak bereaksi.

"Tuan...anda baik-baik saja.?" Brayen baru saja tersadar karna suara Sam sedikit meninggi.

"Kau berteriak padaku Sam.!" Ray menatap tajam Sam karna sudah mengagetkannya.

"Maaf tuan." Sam menunduk "tapi kita sudah sampai."

Buru-buru Brayen keluar dari dalam mobil, karna tidak ingin Asistenya itu melihatnya yang sedikit gugup, karna kepergok melamun.

Seorang pembisnis handal dan terkenal pria dingin dan kaku, bisa frustasi kepada seorang gadis. bahkan sudah berhasil Menjungkir balikan dunia nya.

Brayen memasuki Cafe dengan langkah lebar nya, menuju kesebuah ruangan VIP yang sudah dipesan untuk pertemuan dengan Claenya.

Sesampainya didepan pintu Sam membukanya, dan didalam sudah ada dua orang pria yang seumuran dengan nya, bahkan kalo dilihat masih muda dibawah umur Brayen.

"Maaf lama menunggu tuan Cris." Brayen mengulurkan tangan nya,dan menyapa ramah kepada rekan kerjanya.

"Tidak apa-apa tuan Brayen, kami juga buru sampai." sambil menerima uluran tangan Brayen"Silahkan duduk tuan." Ucapnya sopan.

Setelah berbincang membahas kerja sama antara mereka berdua. Setelah 30menit akhirnya menyetujui kesepakatan.

"Terimakasih tuan Brayen mau menerima kerja sama ini. Saya sangat senang dan beruntung bisa menjalin kerja sama dengan perusahaan terbesar anda ini." Pujian serta Ucapan terimakasih Cris lontarkan kepada Brayen. karna dia senang bisa diterima kontrak kerja samanya.

Siapa yang tidak ingin menjalin kerjasama dengan perusahaan ABRAHAM COR'P . Perusahaan yang bergerak di bidang perhotelan, industri dan masih banyak dibidang lainya. karna Brayen terkenal dengan sepak terjang kepintaran dan keahliannya untuk selalu memenangkan tender-tender besar diluaran sana.

"Saya juga terimakasih, karna anda juga pembisnis hebat. mau menjalin kerja sama dengan perusahaan saya tuan." Brayen membalas ucapan rekannya dengan sedikit senyum.

"Baiklah kita makan dulu, sepertinya barusan kita sudah menguras tenaga, untuk pembahasan kita tadi." Cris pun sedikit tergelak dengan ucapan nya barusan.

"Yaa sepertinya sedikit menguras tenaga." Brayen membalas dengan sedikit kekehan.

Setelahnya pintu dibuka dari luar, dan masuklah dua orang pelayan Cafe, Laki-laki dan perempuan. tak lain adalah Erik dan Zaa.

Zaa sempat terpaku sebentar karna matanya bertemu dengan tatapan mata Brayen

Zaa yang menyadari Brayen sedang menatapnya intens segera mengalihkan pandangan nya.

"kau menghindari tatapanku Zaa.."

Brayen menatap Zaa dengan nanar, nyeri didadanya kian terasa melihat wanita pujaan nya tidak mau membalas tatapan nya.

Setelah selesai menaruh semua pesanan dimeja Erik dan Zaa pun lekas keluar.

"Tunggu nona.!"

Tiba-tiba suara Cris menghentikan Zaa yang sudah bebalik.

Zaa yang merasa dipanggil, berbalik menghadap Cris. karna ia enggan menatap Brayen yang sedari tadi menatap kepadanya terus.

"Maaf..ada yang bisa saya bantu Tuan?" Zaa menjawab dengan sedikit menundukan kepala, Bahasa tubuh sopan seorang pelayan Cafe.

Sedangkan Erik sudah lebih dulu keluar dari ruangan itu.

"Apa nona tidak mengenali saya?" tanya Cris.

Zaa yang mendapat pertanyaan itu, mengerutkan keningnya berfikir apa mereka saling kenal.

Brayen yang melihat interaksi rekan kerjanya dengan gadisnya pun sedikit dibuat kesal. apa Cris mengenali Zaa.

"Maaf.. saya tidak ingat tuan siapa?" tatapan polos dan Binggung Zaa membuat kedua pria itu gemas melihatnya.

"Jangan lagi kau tunjukan wajah menggemaskan mu itu lagi didepan pria lain gadis nakal." Brayen membatin.

"Sungguh wajah yang menggemaskan," batin Cris tersenyum simpul.

"Dzakira Humaira.. lulusan Sekolah Taruna Bangsa."

"Iya_bagaimana anda bisa tau?" jawab Zaa tambah Binggung. karna memang Zaa sewaktu sekolah bukanlah gadis yang Famouse dikalangan sekolahnya. dia hanya berteman akrab hanya dengan Dian.

"Perkenalkan saya Cris Anderson?" Cris memperkenalkan dirinya. dan mengulurkan tangan nya kepada Zaa.

Zaa yang melihat tangan Cris membalas nya,meskipun masih belum bisa mengingat Cris yang mana saat masa SMA.

"Masih belum ingat nona?" Cris bertanya kembali.

Zaa menatap lekat-lekat wajah Cris dengan expresi bingung dan berfikir. bahkan Zaa tidak sadar membuat laki-laki yang juga ada didepan nya sudah menahan rasa cemburu karna Zaa menatap Cris dengan intens.

Sedetik kemudian Zaa membulatkan matanya, setelah berpikir keras Zaa baru bisa ingat siapa Cris.

"Cris si ketua basket dan moss wanted karna terkenal palayboy." Zaa pun memekik dengan kencang.

Zaa dan Cris memang berbeda tingkat, karna Cris menjadi kakak kelas. Cris yang terkenal ketua basket dan playboy jadi tidak mungkin satu sekolah tidak mengenal Cris.

Cris yang merasa aib remaja nya terbongkar didepan asistenya dan rekan kerjanya pun sedikit malu. karna sifat playboy nya dulu masih melekat sampai sekarang.

"Anda membuka aib remaja saya nona." Cris menjawab dengan mengusap tengkuknya yang tidak gatal. berusaha agar tidak terlihat malu didepan rekan nya.

"Ehh maaf tuan saya tidak bermaksud." sambil menggaruk kepalanya yang tidak gatal, Zaa jadi canggung tidak enak hati jadinya kan.

"It's oke.. jangan panggil saya tuan, panggil Cris saja kita kan berteman satu sekolah."

"Emm baiklah.. C-Cris." sedikit canggung tapi Zaa tersenyum manis kearah Cris.

Dan senyum Zaa barusan membuat pria yang juga disebelahnya mengepalkan tangan nya kuat. menahan gejolak hati yang kian panas bahkan sampai ubun-ubun.

"maaf tuan Brayen, karna asik bicara dengan teman lama saya, sampai lupa tuan Brayen disini." Cris sedikit tidak enak.

"Tidak apa-apa tuan." Brayen menjawab dengan wajah datar dan sorot mata dingin. menahan kesal dan cemburu dengan pria yang sedari tadi bicara dengan gadisnya.

"huh memang nya aku ini nyamuk yang tidak terlihat..karna kau terlalu asik mengoceh dengan gadisku..!" maki Ray dalam hati.

Zaa yang baru ingat ada Brayen, seklebat bayangan adegan menjijikan bagi Zaa kembali terlintas.

"Kalo begitu saya permisi tuan-tuan..saya harus bekerja." tidak mau terlalu lama diruangan bersama pria itu Zaa segera undur diri.

"Baiklah lain kali kita akan bertemu dan mengobrol lagi." Cris menjawab dengan senyum terbaiknya. mungkin bagi Cris senyuman itu bisa meluluhkan para wanita yang melihat nya. tapi Cris tidak tau bahwa senyumnya tidak berlaku pada Zaa seorang.

"Heemm baiklah C-Cris, aku permisi."

Setelah bisa keluar dari ruangan itu, Zaa bisa bernafas lega. "huff syukur bisa cepat keluar." mengelus dadanya merasa lega bisa menghindar dari Brayen.

TBC

Terpopuler

Comments

aca

aca

cmburu lah lu aja ciuman ma jalang gmna perasaan za

2024-04-27

1

Oke Lewe-Sumah

Oke Lewe-Sumah

oke lewerissa
Bagus alur certanya membuat penasaran

2024-03-16

1

T'renz

T'renz

lanjutkan semoga alur ceritanya tidak bikin boring...

2022-11-10

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!